PENDAHULUAN. banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. tanaman dagang yang sangat menguntungkan, dengan masukan (input) yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan dapat diartikan sebagai suatu proses peningkatan kualitas

Mulai. Pengumpulan Data. Tidak. Cukup. Ya Formulasi Masalah. Evaluasi Aspek. Selesai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara pertanian, artinya memegang peranan penting dari

HASIL SENSUS PERTANIAN 2013 (ANGKA TETAP)

BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN SIMALUNGUN

PENDAHULUAN. berlangsung secara terus menerus, berkesinambungan dan peran serta petani dan

BAB I PENDAHULUAN. usaha pertanian (0,74 juta rumah tangga) di Sumatera Utara.

BAB I PENDAHULUAN. lagi sayuran dan buah buahan, karena kedua jenis bahan makanan ini banyak

BAB I PENDAHULUAN. Produksi pangan di negara-negara sedang berkembang meningkat. Sekalipun

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan karena sektor pertanian mampu memberikan pemasukan dalam

PENDAHULUAN. dengan sektor pertanian karena merupakan sumber pangan pokok.

BAB I. PENDAHULUAN. Kedelai merupakan komoditas yang bernilai ekonomi tinggi dan banyak memberi

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian memiliki beberapa sektor seperti peternakan, perikanan, perkebunan,

PRODUKSI CABAI BESAR, CABAI RAWIT, DAN BAWANG MERAH TAHUN 2014

Provinsi Sumatera Utara: Demografi

Sejak tahun 2008, tingkat kemiskinan terus menurun. Pada 2 tahun terakhir, laju penurunan tingkat kemiskinan cukup signifikan.

maupun daerah untuk mempercepat tercapainya pembangunan ekonomi. lahirnya dua produk undang-undang, yaitu Undang-undang No.

BAB I PENDAHULUAN. oleh karena pupuk kimia lebih mudah diperoleh dan aplikasinya bagi tanaman

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara, penyedia lapangan kerja, dan juga sebagai sumber

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Simalungun Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

BAB I PENDAHULUAN. tanaman pangan. Sektor tanaman pangan adalah sebagai penghasil bahan makanan

Lampiran 1. Data Luas Panen dan Produksi Kabupaten/Kota di Sumatera Utara Tahun

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam meningkatkan perkembangan ekonomi Indonesia. Hal ini

Lampiran 1 Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Per Kapita Menurut Kabupaten/Kota Atas Dasar Harga Konstan (Rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. ada dua faktor alam lain yang ikut memberi corak pertanian Indonesia. Pertama,

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, isi kebun di Indonesia adalah berupa tanaman buah-buahan,

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perkebunan merupakan sektor yang berperan sebagai penghasil devisa

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai merupakan salah satu tanaman palawija penting di Indonesia.

PENDAHULUAN. diantara dua benua besar Asia dan Australia, dan di antara Lautan Pasifik dan

PERBANYAKAN BENIH SUMBER PADI DAN KEDELAI DI SUMATERA UTARA MELALUI UPBS

BAB I PENDAHULUAN. Bagi Indonesia, jagung merupakan tanaman pangan kedua setelah padi. Bahkan di

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk yang menguntungkan kan adalah jamur konsumsi. konsumsi atau sering dikenal dengan istilah mushroom merupakan bahan

Lampiran 1 REALISASI DANA ALOKASI UMUM (DAU) KABUPATEN / KOTA PROVINSI SUMATERA UTARA (Tabulasi Normal dalam Rupiah) TAHUN

BAB III TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DAN KEMISKINAN DI KABUPATEN/KOTA PROPINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dikembangkannya tanaman kelapa sawit di Indonesia pada tahun 60-an,

I. PENDAHULUAN. dibandingkan jumlah kebutuhan manusia untuk mencukupi kebutuhan hidupnya

KEMISKINAN ASAHAN TAHUN 2015

BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI SUMATERA UTARA

PENDAHULUAN. dan banyak penduduk masih bergantung pada sektor ini, sehingga di masa

BAB I PENDAHULUAN. Produksi dari suatu usaha penangkapan ikan laut dan perairan umum sebahagian

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, dalam upaya untuk meningkatkan taraf hidup maupun kesejahteraan rakyat.

BAB II GAMBARAN OBJEK UMUM PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar

I. PENDAHULUAN. nasional terutama dalam penyediaan lapangan kerja, sumber pendapatan bagi

Tahun Jan Feb Maret April Mei Juni Juli Agust Sept Okt Nov Des

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber mata pencarian mayoritas penduduknya. Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. Kedaulatan pangan adalah konsep pemenuhan pangan melalui produksi lokal.

