BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Yogyakarta angkatan 2015 yang berjenis kelamin laki-laki dan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. kecerdasan emosi dengan kecenderungan perilaku bullying pada siswa

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. sekolah negeri milik pemerintah setingkat menengah atas dengan visi

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Kaliurang KM. 14.5, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

Total 202 orang 100 %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN, HASIL PENELITIAN, DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. (dependent variabel) dan variabel bebas (independent variabel).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan


BAB IV ANALISIS DATA. Larangan yang berjumlah 138 orang dalam rentang usia tahun. 1) Deskripsi Subjek Berdasarkan Panti Asuhan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. JBT II. Organisasi UIP JBT II dibentuk dengan Surat Peraturan Direksi PT

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini ada dua variabel yang akan diteliti, yaitu:

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN Profil Partisipan Pada pengambilan data di lapangan, peneliti memperoleh partisipan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan diolah dengan metode

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. penelitian. Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa baru tahun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dan keputusan pembelian. Peneliti mendeskripsikan skor brand image dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

Hubungan antara Kematangan Emosi dan Happiness pada Remaja Wanita yang Menikah Muda

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kepimpinan. Peneliti mendeskripsikan skor kepemimpinan dan kinerja

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. responden disetiap rangkap kuesioner yang terdiri dari :

BAB III METODE PENELITIAN. Data dari metode penelitian kuantitatif ini berupa angka-angka dan. analisisnya mengunakan statistik (Sugiyono,2010:7).

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini, peneliti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. panelitian kami adalah kemandirian dalam belajar. Sedangkan variabel

BAB IV PEMBAHASAN. suatu sebaran dikatakan tidak normal apabila p<0,05.

BAB IV ANALISIS DATA. Jenis Kelamin Frekuensi Presentase. Laki-Laki % Perempuan % Total %

BAB IV PERSIAPAN DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. persiapan penelitian, hasil uji coba instrument.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. pengetahuan secara ilmiah atau untuk pengujian hipotesis suatu penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi variabel-variabel penelitian. 1. Variabel tergantung : Persepsi terhadap penggunaan alat kontrasepsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. variabel yang diperoleh dari hasil penelitian di lapangan. Variabel dalam

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SOSIAL ISTRI DENGAN KECEMASAN SUAMI MENJELANG MASA PENSIUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. gambaran umum partisipan. mengenai gambaran umum partisipan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ORIENTASI KANCAH DAN HASIL PENELITIAN. A. Orientasi Kancah dan Persiapan. Penelitian ini dilakukan di PT. Bank BRI Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. ilmiah atau untuk pengujian hipotesis suatu penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. Tabel 8 Distribusi sampel penelitian berdasarkan Usia Usia Jumlah (N) Persentase (%) TOTAL

BAB IV HASIL PENELITIAN. kecenderungan jawaban responden dari tiap-tiap variabel, tentang budaya. religius dan pembentukan karakter peserta didik.

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN. terhubungdengan internet seperti Smartphone dan I-phone serta berbagai macam

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melalui berbagai penelitian terdahulu tentang kepuasan kerja dan work life

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Variabel penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. a. Variabel terikat (Y), yaitu Perilaku Prososial. b. Variabel bebas (X), yaitu Gender

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

Contoh Analisis Data Korelasi Kecerdasan Emosi terhadap Stress Kerja 1. Sebaran Data Kecerdasan Emosi Hasil Skoring Kuesioner

Transkripsi:

BAB IV PELAKSANAAN DAN HASIL PENELITIAN A. Orientasi Kancah dan Persiapan Penelitian 1. Orientasi Kancah Penelitian Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu peneliti menentukan lokasi yang akan dijadikan tempat penelitian. Lokasi penelitian yang dipilih adalah SD Negeri 1 Kentungan. Sekolah Dasar Negeri 1 Kentungan merupakan salah satu sekolah model budi pekerti juga sebagai sekolah model agama islam. SD Negeri 1 Kentungan memiliki visi terwujudnya sekolah yang mempu menghasilkan siswa yang berbudi luhur, berwawasan luas dan berakhlak mulia. SD Negeri 1 Kentungan juga merupakan salah satu sekolah yang menerapkan kantin sehat sejak 2010. Kepala sekolah bersama guru-guru disana juga bersama-sama mengontrol jajanan yang dijual di kantin dan di sekitar sekolah, tidak banyak jajanan yang ber-msg (berpengawet), melainkan banyak jajanan pasar seperti lemper, martabak mini, bolang-baling, dan sebagainya. Para guru pun senantiasa selalu mengingatkan siswa-siswinya untuk membawa bekal dari rumah, sehingga tidak harus jajan lagi saat istirahat. Sekolah tidak mengijinkan siswa-siswinya untuk keluar gerbang sekolah sebelum bel usai pelajaran berbunyi. Kemudian, walaupun terdapat halaman yang cukup luas di depan sekolah, tidak ada satupun gerobak penjual jajanan yang belum tentu terjamin kebersihan dan gizinya. Hanya ada penjual ikan cupang setiap harinya. Berdasarkan hasil wawancara singkat dengan kepala sekolah dan penjual ikan 30

31 cupang tersebut, memang sekolah tidak memperbolehkan adanya gerobak penjual makanan yang kurang bergizi maupun kurang terjaga kebersihannya di area SD Negeri 1 Kentungan. Faktor tersebut membuat peneliti memilih siswa-siswi di SD Negeri 1 Kentungan sebagai subjek penelitian. Siswa-siswi SD Negeri 1 Kentungan telah dibiasakan berperilaku sehat selama sekolah disana. Selain itu penelitian bertemakan perilaku sehat dan dukungan orangtua belum pernah dilakukan sebelumnya, dan juga jumlah siswa-siswi SD Negeri 1 Kentungan memenuhi ketentuan subjek yang ditentukan. 2. Persiapan Penelitian a. Perijinan Penelitian Perijinan untuk penelitian ini dikeluarkan oleh Dekan Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya Universitas Islam Indonesia nomor 08/Dek/70/Div.Um.RT/I/2016. Selanjutnya perijinan tersebut diserahkan pada SD Negeri 1 Kentungan sebagai syarat untuk melakukan pengambilan data penelitian. Pengambilan data diawali dengan melakukan uji coba alat ukur. Pelaksanaan uji coba alat ukur diselenggarakan pada tanggal 1-5 Desember 2015. b. Persiapan Alat Ukur Alat ukur yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini adalah Skala perilaku sehat dan Skala dukungan orangtua. Pengisian skala penelitian dilakukan oleh orangtua agar penilaian perilaku anak lebih objektif.

32 1. Skala Perilaku sehat Skala perilaku sehat digunakan untuk mengungkap tingkat perilaku sehat subjek. Skala perilaku sehat disusun peneliti berdasarkan teori dari Notoadmodjo (2010). Skala tersebut memiliki 38 aitem pertanyaan. 2. Skala orangtua Skala dukungan orangtua digunakan untuk mengungkap tingkat dukungan orangtua yang diberikan pada subjek. Skala dukungan orangtua yang digunakan adalah skala dukungan orangtua yang telah digunakan dalam penelitian yang dilakukan oleh Putri Qohimah (2015) dengan reliabitas skala 0,890. Peneliti memodifikasi sedikit alat ukur tersebut. Awalnya alat ukur tersebut mengukur dukungan yang diberikan baik oleh ayah maupun ibu, namun disini peneliti menggabungkan jadi satu saja, sehingga mengukur dukungan yang diberikan secara keseluruhan oleh kedua orang tua. Alat ukut ini terdiri dari 30 aitem, dengan aitem favorable berjumlah 21 dan aitem unfavorable berjumlah 9. c. Uji Coba Alat Ukur Sebelum digunakan sebagai alat ukur penelitian yang sebenarnya, kedua skala dalam penelitian ini diujicobakan terlebih dahulu kepada 111 responden yang merupakan siswa-siswi SD/Sederajat di Yogyakarta. Uji coba alat ukur mengungkap validitas dan reliabilitas alat ukurnya,

