HUBUNGAN ANTARA STRES KERJA DAN MASA KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA TUKANG JAHIT DI KOMPLEKS GEDUNG PRESIDENT PASAR 45 KOTA MANADO Nurul Istiana Alimudin*, Johan Josephus*, Rahayu H. Akili* * Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Kelelahan adalah suatu kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan. Secara umum gejala kelelahan dapat dimulai dari yang sangat ringan sampai perasaan yang sangat melelahkan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara stres kerja dan masa kerja dengan kelelahan kerja pada tukang jahit di Kompleks Gedung President Pasar 45 Kota Manado. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh tukang jahit di Kompleks Gedung President Pasar 45 Manado yang berjumlah 42 orang. Variabel penelitian yaitu stres kerja, masa kerja dan kelelahan kerja. Analisis bivariat menggunakan uji spearman rank. Hasil uji spearman rank untuk stress kerja dengan kelelahan kerja mempunyai nilai ρ =0,510, dan untuk masa kerja dengan kelelahan kerja mempunyai nilai ρ =0,969. Tidak terdapat hubungan antara stress kerja dengan kelelahan kerja dan tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja. Perlu dilakukan sosialisasi tentang kelelahan kerja dan pencegahannya pada tukang jahit di Kompleks Gedung President Pasar 45 Kota Manado, dan penelitian lanjutan atau penelitian yang sama di tempat lain sebagai pembanding. Kata Kunci: Stres Kerja, Masa Kerja, Kelelahan Kerja ABSTRACT Fatigued was a powerless condition perform an activity. Generally symptoms of fatigue started from very mild to very exhausting feeling. The purpose of this study is to determine the relationship between job stress and job burnout tenure with the tailors Of The President Building 45 Market Manado City. This research is an analytic observational study with cross sectional approach. The population is all tailors Of The President Building 45 Market Manado are total 42 people. Variable research that the stress of work, years of service and work fatigue. The bivariate analysis using Spearman rank test. Spearman rank test results for the stress of work with job burnout has a value of ρ=0,510, and for the work with job burnout has a value of ρ=0,969. There was no relationship between job stress and fatigue of work and there was no correlation between working period with fatigue. Needs to be disseminated on the job burnout and its prevention at a tailor Of The President Building 45 Market Manado City, and advanced research or similar research elsewhere as a comparison. Keywords: Job Stress, Work Period, Work Fatigue
PENDAHULUAN Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat menimbulkan kerugian berupa luka/cidera, cacat/kematian, kerugian harta benda dan kerusakan peralatan/mesin dan lingkungan secara luas (Tarwaka, 2012). Stres adalah satu abstraksi. Orang tidak dapat melihat pembangkit stres (stressor). Menurut Dr. Hans Selye, guru besar emiritus (purnawirawan) dari Universitas Montreal dan penemu stres. Sebagai seorang ahli faal, ia terutama tertarik pada bagaimana cara stres mempengaruhi badan. Ia mengamati serangkaian perubahan biokimia dalam sejumlah organisme yang beradaptasi terhadap berbagai macam tuntutan lingungan. Rangkaian perubahan ini ia namakan general adaptation syndrome, yang terdiri dari tiga tahap. Tahap pertma, ia namakan tahap alarm (tanda bahaya). Organisme berorientasi terhadap tuntutan yang diberikan oleh lingkungannya dan mulai menghayatinya sebagai ancaman. Tahap ini tidak tahan lama. Organisme memasuki tahap kedua, resistance (perlawanan). Organisme memobilisasi sumber-sumbernya supaya mampu menghadapi tuntutan. Jika tuntutan berlangsung terlalu lama, maka sumbersumber penyesuaian ini mulai habis dan organisme mencapai tahap terakhir, yaitu tahap exhaustion (kehabisan tenaga). Yang dapat dilihat ialah akibat dari pembangkit stres. Pada umumnya kita merasakan bahwa stres merupakan suatu kondisi yag negatif, suatu kondisi yang mengarah timbulnya penyakit fisik ataupun mental, atau mengarah ke perilaku yang tak wajar (Munandar, 2001). METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional yang mengkaji hubungan antara stres kerja dan masa kerja dengan kelelahan kerja pada tukang jahit di Kompleks Gedung President Pasar 45 Manado. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan agustus 2014 di Kompleks Gedung President Pasar 45 Manado pada tukang jahit dengan sampel berjumlah 42 orang.adapun yang menjadi kriteria inklusi dan eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Kriteria inklusi : (1) Bekerja sebagai penjahit, (2) Bersedia menjadi responden, (3) Hadir pada waktu penelitian. Sedangkan kriteria eksklusi : (1) Tidak berada di tempat saat penelitian dilaksanakan, (2) Sulit berkomunikasi. Alat ukur yang digunakan yaitu kuesioner dan Reaction Time. Analisis yang digunakan yaitu analisis univariat dan analisis bivariate dengan menggunakan Spearman Rank.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Univariat Berdasarkan hasil penelitian, responden yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu 26 orang (61,9%), sedangkan responden yang berjenis kelamin perempuan 16 orang (38,1%). dengan rentan umur 31-35 tahun 10 orang (23,8%) merupakan kelompok umur dengan jumlah terbanyak, dan umur 20-25 tahun 1 orang (2,4%) merupakan kelompok umur dengan jumlah paling sedikit. Berdasarrkan hasil penelitian responden dengan tingkat pendidikan SMA/SMK paling banyak 29 orang (69,0%), dan yang paling sedikit yaitu SD sebanyak 2 orang (4,8%) dan Perguruan Tinggisebanyak 2 orang (4,8%), SMP sebanyak 9 orang (21,4%). Berdasarkan hasil penelitian dilihat jumlah responden dengan kategori stres kerja ringan terdapat 3 responden (7,1%), stres kerja sedang 38 responden (90,5%) dan stres kerja tinggi terdapat 1 responden (2,4%). Berdasarkan penelitian jumlah responden dengan kategori masa kerja jumlah terbanyak yaitu umur 11-15 tahun terdapat 12 responden (28,5%) dan masa kerja jumlah sedikit yaitu umur >21 tahun terdapat 2 responden (4,8%). Sedangan berdasarkan kelelahan kerja didapat jumlah responden dengan kategori kelelahan ringan dan kelelahan berat masing-masing terdapat 14 responden (33,3%), kelelahan sedang terdapat 13 responden (31%), dan normal terdapat 1 responden (2,4%). Hasil Bivariat Hubungan Antara Stres Kerja Dengan Kelelahan Kerja Tabel 1. Analisis Hubungan antara Stres Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Penjahit di Kompleks Gedung President Pasar 45 Kota Manado Tahun 2014. Spearman's rho Stres Kelelahan Kerja Kerja Correlation 1.000 -.105 Coefficient Stres Kerja Sig. (2-tailed)..510 Correlation -.105 1.000 Kelelahan Coefficient Kerja Sig. (2-tailed).510. Berdasarkan tabel 1. dapat dilihat hasil uji Spearman Rank untuk pengaruh stres kerja terhadap kelelahan kerja pada pekerja penjahit kompleks gedung President Pasar 45 Kota Manado maka didapatkan hasil dengan nilai signifikansi 0,510 berarti ρ value > α (α = 0.05) Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara stress kerja dengan kelelahan kerja pada penjahit di Kompleks Gedung President Pasar 45 Kota Manado. Penelitian ini sejalan yang dilakukan oleh Mustikawati (2014) dimana tidak terdapat hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja bagian weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta (pvalue = 0,115). Dengan adanya program mengenai kesehatan kerja diharapkan pekerja menjadi lebih produktif. Oleh karena itu, gangguan pada pekerja misalnya kelelahan kerja dan lainnya perlu dihilangkan atau