I. PENDAHULUAN. dan sumber devisa negara, pendorong pengembangan wilayah dan sekaligus

BAB II GAMBARAN UMUM KABUPATEN SIMALUNGUN. II.1. Letak Geografis dan Sejarah Kabupaten Simalungun

PENDAHULUAN. masakan guna menambahkan cita rasa dan kenikmatan makanan. Hampir setiap

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN. diikuti oleh peningkatan konsumsi beras nasional.penduduk Indonesia

Lampiran 1. Tabel Daftar Pemerintahan Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan pemekaran kabupaten Simalungun. Adanya pergantian anggota dewan untuk 5 tahun ke depan pasca

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I. PENDAHULUAN. yang signifikan, dimana pada tahun 2010 yaitu mencapai 8,58% meningkat. hingga pada tahun 2014 yaitu mencapai sebesar 9,91%.

I. PENDAHULUAN. tantangan, menyesuaikan diri dalam pola dan struktur produksi terhadap

I. PENDAHULUAN. sebagai pihak yang menyewakan lahan atau sebagai buruh kasar. Saat itu,

Sumatera Utara. Rumah Balai Batak Toba

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahun dengan laju kenaikan lebih dari 20% (Adisarwanto, 2000). Indonesia dengan luas areal bervariasi (Rukmana, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses yang menyebabkan. pendapatan perkapita suatu masyarakat meningkat dalam jangka panjang

Disampaikan Oleh: SAUT SITUMORANG Staf Ahli Mendagri Bidang Pemerintahan

RINCIAN LABUHANBATU UTARA TEBING TINGGI BATUBARA ASAHAN TANJUNG BALAI NAMA DAN TANDA TANGAN KPU PROVINSI

Sumber : Dinas Pertanian Sumatera Utara, 2010.

BAB II GAMBARAN LOKASI PKLM. A. Sejarah Singkat Kantor Pelayanan Pajak Pratama Pematang Siantar. perpaduan dari beberapa unit organisasi yaitu :

Lampiran 1. Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Buah Manggis Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 latar Belakang Tanaman karet memiliki peranan yang cukup besar dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. sejarah ekonomi dan selalu menarik untuk dibicarakan. Pengangguran adalah

Lampiran 1 Daftar Kabupaten/ Kota, Sampel

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan Pembangunan Nasional, sebagaimana diamanatkan dalam. Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan

Lampiran 1. Jumlah Penduduk Di Provinsi Sumatera Utara Tahun Jumlah Penduduk (Jiwa)

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. B. Latar Belakang. Di era perkembangan jaman ini semua serba dituntut cepat dan tepat

BAB I PENDAHULUAN. Siklus pengelolaan keuangan daerah merupakan tahapan-tahapan yang

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit, berasal dari daerah tropis di Amerika Barat yang penting

,85 8,44 - Sumatera Utara ,01 Sumber : Sumatera Utara Dalam Angka 2012, Badan Pusat Statistik Provinsi Sumatera Utara

AGRIBISNIS UBI KAYU DI PROPINSI SUMATERA UTARA DIANA CHALIL. Fakultas Pertanian Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penganggaran pada dasarnya mempunyai manfaat yang sama

AGRIBISNIS UBI KAYU DI PROPINSI SUMATERA UTARA DIANA CHALIL. Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas SUMATERA UTARA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor pariwisata dan kebudayaan merupakan salah satu sektor yang sangat potensial dan

ANALISIS PENENTUAN PUSAT-PUSAT PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN SIMALUNGUN PANDAPOTAN T.P NAINGGOLAN

CRITICAL REVIEW : DAMPAK RELOKASI PUSAT PEMERINTAHAN KABUPATEN SIMALUNGUN TERHADAP PENGEMBANGAN WILAYAH KECAMATAN RAYA

BAB I PENDAHULUAN. meliputi kebutuhan makan maupun non makan. Bagi Indonesia, kemiskinan sudah sejak lama menjadi persoalan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi suatu daerah pada dasarnya merupakan kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor di bidang ekonomi yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris, dimana sektor pertanian dalam tatanan

SUATU TINJAUAN KEBIJAKAN ALOKASI BELANJA 3 (TIGA) BIDANG UTAMA (SOSIAL BUDAYA, INFRASTRUKTUR, EKONOMI) UNTUK 25 KABUPATEN DAN KOTA PADA RAPBD TA

pemerintahan lokal yang bersifat otonomi (local outonomous government) sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1994). Proses pembangunan memerlukan Gross National Product (GNP) yang tinggi