33 sehingga dapat diperhitungkan tingkat kelayakan alat ukurnya. Uji coba alat ukur skala Perilaku sehat dan dukungan orangtua disebar langsung pada responden. d. Hasil Uji Coba Alat Ukur Data yang diperoleh melalui tahap uji coba alat ukur diuji reliabilitas dan validitasnya. Proses pengujian ini dilakukan dengan bantuan program SPSS 20 for windows. Seleksi aitem dalam uji coba alat ukur ini didasarkan pada korelasi aitem total (corrected item-total correlation) dari masing-masing aitem. Aitem dikatakan layak apabila memiliki nilai lebih dari 0,25. 1. Skala Perilaku Sehat Berdasarkan aitem perilaku sehat yang telah diujicobakan, menghasilkan 21 aitem yang layak untuk digunakan dengan nilai korelasi aitem total bergerak antara 0.255-0.498. Kemudian diperoleh koefisien reliabilitas alpha sebesar 0.812. Berikut ini adalah sebaran aitem skala perilaku sehat setelah uji coba (lihat tabel 3) Tabel 3 Distribusi Aitem Skala Perilaku Sehat setelah uji coba Butir Favorable Butir Unfavorable Aspek Nomor Nomor Jumlah Jumlah Butir Butir Makanan dan minuman Kebersihan diri sendiri 1, 2, 4, 11, 13, 23 3, 9, 10, 12, 14, 31 6 19, 26 2 6-0

34 Kebersihan lingkungan Perilaku terhadap sakit dan penyakit Keseimbangan antara istirahat dan kegiatan olahraga 22, 28, 36 3-0 32, 34 2-0 - 0 8, 16 2 17 4 2. Skala orangtua Berdasarkan 30 aitem skala orangtua yang telah diujicobakan, terdapat 27 aitem yang layak untuk digunakan dengan nilai korelasi aitem total bergerak antara 0,251-0,609. diperoleh koefisien reliabilitas alpha sebesar 0.856. Sebaran aitem skala orangtua setelah uji coba dapat dilihat pada tabel 4 berikut ini: Tabel 4 Distribusi Aitem Skala Orangtua Butir Favorable Aspek Nomor Jumlah Butir Butir Unfavorable Nomor Jumlah Butir emosi penghargaan 1, 2, 3, 9, 21, 22, 23, 24, 29 5, 8, 15, 17, 25, 30 9 6, 12, 13 3 5 16, 27 2

35 instrumental informasi jaringan sosial 26 1 4, 10 2 7, 11 2 19 1 13, 20 2-0 19 8 B. Laporan Pelaksanaan Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 5 7 Januari 2016 dengan subjek penelitian berjumlah 135 orang. Proses pengambilan data dilakukan dengan membagikan skala pada siswa-siswi SD Negeri Kentungan, untuk dibawa pulang, diisi oleh orangtua mereka di rumah, lalu dibawa lagi kesekolah keesokan harinya untuk dikumpulkan pada peneliti dan anak tersebut mendapatkan reward. Pengisian skala dilakukan oleh orang tua siswa agar lebih objektif menilai perilaku anak mereka (subjek penelitian), sehingga peneliti menitipkan angket pada siswa-siswi SD Negeri Kentungan dan menjelaskan kepada mereka bahwa angket ini hanya diisi oleh orang tua mereka dan agar dibawa kembali kesekolah keesokan harinya. Skala penelitian yang tersebar berjumlah 155 eksemplar dan kembali sejumlah 135 skala yang sudah diisi lengkap, 15 skala yang tidak kembali, dan 5 skala tidak diisi lengkap.

36 C. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Subjek Penelitian Subjek penelitian adalah siswa-siswi SD Negeri Kentungan, kelas I sampai III dengan rentang usia 7-10 tahun. Rincian deskripsi subjek dapat dilihat pada tabel 5 berikut ini : Tabel 5 Deskripsi Subjek Kelas Ketegori Jumlah Subjek I 50 II 45 III 40 Usia 7 tahun 52 8 tahun 53 9 tahun 28 135 2. Deskripsi Data Penelitian Peneliti melakukan kategorisasi menurut norma persentil (lihat tabel 6) berdasarkan norma persentil tersebut peneliti merumuskan kategorisasi masing-masing variabel penelitian sebagai berikut (lihat tabel 7). Tabel 6 Norma kategorisasi menurut skor persentil Persentil Perilaku Sehat Orangtua Sangat rendah Rendah X < 71,00 71,00 X < 77,00 X < 90,00 90,00 X < 93,00 Sedang 77,00 X < 80,00 93,00 X < 97,60 Tinggi 80,00 X 87,00 97,60 X 102,00

