HUBUNGAN ANTARA SHIFT

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA SHIFT KERJA DAN STRES KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA TERHADAP KARYAWAN DI INFORMA FURNISHING MANADO Jessica Vena Florencia Ukus*, Paul A.T. Kawatu*, Ricky C. Sondakh* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Kelelahan disebabkan oleh banyak faktor yang sangat komplek dan saling keterkaitan antara faktor yang satu dengan faktor yang lain. Faktor-faktor penyebab terjadinya kelelahan: aktivitas kerja fisik, aktivitas kerja mental, stasiun kerja tidak ergonomis, sikap paksa, kerja statis, kerja bersifat monotoni, lingkungan kerja ekstrim, tekanan psikologis, kebutuhan kalori kurang, waktu kerja - istirahat tidak tepat. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel-variabel penelitian melalui hipotesis penelitian dengan menggunakan pendekatan cross sectional, dengan jumlah sampel yang diteliti sebanyak 43 responden. Alat ukur menggunakan kuesioner. analisis data dilakukan menggunakan uji Chi-Square. Responden yang merasa lelah sebanyak 58,1%, responden yang shift kerja tidak teratur sebanyak 67,4%, dan responden yang mengalami stres kerja sebanyak 53,5%. Hasil uji Chi-Square untuk shift kerja dengan kelelahan kerja yaitu nilai p=0,001 (α <0,05), stres kerja dengan kelelahan kerja yaitu nilai p=0,004 (α <0,05Terdapat hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan Informa Furnishing Manado. Terdapat hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan Informa Furnishing Manado. Kata Kunci: Shift Kerja, Stres Kerja, Kelelahan Kerja ABSTRACT Fatigue is caused by many factors that are highly complex and interdependent linkages between the factors that one with other factors. Causative factors of fatigue: physical work activities, mental work activities, work station ergonomic, not forced, static work attitudes, work nature, extreme work environment monotoni, psychological distress, needs less calories, work-rest time is not appro priate. This study used a type of observational analytic research namely research that explains the existence of a relationship between variables of research through the research hypothesis by using cross sectional approach, with the number of samples examined by as much as 43 respondents. Measuring instrument using a questionnaire. Data analysis was done using the Chi-Square test. Data analysis was done using the Chi-Square test.respondents who feel tired as much 58.1%, respondents who work irregular shift as much as 67.4%, and respondents who experienced work stress as much as 53.5%. Chi-Square test result for a work shift work fatigue with the values p = (α <0,05), work stress with the fatigue of work the value p=0,004 (α <0,05). There is a relationship between shift work employees on work fatigue with Informa Furnishing Manado. There is a relationship between work stress with the fatigue of work on employee Informa Furnishing Manado. Keywords : Shift Work, Work Stress, Fatigue 1

2 PENDAHULUAN Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dewasa ini penerapannya telah menyebar secara luas di dunia baik bagi pekerja informal maupun pekerja formal. Secara filosofi Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) sebagai pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik rohani maupun jasmani dari manusia pada umumnya (Tarwaka, 2014). International Labour Organization (ILO) menunjukkan data bahwa di dunia hampir setiap tahun terdapat sebanyak dua juta pekerja yang meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan. Penelitian tersebut menyatakan dari sampel, sekitar sampel menderita kelelahan kerja yaitu sekitar 32,8% dari keseluruhan sampel peneliti (Baiduri, 2008). Northwestern National Life Insurance dalam penelitiannya tentang dampak stres di tempat kerja yaitu pekerja yang menimbulkan stres paling tinggi dalam hidup para pekerja sebesar 27%, dan tingkat stres kerja sebagai tingkat stres yang sangat tinggi sebesar 46%. Satu pertiga pekerja yang berniat untuk mengundurkan diri dari pekerjaan karena stres dan sebanyak 70% yang berkata bahwa stres kerja telah merusak kesehatan fisik dan mental pekerja (Lousyk, 2007). Hasil penelitian Pondaag (2016) bahwa terdapat hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan dan terdapat hubungan antara stress kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan di PT. Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Kota Tomohon. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti di Informa Furnishing Manado, shift kerja terbagi atas dua shift yaitu shift pagi dan shift siang. shift pagi dimulai dari jam 07:00 17:00 WITA dan shift siang dimulai dari jam 13:00 23:00 WITA. Dalam seminggu, seseorang biasanya dapat bekerja dengan baik jam. Memperpanjang atau menambah waktu kerja lebih dari kemampuan, kemungkinan besar akan terjadi hal-hal yang tidak diingini bagi tenaga kerja. Biasanya sering terjadi gangguan kesehatan, kelelahan, kecelakaan, sehingga dapat terlihat jelas penurunan kualitas dan hasil kerja, serta penurunan produktivitas kerja (Maurits, 2012). METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel-variabel penelitian melalui hipotesis penelitian. 2

