BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Negeri Tlahap cenderung bersifat konvensional ceramah yang berpusat pada guru.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada siswa kelas XI IPS 1 SMA Budaya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 4.1 Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SD Negeri Tunggulsari Semester I/ Pra Siklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Lampung pada semester genap tahun pelajaran 2012/2013. Kelas yang dijadikan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dilakukan dalam 2 (dua) siklus. Setiap siklus terdiri dari tiga kali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Kabupaten Pringsewu. Adapun subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.3

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Belajar Prasiklus

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran matematika di kelas IIIa MI Daarul Aitam Palembang

Jumlah 21

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA MELALUI METODE ROLLING QUESTION MATERI SEGITIGA DAN SEGI EMPAT DI SMPN 3 CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian tentang Penerapan Model Pembelajaran Two Stay Two

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Kondisi awal hasil observasi penelitian diketahui bahwa hasil belajar matematika siswa kelas enam SD Negeri Simpar masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat dari nilai tes matematika dari 20 siswa kelas enam yang tuntas hanya 6 siswa (30%) dan 14 siswa (70%) tidak tuntas belajar, rata-rata nilai dalam satu kelas 54,95. Pembelajaran mata pelajaran matematika kelas enam SD Negeri Simpar dianggap tuntas apabila 75% siswanya mendapat nilai 65 (KKM). Pada kondisi awal siswa masih pasif, motivasi belajar rendah, pembelajaran bersifat guru sentris sehingga hasil belajar siswa rendah. Melihat kondisi itu, maka perlu diadakan peningkatan hasil belajar siswa melalui penelitian tindakan kelas yang terdiri dari 2 siklus, masing-masing siklus melalui tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Ada pun persentase ketuntasan belajar siswa sebelum penelitian (pra siklus) dapat dilihat pada tabel 1. Nilai rata-rata kelas dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 4.1 Persentase Ketuntasan Belajar Pra Siklus (Data ada pada lampiran 6) Nilai Banyak Siswa % Pra Siklus Keterangan KKM 65 < 65 14 70 Tidak tuntas 65 6 30 Tuntas Jumlah 20 100 Berdasarkan tabel 4.1, Dari 20 siswa yang mendapat nilai < 65 ada 14 siswa (70%), nilai 65 sebanyak 6 siswa (30%). Dapat disimpulkan siswa yang tuntas 30%, tidak tuntas 70%. Hasil belajar pra siklus masih jauh dari yang diharapkan, maka perlu diadakan tindakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa sesuai dengan pencapaian ketuntasan belajar klasikal minimal 75% dengan nilai KKM mencapai 65. 34

35 Tabel 4.2 Nilai Rata-rata Kelas Pra Siklus (Data pada lampiran 6). Skor maksimal 100 Skor tertinggi 75 Skor terendah 30 Jumlah siswa 20 Jumlah nilai 1.099 Rata-rata 54,95 Berdasarkan data tersebut nilai rata-rata kelas pra siklus 54,95, niai terendah 30, nilai tertinggi 75. Jumlah nilai dalam satu kelas 1.099. 4.1.1 Pelaksanaan Siklus 1 Deskripsi Siklus 1 1) Perencanaan Tindakan Perencanaan tindakan didasarkan pada hasil studi pendahuluan yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami dan menyerap materi pembelajaran yang akan diajarkan. Peneliti dan rekan sejawat melakukan kesepakatan dan berdiskusi untuk: a) Menyusun skenario pembelajaran kooperatif tipe STAD yang terdiri dari 6 fase pembelajaran, yaitu: 1) menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar dan memotivasi siswa, 2) menyampaikan materi pembelajaran, 3) menegelompokkan siswa ke dalam kelompok, 4) membimbing siwa dalam belajar kelompok, 5) Evaluasi, berupa tes individu/kuis, 6) memberikan penghargaan kepada kelompok. b) Menyusun RPP Siklus 1 (lampiran 1) yang digunakan untuk pegangan guru dalam proses pembelajaran agar lebih efektif, efisien, dan terarah sesuai dengan tujuan pembelajaran. c) Menyusun Lembar Kerja Siswa 1 (lampiran 2) d) Menyusun media/alat peraga yang cocok e) Menyusun dan menyiapkan lembar observasi

