BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Produk

dokumen-dokumen yang mirip
Desi Harsanti Pinuji

MAKALAH MANAJEMEN OPERASIONAL DESAIN PRODUK DAN JASA

Product Development Process

SAP PRODUCT LIFECYCLE MANAGEMENT

DESAIN PRODUK DAN JASA

TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk Materi #1 Genap 2014/2015. TIN305 - Perancangan dan Pengembangan Produk

EMA302 Manajemen Operasional

DESAIN PRODUK DAN JASA

BAB III DISAIN PRODUK

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

TUGAS AKHIR. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

*Bagaimana menerjemahkan kebutuhan pelanggan yang subyektif menjadi target yang tepat untuk langkah pengembangan selanjutnya?

Standar Kualitas Internasional

BAB II LANDASAN TEORI. dicapai pada suatu periode tertentu dan mengukur seberapa jauh terjadinya

Sejarah Quality Function Deployment

TEKNIK PENGOLAHAN HASIL PERTANIAN

Proses Riset Pemasaran

BAB I PENDAHULUAN. dan perusahaan harus cepat tanggap terhadap perubahan pasar. Perusahaan harus

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 3. Gasal 2014

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERANCANGAN PRODUK. Chapter 4. Gasal 2014

RUANG LINGKUP MANAJEMEN BIAYA

BAB II LANDASAN TEORI

PRODUCT DATA MANAGEMENT DALAM KAITAN DENGAN CAD/CAM

STRATEGI OPERASI DI LINGKUNGAN GLOBAL

SINTESIS FUNGSI-FUNGSI BISNIS

BAB II LANDASAN TEORI. skala bisnis kecil sampai menengah sebagai strategi utama untuk bersaing di

Karakteristik dan Proses Perancangan Karakteristik Perancangan Model Perancangan Produk

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT (SCM)

BAB II LANDASAN TEORI

Sistem Produksi. Produksi. Sistem Produksi. Sistem Produksi

Integrated Marketing Communication II

BAB III PERUMUSAN MASALAH

KEWIRAUSAHAAN III. Power Point ini membahas mata kuliah Kewirausahaan III. Endang Duparman. Modul ke: Arissetyanto. Fakultas SISTIM INFORMASI

LANDASAN TEORI. memberikan informasi mengenai barang atau jasa dalam kaitannya dengan. memuaskan kebutuhan dan keinginan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pelanggan telah semakin besar. Semakin banyak pihak yang menaruh perhatian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 3 Mengumpulkan Informasi & Memindai Lingkungan

SEMINAR MANAJEMEN PEMASARAN

LIFE-CYCLE COSTING 6.1 PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Materi Minggu 10. Implementasi Strategik, Evaluasi dan Pengawasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh para konsumen dalam memenuhi kebutuhannya. Kualitas yang baik

Entrepreneurship and Inovation Management

MAKALAH MANAJEMEN PEMASARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemasaran modern. Bauran pemasaran dapat didefinsikan sebagai serangkaian alat

Objek Pembelajaran. Objek Pembelajaran. Pertemuan 2 Klasifikasi Sistem Informasi

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. terjadi, problem sentral yang dihadapi perusahaan-perusahaan saat ini adalah

Manajemen Operasional DESAIN & PENGEMBANGAN PRODUK

PEMELIHARAAN PERANGKAT LUNAK (SOFTWARE MAINTENANCE)

MANAJEMEN PRODUKSI. Drh. Isnardono MM LEMBAGA PELATIHAN KERJA MANAJEMEN WIRAUSAHA DAN PRODUKTIVITAS PBM TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan output yang memenuhi tujuan sistem tersebut. lainnya yang ditentukan oleh manajemen.

ACTIVITY BASED MANAGEMENT (ABM)

BAB II LANDASAN TEORI. para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan penjualan

PERENCANAAN PRODUK. Amalia, S.T., M.T.

BAB I PENDAHULUAN. Tingginya tingkat persaingan dunia industri akhir-akhir ini menuntut

PENGELOLAAN BIAYA MANUFAKTUR PADA LINGKUNGAN TEKNOLOGI MANUFAKTUR MAJU. Oleh : Edi Sukarmanto Th. 1 Abstrak

SIKLUS PRODUKSI. Tiga fungsi SIA dasar dalam siklus produksi, yaitu:

BAB II TARGET COSTING. 2.1 Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. sebagai dasar membuat perkiraan atau pengambilan keputusan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. barangnya ke pemakai akhir. Perusahaan biasanya bekerja sama dengan perantara untuk

BAB II LANDASAN TEORI. karyawan, jumlah jam kerja dalam seminggu, nomor bagian persediaan, atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini situasi persaingan dalam dunia usaha semakin ketat.