3 Berdasarkan pendekatan cross sectional yaitu penelitian yang mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dan efek, dengan cara pendekatan, observasi dan pengambilan data sekaligus pada suatu saat. Penelitian ini dilakukan di Informa Furnishing Manado yang berlokasi di Manado Town Square III pada bulan Maret Juli Tahun Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di Informa Furnishing Manado yaitu 43 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di Informa Furnishing Manado yang telah memenuhi kriteria inklusi dan kriteria inklusi dan kriteria eksklusi. Adapun responden yang diambil untuk memenuhi kriteria inklusi karyawan yang aktif bekerja di informa furnishing manado dan bersedia menjadi responden dan masa kerja >2 tahun. Selanjutnya kriteria ekslusi dalam penelitian ini adalah manajer /supervisor dan sedang cuti atau tidak ada pada saat penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner Alat Ukur Perasaan Kelelahan Kerja (KAUPK2), kuesioner Stres Kerja dan kuesioner Shift Kerja. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam dua macam analisis, yaitu analisis univariat variabel bebas adalah shift kerja dan stres kerja, sedangkan variabel terikat adalah kelelahan kerja. analisis bivariat untuk menganalisis hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan dan hubungan antara stres kerja dengan kelelelahan kerja pada karyawan di Informa Furnishing Manado dengan menggunakan Uji Chi- Square test dengan α = 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Distribusi Karakteristik Responden Hasil penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa berdasarkan karakteristik jenis kelamin didapat hasil frekuensi responden jenis kelamin paling banyak merupakan karyawan laki-laki sebanyak 30 responden (69,8%) dan frekuensi paling sedikit merupakan karyawan perempuan sebanyak 13 responden (30,2%). distribusi responden berdasarkan umur didapat hasil frekuensi paling tinggi berada pada umur Tahun sebanyak 28 responden (65,1%), dan paling rendah berada pada kategori umur Tahun sebanyak 4 responden (9,3%), pada kategori umur Tahun sebanyak 11 responden (25,6%). Menurut Tarwaka (2015) Umur seseorang berhubungan dengan kapasitas fisik dimana kekuatannya terus bertambah sampai batas tertentu dan smencapai puncaknya pada umur 25 Tahun. Bertambahnya umur setelah seseorang mencapai puncak kekuatan fisik (25 Tahun) akan diikuti penurunan 3