36 f) Menyusun soal-soal tes individu/kuis dan postes (lampiran 5, dan 7) 2) Pelaksanaan Tindakan Siklus 1 dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan, yaitu pertemuan pertama pada hari Senin tanggal 12 Maret 2012 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit pada jam 07.15 09.00 WIB. Pertemuan pertama membahas materi Pengolahan Data dengan indicator menyajikan data dalam bentuk tabel, Kompetensi Dasar: Menyajikan data ke dalam bentuk tabel, diagram garis, batang, dan lingkaran. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu 14 Maret 2012 pada jam 07.15 09.00 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit, membahas cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis dan batang. Untuk pertemuan ketiga pada hari Sabtu tanggal 17 Maret 2012 membahas cara menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran dimulai jam 07.15 09.00 WIB alokasi waktu 3 x 35 menit. Data penelitian berupa hasil belajar siswa diperoleh dengan melakukan tes hasil belajar pada akhir pertemuan siklus 1. Banyaknya siswa yang mengikuti pembelajaran ada 20 siswa terdiri dari laki-laki 11 siswa dan 9 siswa perempuan, serta dihadiri satu orang rekan sejawat sebagai observer. Deskripsi Siklus 1 pertemuan 1. Dilaksanakan pada hari Senin tanggal 12 Maret 2012. Pertemuan pertama berlangsung selama 3 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan yang berupa berdoa, presensi, guru membuka pelajaran dan mengecek pengetahuan awal siswa tentang data, serta guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan ditempuh. Kehadiran siswa mencapai 100%.Kegiatan pendahuluan ini berlangsung selama 10 menit. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan materi pembelajaran secara klasikal materi "Penyajian Data" dengan indikator menyajikan data dalam bentuk tabel. Guru meminta siswa untuk menimbang berat badanya masing-masing, siswa sangat senang karena dapat mengetahui berat badannya. Setelah itu guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok belajar berdasarkan nilai dasar siswa yang diambil dari hasil tes sebelumnya, kelas dibagi dalam 5 kelompok tiap kelompok terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan heterogen. Setelah itu guru membagikan LKS pada tiap-tiap kelompok dan meminta siswa membaca petunjuk LKS dan mengerjakan tugas secara kelompok dengan kerjasama, siswa yang sudah paham menjelaskan pada temannya yang belum paham. Pada saat pembentukan kelompok siswa berbuat gaduh dan ramai, siswa cenderung

37 memilih kelompok dari teman yang disukai. Guru melakukan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Ada beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompok belajarnya. Ada satu atau dua siswa pada masing-masing kelompok yang kurang peduli terhadap kegiatan yang dikerjakan oleh teman yang lain. Kegiatan inti berlangsung selama 70 menit. Pada kegiatan penutup guru memilih satu kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya, sedangkan kelompok lain menanggapi. Siswa dengan bantuan guru melakukan membuat kesimpulan mengenai cara menyajikan data dalam bentuk tabel. Guru memberikan tes individu/kuis dikerjakan secara mandiri. Guru memberikan pekerjaan rumah Kegiatan penutup ini berlangsung selama 25 menit. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 14 Maret 2012 dengan alokasi waktu 3 X 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan yang berupa berdoa, presensi siswa, kemudian guru menunjuk siswa menuliskan jawaban pekerjaan rumah dari pertemuan sebelumnya di papan tulis. Guru menginformasikan tujuan pembelajaran yang akan dilakukan. Kegiatan pendahuluan berlangsung selama 10 menit. Pada kegiatan inti guru. Guru melakukan presentasi kelas materi penyajian data dengan indikator menyajikan data dalam bentuk diagram garis, dan batang dengan ceramah dan tanya jawab. Setelah kegiatan presentasi selesai, guru mengorganisasikan siswa ke dalam 5 kelompok, tiap-tiap kelompok terdiri dari 4 siswa dengan kemampuan heterogen untuk mengerjakan tugas dalam LKS dengan cara kerjasama dan saling membantu. Siswa terlihat lebih aktif dalam kerja kelompok. Guru membimbing siswa dalam mengerjakan soal dalam LKS.Guru memberikan umpan balik atas kegiatan diskusi kelas dengan memberikan jawaban yang benar. Kegiatan inti berlangsung selama 70 menit. Pada kegiatan penutup guru menunjuk secara acak perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, kelompok lain menanggapi. Siswa dengan arahan guru membuat kesimpulan cara menyajikan data dalam bentuk diagram garis, dan batang. Kegiatan dilanjutkan dengan guru memberikan tes individu/kuis untuk dikerjakan siswa secara mandiri. Guru memberikan penghargaan dengan pujian kepada kelompok terbaik (yang mempunyai interaksi personal paling dinamis). Tindak lanjut guru memberikan tugas pada siswa untuk mempelajari materi selanjutnya di rumah.

38 Pertemuan ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 17 Maret 2012 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit dimulai jam 07.15 09.00. Dimulai dengan kegiatan pendahuluan yaitu berdoa, presensi, dilanjutkan dengan guru menyampaikan indikator pencapaian hasil belajar yang akan ditempuh pada kegiatan pembelajaran dan memotivasi siswa agar mengikuti pelajaran dengan serius agar mendapatkan hasil belajar yang baik. Kegiatan inti dimulai dengan guru menyampaikan materi pembelajaran penyajian data dengan indikator menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran. Kegiatan selanjutnya, guru meminta siswa mengelompokkan diri ke dalam kelompoknya, masingmasing, guru membagi LKS pada masing-masing kelompok untuk dikerjakan secara kelompok. Kemudian guru berkeliling untuk memberikan bimbingan pada siswa atau kelompok yang mengalami kesulitan. Pada pertemuan ini siswa sudah mulai bisa menyesuaikan diri dengan kelompoknya. Sudah ada anggota kelompok selain ketua kelompok yang memberikan penjelasan pada teman kelompoknya, dan siswa sudah mulai berani bertanya pada guru. Kegiatan penutup guru menunjuk perwakilan satu kelompok untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, sedangkan kelompok lain menanggapi. Siswa dengan arahan guru membuat kesimpulan, kemudian dilanjutkan dengan siswa mengerjakan soal kuis/tes individu. Dilanjutkan guru memberikan penghargaan kelompok terbaik selama melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan sebutan cukup, baik, sangat baik, dan sempurna. Tindak lanjut dengan menugasi siswa untuk belajar di rumah sebagai persiapan untuk ulangan harian pada hari Senin 19 Maret 2012. Ulangan harian diadakan pada hari Senin tanggal 19 Maret 2012, dilanjutkan kegiatan remedial bagi yang nilainya kurang dari KKM. 3) Observasi Dari hasil pengamatan proses tingkah laku siswa diperoleh catatan masih adanya siswa yang kurang aktif dalam belajar kelompok, pembelajaran masih didominasi oleh ketua kelompok, siswa kurang antusias untuk bertanya pada teman maupun gurunya. Sebagian besar masih belum aktif belajar dalam kelompoknya. Pada siklus pertama ini siswa dibagi dalam kelompok kecil terdiri dari 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4