SISTEM PENGEMBANGAN PRODUK BAGAIMANA MEMBUAT HOUSE OF QUALLITY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 METODE PENELITIAN

Chapter 1 The software quality challenge

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM INFORMASI FUNGSI BISNIS

MANAJEMEN PEMASARAN NILAI PELANGGAN, KEPUASAN PELANGGAN LOYALITAS PELANGGAN

BAB IV KERANGKA PEMIKIRAN

Zaenal. Sugiyanto. TQM (Total Quality Management)

ANALISA PROSES BISNIS

TUGAS SISTEM INFROMASI AKUNTANSI 2 SIKLUS PRODUKSI

PERANCANGAN PROSES 81

BAB I PENDAHULUAN. pemenuhan kebutuhannya. Perkembangan ini menciptakan suatu persaingan yang

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang berdampak pada semakin luasnya kesempatan kerja. Sehingga persaingan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian peluang pasar menurut Kotler (2008) adalah suatu bidang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin menonjol akan kompleksitas, persaingan, perubahan, dan

Minggu-4. Product Knowledge and Price Concepts. Pengembangan Produk Baru (new product development) By : Ai Lili Yuliati, Dra, MM

BAB I PENDAHULUAN. itu perusahaan jasa berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada konsumen,

Inisiasi V Strategi Produk & Daur Hidup Produk. Selamat berjumpa. Jadwal tutorial yang telah kami kirimkan menunjukkan pada

HARIRI, SE., M.Ak Universitas Islam Malang 2017

Jenis Metode Pengembangan Perangkat Lunak

BAB II LANDASAN TEORI

Tantangan Pengembangan Produk Baru

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan bisnis yang semakin meningkat secara ketat berdampak

Optimalisasi Pengembangan Produk sebagai Cara Hidup Perusahaan. (Penulis: Deddy Supriyadi)* Dimuat di Co-Value Ikopin April 2010.

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses produksi merupakan hal yang sangat penting dalam perusahaan

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. turut meningkatkan angka permintaan produk peternakan. Daging merupakan

TUGAS SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Semua organisasi mempunyai maksud dan tujuan. Mereka membuat dan menjual berbagai produk atau menawarkan jasa-jasa tertentu. Organisasiorganisasi perusahaan harus selalu menyesuaikan desain produk dan jenis jasa yang mereka tawarkan dengan apa yang dibutuhkan dan diinginkan para konsumen. Organisasi-organisasi kemasyarakatan, seperti kantor-kantor pemerintah, juga harus mencoba untuk melaksanakan misinya dengan sebaik mungkin untuk melayani masyarakat. Salah satu fungsi manajerial terpenting dalam semua jenis organisasi itu adalah menjamin bahwa masukan-masukan berbagai sumber daya organisasi menghasilkan produk-produk atau jasa-jasa yang dirancang secara tepat, atau keluaran-keluaran yang dapat memuaskan keinginan para langganan. Berbagai desain produk dan jasa baru muncul menjadi kenyataan karena seseorang percaya bahwa ada kebutuhan akan produk atau jasa tersebut. Adalah tanggung jawab para manajer untuk selalu menemukan produk-produk dan jasajasa baru yang mungkin ditawarkan oleh organisasi. Selain itu manajer operasi harus membangun sebuah sistem pengembangan produk yang memiliki kemampuan untuk melahirkan, merancang, dan memproduksi produk yang membuat perusahaan memiliki keunggulan bersaing. Di saat produk berjalan melintasi siklus hidupnya (perkenalan, pertumbuhan, kematangan, dan penurunan), pilihan yang harus diambil oleh manajer operasi berubah-ubah. Baik produk yang diproduksi maupun jasa mempunyai teknik yang bervariasi untuk membantu menjalankan aktivitas ini secara efisien. Bab ini akan membahas bagaimana merancang dan mengembangkan produk-produk baru, serta merancang kembali produk-produk lama.

BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Produk Setiap barang atau jasa yang sudah masuk pada fase perkenalan, dapat didefinisikan, yaitu berdasarkan fungsinya, untuk apa barang atau jasa itu digunakan. Perusahaan mendesain suatu produk dengan tujuan bagaimana meningkatkan fungsi-fungsinya. Selanjutnya, definisi suatu produk dilihat dari aspek desain seperti warna, bentuk, dan ukurannya yang dapat diterima pasar. Gambaran teknis (engineering drawing) merupakan dimensi dan toleransi atas bahan baku yang dibeli, atau bahan baku yang diproduksi yang dapat dipergunakan sebagai komponen di dalam proses produksi. Gambaran ini menunjukkan standar kualitas atau mutu bahan baku yang menjadi komponen yang akan dipakai dalam proses produksi. Kartu stok (Bill of Materials/BOM) merupakan daftar dari tiap-tiap komponen dengan uraiannya, jumlahnya dan berapa kebutuhan yang diperlukan untuk memproduksi suatu barang. BOM merupakan dokumen yang dibuat berdasarkan hasil desain produk dan menjadi dasar bagi manajer produksi untuk melaksanakan proses produksi, sehingga proses produksi dapat menghasilkan suatu produk yang sesuai dengan desain yang ditentukan dalam pengembangan produk. Suatu produk yang telah didesain untuk memproduksinya membutuhkan dokumen seperti berikut ini : Gambaran teknis assembling (assembly drawing), yang merupakan cara pengelolahan suatu produk. Gambaran teknis biasanya merupakan gambaran tiga dimensi, berupa gambaran isometrik (yang menggambarkan setiap komponen dan cara penggabungannya). Urutan penggabungan komponen (chart assembling), merupakan bentuk skematik bagaimana suatu produk di-assembling, dibeli komponennya atau dikombinasikan, serta alur tiap komponen sesuai dengan subassembling yang ada untuk menghasilkan suatu produk akhir.

Daftar alir komponen (route sheet), merupakan aturan operasional untuk mengassembling dan inspeksi kebutuhan untuk memproduksi suatu komponen dengan bahan baku yang spesifik berdasarkan bill of materials. Order (work order) adalah instruksi untuk membuat sejumlah item produk dan bagian-bagiannya yang dilengkapi dengan skedul pembuatannya. Pemberitahuan perubahan teknik (engineering change notice/ecn), merupakan koreksi teknik akibat modifikasi dari gambaran teknik atau bill of materials. Sistem perencanaan produk (cofiguration management), merupakan sistem dari perencanaan produk dan perubahan komponen yang secara akurat dikenali dan dikendalikan secara akuntabilitas atas perubahan pemeliharaannya. Strategi Produk dengan Keunggulan Bersaing Strategi produk disusun dengan melakukan seleksi atas keinginan pelanggan, baik pelanggan tingkat lokal, regional maupun tingkat dunia yang sesuai dengan acuan patokan (benchmarking) yang ditetapkan perusahaan. Selanjutnya mendefinisikan produk yang akan dihasilkan ke dalam sistem manajemen operasional dan implikasinya, dilanjutkan dengan membuat desain produk yang akan diproduksi melalui manajemen operasional. Sebagai contoh; strategi Toyota yaitu merespons secara cepat perubahan pelanggan. Desain produk mobil A di dalam industrinya dilakukan secara cepat, di mana desain produk mobil A sudah harus mulai dikembangkan sebelum umur desain A mencapai dua tahun, kemudian ditindaklanjuti dengan penghentian produksi desain A pada tahun ketiga. Maksudnya bahwa produk berdasarkan satu desain produksinya paling lama hanya tiga tahun, sesudah itu sudah harus ada perubahan dengan menciptakan desain produk baru. Produk jam tangan Seiko di desain dengan strategi multi desain, dan setiap desain dikembangkan dengan tipe generasi seperti; untuk orang tua (lelaki dan wanita), orang muda (teeneger s), sampai untuk anak-anak sekolah dasar (SD). McDonalds mendesain produk siap saji (fast food s) dengan bahan daging ayam yang berdasarkan budaya tiap-tiap negara adalah daging yang tidak haram,