4 VO2 max, tajam penglihatan, pendengaran, kecepatan membedakan sesuatu, membuat keputusan dan kemampuan mengingat jangka pendek. Dengan demikian pengaruh umur harus selalu dijadikan pertimbangan dalam memberikan pekerjaan pada seseorang. Distribusi responden berdasarkan status perkawinan didapat hasil frekuensi responden paling banyak pada kategori kawin sebanyak 25 responden (58,1%) dan frekuensi paling sedikit pada kategori belum kawin sebanyak 18 responden (41,9%). Distribusi responden berdasarkan masa kerja didapat hasil frekuensi paling tinggi pada masa kerja 6 Tahun sebanyak 13 responden (30,2%), masa kerja 2 Tahun sebanyak 12 responden (27,9%), masa kerja 3 Tahun sebanyak 7 responden (16,3%), masa kerja 4 Tahun sebanyak 6 responden (14,0%), dan masa kerja paling rendah adalah 5 Tahun sebanyak responden (11,6%). Masa kerja bagi seorang pekerja menentukan kesehatan bersangkutan, efisiensi, efektivitas, dan produktivitas kerjanya. Aspek terpenting dalam masa kerja yaitu lamanya seseorang bekerja dengan baik; hubungan antara waktu kerja dan istirahat; waktu kerja sehari menurut periode waktu yang meliputi siang hari (pagi, siang, sore) dan malam hari (Sumamur, 2009). Distribusi responden berdasarkan pendidikan didapat hasil frekuensi paling banyak berada pada kategori pendidikan SMA sebanyak 32 responden (74,4%) dan frekuensi pendidikan paling sedikit berada pada kategori pendidikan Akademi /Perguruan Tinggi sebanyak 11 responden (25,6%). Hasil pengukuran kelelahan kerja yang didapat berdasarkan distribusi responden kelelahan kerja pada kategori kurang lelah adalah 18 responden (41,9%) dan kategori lelah adalah 25 responden (58,1%). Hasil pengukuran shift kerja yang didapat berdasarkan distribusi responden shift kerja didapat pada kategori teratur adalah 14 responden (32,6%) dan kategori tidak teratur adalah 29 responden (67,4%). Hasil pengukuran stres kerja yang didapat berdasarkan distribusi responden stres kerja didapati pada kategori kurang stres adalah 20 responden (46,5%) dan kategori stres adalah 23 responden (53,5%). 4

5 Tabel 1. Hubungan Antara Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Karyawan Informa Furnishing Manado Kelelahan Kerja Shift Kerja Lelah Kurang Lelah Jumlah % p value OR n % n % Tidak Teratur 22 51,2 7 16, , Teratur , ,6 Total 25 58, , Hasil uji statistik hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja dapat dilihat pada Tabel 1 dimana hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,001 (α <0,05) yang berarti terdapat hubungan signifikan atau hubungan yang bermakna antara shift kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan Informa Furnishing Manado. Nilai OR yaitu artinya shift kerja yang tidak teratur kemungkinan menghasilkan lebih banyak kelelahan kerja dibanding dengan shift kerja yang teratur. Shift kerja adalah pengaturan dari semua jam kerja sebagai tambahan kerja maupun pengganti jam kerja baik itu kerja di pagi hari, siang hari dan malam hari. Pekerja yang bekerja dengan menggunakan shift kerja adalah seseorang yang bekerja di luar jam kerja normal atau jam kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Shift kerja dapat bersifat permanen atau temporer menurut kebutuhan tempat kerja yang direkomendasikan oleh manajemen perusahaan yang bersangkutan (Maurits, 2012). Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Karundeng (2017) dengan menggunakan uji Chi Square menunjukkan nilai p=0.000 yang berarti terdapat hubungan yang bermakna antara shift kerja dengan tingkat kelelahan kerja pada Perawat di ruang Rawat Inap RSU Pancaran Kasih GMIM dan RS TKT. III R.W Monginsidi Kota Manado. Hasil penelitian lain juga yang dilakukan oleh Pahu (2016) yang menunjukkan bahwa hasil penelitian p=0.000 (α<0.05) ditemukan ada hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja pada Perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof V.L Ratumbuysang Manado. 5