39 siswa dengan kemampuan heterogen ( kemampuan tinggi, sedang, rendah, laki-laki dan perempuan). Siswa cenderung memilih kelompok yang disukainya tetapi guru memberikan penjelasan pada anak bahwa anak harus belajar bersama dan kelompok dibentuk berdasarkan nilai dasar yang diperoleh anak dengan kondisi yang heterogen (laki-laki, perempuan, akademik tinggi, sedang, dan rendah). Pada kegiatan ini dilakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses pembelajaran yang didesain dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD yaitu meliputi aktivitas mengajar guru, situasi kelas, dan aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran. Berdasarkan observasi dari teman sejawat aktivitas mengajar guru cukup baik sesuai dengan langkah-langkah dalam pembelajaran kooperarif tipe STAD. Ada beberapa kelompok belum terlibat secara aktif. Ketua kelompok masih mendominasi dalam pembelajaran. Berdasarkan pengamatan penilaian hasil belajar siswa pada pra siklus diperoleh data nilai rata-rata kelas pra siklus 54,95 pada siklus 1 meningkat rata-ratanya menjadi 63,75 (meningkat 16,01%). Ketuntasan belajar pada pra siklus yang tuntas hanya 6 siswa (30%) meningkat menjadi 13 siswa (65%) pada siklus 1 ( terjadi peningkatan 35%). Terjadi peningkatan hasil belajar siswa tetapi indikator kinerja belum tercapai karena ketuntasan baru mencapai 65%, sedangkan indikator kinerja ketuntasan mencapai 75%. 4) Refleksi Berdarkan hasil observasi yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus 1 dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Proses Dari proses pembelajaran sampai pelaksanaan evaluasi ada beberapa hal yang perlu perbaikan pada tindakan selanjutnya. Hal tersebut adalah: 1) Belum semua anggota kelompok aktif bekerja sama untuk melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru, ketua kelas masih mendominasi dalam pembelajaran. 2) Belum semua siswa yang pandai dalam kelompoknya mau membantu temannya yang belum paham. 3) Siswa dalam kelompok ada yang berbicara sendiri dengan temannya.

40 4) Sebagian siswa ada yang tidak cocok dengan temannya dan cenderung memilih teman yang disukai dalam kelompoknya. 5) Adanya sifat malu dan kurang percaya diri pada siswa sehingga siswa malu untuk bertanya baik pada temannya, maupun gurunya. b. Hasil Tes. Hasil nilai tes siklus 1 ternyata belum dapat memenuhi target dari tujuan yang diharapkan, sebab ketuntasan klasikal hanya 65% (13 siswa dari 20 siswa kelas enam) dan rata-rata hasil belajar 63,75 padahal yang ditetapkan ketuntasan belajar klasikal 75% artinya 15 siswa telah mencapai KKM. Karena itu perlu diadakan perbaikan dan peningkatan hasil belajar pada siklus 2. Perkembangan hasil belajar siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.3, berikut: Tabel 4.3 Perkembangan Hasil Belajar Siklus 1 Keadaan Pra Siklus Siklus 1 Indikator Kinerja 75 % tuntas(kkm 65) Nilai rata-rata kelas 54,95 63,75 Ketuntasan 30% 65% Nilai rata-rata kelas pada kondisi awal 54,95 dan pada akhir siklus 1 menjadi 63,75 (meningkat 16,01%). Ketuntasan belajar siswa pada kondisi awal 30% menjadi 65% pada akhir siklus 1 (meningkat 35%), tetapi indikator kinerjanya belum tercapai, artinya belum mencapai ketuntasan kasikal 75%. c. Aktivitas mengajar guru Guru sudah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tahapan model pembelajaran koperatif tipe STAD, tetapi belum berjalan secara maksimal dalam hal penyajian materi pembelajaran, guru membimbing hanya pada siswa yang mengalami kesulitan, penghargaan pada kelompok terbaik belum diberikan hadiah berupa alat tulis yang lebih memotivasi siswa untuk bersaing dalam kegiatan kelompok. Aktivitas mengajar guru dapat dilihat pada lampiran 16.