seperti India, Indonesia, dan Malaysia, serta Timur Tengah. Selanjutnya produk dikembangkan dengan pelengkap minuman ringan yang bervariasi. Siklus Kehidupan Produk (Product Life Cycle) Product Life Cycle (PLC) yang menggambarkan lahirnya suatu produk baru sampai pada kematian suatu produk yang dikatakan sudah lama. Secara sederhana, konsep ini menyatakan bahwa hampir semua produk baru yang ditawarkan kepada masyarakat akan menjalani suatu siklus kehidupan yang terdiri atas empat tahap dalam periode waktu terbatas. Tiap tahap dalam PLC, membuka kesempatan-kesempatan baru dan menimbulkan masalah-masalah baru bagi manajemen produksi. Bila diketahui kedudukan produk dalam siklus kehidupannya, maka dapat dirumuskan rencana perbaikan desain dan pengembangan produk yang lebih baik. Secara ringkas keempat tahap PLC tersebut dapat diperinci sebagai berikut : 1. Tahap pengenalan (introduction). 2. Tahap pertumbuhan 3. Tahap kejenuhan 4. Tahap penurunan Analisis Produk Berdasarkan Nilai Manajer operasi yang efektif memilih produk yang terlihat paling menjanjikan. Ini merupakan prinsip Pareto (yakni, fokus pada permasalahan yang sedikit tetapi penting, dan bukan pada permasalahan yang banyak tetapi sepele) yang diterapkan pada bauran produk. Analisis produk berdasarkan nilai (product by value analysis) mengurutkan produk secara menurun berdasarkan kontribusi dollar individu masing-masing produk bagi perusahaan. Analisis ini juga mengurutkan kontribusi dollar tahunan total dari suatu produk. Kontribusi rendah perunit dari satu produk tertentu mungkin akan terlihat sama sekali berbeda jika ia mewakili sebagian besar penjualan perusahaan. Laporan produk berdasarkan nilai membuat manajemen dapat mengevaluasi strategi yang mungkin untuk setiap produk. Hal ini mungkin meliputi penambahan arus kas (sebagai contoh, peningkatan kontribusi dengan meningkatkan harga jual atau menurunkan biaya), peningkatan total penerimaan

dari penjualan dan laba bersih, peningkatan penetrasi pasar (meningkatkan kualitas dan mengurangi biaya atau harga), atau mengurangi biaya (memperbaiki proses produksi). Laporan juga memberitahu manajemen, produk mana yang harus dihilangkan dan yang mana yang gagal dan tidak membolehkan adanya investasi lebih lanjut pada penelitian dan pengembangan atau modal. Laporan memfokuskan perhatian manajemen pada arahan strategi untuk setiap produk serta analisis biaya operasional agar tetap efisien. Mengetahui bagaimana menemukan dan mengembangkan produk baru dengan sukses merupakan suatu keharusan. Satu teknik untuk menghasilkan ide produk baru adalah brainstorming. Walaupun perusahaan dapat memasukkan brainstorming dalam beragam tahapan pengembangan produk baru, umumnya akan bermanfaat bila secara langsung disertai semangat dapat memusatkan perhatian pada peluang tertentu, sebagaimana dituliskan di bawah: 1. Memahami pelanggan merupakan permasalahan dasar dalam pengembangan produk baru. Banyak produk penting biasanya dipikirkan pertama kali dan bahkan dibentuk oleh pengguna dan bukan oleh produsen. 2. Perubahan ekonomi menyebabkan meningkatnya tingkat kemakmuran pada jangka panjang tetapi siklus ekonomis dan harga berubah pada jangka pendek. 3. Perubahan secara sosiologis dan demografis mungkin muncul pada beberapa faktor seperti berkurangnya ukuran keluarga. Trend ini mengubah preferensi pada ukuran rumah, apartemen, dan mobil. 4. Perubahan teknologi yang membuat segalanya mungkin, mulai dari komputer genggam, telepon genggam hingga jantung buatan. 5. Perubahan politik/peraturan menghasilkan perjanjian perdagangan yang baru, tarif, dan juga persyaratan kontrak dengan pemerintah. 6. Perubahan lain dapat muncul melalui kebiasaan pasar, standar profesional, pemasok, dan distributor. Pengembangan Produk Banyak perusahaan semakin menyadari bahwa pengembangan produk baru dan perbaikan produk secara terus menerus merupakan kunci pertumbuhan