37 Sangat tinggi X > 87,00 X > 102,00 Tabel 7 Norma kategorisasi menurut skor persentil Kategorisasi Sangat rendah Perilaku Sehat Sosial Orangtua F % F % 30 22,2% 36 26,7% Rendah 23 17,0% 10 7,4% Sedang 20 14,8 % 35 25,9% Tinggi 38 28,1 % 31 23,0% Sangat tinggi 24 17,8% 23 17,0% 3. Uji Asumsi Uji asumsi dilakukan telebih dahulu sebelum melakukan uji korelasional yang meliputi uji normalitas dan uji liniearitas. Uji normalitas dan uji liniearitas ini merupakan syarat untuk melakukan analisa data selanjutnya dengan maksud agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang. Uji asumsi dilakukan dengan bantuan program hitungan statistika SPSS 20.0 for windows. a. Uji Normalitas Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui sebaran data penelitian berdistribusi normal atau tidak. Distribusi data dikatakan normal apabila memiliki nilai signifikansi lebih dari 0,05 (p>0,05). Berdasarkan pengujian diperoleh hasil seperti pada tabel 8 berikut ini :

38 Tabel 8 Hasil Uji Normalitas Kategori Kormogolovsmirnov P Keterangan Perilaku Sehat 0,057 0,200 Normal Orangtua 0,066 0,200 Normal Tabel di atas menunjukkan distribusi yang normal pada kedua variabel, yaitu Perilaku sehat dan orangtua. b. Uji Liniearitas Uji liniearitas ini digunakan untuk melihat apakah hubungan kedua variabel linier atau tidak. Dua variabel dikatakan linier apabila anova table menunjukkan nilai signifikansi < 0,05 (p < 0,05). Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini : Tabel 9 Hasil Uji Liniearitas Linearity Deviation from Linearity P Keterangan Perilaku Sehat dan Orangtua 11,618 0,723 0,001 Linier Tabel di atas menunjukkan bahwa Perilaku sehat dengan orangtua ayah memiliki korelasi yang linier.

39 4. Uji Hipotesis Hasil uji asumsi menunjukkan bahwa terdapat data penelitian yang berdistribusi normal. Oleh karena itu, uji hipotesis akan dilakukan dengan metode analisis korelasi pearson. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah akan terdapat hubungan positif antara dukungan orangtua dan perilaku sehat pada anak sekolah dasar, semakin tinggi dukungan orangtua maka tingkat oerilaku sehat akan semakin tingi dan semakin rendah dukungan orangtua maka tingkat perilaku sehat akan semakin rendah. Hasil analisis data dapat dilihat pada tabel 10 berikut : Tabel 10 Hasil Uji Hipotesis Variabel r r² Sig. Perilaku Sehat * Orangtua 0,288 0,0829 0,000 Hasil menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara dukungan orangtua dan perilaku sehat pada anak sekolah dasar dengan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,288 dengan p = 0,000, dimana hal tersebut berarti dukungan orangtua memiliki sumbangan efektif terhadap Perilaku sehat sebesar 8,29%.

40 5. Analisis Tambahan Analisis tambahan berupa analisis uji beda menggunakan independent sample T-test dilakukan untuk mengetahui perbedaan perilaku sehat berdasarkan jenis kelamin dan hubungan antar dukungan orangtua dengan perilaku sehat berdasarkan usia(lihat tabel 11 dan 12) Tabel 11 Hasil Uji Hipotesis (Jenis Kelamin) Jenis Kelamin Laki-laki Variabel Perilaku sehat mean Sig. 76,79 0,59 Perempuan Perilaku sehat 79,71 0,60 Tabel di atas menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan antara perilaku sehat laki-laki dan perempuan. Nilai koefisien beda (r) perilaku sehat pada anak perempuan sebesar 0,60, dan pada anak lakilaki sebesar 0,59; p < 0,05. Tabel 12 Hasil Uji Hipotesis (usia anak) Usia Variabel r r² Sig. 7 tahun Perilaku sehat * orangtua 8 tahun Perilaku sehat * orangtua 3,92 15,3664 0,002 0,461 0,2125 0,001