41 4.1.2 Pelaksanaan Siklus 2 1) Perencanaan Tindakan Berdasarkan hasil pada siklus 1, perlu perencanaan perbaikan pembelajaran pada siklus 2 sebagai berikut: a. Memantapkan penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menekankan kerjasama, keaktifan, merotasi anggota kelompok berdasarkan perolehan nilai pada hasil tes siklus 1. Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tahap-tahapan pembelajaran kooperatif tipe STAD secara optimal, yaitu: 1) menyampain indikator pencapaian hasil belajar, 2) menyajikan materi pembelajaran, 3) mengelompokkan siswa ke dalam 5 kelompok, tiap kelompok terdiri dari 4 siswa secara heterogen, 4) membimbing siswa dalam bekerja dan belajar, 5) evaluasi, memberikan tes individu/kuis, dan tes akhir 6) memberikan penghargaan kelompok. b. Guru memotivasi siswa untuk berani bertanya, dan menjawab pertanyaan dengan memberikan bimbingan, dorongan arti penting rasa percaya diri dan keberanian dalam kehidupan masyarakat, selain itu guru bisa menunjuk siswa-siswa yang kurang aktif untuk bertanya/menjawab pertanyaan. c. Menyusun RPP II (lampiran 1) d. Menyusun LKS (lampiran 2) e. Menyusun Naskah soal tes individu/kuis (lampiran 3) f. Menyusun Naskah soal pos tes (lampiran 4) g. Menyiapkan lembar observasi (lampiran 7) 2) Pelaksanaan Tindakan Tindakan siklus 2 dilaksanakan dalam 2 x pertemuan dengan Kompetensi Dasar: Menentukan mean, median, dan modus sekumpulan data. Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 April 2012 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit dimulai dari jam 07.15 09.00 WIB membahas indikator menentukan mean (rata-rata) Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 April 2012 membahas indikator menentukan median dan modus sekumpulan data, dengan alokasi waktu 3 x 35 menit dimulai dari jam 07.15 09.00.

42 Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 April 2012 dengan alokasi waktu 3 x 35 menit. Pelaksanaan tindakan dimulai dengan kegiatan pendahuluan yaitu berdoa, presensi. Selanjutnya guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa. Kegiatan inti dimulai dengan guru menyajikan materi pembelajaran secara klasikal dengan metode ceramah, pengamatan, tanya jawab, dengan indikator menentukan mean (rata-rata), guru menunjuk siswa secara acak untuk maju ke depan mengerjakan soal dengan tujuan untuk mengukur kesiapan siswa. Setelah penyajian materi pembelajara selesai dilanjutkan dengan guru mengorganisasikan siswa ke dalam 5 kelompok dimana tiap kelompok terdiri dari 4 siswa heterogen dengan merombak anggota kelompok berdasarkan perolehan nilai dasar pada hasil tes siklus 1 dengan tujuan adanya penyegaran dan dinamikan kelompok. Setelah dibagi dalam kelompok-kelompok, guru membagikan LKS sebagai bahan pembelajaran yang berisi latihan-latihan soal yang harus dikerjakan oleh siswa secara kelompok, siswa yang pandai membimbing temannya yang belum paham. Pada kegiatan ini keaktifan siswa mulai meningkat. Sebagian besar siswa secara aktif bekerjasama menyelesaikan tugas yang terdapat dalam LKS rata-rata ada 2 sampai 3 anak dalam kelompok yang aktif. Siswa yang sudah paham sudah bersedia membimbing temannya, siswa berani bertanya pada teman kelomponya dan gurunya. Pada waktu kegiatan berlangsung guru membimbing siswa atau kelompok yang menemuai kesulitan, rata-rata tiap kelompok berani bertanya pada gurunya. Pada kegiatan ini situasi kelas tampak ramai, banyak siswa yang berani memberikan tanggapan. Guru memandu jalannya kegiatan kerja kelompok. Kegiatan penutup, guru menunjuk secara acak perwakilan kelompok untuk mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya, kelompok lain menanggapi. Siswa dengan arahan guru menyimpulkan cara menentukan rata-rata (mean). Kemudian siswa mengerjakan kuis yang harus dikerjakan secara mandiri, dan hasil kuis ini nanti digunakan untuk peningkatan skor individu dalam kelompok. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran selanjutnya. Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 11 April 2012 dengan alokasi waktu 3 X 35 menit. Kegiatan pendahuluan dimulai dengan guru meminta siswa untuk berdoa, presensi. Guru mengecek pengetahuan awal siswa. Guru menyampaikan

