BAB III METODE PENELITIAN. Data dari metode penelitian kuantitatif ini berupa angka-angka dan. analisisnya mengunakan statistik (Sugiyono,2010:7).

Transkripsi

1 48 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian studi komparasi atau perbandingan yang bermaksud untuk mengadakan perbandingan kondisi yang ada di dua tempat, apakah kondisi itu sama, atau ada perbedaan, dan kalau ada perbedaan, kondisi di tempat mana yang lebih baik (Arikunto, 2014:6). Data dari metode penelitian kuantitatif ini berupa angka-angka dan analisisnya mengunakan statistik (Sugiyono,2010:7). Adapun metode kuantitatif adalah penelitian yang analisis datanya dengan menggunakan data-data numerikal atau angka yang diolah dengan metode statistik, setelah diperoleh hasilnya, kemudian dideskripsikan dengan menguraikan kesimpulan yang didasari oleh angka yang diolah dengan metode statistik tersebut. Dalam penelitian ini penulis ingin mengetahui ada atau tidaknya perbedaan kualitas persahabatan pada siswa laki-laki dan siswa perempuan di Pondok Pesantren Iqra Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. B. Identifikasi Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (2010:38), variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik 48

2 49 kesimpulan. Ada dua macam variabel penelitian, yaitu variabel independen (variabel bebas) dan variabel dependen (variabel terikat). Adapun variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel independen (variabel yang memengaruhi) : Remaja laki-laki dan remaja perempuan. 2. Variabel dependen (variabel yang dipengaruhi) : Kualitas persahabatan C. Definisi Operasional Variabel Penelitian Definisi operasional adalah sesuatu yang diberikan kepada suatu variabel atau konstruk dengan cara memberikan arti atau melakukan spesifikasi kegiatan maupun memberikan suatu operasional yang diperlukan untuk mengukur konstruk atau variabel. Penelitian ini berjudul Perbedaan Kualitas Persahabatan Pada Remaja Laki-laki dan Remaja Perempuan di Pondok Pesantren Iqra Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan, penelitian ini hanya memiliki satu variabel. Untuk mengetahui dan menghindari timbulnya interpretasi yang berbeda-beda tentang variabel dalam penelitian ini, maka peneliti menjelaskan variabel dari penelitian sebagai berikut: Kualitas persahabatan : Suatu proses bagaimana fungsi persahabatan (hubungan pertemanan, pertolongan, keintiman, kualitas hubungan yang dapat diandalkan, pengakuan diri, rasa aman secara emosional) terpuaskan. Kualitas persahabatan

3 50 ditentukan bagaimana suatu hubungan persahabatan berfungsi secara baik dan bagaimana pula seseorang dapat menyelesaikan dengan baik-baik apapun konflik yang ada. D. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2010:80). Karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah: a. Remaja laki-laki dan remaja perempuan yang bersahabat di Pondok Pesantren Iqra Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan yang selama menuntut ilmu tinggal di dalam pondok yang disediakan pesantren. b. Remaja di Pondok Pesantren Iqra jenjang pendidikan MTs kelas VIII dan IX yang berjumlah secara keseluruhan 64 santri, dengan rentang usia 12 sampai 15 tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat dalam tabel berikut:

4 51 Tabel 3.1. Jumlah Populasi Santri Tingkat Pendidikan Jenis kelamin Kelas Jumlah MTs Laki-laki VIII 16 Perempuan VIII 20 Laki-laki IX 13 Perempuan IX 15 Jumlah 64 Sumber : Pembina Asrama Pesantren Iqra 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi (Sugiyono, 2010:81). Sampel haruslah memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasinya dan dapat mewakili populasi tersebut. Arikunto (2006:134) menyatakan bahwa apabila subjeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Tetapi jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih, tergantung setidak-tidaknya dari:

5 52 a. Kemampuan dilihat dari waktu, tenaga, dan dana. b. Sempit luasnya wilayah pengamatan dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut banyak sedikitnya data. c. Besar kecilnya resiko yang ditanggung. Untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampel besar, hasilnya akan lebih baik. Berdasarkan penjelasan di atas penulis mengambil sampel sebanyak 50% dari jumlah populasi. Dengan demikian jumlah sampel yang ditetapkan adalah sebagai berikut: Sampel = x 64 = 32 orang Jadi, sampel penelitian adalah sebanyak 32 orang siswa. 3. Teknik Sampling Teknik sampling adalah teknik pengambilan sampel. Untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, terdapat berbagai teknik sampling yang digunakan (Sugiyono, 2010 : 81). Untuk penelitian ini teknik penarikan sampel yang digunakan adalah simple random sampling. Dalam teknik sampling ini semua individu mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai anggota sampel. Untuk sampel penelitian memiliki karakteristik adalah siswa MTs kelas XIII dan IX siswa Pondok Pesantren Iqra Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. Pengambilan jumlah sampel tiap kelompok dalam simple random samplingdisesuaikan dengan besarnya populasi dalam kelompok tersebut.