dan kelangsungan hidup perusahaan. Dalam kondisi persaingan modern, perusahaan yang tidak melakukan usaha inovasi akan menghadapi risiko lebih besar untuk kehilangan pasarnya. Konsumen dan industri pemakai selalu menginginkan produk baru dan produk lebih baik yang dapat meningkatkan pemenuhan kepuasan mereka. Langkah-langkah yang diikuti dalam pengembangan produk baru terdiri atas lima langkah berikut ini : 1. Pencarian gagasan. 2. Seleksi produk. 3. Desain produk pendahuluan. 4. Pengujian (testing). 5. Desain akhir (final). Bagi perusahaan-perusahaan jasa, tahap desain akhir bersangkutan dengan penetapan standar-standar dan prosedur-prosedur pelayanan. Sebagai contoh, dalam kasus sebuah bank, standar waktu tunggu untuk berbagai tipe pelayanan bank dapat ditentukan. Pengembangan produk baru ini bukanlah pekerjaan yang mudah, karena adanya berbagai hambatan, antara lain : 1. Kurangnya gagasan (idea) pengembangan produk baru yang baik. 2. Kondisi pasar yang semakin bersaing, karena banyaknya persaingan dan berbagai produk substitusi. 3. Batasan-batasan yang semakin bertambah dari masyarakat dan Pemerintah. Sebagai contoh, perlindungan akan keselamatan lingkungan, dan keamanan pemakaian produk. 4. Biaya proses pengembangan produk baru yang sangat mahal; karena untuk dapat menghasilkan beberapa produk baru, perusahaan harus mengembangkan sejumlah besar gagasan produk baru. Dan dari sejumlah besar gagasan ini hanya sedikit yang sukses diperkenalkan ke pasar sebagai produk. 5. Tingginya tingkat kegagalan produk baru dalam pemasarannya, karena ternyata tidak memenuhi pengharapan konsumen atau tidak dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen. 6. Jangka waktu kehidupan produk baru yang pendek, karena setelah

produk baru secara komersial sukses, maka dalam waktu singkat banyak perusahaan lain meniru dan membanjiri pasar dengan produk mereka. Quality Function Deployment (QFD) Quality Function Deployment (QFD) berkaitan dengan (1) menetapkan apa yang akan memuaskan pelanggan dan (2) menerjemahkan keinginan pelanggan pada desain yang ditargetkan. Idenya adalah untuk memahami keinginan pelanggan dan memperkenalkan solusi proses alternatif. Informasi ini kemudian dipadukan dalam desain produk yang terus berubah. QFD digunakan di awal proses desain untuk membantu menetapkan apa yang dapat memuaskan pelanggan dan kemana penyebaran usaha-usaha berkualitas. Satu alat QFD adalah rumah kualitas (house of quality). Rumah kualitas merupakan teknik grafis untuk menjelaskan hubungan antara keinginan pelanggan dan produk atau jasa. Hanya dengan menetapkan hubungan ini seorang manajer operasi dapat membangaun produk dan proses dengan keistimewaan yang diinginkan pelanggan. Penerapan hubungan inilah yang merupakan langkah awal membangaun sistem produksi tingkat dunia. Untuk membuat rumah kualitas, dilakukan enam langkah dasar : 1. Kenali keinginan pelanggan. 2. Kenali bagaimana produk/jasa akan memuaskan keinginan pelanggan. 3. Hubungkan keinginan pelanggan dengan bagaimana produk akan dibuat untuk memenuhi keinginan pelanggan tersebut. 4. Kenali hubungan antar sejumlah bagaimana pada perusahaan. 5. Buat tingkat kepentingan. 6. Evaluasi produk pesaing. Kemampuan untuk Diproduksi dan Rekayasa Nilai Kemampuan untuk Diproduksi dan Rekayasa Nilai (manufacturability and value engineering) memperhatikan perbaikan desain dan spesifikasi pada tahapan pengembangan produk mulai dari penelitian, pengembangan, desain, dan produksi. Selain pengurangan biaya yang nyata dan langsung terlihat, desain agar barang dapat diproduksi dan rekayasa nilai juga menghasilkan keuntungan lain. Di antaranya adalah:

1. Mengurangi kompleksitas produk. 2. Standardisasi tambahan komponen. 3. Perbaikan aspek fungsional produk. 4. Memperbaiki desain pekerjaan dan keamanan pekerjaan. 5. Memperbaiki kemudahan pemeliharaan produk. 6. Desain yang tanggung. Kemampuan untuk diproduksi dan aktivitas rekayasa nilai mungkin merupakan teknik terbaik yang ada untuk menghindari biaya pada manajemen operasi. Hal tersebut dapat menghasilkan peningkatan nilai dengan memusatkan perhatian untuk mencapai spesifikasi fungsional yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dengan cara yang optimal. Desai produk mempengaruhi semua aspek pengeluaran operasional. Karena itu juga, pengembangan proses perlu memastikan evaluasi desain secara menyeluruh sebelum berkomitmen untuk memproduksi. Permasalahan Desain Produk Untuk mengembangkan sebuah sistem dan struktur organisasi yang efektif, telah ditambahkan beberapa teknik penting untuk merancang suatu produk yaitu: 1. Desain yang Tangguh 2. Desain Modular 3. Computer-Aided Design (CAD) 4. Computer-Aided Manufacturing (CAM) 5. Teknologi Virtual Reality 6. Analisis Nilai 7. Desain yang Ramah Lingkungan Desain Pelayanan Desain pelayanan merupakan cara perusahaan untuk memberikan pelayanan yang terbaik terhadap konsumen. Tujuan dari desain pelayanan adalah mengurangi tingkat komplain dari konsumen untuk diantisipasi oleh perusahaan secara maksimal. Cara untuk memaksimalkan pelayanan terhadap konsumen

dapat dilakukan dengan jalan : 1. membuat desain pelayanan 2. membuat desain pelayanan 3. membuat desain pelayanan Aplikasi Pohon Keputusan dalam Desain Produk Pohon keputusan dipergunakan untuk memutuskan suatu produk baru secara baik, banyaknya variasi yang dibutuhkan sesuai dengan permasalahan manajemen. Bentuk pohon keputusan dapat diikuti melalui prosedur berikut : 1. Mencari alternatif yang memungkinkan dan pernyataan kebiasaan yang terjadi ke dalam pohon, termasuk pernyataan alternatif dengan tidak melakukan apa-apa. 2. Setiap hasil akan merupakan cabang dari pohon. Merupakan tempat untuk mengembangkan hasil menjadi penambahan cabang. 3. Pohon keputusan bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai harapan (expected value) dari setiap keputusan yang diambil. Selanjutnya, setiap keputusan uraiannya dimulai dari kanan dari pohon keputusan, sedangkan titik cabang keputusan dinyatakan dengan node. Transisi Menuju Produksi Akhirnya, suatu produk, baik itu berupa barang atau jasa, telah dipilih, didesain, dan diterapkan. Produk telah berkembang dari sebuah ide menjadi definisi yang fungsional, dan kemudian mungkin menjadi sebuah desain. Sekarang, majemen harus membuat keputusan untuk mengembangkan lebih lanjut dan memproduksi atau menghentikan ide produk. Saat keputusan dibuat, biasanya ada satu periode produksi percobaan untuk memastikan desain benar-benar dapat diproduksi. Ini merupakan uji kemampuan untuk diproduksi. Percobaan ini juga memberikan staf operasi kemungkinan untuk mengembangkan peralatan yang sesuai, prosedur pengendalian kualitas, dan pelatihan karyawan untuk memastikan bahwa produk dapat dimulai dengan sukses. Pada akhirnya, saat produk dianggap dapat dipasarkan dan diproduksi, manajemen lini akan melimpahkan tanggung jawab.

Beberapa perusahaan menunjukkan seorang manajer proyek, sementara yang lainnya menggunakan tim pengembangan produk untuk memastikan transisi dari pengembangan ke produk berjalan dengan sukses. Kedua pendekatan ini memungkinkan rentang yang luas perlunya sumber daya dan potensi sukses untuk memastikan produksi yang memuaskan dari sebuah produk yang masih dalam kondisi berfluktuasi. Pendekatan ketiga adalah perpaduan pengembangan produk dan organisasi manufaktur. Pendekatan ini menjadikan perpindahan sumber daya antara dua organisasi mudah, di saat kebutuhan berubah. Tugas manajer operasi adalah membuat perpindahan dari litbang ke produksi tanpa gejolak atau sehalus mungkin.

BAB III PENUTUP KESIMPULAN Setelah berbagai produk dan jasa dirancang, spesifikasi-spesifikasinya harus diterjemahkan ke berbagai sistem pemrosesan yang menciptakan produk atau menyediakan jasa. Disain proses phisik untuk produksi barang-barang dan jasa-jasa ini menyangkut serangkaian keputusan tentang seleksi proses, pemilihan teknologi dan perencanaan proses. Keputusan-keputusan harus dibuat tentang tipe proses, derajat otomatisasi, macam mesin yang akan digunakan, dan sebagainya. Disain proses tidak semata-mata hanya merupakan masalah teknik tetapi juga menyangkut pertimbangan-pertimbangan sosial, ekonomi dan lingkungan.