43 tujuan pembelajaran yang akan ditempuh. Kegiatan pendahuluan berlangsung selama 10 menit. Pada kegiatan inti Guru menyajikan materi pembelajaran dengan indikator menentukan median, dan modus sekumpulan data. Guru meminta siswa berada dalam kelompok belajar yang telah ditentukan seperti pada pertemuan sebelumnya. Pada kegiatan ini siswa tampak tertib, dan terkendali. Guru meminta siswa membaca petunjuk pada LKS dan buku pelajaran matematika. Guru berusaha membimbing kepada semua kelompok Guru berkeliling mengamati kegiatan siswa, sebagian besar siswa dalam kelompok saling bekerja sama memberikan bantuan, semua siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar kelompok. Situasi kelas sudah kondusif, tertib, semua anggota kelompok bekerja dengan penuh tanggung jawab. Siswa berani bertanya pada teman kelompoknya, maupun gurunya. Kegiatan inti berlangsung selama 70 menit. Pada kegiatan penutup guru menunjuk siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Siswa dengan mengadakan refleksi dengan melakukan tanya jawab seputar materi pembelajaran, siswa dengan bimbingan guru membuat kesimpulan mengenai cara menentukan median dan modus sekumpulan data. Kegiatan berikutnyan siswa mengerjakan kuis individu yang harus dikerjakan siswa secara mandiri. Kegiatan penutup berlangsung selama 25 menit. Pemberian penghargaan kepada kelompok terbaik, dengan memberikan hadiah berupa buku tulis dan bolpoint. Siswa tampak puas dan senang mendapatkan hadiah tersebut. Ulangan harian dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 April 2012. Tindak lanjut guru memberikan remedial. 3) Observasi Selama kegiatan pembelajaran pada siklus 2 berlangsung diadakan pengamatan terhadap guru dan siswa. Pengamatan terhadap guru dilakukan oleh observer (pengamat) oleh teman sejawat yaitu guru kelas 5 dengan mengisi lembar observasi aktivitas mengajar guru dalam pengelolaan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dari hasil observasi diperoleh data bahwa pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD secara keseluruhan telah berlangsung dengan baik dan dan guru telah melaksanakan semua langkah-langkah kegiatan pembelajaran sesuai dengan langkah-langkah pembelajara kooperatif tipe STAD (Lampiran 13). Guru mampu membangkitkan motivasi siswa. Sebagian besar siswa aktif

44 bekerjasama dalam menyelesaika tugas dalam kelompoknya. Kerjasama dalam kelompok sangat baik, karena dari 4 siswa yang aktif 3 4 siswa. Siswa berani memberikan tanggapan dalam presentasi kelompok. Situasi kelas tertib, siswa sudah paham tugas dan kewajiban dalam kelompoknya. Guru telah melakukan bimbingan yang menyeluruh pada semua kelompok. Hasil ulangan harian mencapai nilai rata-rata kelas 78,50 dengan ketuntasan klasikal 95%. Hasil belajar pada siklus 2 sesuai dengan yang diharapkan yaitu ketuntasan mencapai 75%, pada siklus 2 indikator kenerja sudah tercapai. 4) Refleksi Berdasarkan hasil observasi dan tes kognitif selama siklus 2 berlangsung, diperoleh data bahwa guru telah berhasil menerapkan pembelajaran kooperatif tipe STAD. Guru telah melaksanakan semua langkah-langkah pembelajaran sesuai dengan tahapan dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD. Aktivitas mengajar guru mengalami peningkatan pada siklus 2. Selain itu aktivitas siswa juga mengalami peningkatan. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus 1, ketuntasan belajar 65% pada siklus 1 menjadi 95% (meningkat 30%) pada siklus 2, sedangkan rata-rata nilai meningkat dari 63,75 menjadi 78,50 (23,14%) pada siklus 2. Dengan demikian setelah dilaksanakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, pelaksanaan pada siklus 2 dianggap telah berhasil, karena indikator kriteria keberhasilan sudah tercapai, yaitu ketuntasan klasikal telah mencapai lebih dari 75%, yaitu ketuntasan belajar siswa mencapai 95%. Hasil belajar pada siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:

45 Tabel 4.4 Hasil Belajar Siklus 2 No. KKM Nilai Ketuntasan Urut Induk 65 Tuntas Tidak Tuntas 1. 821 80 2. 900 80 3. 903 80 4. 904 70 5. 905 90 6. 908 80 7. 918 90 8. 919 70 9. 925 70 10. 926 70 11. 928 70 12. 931 90 13. 933 100 14. 936 80 15. 937 60 16. 938 80 17. 939 70 18. 940 70 19. 943 70 20. 949 100 Jumlah 1.570 95 1 Rata-rata 78,5 Nilai 100 Tertinggi Nilai 60 Terendah Persentase 95% 5% Berdasarkan tabel 4.4 ketuntasan belajar siswa pada siklus 2 mencapai 95%, dengan nilai rata-rata kelas 78,5. Dengan demikian pada siklus 2 indikator kinerja (ketuntasan klasikal 75%) sudah tercapai, sehingga penelitian berhenti sampai siklus 2.