41 9 tahun Perilaku sehat * orangtua -0,245 0,0600 0,096 Tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara orangtua dengan perilaku sehat pada anak usia 7 tahun. Nilai koefisien korelasi (r) antara orangtua dengan perilaku sehat pada anak usia 7 tahun sebesar 3,92 dengan p = 0.002, dimana hal tersebut berarti orangtua memiliki sumbangan efektif terhadap perilaku sehat sebesar 15,36%, begitu pula dengan hubungan antara orangtua dengan perilaku sehat pada anak usia 8 tahun yang memiliki koefisien korelasi (r) sebesar 0,461 dengan p = 0,001. Hal tersebut menunjukkan bahwa orangtua memili sumbangan efektif sebesar 21,25% terhadap perilaku sehat anak usia 8 tahun, sedangkan koefisien korelasi (r) antara dukugan sosial orangtua dengan perilaku sehat pada anak usia 9 tahun sebesar -0,245 dengan p = 0,096, dimana hal tersebut menunjukkan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara dukungan orangtua dengan perilaku sehat pada anak usia 9 tahun.

42 D. Pembahasan Tujuan studi yang ingin melihat apakah ada hubungan antara dukungan orangtua dan perilaku sehat pada anak sekolah dasar mendapat dukungan empirik dalam penelitian ini. Hipotesis penellitian yang berbunyi akan terdapat korelasi yang positif antara dukungan orangtua dan derilaku sehat pada anak sekolah dasar pun diterima (Lihat tabel 10) ini artinya tinggi rendahnya dukungan orangtua berhubungan dengan tinggi rendahnya perilaku sehat pada anak sekolah dasar. Penelitian ini bertujuan untuk melihat adanya hubungan positif antara dukungan orangtua dalam terwujudnya perilaku sehat pada anak sekolah dasar. Penelitan sebelumnya apa yang dilakukan oleh Phillips, dkk (2014) dan Poniers (2007) menunjukkan bahwa perilaku dan sikap orangtua terhadap anak mereka memberikan dampak yang cukup besar pada perilaku sehat anak sehari-hari. Shmidt (2010) menemukan bahwa komunikasi dan dukungan orangtua pada anak mereka berkaitan dengan perilaku sehat mereka. Misalnya ketika orangtua cenderung mengabaikan anak mereka, mereka akan cenderung berperilaku sesuka hati mereka, karena mereka belum memahami mana yang baik ataupun tidak baik untuk dilakukan. Secara umum, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara dukungan orangtua dan Perilaku sehat pada anak sekolah dasar dengan sumbangan efektif 8,29%. Hasil penelitian yang telah diperoleh dalam penelitian ini mendukung penelitian sebelumnya. Hal tersebut memberikan gambaran bahwa secara umum tinggi rendahnya dukungan orangtua

43 berhubungan terhadap perilaku sehat subjek. Hasil dari penelitian ini hampir sama dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hasri (2014) yang menunjukkan bahwa 70% siswa yang memiliki perilaku sehat yang tinggi, memiliki dukungan orangtua yang tinggi pula. Orangtua yang senantiasa memberikan kehangatan, kepedulian, perhatian dan dukungan instrumental kepada anaknya membuat sang anak lebih mudah melakukan perilaku sehat. orangtua dapat berperan dalam mewujudkan perilaku sehat pada anak dengan mekanisme stress-buffering. Penghargaan, bantuan, saran, nasihat dan dukungan orangtua lainnya kepada anak dapat mengurangi atau bahkan menghilangkan pengalaman stressful anak, sehingga anak tetap melakukan perilaku sehat. sosial dari orangtua pun membuat anak lebih merasa dihargai dan diperhatikan, sehingga mereka akan cenderung melakukan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-hari (Cohen, 2004). Selain hasil penelitian utama, terdapat beberapa hasil tambahan. Hasil tambahan pertama adalah tidak terdapat perbedaan perilaku sehat antara anak laki-laki dan perempuan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Husarova, dkk (2015) yang menyatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara perilaku sehat yang dilakukan anak laki-laki dan perempuan usia sekolah dasar, karena jenis kelamin pada anak usia dasar tidak berperan signifikan dalam menentukan perilaku mereka. Anak-anak masih belum bisa mandiri dan masih bergantung kepada orangtua dan lingkungan eksternal dalam berperilaku. Hasil tambahan kedua adalah dari segi usia, hanya terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan orangtua dengan perilaku sehat

