Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD.

Transkripsi

1 PERBEDAAN KELELAHAN KERJA PADA KARYAWAN SHIFT PAGI, SORE DAN MALAM DI RUANG SENTRAL PT. PLN (PERSERO) WILAYAH SULUTENGGO SEKTOR MINAHASA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL BITUNG Ariestha Carolin Sariowan *, Ricky C. Sondakh *, Paul A. T. Kawatu * *Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi, Manado Abstrak Pekerja adalah manusia yang dapat melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Agar seorang pekerja dapat berprestasi secara optimal maka disamping pekerja tersebut sehat juga bekerja dalam lingkungan kerja serta dengan cara kerja yang memenuhi syarat kesehatan kerja baik secara fisik maupun mental. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kelelahan kerja karyawan di ruang sentral PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Bitung pada shift pagi, sore dan malam. Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan desain studi potong lintang. dengan jumlah sampel sebanyak 39 orang dari total 42 orang populasi. Pengambilan data kelelahan kerja menggunakan alat Reaction Timer tipe Lakassidaya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada shift pagi, 92,3% karyawan mengalami kelelahan ringan dan 7,7% normal. shift sore 76,9% karyawan mengalami kelelahan ringan dan 23,1 normal dan shift malam 92,3% karyawan mengalami kelelahan ringan dan 7,7% normal. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada perbedaan kelelahan kerja pada karyawan yang bekerja shift pagi, sore dan malam. Saran yang diberikan adalah bagi Institusi PT. PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Bitung agar tetap dipertahankan hal-hal seperti pengadaan alat sirkulasi udara diruang sentral. Untuk mengontrol kelelahan kerja dan masalah kesehatan dan keselamatan kerja (K3) lainnya, diharapkan Institusi PT. PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Bitung memiliki ahli K3. Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Shift Kerja, PLTD. Abstract Workers are human beings who can do job both inside or outside of employment relationship in order to produce services or goods to fill out the necessity of the society. In order for a worker will be able to work optimally, besides being healthy workers also should work in their work environments with the qualified health of work styles both physically and mentally. The purpose of this study is to determine the employee s fatigue in the central room of PT. PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Bitung in the morning shift, afternoon and evening. This study used cross-sectional study design with sample numbered 39 people from a total population 42 people. Work fatigue data was collected by using Reaction Timer Lakassidaya type. The result showed that 92,3% of the morning shift employees experience mild fatigue and 7,7% is normal. 76,9% of afternoon shift employees experience mild fatigue and 23,1% is normal and 92,3% night shift employees experience mild fatigue and 7,7% is normal. the test result showed no statistical difference of work fatigue in employee who work in the morning shift, afternoon shift and evenening shift. The advices for PT. PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Bitung, is to keep the things like air circulation procurement in the central room. To control the work fatigue and occupational health and another safety issues (K3). It s expected that PT. PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Bitung have K3 expert Keywords : Fatigue Work, Shift Work, PLTD. Keywords : Work fatigue, Shift work, PLTD

2 PENDAHULUAN Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.upaya kesehatan kerja ditunjukan untuk melindungi pekerja agar hidup lebih sehat dan terbebas dari gangguan kesehatan serta pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan. Upaya kesehatan kerja sebagaimana yang dimaksud berlaku juga bagi kesehatan para pekerja di suatu perusahaan berdasarkan Undang-undang No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan pasal 164. Terwujudnya keadaan sehat adalah kehendak semua pihak. Tidak hanya oleh perorangan tapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan oleh instansi dan masyarakat (Azwar, 2010). Menurut Budiono (2009), Era globalisasi menghadirkan berbagai perubahan dan sekaligus tantangan yang perlu antisipasi sejak dini.berbagai ciri yang menonjol dalam setiap aspek kehidupan menimbulkan terjadinya kondisi yang kompetitif, adanya saling ketergantungan/interelasi yang melanda dunia, perlu kompetensi baik dari kualitas produk barang atau jasa sekaligus juga unsur manusianya. Proses dalam industri jelas memerlukan kegiatan tenaga kerja sebagai unsur dominan yang mengelola bahan baku/material, mesin, peralatan, dan proses lainnya yang dilakukan ditempat kerja, guna menghasilkan suatu produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Penerapan teknologi maju di dalam proses produksi sampai saat ini telah semakin insentif, sehingga efek samping yang berupa faktor fisik yang timbulkan juga semakin beraneka ragam. Efek samping proses produksi, dapat berakibat buruk pada pekerjaan dan lingkungan kerja sehingga pekerjaan dan lingkungan kerja tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan dan terhadap tenaga kerja dapat mengakibatkan gangguan kesehatan atau sakit. Penyakit akibat kerja dapat menyebabkan penurunan kemampuan fisik dan mental, cacat dan bahkan kematian (Soeripto, 2008). Pekerja adalah manusia yang dapat melakukan pekerjaan baik di dalam maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan jasa atau barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Agar seorang pekerja dapat berprestasi secara optimal maka disamping pekerja tersebut sehat juga bekerja dalam lingkungan kerja serta dengan cara kerja yang memenuhi syarat kesehatan kerja baik secara fisik maupun mental (Setyawati, 2012). Ruang Sentral yang ada di PT. PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Bitung memiliki lingkungan kerja yang panas dikarenakan ruang sentral adalah tempat beroperasi mesin-mesin unit 1 sampai 9. PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Bitung merupakan pembangkit listrik di Kota Bitung yang menggunakan tenaga diesel dengan