46 4.2 Analisis Data Data kuantitatif seperti data hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2 dianalis dengan statistik deskriptif, kemudian data yang terkumpul disajikan secara sistematis dan diberi makna. 1) Nilai rata-rata digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam satu kelas. Nilai rata-rata diperoleh dengan cara membagi jumlah nilai siswa dalam satu kelas dengan jumlah siswa dalam satu kelas. Selain itu nilai rata-rata digunakan untuk membandingkan peningkatan hasil belajar pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. 2) Grafik, dipakai untuk menyajikan, menggambarkan hasil belajar matematika pada tiap-tiap siklus. 3) Persentase, digunakan untuk menyajikan dan menggambarkan hasil belajar tiap-tiap siklus. Hasil belajar pra siklus, dan siklus 1 dapat dilihat pada tabel 4.5 berikut: Tabel 4.5 Ketuntasan Belajar Siswa Hasil Tes Pra Siklus, dan Siklus 1 Ketuntasan f % Pra Siklus Siklus 1 Pra Siklus Siklus 1. Tuntas 6 13 30 65 2. Tidak Tuntas 14 7 70 35 Jumlah 20 20 20 100 Berdasarkan tabel 4.5, ketuntasan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari pra siklus yang tuntas ada 6 siswa (30%) meningkat menjadi 13 siswa (65% ) pada siklus 1 setelah diadakan tindakan penelitian. Distribusi rata-rata hasil belajar pra siklus dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut: Tabel 4.6 Rentang Skor Nilai Hasil Belajar Pra Siklus Rentang Nilai f % 30 42 3 15 43 55 9 45 56 68 7 35 69-81 1 5 Jumlah 20 100

47 Pada tabel 4.6 rentang rata- rata nilai terbanyak berada sekitar rentang 43 55 sebanyak 9 siswa dengan persentase 45%. Ketuntasan Belajar Pra Siklus 80 70 70 60 frekuensi/persentase 50 40 30 20 30 14 frekuensi Persentase 10 0 6 tuntas tidak tuntas Ketuntasan Pra Siklus Gambar 4.1 Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus. Berdasarkan grafik tersebut ketuntasan belajar sebesar 30% (sebanyak 6 siswa), siswa yang tidak tuntas ada 13 siswa (70%) dari jumlah 20 siswa kelas 6. Dengan demikian ketuntasan belajar prasiklus belum mencapai ketuntasan KKM (75%). Distribusi Nilai Pos Tes Siklus 1 Tabel 4.7 Frekuensi Nilai Siklus 1 N f % 20 40 5 25 41 61 2 10 62 82 10 50 83-103 3 15 Jumlah 20 100

48 Berdasarkan tabel 4.7, frekuensi nilai terbesar pada siklus 1 berkisar pada rentang nilai rata-rata 62 82 sebanyak 10 siswa, dengan persentase 50%. Nilai rata-rata kelas pada siklus 1 sebesar 63,75. Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 1 70 65 60 50 40 35 30 Frekuensi Nilai 20 10 13 7 Persentase 0 Tuntas Tidak Tuntas Ketuntasan Belajar Siklus 1 Gambar 4.2, Grafik Ketuntasan Belajar Siklus 1. Berdasarkan grafik tersebut, siswa yang tuntas ada 13 siswa dengan persentase ketuntasan 65%, sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 7 anak dengan persentase 35%. Dengan demikian pada siklus 1 indikator kriteria keberhasilan belum tercapai, karena ketuntasan belajar masih di bawah 75%, untuk itu perlu dilakukan tindakan perbaikan pada siklus 2. Hasil Tes Siklus 2 Tabel 4.8 Daftar Rentang Nilai Tes Siklus 2 Rentang Nilai f % 58-69 1 5 70-81 14 70 82-93 3 15 94-105 2 10 Jumlah 20 100 Berdasarkan tabel 4.8, frekuensi nilai terbesar pada siklus 2 berkisar pada rentang nilai rata-rata 70 81 sebanyak 14 siswa (70%). Rata-rata nilai siklus 2 sebesar 78,50

49 70 70 60 50 40 30 20 10 0 14 15 10 5 1 3 2 58-69 70-81 82-93 94-105 Nilai frekuensi persentase Gambar 4.3 Grafik Daftar Rentang Nilai Tes Siklus 2, berdasarka grafik 3 frekuensi nilai terbesar siklus 2 berkisar pada rentang rata-rata nilai 70 81 sebanyak 14 siswa dengan persentase 70%. Ada pun ketuntasan belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut: Tabel 4.9 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Siklus 2 N F % Ket. < 65 1 5 Tidak tuntas 65 19 95 Tuntas Jumlah 20 100 Berdasarkan tabel 4.9, ketuntasan belajar klasikal pada siklus 2 mencapai 95%, dengan demikian indikator kinerja (ketuntasan klasikal 75%) sudah tercapai, sehingga penelitian berhenti sampai siklus 2, karena pelaksanaan tindakan telah berhasil mencapai indikator kinerja. Analis data kualitatif meliputi aktivitas mengajar guru dan aktivitas kegiatan siswa dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Aktivitas mengajar guru Siklus 1 meliputi: 1) menjelaskan tujuan pembelajaran dan indikator pencapaian hasil belajar, 2) menyajikan materi pembelajaran, 3) mengorganisasi siswa kedalam 5 kelompok, 4) membimbing kelompok, 5) evaluasi hasil belajar dengan memberikan tes individu/kuis, 6) memberikan penghargaan kelompok.

