KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN MODEL EXSAMPLES NON EXSAMPLES SISWA KELAS X SMAN 1 BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN JURNAL ILMIAH MELVI NOVITA NPM 11080275 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016
KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MENGGUNAKAN MODEL EXAMPLES NON EXAMPLES SISWA KELAS X SMA N 1 BATANG KAPAS KABUPATEN PESISIR SELATAN Oleh Melvi novita 1, Indriani Nisja 2, Ninit Alfianika 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh lima alasan, Pertama, kurangnya minat siswa dalam menulis terutama menulis cerpen. Kedua, siswa masih mengalami kesulitan dalam merankai kata-kata untuk mengawali tulisan kemudian mengembangkan kalimat menjadi sebuah paragraf berupa cerpen. Ketiga, kurangnya penguasaan bahasa dan menghadirkan tokoh, alur, dan latar. Keempat, kuranya penguasaan kosa kata yang dimiliki siswa. Kelima, kurangya model pembelajaran. penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kemampuan menulis cerpen menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif, populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 357 orang yang tersebar dalam 10 kelas. Sampel penelitian ini berjumlah 40 orang. Teknik pengambilan sampel yaitu teknik (propotional random sampling). Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan menulis cerpen menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas, dilihat dari aspek 1( penokohan) tergolong lebih dari cukup (LDC) dengan rata-rata 69,3 berda pada rentangan 66-75%. Untuk aspek 2 (alur) tergolong baik sekali (BS) dengan rata-rata 92,575 berda pada rentangan 86-95%. Untuk aspek (latar) tergolong lebih dari cukup (LDC) dengan rata-rata 77,63 berada pada rentangan 66-75%. Secara keseluruhan tergolong baik (B) dengan rata-rata 79,93 berada pada rentang 76-85% pada skla 10. Kata kunci : kemampuan, menulis cerpen, model examples non examples
ABILITY WRITING SHORT STORIES USING NON EXAMPLES EXAMPLES MODEL CLASS X SMAN 1 ROD COTTON SOUTH COAST DISTRICT By Melvi Novita 1, Indriani Nisja 2, Ninit Alfianika 3 1) Student of STKIP PGRI West Sumatra 2) 3) Lecturer Program Study Education of Ianguage and Art Indonesia STKIP PGRI West Sumatra ABSTRACT This research is motivated by the five reasons, First, the lack of student interest in writing, especially writing short stories. Second, students are still experience difficulties in arranging the words to start writing and then develop the sentence into a paragraph in the form of short stories. Third, the lack mastery of the language and bring the characters, plot, and setting. Fourth, the lack mastery of the vocabulary by the students. Fifth, a lack of learning models. This study aimed to describe the ability to write short stories using the model examples of non examples class X SMA N 1 Batang Kapas Pesisir Selatan district. This research is a quantitative study using descriptive method, the population in this study were students of class X SMA N 1 Batang Kapas academic year 2015/2016, amounting to 357 people scattered in 10 classes. The research sample of 40 people. The sampling technique is technique (proportional random sampling). The results showed that the ability to write short stories using the model examples of non examples class X SMA N 1 Batang Kapas, seen from the aspect 1 (characterizations) classified more than enough (LDC) with an average of 69.3 are in the range of 66-75%. For the second aspect (groove) is quite good once (BS) with an average of 92.575 are in the range of 86-95%. For aspect (background) classified more than enough (LDC) with an average of 77.63 that are in the range of 66-75%. Overall classified as good (B) with an average of 79.93 in the range 76-85% on a 10 scale. Keywords: ability, writing short stories, the model examples of non examples.