6 53 Dengan demikian tidak menutup kemungkinan jumlah sampel yang diambil untuk tiap lokal tidak sama. Dengan penggunaan rumus sebagai berikut: Sampel= jumla hanggota kelas pop ulasi x 100% x total sampel Untuk mempermudah dalam penyajian data saampel maka didistribusikan ke dalam tabel sebagai berikut: Tabel 3.2 Jumlah Sampel Penelitian Tingkat Jenis Kelas Sampel Jumlah anggota Pendidi- Kelamin sampel/lokal kan Laki-laki VIII Sampel= 16 x32 = 8 8 orang 64 MTs Perempuan VIII Sampel= 20 x32 = orang 64 Laki-laki IX Sampel= 13 x32 = 7 7 orang 64 Perempuan IX Sampel= 15 x32 = 7 7 orang 64 Jumlah Sampel 32 orang E. Teknik Pengumpulan Data Alat pengumpul data merupakan cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh data yang dibutuhkan. Alat pengumpul data yang dipakai dalam penelitian ini adalah : 1. Wawancara Wawancara dalam Kaplan dan Dennis (2012 : ) adalah metode untuk mengumpulkan data/informasi mengenai individu. Wawancara

7 54 melibatkan interaksi antara dua orang/lebih. Teknik wawancara ini hanya penulis gunakan untuk pengambilan data awal pada bab satu dan tidak digunakan lagi pada bab berikutnya.wawancara penulis lakukan pada siswapondok Pesantren Iqra Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan. 2. Skala Azwar (2012:6) menyebutkan, skala psikologi sebagai alat ukur psikologi yang stimulusnya berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang bersangkutan. Indikator perilaku diterjemahkan dalam bentuk aitem, maka skala psikologi selalu berisi banyak aitem. Kesimpulannya baru dapat dicapai apabila semua aitem telah direspon. Jawaban dari pertanyaan atau pernyataan tersebut lebih bersifat proyektif, yang berupa proyeksi dari perasaan atau kepribadian responden. Respon dari responden tidak diklasifikasikan sebagai jawaban benar atau salah, semua jawaban akan diterima, tetapi akan diinterpretasikan secara berbeda. Bentuk pemberian skala bersifat langsung yaitu daftar pertanyaan atau pernyataan diberikan secara langsung pada orang/subjek penelitian. Skala ini menggunakan tipe pilihan, yaitu responden diminta untuk memilih salah satu dari beberapa alternatif jawaban yang sudah disediakan. Sesuai dengan pokok permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini maka yang penulis gunakan adalah skala model Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah

8 55 ditetapkan secara spesifik, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun aitem-aitem instrumen yang dapat berupa pernyataan (Sugiyono, 2010:93). Jawaban setiap aitem instrumen menggunakan model skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif. Pemberian skor terhadap butir-butir pertanyaan akan diukur menggunakan skala Likert berdimensi 4 alternatif jawaban yaitu, selalu (SL), sering (SR), kadangkadang (KD), tidak pernah (TP). Dari setiap jawaban yang dipilih dapat diberikan skor yaitu untuk pernyataan favorable mempunyai skor 4, seperti terdapat pada tabel berikut: Tabel 3.3 Skor Skala Kualitas Persahabatan Pernyataan SS S J TP Favorable Unfavorable Penelitian ini menggunakan skala untuk kualitas persahabatan yang disusun berdasarkan enam aspek yang dikemukakan oleh Berndt dalam jurnal Relations of Friends Activities to Friendship Quality (2006). Untuk menyusun dan mengembangkan instrumen maka terlebih dahulu dibuat blue print yang memuat tentang indikator dan variabel penelitian yang dapat

9 56 memberikan gambaran mengenai isi dan dimensi kawasan ukur yang akan dijadikan acuan dalam penulisan aitem. Skala yang penulis gunakan adalah skala kualitas persahabatan yang diadaptasi dari skala yang baku dengan validitas 28 aitem dari 44 aitem, diadaptasi dari skripsi mahasiswa Universitas Negeri Padang (2016) yang bernama Rizka Azizah dengan judul penelitian Perbedaan Kualitas Persahabatan Remaja Putri Di Pondok Pesantren Ummu Sulaim Pekanbaru Ditinjau Dari Perilaku Prososial. Skala kualitas persahabatan ini terdiri dari aspek keakraban, memberi bantuan, kepercayaan, kesetiakawanan, dukungan emosional, empati. Pengukuran skala ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana bentuk kualitas persahabatan santri pondok pesantren Iqra. Kemudian keenam aspek ini dijabarkan dalam 44 aitem pernyataan. Untuk distribusi aitem-aitem skala kualitas persahabatan dapat dilihat pada blue print dan sebaran skala berikut:

10 57 Tabel 3.4 Blue Print Skala Kualitas Persahatan Sebelum Uji Coba Aitem Aspek Indikator Favorable Unfavorable Total Keakraban a. Kehangatan 8,31, b. Selaras/harmoni 13, Memberikan a. Kerjasama 4,18,44 3 bantuan b. Tidak pamrih 9,32,39 3 Kepercayaan a. Jujur 1,23, b. Yakin 5,22 2 Kesetiakawanan a. Kenyamanan 10,34,41 6,19 5 b. Reka berkorban 2,14 28,43 4 Dukungan a. Membantu teman 21,35, emosional b. Mendukung 16,29,33 15,27 5 keputusan Empati a. Peduli 3,26 2 b. Pengertian 12,37,40 7,25 5 Total Hasil Uji Coba Penelitian Setelah skala dibuat, maka proses selanjutnya adalah menganalisis dan menyeleksi item-item. Proses pertama yaitu memeriksa apakah item-item sesuai dengan blue print dan indikator-indikator perilaku yang diungkap. Setelah itu dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas alat ukur pada penelitian agar mendapat data yang akurat dan dapat dipercaya. Uji coba (try

11 58 out) skala penelitian dilaksanakan pada tanggal 09 Juni 2017 di Pondok Pesantren Perkampungan Minangkabau Padang dengan responden sebanyak 40 orang. 4. Uji Validitas Untuk mendapatkan data yang akurat dan sesuai dengan tujuan pengukuran diperlukan uji validitas. Uji validitas dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi masing-masing item dengan menggunakan Cronbach Alpha aplikasi SPSS for windows. Maka dari hasil uji validitas variabel kualitas persahabatan didapatkan hasil bahwa dari 44 butir pernyataan untuk variabel kualitas persahabatan, 35 dinyatakan valid karena Corrected Aitem-Total Correlation lebih besar dari 0,30 dengan demikian butir-butir pertanyaan dalam variabel ini layak mengungkap tentang kualitas persahabatan, aitem yang tidak valid akan dibuang. Berdasarkan hasil uji coba validitas dengan bantuan SPSS 20 for windows, maka diperoleh instrumen skala sebanyak 44 aitem. Terdapat 35 item yang valid yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 14, 16, 18, 19, 21, 23, 24, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 41, 42, 44. Selain itu, terdapat item yang tidak valid 9 item, yaitu item nomor 6, 11, 15, 17, 20, 22, 25, 40, 43. Adapun sebaran untuk aitem instrumen kualitas persahabatan setelah uji coba dapat dilihat pada tabel berikut:

12 59 Tabel 3.5 Blue Print Skala Kualitas Persahabatan Setelah Uji Coba Item Aspek Indikator Favorable Unfavorable Total Keakraban a. Kehangatan 8,31, b. Selaras/harmoni 13, Memberikan a. Kerjasama 4,18,44 3 bantuan b. Tidak pamrih 9,32,39 3 Kepercayaan a. Jujur 1,23, b. Yakin 5,22 2 Kesetiakawanan a. Kenyamanan 10,34,41 6,19 5 b. Reka berkorban 2,14 28,43 4 Dukungan a. Membantu teman 21,35, emosional b. Mendukung 16,29,33 15,27 5 keputusan Empati a. Peduli 3,26 2 b. Pengertian 12,37,40 7,25 5 Total Sumber : Hasil dari uji coba Ket : Nomor aitem yang dihitamkan adalah aitem yang dinyatakan gugur 5. Uji Reliabilitas Reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa suatu instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik. Dalam hal ini peneliti menganalisis butir-butir tersebut menggunakan program SPSS 20.0 for windows.

13 60 Hasil pengujian reliabilitas pada kualitas persahabatan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Skala Kualitas Persahabatan Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items Sumber: Hasil Uji Coba Menurut Sekaran (dalam Priyatno, 2012: 123), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik. Dari analisis reliabilitas dengan bantuan SPSS for windows di atas, diketahui nilai Cronbach Alpha untuk skala kualitas persahabatan adalah 0,737, maka reliabilitasnya dapat diterima sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur. F. Analisis Data Utuk menguji perbedaan pada kedua sampel yakni siswa laki-laki dan perempuan,menggunakan uji statistik yang pengujiannya dapat diklasifikasikan kepada uji dua sampelindependent(two-independent- Samples Test), dengan menggunakan uji independent sampel T test yang membandingkan dua group atau kelompok sampel dalam satu variabel. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini antara lain analisis Uji Normalitas (digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak), uji homogenitas (uji kesamaan varian)

14 61 dengan F test artinya jika varian sama, maka uji T menggunakan Equal Variances Assumed dan uji hipotesis, jika varian berbeda maka uji T menggunakan Equal Variance Not Assumed.