50 Semua langkah-langkah kegiatan sudah terlaksana sesuai dengan tahapan dalam pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, tetapi pada pertemuan pertama tahap penyampaian tujuan pembelajaran, penyajian materi pembelajaran, membimbing kelompok, pemberian penghargaan kelompok belum berjalan secara optimal, baru pada pertemuan ketiga keterlaksanaan langkah-langkah pelaksanaan model pembelajaran kooperatif sudah terlaksana dengan kategori baik. Aktivitas mengajar guru pada siklus 2 sudah terlaksana sesuai dengan tahapan dalam pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD, dan semua tahapan terlaksana dengan kategori baik (lampiran 16). Ada pun aktivitas belajar siswa dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut: No Kompenen yang Diamati 1. Siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya. 2 Siswa yang membimbing anggota kelompoknya yang belum paham soal pada LKS. 3. Siswa yang mengajukan pertanyaan pada waktu mengalami kesulitan mengerjakan LKS. 4. Siswa yang dapat mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. 5. Siswa yang berani memberikan tanggapan terhadap kelompok lain. Tabel 4.10.Aktivitas Belajar Siswa Siklus 1 Pertemuan I II III Persentase (%) Pert. I Persentase (%) Pert. II Persentase (%) Pert. III Persentase (%) Siklus I 15 13 10 75 65 50 63,3% 4 7 12 20 35 60 38,3% 3 5 11 15 25 55 31,6% 2 5 7 10 25 35 23,3% 2 6 8 10 30 40 26,7%

51 Pada siklus 1, persentase siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya sebesar 63,3%, siswa yang membimbing temannya yang belum paham sebesar 38,3%, siswa yang berani mengajukan pertanyaan sebesar 31,6%, siswa yang dapat mempresentasikan hasil kerja kelompok/berani maju ke depan sebesar 23,3%, dan siswa yang berani memberikan tanggapan sebesar 26,7%. Berdasarkan hasil data tersebut, maka perlu diadakan perbaikan peningkatan pada pelaksanaan tindakan siklus 2. No Kompenen yang Diamati 1. Siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya. 2 Siswa yang membimbing anggota kelompoknya yang belum paham soal pada LKS. 3. Siswa yang mengajukan pertanyaan pada waktu mengalami kesulitan mengerjakan LKS. 4. Siswa yang dapat mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. 5. Siswa yang berani memberikan tanggapan terhadap kelompok lain. Tabel 4.11.Aktivitas Belajar Siswa Siklus 2. I Pertemuan II Persentase Pertemuan I Persentase Pertemuan II Persentase Siklus II 5 3 25 15 20 8 13 40 65 52,5 7 12 35 60 47,5 5 8 25 40 32,5 6 10 30 50 40 Aktivitas belajar siswa pada siklus 2 mengalami peningkatan dari siklus 1, siswa yang kurang aktif tinggal 20%, siswa yang membimbing temannya ada 52,5, siswa yang berani

52 bertanya ada 47,5%, siswa yang dapat mempresentasikan hasil kerja 32,5% dan siswa yang memberikan tanggapan kelompok lain ada 40%. Dapat ditarik kesimpulan bahwa aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan pada siklus 2. 4.3 Pembahasan Pembahasan hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1) Aktivitas siswa. Pada siklus I aktivitas siswa masih tergolong rendah, siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya sekitar 63,3%. Siswa masih banyak yang belum paham dengan kegiatan pembelajaran koperatif tipe STAD, karena kurangnya penjelasan, sehingga siswa kurang termotivasi, malu, takut bertanya pada guru. Oleh karena itu pada setiap proses pembelajaran berlangsung siswa selalu diberi bimbingan dan motivasi agar tumbuh rasa percara diri yang akhirnya siswa berani bertanya, bertindak, bekerjasama dengan teman kelompoknya. 2) Siswa masih takut bertanya dan mengeluarkan pendapat. Ini disebabkan karena belum terbiasa atau belum terlatih, maka sangat perlu siswa diberi kesempatan untuk menjawab pertanyaan, dan tanya jawab. Hal ini diharapkan dapat melatih dan memberi kesempatan siswa untuk bertanya dan berpendapat dengan teman sejawa. Dalam diskusi kelompok, ada beberapa kelompok yang terlihat pasif. Pada tes siklus I, siswa masih banyak yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal, kebanyakan siswa salah dalam soal menyajikan data dalam bentuk diagram lingkaran. Hal ini terutama sebagian siswa tidak membawa jangka, dan busur derajat, dan kurang paham mengenai materi pembelajaran. 3) Pada kegiatan pembelajaran siklus II, sebagian besar siswa berani bertanya pada guru, dan temannya. Keberanian siswa semakin tumbuh, siswa dengan kesadaran sendiri berani menunjukkan jarinya untuk menjawab pertanyaan, dan memberi tanggapan terhadap kelompok lain. 4) Selama mengerjakan tes individu, dan tes akhir semua siswa mengerjakan dengan tertib. Penggunaan permainan mata dadu dan kartu bilangan untuk menentukan modus dan median suatu data menarik minat siswa untuk belajar sambil bermain. 5) Pada tes siklus II, siswa mengerjakan tugas dengan baik dan mengalami peningkatan