PENDAHULUAN Menulis merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif, karena kemampuan menulis pada hakikitnya merupakan hasil dari sebuah proses, dengan begitu maka kesempatan menulis akan diperoleh siswa melalui proses, yaitu dengan cara pelatihan. Menurut Semi (2003:2), menulis merupakan pemindahan pikiran dan perasaan disampaikan secara lisan ke dalam bentuk tertulis. menurut Nurgiantoro (1995: 10) Cerpen merupakan penceritaan yang bersifat pendek dapat dibaca sekali duduk serta bervariasi. adapun unsur-unsur pembangun cerpen yaitu. Pertama, penokohan yaitu menjelaskan bahwa penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana karakter dan fisik tokoh. Kedua Alur yaitu rangkaian peristiwa yang memiliki tahap-tahap dalah subuah cerpen, tahap awal, tahap tengah dan tahap akhir. Ketiga, latar yaitu, kapan terjadinya suatu peristiwa, latar waktu, latar tempat dan suasana. Indikator penelitian ini diambil berdasarkan kurikulum 2006 dengan Standar Kopetensi (SK) 16 Mengungkapkan pengalaman diri sendiri dan orang lain kedalam cerpe, Kopetensi Dasar (KD) 16.1 Menulis karangan berdasarkan kehidupan diri sendiri dalam cerpen ( penokohan, alur, latar). Permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas X SMA N 1 Batang Kapas diperoleh informasi tentang kendala dalam pembelajaran menulis cerpen antara lain. Pertama, kurang minat siswa dalam menulis cerpen. Kedua, siswa masih mengalami kesulitan dalam menulis cerpen. Ketiga, kurangnya penguasaan bahasa dan menghadirkan penokohan, alur dan atar. Keempat, kurangnya penguasaan kosa kata yang dimiliki siswa. Kelima, kurangnya penggunaan model dalam pembelajaran. Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk memdeskripsikan kemampuan menulis cerpen menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Menurut Istarani (2011:9) model examples non examples merupakan suatu rangkaian penyampaian. Penerapan menulis cerpen mengguakan model examples non examples yaitu, Pertama, guru menyiapkan gambar yang bisa dijadikan sebuah cerpen. Kedua, guru menempelkan gambar dipapan. Ketiga, guru memberi petunjuk dan memberikan kesempatan siswa untuk memperhatikan atau menganalisis penokohan, alur, latar yang ada pada gambar. Keempat, guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, membuat hasil diskusi dan dicatat ke dalam buku. Kelima, siswa ditugaskan menulis cerpen secara berkelompok sesuai dengan analisis yang dilakukan dan masing-masing kelompok membacakan cerpen yang telah ditulis. Keenam, guru dan siswa mengomentari cerpen yang ditulis, setelah itu guru menyimpulkan pelajaran. Penggunaan model examples non examples sebagai alat bantu untuk menulis cerpen dan memicu daya tarik siswa untuk menulis cerpen dengan memberikan contoh gambar di depan kelas, pemanfaatan model examples non examples dalam pembelajaran akan membuat siswa lebih kreatif dan berani menuangkan ide dan gagasanya kedalam bentuk cerpen. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif. Menurut Arikunto (2010:27) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan angka, dimulai dari pengumpulan data dan kemudian menafsirkan data, dan ditampilkan hasilnya, sedangkan metode deskriptif menurut Arikunto (2010:3) adalah metode yang digunakan untuk memaparkan atau mengambarkan suatu hal. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas yang terdafar pada tahun ajaran 2015/2016 yang berjumlah 357 orang siswa, yang terdiri dari 10 lokal. Pengambilan sampel dilakukan teknik proportional random sampling. Sampel penelitian ini diambil 10% dari 357 siswa terdiri 40 orang siswa. Variable dalam penelitian ini adalah kemampuan menulis cerpen menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara berikut. Pertama, guru menjelaskan instrumen penelitian. Kedua, guru menugaskan siswa menulis cerpen berdasarkan instruksi yang ada pada instrument penelitian. Ketiga, guru mengumpulkan hasil tulisan siswa. Penganalisisan data dilakukan dengan langkah berikut ini:pertama, memeriksa hasil tulisan siswa sesuai dengan aspekaspek yang diteliti. Kedua, mengubah skor menjadi nilai erdasarkan PAP ( Penilaian Acuan Patokan).
Ketiga, mengelompokan kemampuan menilis cerpen siswaa berdasarkan skala 10. Keempat, mencari nilai rata-rata. Kelima, menyajikan data dalam nentuk histogram per indikatotr yang dinilai. Keenam, membahas dan menyimpulkan hasil penelitia. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang diperoleh dari kemampuan menulis cerpen menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA N 1 Batang Kaaps Kabupaten Pesisir Selatan sebagai berikut. Pertama, kemampuan menulis cerpen menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk indikator 1 ( kelengkapan kriteria penokohan) tergolong lebih dari cukup (LDC) dengan rata-rata 69,3 berada pada rentangan 69-75%. Pada aspek ini terdapat tiga kriteria penokohan, mulai dari nama, fisik dan karakter. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurgiantoro (1995:24) dalam sebuah penokohan termasuk dalam penamaan, fisik, dan karakter. Berikut ii akan dijelaskan ketiga kriteria yang terdapat dalam cerpen yang memperkenalkan tokoh. Pertama, kriteria nama merupakan kriteria yang terdapat unsure nama didalam cerita. Kriteria nama yang terdapat dalam cerpen yang ditulis siswa yaitu, Voni dan Dinda. Kriteria ini dikatakan sebagai kritria nama, karena kriteria ini terdapatnya nama didalam cerita. Kedua, kriteria fisik merupakan suatu keadaan seseorang dalam sebuah cerita. Kriteria fisik yang terdapat dalam sebuah cerpen, karena menjelaskan keadaan fisik Voni dan Dinda bertubuh tinggi. Ketiga, kriteria karakter merupakan suatu sifat seseoarang dalam sebuah cerita yaitu, baik dan keras kepala.. Kedua, kemampuan menulis cerpen menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas untuk indikator 2 ( kelengkapan kriteria alur) tergolong baik sekali (BS) dengan ratarata 92,575 berada pada rentangan 86-95%. Pada aspek ini, siswa menuliskan alur secara lengkap, tahap awal, tahap tengah dan tahap akhir. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurgiantoro (1995: 141-146) didalam sebuah alur terdapat tahap awal, tahap tengah dan tahap akhir. Tahap awal yaitu, tahap perkenalan. Aku adalah salah satu anak yang menyukai sepak bola. Tahap tengah yaitu tahap pertikaian. Aku menanyakan kenapa dia terlambat malah dia yang menyolot menjawab pertanyaaku. Tahap akhir yaitu berisi kesudahan cerita. Saat suasana mulai tenang akhirnya kami baikan dan pulang kerumah masing-masing. Ketiga, kemampuan menulis cerpen menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas untuk indikator 3 ( kelengkapan kriteria latar) tergolong lebih dari cukup dengan rata-rata 76,8 berada pada rentangan 76-85%. Pada aspek ini siswa menulis semua latar, yaitu latar tempat, waktu dan suasana. Hal ini sesuai dengan pendapat Nurgiantoro (1995: 227) latar terbagi atas latar tempat, waktu dan suasana. Pertama, latar tempat pergi kerumah tante.dikatakan latar tempat karena latar tersebut menjelaskan tempat. Kedua, terdapat latar waktu pada pukul 09.00 Wib. Ketiga, latar suasana sangat bahagia, karena menjelaskan suatu keadaan dalam suasana bahagia. Keempat, kemampuan menulis cerpen menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas untuk kelengkapan ketiga aspek ( penokohan, alur, dan latar) tergolong baik (B) dengan rata-rata 79,93 berada ada rentangan 76-85%. dengan tingkat penguasaan sempurna (S) sebanyak 5 orang (12,5%), baik sekali (BS) untuk ketiga aspek berjumlah 11 orang (27,5%), siswa yang kemampuan baik (B) berjumlah 10 orang (25%), siswa yang kemampuan lebih dari cukup untuk ketiga aspek 14 orang (35%). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada histogram berikut ini.
Histogram: Histogram Kemampuan Menulis Cerpen Menggunakan Model Examples Non Examples Siswa Kelas X SMAN 1 Batang Kapas Kbupaten Pesisir Selatan Untuk Gabungan Ketiga Aspek (Penokohan, Alur, dan Latar) Frekuensi 40 35 30 25 20 15 10 5 0 lebih dari cukup baik sekali baik sempurna Kualifikasi KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian tentang kemampuan menulis cerpen menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan tergolong baik (B) dengan rta-rata hitung 79,93 berada pada rentangan 76-85%. Kemampuan menulis cerpen menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan dilihat dari segi. Pertama, tentang kemampuan menulis cerpen menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan untuk indikator 1 ( kelengkapan kriteria penokohan) tergolong lebih dari cukup (LDC) dengan rata-rata 69,3 berada pada rentangan 69-75%. Kedua, kemampuan menulis cerpen menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas untuk indikator 2 (kelengkapan kriteria alur) tergolong baik sekali (BS) dengan rata-rata 92,575 berada pada rentanga 86-95%. Ketiga kemampuan menulis cerpen menggunakan model examples non examples siswa kelas X SMA N 1 Batang Kapas untuk indicator 3 (kelengkapan kriteria latar) tergolong lebih dari cukup (LDC) dengan rata-rata 76,8 berada pada rentangan 76-85%. Penulis mengemukakan beberapa saran berikut ini. Pertama, bagi guru bahasa dan sstra Indonesia di SMA N 1 Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan menggunakan model dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah khususnya dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal tersebut bisa dilakukan dengan cara menggunakan model examples non examples yang diberikan guru. Selain itu, siswa mampu menciptakan ide dalam menulis dan memicu daya tarik siswa menulis cerpen. Kedua, guru mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia diharapkan mampu menyampaikan materi dengan baik, agar siswa benar-benar memahami materi yang disampaikan guru, khususnya pada pembelajaran menulis cerpen. Ketiga, bagi siswa disarankan lebih aktif, kreatif dan inovatif dalam belajar, khususnya pada saat mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia yang terkait pada pembelajaran menulis cerpen.
KEPUSTAKAAN Arikunto, Suharsimi. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta. Istarani, 2011. Model pembelajaran inovatif. Medan: media persada. Semi, M atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Raya Padang. Semi, M atar, 2003. Menulis efektif. Padang : Angkasa Raya.