ANALISIS PERKEMBANGAN KAKAO RAKYAT PADA TIGA KABUPATEN SENTRA PRODUKSI DI PROVINSI SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor peternakan merupakan bagian integral dari. pembangunan pertanian dan pembangunan nasional. Sektor peternakan di

BADAN PUSAT STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perencanaan pembangunan ekonomi yang berorientasi pada pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. hidup dan faktor-faktor alam yang satu dengan yang lainnya. Kabupaten Simalungun memiliki 4 daerah kecamatan yang wilayahnya

PENDAHULUAN. padi begitu besar, sebab padi merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian

LAMPIRAN. Lampiran 1 Jadwal dan Waktu Penelitian

Transkripsi:

PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia adalah merupakan negara pertanian, artinya pertanian memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada pada sektor pertanian (Mubyarto, 1989). Ditinjau dari sudut pembangunan pertanian, hal yang terpenting mengenai usahatani, bahwa usahatani hendaknya senantiasa berubah, baik dalam ukuran maupun susunannya. Untuk memanfaatkan metode usahatani yang cocok bagi pertanian yang masih primitif bukanlah corak yang paling produktif apabila sudah tersedia metodemetode modern. Pada mulanya usahatani hanya ditunjukan untuk menghasilkan lahan makanan guna menutupi kebutuhan primer dari keluarga petani (Anonimous, 2009). Usahatani sebetulnya tidak sekedar terbatas pada pengambilan hasil (ekstraktif) melainkan benar-benar merupakan suatu usaha produksi. Dalam hal ini akan berlangsung pendayagunaan tanah, modal tenaga kerja, dan manajemen sebagai sumber produksi. Jika pendayagunaannya dapat dilakukan dengan baik dan sebaliknya jika pengolahannya berlangsung tidak baik maka hasilnya tidak dapat kita andalkan. Jika hasil-hasil tersebut sangat baik ditinjau dari segi kualitas dan kuantitasnya akan menghasilkan suatu keputusan bagi produsen itu sendiri. Dengan demikian dalam produksi komoditi pertanian terdapat berbagai kegiatan dan hubungan antara sumbersumber produksi yang didayagunakan dengan hasilnya (Anonimous, 2009). Dalam ekonomi pertanian dibedakan pengertian produktivitas dan pengertian produktivitas ekonomis daripada usahatani. Dalam pengertian ekonomis maka letak atau

jarak usahatani dari pasar penting sekali artinya. Kalau dua buah usahatani mempunyai produktivitas fisik yang sama, maka usahatni yang lebih dekat dengan pasar mempunyai lebih tinggi karena produktivitas ekonominya lebih besar (Mubyarto, 1989). Didalam peningkatan suatu produksi dan produktivitas usahatani di Indonesia, dipengaruhi oleh faktor-faktor produksi (luas lahan, benih, pupuk, tenaga kerja, dan obat-obataan) yang digunakan oleh petani. Dalam mengusahakan usahataninya, petani selalu berusaha menggunakan sumber daya yang dimilikinya (lahan, tenaga kerja, alat pertanian, dan modal) seefisien mungkin. Kacang tanah merupakan tanaman palawija yang secara ekonomis, tanaman ini berperan penting bagi kehidupan manusia. Hal ini karena tanaman tersebut dapat dijadikan sebagai bahan pangan. Selain itu, juga dapat dijadikan bahan baku industri. Sebagai sumber karbohidrat, tanaman ini dapat dijadikan penyangga bagi kebijaksanaan swasembada pangan melalui diversifikasi bahan pangan (Danarti dan Najiyanti, 1999). Kacang tanah sebagai salah satu komoditi tanaman pangan yang memiliki nilai gizi yang tinggi dan lezat rasanya, termasuk jenis tanaman pangan yang telah memasyarakat dan disukai oleh banyak orang sehingga perlu dikembangkan dan ditingkatkan produksinya (AAK, 2000). Masyarakat Indonesia sudah lama mengenal kacang tanah sebagai bahan pangan dan industri. Tanaman ini biasanya ditanam di sawah atau tegalan secara tunggal atau ganda dalam sistem tumpang sari. Sebagai bahan pangan, biji kacang ini banyak mengandung lemak protein. Di Indonesia angka produksi kacang tanah, diantara jenis kacang-kacangan lainnya menempati urutan kedua setelah kedelai (Suprapto, 2000). Usahatani tanaman pangan, khususnya kacang tanah saat ini telah diupayakan dalam pengembangan dan pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia, serta faktor