53 hasil dibandingkan dengan hasil tes-tes sebelumnya. Siswa mengerjakan tes akhir dengan tenang dan tertib. Persentase ketuntasan siswa mencapai 95% dari jumlah 20 siswa kelas VI SD Negeri Simpar. Dengan demikian pada siklus II dipandang cukup, karena ketuntasan belajar siswa telah mencapai tolok ukur keberhasilan yaitu ketuntasan belajar telah mencapai 75%. 6) Aktivitas mengajar guru juga mengalami peningkatan dari siklus 1 ke siklus 2, guru telah melaksanakan tahapan pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan kategori baik 7) Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang hasil belajar yang dicapai siswa kelas VI SD Negeri Simpar, dapat dilihat pada tabel dan grafik berikut: Tabel 4.12. Perbandingan Nilai Hasil Belajar Siswa Tiap Siklus Nilai Rata-rata Kondisi Awal/Pra Siklus 1 Siklus 2 Siklus 54,95 63,75 78,50 Berdasarkan tabel 4.12, dapat dijelaskan bahwa telah terjadi peningkatan nilai ratarata kelas dari kondisi PraSiklus nilai rata-rata 54,95, pada siklus 1 meningkat menjadi 63,75, kemudian naik menjadi 78,50 pada siklus 2. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan hasil belajar matematika siswa kelas VI setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Dilihat dari rata-rata nilai pada siklus 2 tersebut, maka kriteria hasil belajar siswa adalah termasuk kriteria baik seperti yang dikemukakan oleh (Sudjana,2002). Tabel 4.13 Kriteria Hasil Belajar Siswa Rata-rata nilai Nilai Huruf Kriteria 80 N 100 A Baik Sekali 70 N < 80 B Baik 60 N < 70 C Cukup 50 N < 60 D Kurang 0 N < 50 E Kurang Sekali Sumber: Sudjana, 2002 Prosedur untuk mengetahui kriteria hasil belajar aspek kognitif.

54 Nilai 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Diagram Perbandingan Rata-rata Antar Siklus 78,5 54,95 63,75 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus Nilai Rata-rata Gambar 4.4. Grafik Perbandingan Nilai Rata-rata Antar Siklus Berdasarkan Gambar 4 tersebut diketahui nilai rata-rata hasil belajar siswa antar siklus mengalami peningkatan untuk tiap siklus dari pra siklus nilai rata-rata 54,95 naik menjadi 63,75 pada siklus 1, lalu meningkat menjadi 78,50 pada siklus 2. Persentase ketuntasan belajar siswa kelas VI SD Negeri Simpar Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 dapat dilihat pada tabel 4.14 berikut: N Tabel 4.14 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 F % Pra Siklus Siklus Pra Siklus Siklus Siklus 1 2 Siklus 1 2 Indikator Kinerja, Ketuntasan 75% < 65 14 7 1 70 35 5 KKM=65 65 6 13 19 30 65 95 Jml 20 20 20 100 100 100 Berdasarkan tabel 4.14, ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan dari kondisi pra siklus siswa yang tuntas belajar ada 6 siswa (30%), pada siklus 1 meningkat menjadi 13 siswa (65%), kemudian pada siklus 2 meningkat menjadi 19 siswa (95%). Dapat ditarik kesimpulan bahwa telah terjadi peningkatan ketuntasan belajar setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pada siklus 2 indikator kinerja sudah tercapai,

55 karena ketuntasan belajar siswa kelas VI SD Negeri Simpar telah mencapai 75% sehingga penelitian tindakan kelas berhenti pada siklus 2. Berdasarkan hasil secara keseluruhan, pembelajaran matematika dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas VI SD Negeri Simpar Kecamatan Bandar Kabupaten Batang semester dua tahun pelajaran 2011/2012 dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Banyak Siswa 20 18 16 14 12 10 8 6 4 2 0 19 13 13 6 7 1 Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus Tuntas Tidak Tuntas Gambar 4.5 Grafik Ketuntasan Belajar Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2 Persentase (%) Ketuntasan 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 95 65 30 prasiklus siklus 1 siklus 2 Ketuntasan belajar Column2 Gambar 4.6 Grafik Persentase Ketuntasan Belajar PraSiklus, Siklus 1, dan Siklus 2

56 Berdasarkan grafik tersebut dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan nilai hasil belajar siswa pada masing-masing siklus, pada pra siklus siswa yang tuntas belajar ada 6 siswa (30%), meningkat menjadi 13 siswa (65%) pada siklus 1, kemudian meningkat menjadi 19 siswa (95%) pada siklus 2. Berdasarkan hasil ketuntasan belajar siklus 2, indikator kinerja telah tercapai, yaitu ketuntasan belajar siswa telah mencapai 95%. Hal ini berati penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa, sehingga Model Pembelajaran Kooperatif memiliki kelebihan seperti yang dikemukakan menurut Roestiyah (2001:17), yaitu: 1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk menggunakan keterampilan bertanya dan membahas suatu masalah. 2) Dapat mengembangkan bakat kepemimpinan dan mengajarkan keterampilan berdiskusi. 3) Dapat memungkinkan guru untuk lebih memperhatikan siswa sebagai individu dan kebutuhan belajarnya. 4) Para siswa lebih aktif bergabung dalam pelajaran mereka dan mereka lebih aktif dalam diskusi. 5) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan rasa menghargai, menghormati pribadi temannya, dan menghargai pendapat orang lain.