44 pada anak usia 7 dan 8, tetapi tidak ada hubungan yang signifikan antara dukungan orangtua dan perilaku sehat pada anak usia 9 tahun. Penetian Arredondo, dkk (2006) membuktikan bahwa anak usia 7 dan 8 tahun lebih banyak berperilaku sehat dalam segala aspek daripada anak usia 9 tahun yang hanya berperilaku sehat dalam aspek aktivitas fisik dan olahraga. Hal ini dikarenakan perhatian orangtua dan lingkungan lebih terarah pada anak usia lebih muda. Hasil pengujian hipotesis di atas juga menunjukkan bahwa terdapat beberapa faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku sehat yang kurang diperhatikan oleh peneliti dalam penelitian ini. Faktor tersebut berkaitan dengan pengetahuan terkait perilaku sehat dan pola asuh keluarga. Anak-anak usia sekolah dasar biasanya belum memiliki pengetahuan yang baik dan menyeluruh terkait perilaku sehat sehari-hari, maka dari itu, orangtualah yang diharapkan memiliki pengetahuan lebih luas, sehingga dapat memberitahukan dan mencontohkannya pada anak. Contohnya, orangtua diharapkan mengetahui kapan waktunya menggosok gigi demi kesehatan mulut dan mencegah dari penyakit gigi untuk kemudian dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga anak usia sekolah dasar dapat melihat dan mencontoh orangtua mereka sendiri (Rahmawati, dkk. 2011). Pola asuh orangtua ternyata cukup berhubungan dengan perilaku sehat anak. Pola asuh orangtua yang tidak permisif akan lebih berkorelasi positif dengan perilaku sehat anak, terutama dalam aspek makanan dan aktivitas fisik. Kedisiplinan orangtua yang tergambar dalam pola asuh pun sangat

45 mempengaruhi perilaku sehat anak. Orangtua yang mendisiplinkan anak dengan cara memberikan reward dalam penerapan perilaku sehat akan membuat anak berperilaku demikian (Arrendondo, dkk. 2006) Selain faktor-faktor lain yang berpengaruh pada perilaku sehat, peneliti juga melakukan evaluasi terhadap teknis pengambilan data. Peneliti tidak secara langsung bertemu orangtua siswa selama proses pengambilan data, melainkan skala dititipkan kepada anak mereka di kelas untuk diberikan pada orangtua di rumah, sehingga peneliti tidak bisa mengawasi langsung responden ketika sedang mengisi skala, peneliti tidak bisa mengobservasi langsung keadaan responden dan tidak bisa memberikan informasi secara langsung apabila ada subjek yang kurang paham dengan skala yang disebarkan. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan waktu dan izin dari pihak sekolah. Oleh karena itu, peneliti melakukan triangulasi data dengan melakukan wawancara singkat dengan subjek penelitian untuk memastikan kebenaran hasil skala. Secara keseluruhan penelitian ini berjalan dengan baik akan tetapi alangkah lebih baiknya, penyusunan skala variabel perilaku sehat mengadaptasi dari survey atau penelitian-penelitian yang dilakukan sebelumnya agar alat ukur lebih valid. Subjek penelitian ini belum komprehensif, sehingga sebaiknya anak sekolah dasar secara keseluruhan, mulai dari kelas 1-6-lah yang menjadi subjek penelitian agar data lebih komprehensif. Peneliti juga tidak dapat secara langsung memberikan skala pada responden penelitian.