diperkecil semaksimal mungkin. (Umar, 2005). Kelelahan kerja yang normal dan ringan dapat dikaitkan dengan beban kerja dan waktu istirahat. Waktu istirahat yang cukup dapat memberikan pemulihan (recovery) dan penyegaran kembali bagi pekerja (Setyowati, dkk) Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Kelelahan Kerja Tabel 2. Analisis Hubungan antara Masa Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Penjahit di Kompleks Gedung President Pasar 45 Kota Manado Tahun 2014. Spearman's rho Masa Kelelahan Kerja Kerja Correlation 1.000.006 Masa Coefficient Kerja Sig. (2-tailed)..969 Correlation.006 1.000 Kelelahan Coefficient Kerja Sig. (2-tailed).969. Berdasarkan tabel 2 dapat dilihat hasil uji Spearman Rank untuk pengaruh masa kerja terhadap kelelahan kerja pada pekerja penjahit kompleks gedung President Pasar 45 Kota Manado maka didapatkan hasil dengan nilai signifikansi 0,969 berarti ρ value > α (α = 0.05) Hal ini berarti tidak terdapat hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan kelelahan kerja pada penjahit di Kompleks Gedung President Pasar 45 Kota Manado. Penelitian yang dilakukan oleh Purwanto, dkk (2014) Pada 90 penjahit di pasar sentral Kota Makassar terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan low back pain (p = 0,033). Sistem kerja yang tidak tertata dapat menyebabkan tingginya turn-over pekerja karena timbulnya rasa kebosanan, keputusasaan, kelelahan kerja karena metode yang tidak sesuai. (Herjanto, 2008). Menjahit adalah salah satu pekerjaan manual yang jika dilakukan secara terus menerus dengan waktu yang relatif lama maka akan menimbulkan kelelahan atau bisa juga disebut penyakit akibat kerja. Jangan bekerja lebih delapan jam sehari, sediakan waktu pribadi untuk diri sendiri dan keluarga. (Aksono, dkk). Hal ini menunjukkan pekerja tukang jahit dapat membatasi jam kerja maksimal 8 jam/hari serta istirahat yang cukup dan tepat pada waktunya dengan begitu dapat mengurangi resiko untuk mengalami stress dan kelelahan kerja. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa : 1. Tidak terdapat hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja pada penjahit di Kompleks Gedung President Pasar 45 Manado. 2. Tidak terdapat hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja pada penjahit di Kompleks Gedung President Pasar 45 Manado.
SARAN Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran yang bisa diberikan yaitu: 1. Perlu dilakukan sosialisasi tentang stres kerja dan kelelahan kerja serta pencegahannya pada pekerja penjahit di kompleks Gedung President Pasar 45 Kota Manado. 2. Untuk mengatasi kelelahan kerja maka diharapkan pekerja dapat membatasi jam kerja maksimal 8 jam/hari serta istirahat yang cukup. 3. Untuk pekerja yang sudah bekerja lebih dari 10 tahun dan memiliki usia lebih dari 30 tahun agar tidak memiliki beban kerja yang berat. 4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan atau penelitian yang sama di tempat lain sebagai pembanding. Pain (LBP) Pada Penjahit di Pasar Sentral Kota Makassar. Makassar: FKM Unhas Setyowati, D. S., Shaluhiya, Z., Widjasena, B., 2014. Penyebab Kelelahan Kerja Pada Pekerja Mabel. Samarinda: Jurnal Kesehatan Masyatakat Nasional Vol 8, No. 8: Mei 2014. Tarwaka, 2012. Dasar-dasar Keselamatan Kerja Serta Pencegahan Kecelakaan Di Tempat Kerja. Harapan Press, Surakarta. Umar, H. 2005. Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. DAFTAR PUSTAKA Aksono, B. T., Aksono, G. H. E. 2009. Bebas Kelelahan. Yogyakarta: Kanisius Herjanto, E. 2008.Manajemen Operasi Edisi Ke-3. Jakarta: Grasindo Mustikawati, S. 2014. Hubungan Stress Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Weaving di PT. Iskandar Indah Printing Textile Surakarta. (Skripsi diterbitkan). Surakarta: Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Surakarta Munandar,A.2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia. Purwanto, dkk. 2014. Hubungan Postur Tubuh Menjahit Dengan Keluhan Low Back