6 Tabel 2. Hubungan Antara Stres Kerja dengan Kelelahan Kerja pada Karyawan Informa Furnishing Manado Kelelahan Kerja Stres Kerja Lelah Kurang Lelah Jumlah % p value OR n % n % Stres 18 41,9 5 11, , Kurang Stres 7 16, , ,5 Total 25 58, , Hasil uji statistik hubungan antara Stres kerja dengan kelelahan kerja dapat dilihat Pada Tabel 2 dimana hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,004 (α <0,05) yang berarti terdapat hubungan signifikan atau hubungan yang bermakna antara stres kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan Informa Furnishing Manado. Nilai OR yaitu artinya yang stres kemungkinan akan mengalami kelelahan kerja lebih banyak dibanding dengan yang kurang stres. Stres akibat kerja merupakan suatu ketidak mampuan pekerja untuk menghadapi tuntutan tugas dengan akibat suatu ketidaknyamanan dalam kerja. Ada beberapa faktor intrinsik dalam pekerjaan di mana sangat potensial menjadi penyebab terjadinya stres dan dapat mengakibatkan keadaan yang buruk pada mental. Faktor tersebut meliputi keadaan fisik lingkungan kerja yang tidak nyaman, stasiun kerja yang tidak ergonomis, kerja shift, jam kerja yang panjang, perjalanan ke dan dari tempat kerja yang semakin macet, pekerjaan berisiko tinggi dan bebahaya, pemakaian teknologi baru, pembebanan berlebih, adaptasi pada jenis pekerjaan baru (Tarwaka, 2015). Penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Undap (2016) tentang hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja pada Perawat Unit Gawat Darurat dan Intensive Care Unit Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bitung didapati bahwa hasil uji Chi Square nilai p=0,021 (α<0,05). Hal ini berarti terdapat hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja. KESIMPULAN Berdasarkan hasil dari penelitian yang diperoleh, dapat di simpulkan bahwa: 1. Terdapat hubungan antara shift kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan Informa Furnishing Manado dengan hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,001 (α <0,05). 2. Terdapat hubungan antara stres kerja dengan kelelahan kerja pada karyawan Informa Furnishing Manado dengan hasil uji statistik 6

7 menunjukkan nilai p=0,004 (α <0,05). SARAN 1. Bagi pekerja untuk dapat memperhatikan dan mematuhi segala peraturan kerja baik itu peraturan yang ada di Informa Furnishing Manado maupun peraturan dari pemerintah. 2. Bagi pihak perusahaan Informa Furnishing Manado memperhatikan shift kerja sesuai dengan aturan yang terdapat dalam Undang-Undang Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2013 Pasal 77 agar kelelahan kerja yang dialami oleh karyawan tidak akan meningkat. 3. Perusahaan Informa Furnishing Manado perlu bekerja sama dengan instansi Dinas Tenaga Kerja Provinsi Sulawesi Utara dan Dinas Tenaga Kerja Kota Manado untuk dapat memberikan sosialisasi atau penyuluhan tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja. 4. Perlu untuk dilakukan penelitian lebih lanjut dengan variabel-variabel yang bebeda, guna untuk bisa ditemukan faktor-faktor yang lainnya yang dapat mempengaruhi kelelahan kerja. DAFTAR PUSTAKA Baiduri, W Fatigue Assesment PT. Pama Persada Nusantara. Jakarta. Karundeng, M. Y Analisis Faktor Eksternal dan Perbedaan Tingkat Kelelahan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSU Pancaran Kasih GMIM dan RS TKT III R.W Monginsidi. Tesis. Manado: Universitas Sam Ratulangi. Lousyk, B Kendalikan Stres Anda. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Maurits, L Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta: Amara Books. Pahu, G Hubungan Antara Beban Kerja fisik dan Shift Kerja dengan Kelelahan Kerja Pada Perawat di Rumah Sakit Jiwa Prof. dr. V.L Ratumbuysang. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi: Manado. Vol 8, No (Online), ( p/ikmas/article/view/51/51). Pondaag, H Hubungan Antara Shift Kerja dan Stres Kerja dengan Kelelahan Kerja Terhadap Karyawan di PT Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Kota Tomohon. Suma mur PK Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja 7

8 (HIPERKES). Edisi 2 Jakarta. Sagung Seto. Tarwaka, Ergonomi Industri. Harapan Press. Surakarta. Tarwaka Ergonomi Industri; Dasar-Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Implementasi K3 di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press. Tarwaka Ergonomi Industri: Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi Dan Aplikasi Di Tempat Kerja Revisi Edisi II. Surakarta: Harapan Press. Undap, S Hubungan antara kelelahan kerja dengan stres kerja pada perawat unit gawat darurat (UGD) dan intensive care (ICU) Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bitung. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. 8