3 mesin yang berada di ruang sentral, mesin dapat mengeluarkan udara yang panas disaat mesin beroperasi dan juga dapat menimbulkan kebisingan dari mesin yang sedang beroperasi di ruang sentral. Kebisingan yang ada diruang sentral mulai dari db pada 5 titik diruang sentral dan dikategorikan sebagai kebisingan. Berdasarkan hasil survei awal yang dilakukan di ruang sentral PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Bitung, terdapat 42 karyawan. Karyawan tersebut bekerja 8 jam dalam sehari, dengan 3 shift kerja mulai dari , , dan Melalui survei awal juga, dilihat lingkungan kerja dimana kondisi lingkungan kerja yang ada diruang sentral sangat panas dan bising sehingga bisa menjadi salah satu faktor terjadi kelelahan kerja pada karyawan. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan desain rancangan penelitian cross sectional atau potong lintang Dimana pengumpulan data cukup dilakukan sekali atau pada waktu penelitian dilakukan, tanpa harus melihat latar belakang atau kejadian yang telah lalu ataupun yang akan datang (Siswanto, 2014). Dalam penelitian cross sectional dilakukan obseravasi variabel, dilakukan sekali dalam waktu yang bersamaan.dari hasil observasi dapat diketahui jumlah subjek penelitian. Ruang Sentral menjadi tempat pengambilan sampel. Sampel penelitian 39 orang dari jumlah populasi 42 orang. Untuk mengukur kelelahan kerja pada setiap shift kerja digunakan alat Reaction Timer tipe Lakassidaya. Data hasil pengukuran tersebut dianalisis dengan menggunakan uji t-test. Untuk mengetahui perbedaan kelelahan kerja pada shift kerja pagi dan sore, shift kerja sore dengan malam dan shift kerja malam dan pagi. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian yang dilakukan di Ruang Sentral PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Bitung diperoleh subjek penelitian sebanyak 39 responden dari total populasi 42 orang. 3 orang dari total populasi tidak masuk dalam kriteria inklusi dan ekslusi. Pekerja di Ruang Sentral PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Bitung berjenis kelamin laki-laki dan memiliki 3 shift kerja yaitu shift kerja pagi, sore dan malam. Kelelahan dapat diukur dengan menggunakan beberapa alat ukur seperti Reaction Timer (Waktu Reaksi) dan kuesioner, alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan alat ukur Reaction Timer (Waktu Reaksi). Waktu Reaksi adalah waktu yang terjadi antara pemberian rangsang tunggal sampai timbulnya respon terhadap rangsang tersebut (Setyawati, 2012). Penelitian ini menggunakan rangsang