pendukung lainnya untuk memulihkan perekonomian nasional. Di Indonesia, pengembangan kacang tanah antara lain dilandasi oleh: 1. Tujuan diversifikasi pangan dan peningkatan gizi masyarakat. 2. Meningkatnya permintaan kacang tanah (4.4 % per tahun) yang ditandai terus meningkatnya impor kacang tanah akibat berkembangnya industri pengolahan. 3. Adanya upaya untuk meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan petani. 4. Masih tersedianya sumberdaya lahan, manusia dan teknologi budidaya yang belum dimanfaatkan secara maksimal. Sementara itu hal yang menjadi masalah utama dalam pengembangan komoditas pertanian termasuk kacang tanah adalah sistem pemasarannya, baik yang menyangkut rantai pemasaran yang panjang, struktur pasar yang timpang dan tidak adilnya pembagian marjin keuntungan di antara pelaku pasar yang terlibat (Anonimous, 2004). Produksi komoditi kacang tanah per hektarnya belum mencapai hasil yang maksimum, meskipun bibit unggul yang diproduksi tinggi sudah diciptakan, namun dalam prakteknya produksinya belum memenuhi harapan. Dengan penerapan tekonologi budidaya untuk kacang tanah mampu meningkatkan hasil kacang tanah menjadi 4,1 6,4 ton/ Ha polong segar atau 2 3,2 ton/ Ha polong kering (Anonimous, 2008). Beberapa faktor terpenting yang menyebabkan rendahnya produksi kacang tanah di Indonesia antara lain karena : a. Pengolahan tanah yang kurang optimal. b. Mutu atau kwalitas benih yang masih rendah. c. Pemeliharaan tanaman (pemberantasan gulma, hama dan penyakit, dan pemupukan yang kurang sempurna). (Suprapto, 2000).

Di Indonesia, kacang tanah merupakan salah satu sumber protein nabati yang cukup penting dalam pola menu makanan penduduk. Meskipun produksi dan produktivitas kacang tanah di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun, namun tetap belum dapat mengimbangi konsumsi dalam negeri (Adisarwanto, 2008). Kebutuhan kacang tanah dalam negeri menunjukkan angka kenaikan yang cukup besar, yaitu dari 634,0 ribu ton menjadi 803,3 ribu ton atau meningkat sebesar 4,4% per tahun. Sementara, selama kurun waktu sampai periode akhir pelita IV-VI perkembangan luas areal panen, produksi, dan produksitivitas kacang tanah di Indonesia belum menunjukkan adanya peningkatan yang menggembirakan. Peningkatannya hanya sebesar 1,28 % per tahun. Itu pun merupakan kontribusi dari perkembangan luas areal panen yang dapat meningkat mencapai rata-rata sebesar 1,89 % per tahun (Adisarwanto, 2008). Produksi kacang tanah Sumatera Utara tahun 2007 sebesar 20.329 Ton naik sebesar 210 Ton atau 1,04% dibandingkan produksi kacang tanah tahun 2006. kenaikan produksi kacang tanah disebabkan oleh kenaikan produktivitas 0,31 Ton/ Ha atau 2,77% sedangkan luas panen mengalami penurunan sebesar 297 Ha atau 1,65% (BPS, 2007). Adapun produksi, produktivitas dan luas panen kacang tanah di kabupaten Simalungun dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kacang Tanah Menurut Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2006-2007 Luas Luas No. Kabupaten Panen Produksi Produktivitas Panen Produksi Produktivitas (Ha) (Ton) (Kw/Ha) (Ha) (Ton) (Kw/Ha) 2006 2007 1 Nias 14 14 1.00 36 38 1.06 2 Mandailing Natal 278 296 1.06 502 550 1.10 3 Tapanuli Selatan 1669 1845 1.11 1534 1743 1.14 4 Tapanuli Tengah 467 479 1.03 588 619 1.05 5 Tapanuli Utara 2564 2890 1.13 2914 3386 1.16 6 Toba Samosir 335 371 1.11 184 210 1.14 7 Labuhan Batu 115 123 1.07 151 168 1.11 8 Asahan 148 160 1.08 159 177 1.11 9 Simalungun 6551 7470 1.14 5555 6527 1.17 10 Dairi 1984 2225 1.12 2445 2824 1.16 11 Karo 225 249 1.11 528 601 1.14 12 Deli Serdang 1558 1737 1.11 988 1132 1.15 13 Langkat 797 856 1.07 538 594 1.10 14 Nias Selatan 70 71 1.01 83 87 1.05 15 H. Hasundutan 214 230 1.07 385 425 1.10 16 Pakpak Bharat 3 3 1.00 13 14 1.08 17 Samosir 175 192 1.10 207 234 1.13 18 Serdang Bedagai 265 298 1.12 326 377 1.16 19 Medan 199 218 1.10 212 239 1.13 20 Tebing Tinggi 9 10 1.11 9 10 1.11 21 Tanjung Balai 0 0 0.00 0 0 0.00 22 Binjai 136 149 1.10 145 163 1.12 23 P. Siantar 150 162 1.08 115 128 1.11 24 P. Sidempuan 65 71 1.09 77 86 1.12 25 Sibolga 0 0 0.00 0 0 0.00 JUMLAH 17991 20119 24.92 17694 20332 25.70 Sumber : Kantor Dinas Pertanian Sumatera Utara, 2008. Dari Tabel 1. dapat diketahui bahwa Kabupaten Simalungun merupakan sentra produksi kacang tanah yang terbanyak di Sumatera Utara. Dari beberapa Kecamatan yang ada di Kabupaten Simalungun, sedangkan Kecamatan Sidamanik merupakan sentra produksi kacang tanah dengan produksi tertinggi (dapat dilihat pada Tabel 2).

Tabel 2. Luas Panen, Produksi, dan Produktivitas Kacang Tanah Menurut Kecamatan di Provinsi Sumatera Utara Tahun 2007 No. Kecamatan Luas Panen Produktivitas (Ha) Produksi (Ton) (Kw/Ha) 1 Silimakuta 0 0 0.00 2 Paematng Silimakuta 0 0 0.00 3 Purba 0 0 0.00 4 Haranggaol Horison 0 0 0.00 5 Dolok Pardamean 260 442 1.70 6 Sidamanik 482 940 1.95 7 Pematang Sidamanik 233 453 1.94 8 Girsang Sipangan Bolon 285 490 1.72 9 Tanah Jawa 25 42 1.68 10 Hatonduhan 136 229 1.68 11 Dolok Panribuan 145 285 1.97 12 Jorlang Hataran 225 349 1.55 13 Panei 299 468 1.57 14 Panombein Panei 281 445 1.58 15 Raya 244 404 1.66 16 Dolok Silau 198 358 1.81 17 Silau Kahean 210 344 1.64 18 Raya Kahean 128 262 2.05 19 Tapian Dolok 228 391 1.71 20 Dolok Batu Nanggar 0 0 0.00 21 Siantar 30 58 1.93 22 Gunung Malela 216 364 1.69 23 Gunung Maligas 225 365 1.62 24 Hutabayu Raja 150 249 1.66 25 Jawa Maraja Bah jambi 140 230 1.64 26 Pematang Bandar 209 342 1.64 27 Bandar Huluan 113 186 1.65 28 Bandar 453 787 1.74 29 Bandar Masilam 268 458 1.71 30 Bosar Maligas 202 330 1.63 31 Ujung Padang 234 382 1.63 JUMLAH 5619 9653 44.75 Sumber : Dinas Pertanian Kabupaten Simalungun, 2008. Dari Tabel 2. dapat diketahui bahwa produksi kacang tanah tahun 2007 terbesar adalah di Kecamatan Sidamanik yaitu sebesar 940 Ton dengan produktivitasnya 1,95 Ton/ Ha. Sementara informasi yang diperoleh dari dinas terkait, desa yang mengusahakan kacang tanah dengan produksi terbesar di Kecamatan Sidamanik adalah di Desa

Ambarisan dan Desa Manik Maraja sehingga kedua Desa inilah yang ditetapkan sebagai daerah penelitian dari 13 Desa yang terdapat di Kecamatan Sidamanik. Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Berapa besar biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan bersih pada usahatani kacang tanah di daerah penelitian? 2. Apakah usahatani kacang tanah secara ekonomi layak untuk diusahakan? 3. Berapa besar kontribusi pendapatan usahatani kacang tanah terhadap total pendapatan keluarga? Tujuan Penelitian Dari permasalahan di atas maka tujuan penelitian adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui berapa besar biaya produksi, penerimaan, dan pendapatan bersih pada usahatani kacang tanah di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui apakah usahatani kacang tanah layak diusahakan secara ekonomi. 3. Untuk mengetahui berapa besar kontribusi pendapatan usahatani kacang tanah terhadap total pendapatan keluarga. Kegunaan Penelitian 1. Sebagai bahan informasi bagi pemerintah maupun lembaga lainnya dalam mengambil kebijaksanaan khususnya dalam bidang analisis ekonomi usahatani kacang tanah.

2. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi para petani mengenai kelayakan usahatani kacang tanah di daerah penelitian. 3. Sebagai bahan informasi dan studi bagi pihak-pihak yang terkait terhadap usahatani kacang tanah, baik untuk kepentingan akademis maupun ekonomis.