4 cahaya, dikarenakan lokasi pengukuran berada didekat ruang mesin yang menjadi sumber bising sehingga dapat mengakibatkan gangguan dalam proses pengukuran bila menggunakan rangsang suara. Setiap rangsang yang datang menuju mata dapat menaikkan level aktivitas sistem retikularis. Pengukuran waktu reaksi dilakukan rangsang 20 kali berturut-turut sehingga diperoleh 20 angka waktu reaksi yaitu angka 1 sampai dengan 20, untuk perhitungannya angka 1-5 dan di abaikan dan angka 6-15 dijumlahkan dan dicari rata-rata untuk mendapatkan waktu reaksi saat itu. Dari hasil pengukuran dapat disimpulkan bahwa responden berada pada kategori normal, kelelahan ringan, kelelahan sedang dan kelelahan berat (Setyawati, 2012). Karakteristik Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Karakteristik Umur Shift Kerja Pagi Sore Malam n % n % n % ,1 5 38,5 1 7, , ,1 1 7,7 2 15, ,7 2 15,3 2 15, ,1 5 38,5 3 23,1 Masa Kerja ,8 5 38,4 3 23, ,7 3 23,1 3 23, ,4 4 30,8 6 46, , ,4 1 7,7 1 7,7 Berdasarkan Tabel 1, responden yang bekerja pada shift pagi dengan kelompok umur (46,1%) lebih banyak dari kelompok umur (23,1%), (7,7%), 40 (23,1%). Sedangkan yang bekerja pada shift sore dengan kelompok umur (38,5%) dan kelompok 40 (38,5%) memiliki jumlah yang sama dibandingkan kelompok umur (7,7%), (15,3%). Responden yang bekerja pada shift malam dengan kelompok umur (7,7%), (38,5%), (15,3%), (15,3%) dan 40 (23,1%). Berdasarkan masa kerja, maka dapat dilihat masa kerja responden pada shift pagi terbanyak antara 1-5 tahun (53,8%) dan yang paling sedikit yaitu 6-10 tahun dan tahun (7,7%). Pada responden shift sore terbanyak antara 1-5 tahun (38,4%) dan yang paling sedikit yaitu 20 tahun (7,7%).

5 Responden shift malam terbanyak antara tahun (46,1%) dan yang paling sedikit yaitu 20 tahun (7,7%). Kelelahan Kerja Tabel 2. Distribusi Responen pada Shift Pagi, Sore dan Malam Berdasarkan Tingkat Kelelahan Kerja. Shift Kerja Kategori n % Shift Pagi Normal 1 7,7 > Ringan 12 92, < 580 Sedang Berat 0 0 Shift Sore Normal 3 23,1 > Ringan 10 76, < 580 Sedang Berat 0 0 Shift Malam Normal 1 7,7 > Ringan 12 92, < 580 Sedang Berat 0 0 Berdasarkan Tabel 2, dapat dilihat responden pada shift pagi dalam kategori kelelahan normal terdapat 1 reponden (7,7%) dan kelelahan ringan sebanyak 12 responden (92,3%). Berdasarkan hasil pengukuran kelelahan pada shift sore, dapat dilihat responden dalam kategori kelelahan normal terdapat 3 reponden (23,1%) dan kelelahan ringan sebanyak 10 responden (76,9%). Shift malam dapat dilihat responden dalam kategori kelelahan normal terdapat 1 reponden (7,7%) dan kelelahan ringan sebanyak 12 responden (92,3%). Perbedaan Kelelahan Kerja Pada Karyawan Shift Pagi, Sore dan Malam di Ruang Sentral PT. PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Bitung. Tabel 3. Perbedaan Kelelahan Kerja Pada Karyawan Shift Pagi, Sore dan Malam di Ruang Sentral PT. PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Bitung. Shift Kerja Shift Pagi dan Sore Shift Sore dan Malam Shift Malam dan Pagi Mean Rank ± Standar Deviasi 271,100 44,663 -,749 -, ,154 49,218 0,314 0, ,538 40,051 0,382 0,179 Dengan menggunakan uji t-test dimana untuk mengetahui perbedaan kelelahan kerja pada karyawan shift pagi, sore dan malam, dari hasil uji statistik maka didapatkan nilai p = 0,749 atau p = >0,05 pada shift kerja pagi dan sore, dan nilai yang didapatkan pada shift kerja sore dan malam yaitu p = 0,314 atau p = <0,05 dan pada shift kerja malam dan pagi didapatkan nilai p = 0,382 atau p = < 0,05, maka dapat disimpulkan tidak ada perbedaan kelelahan kerja pada karyawan shift pagi, sore dan malam di PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Bitung. p r

6 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa 1. Kelelahan kerja pada karyawan yang bertugas pada shift pagi pada kategori normal 7,7 % 1 responden dan kelelahan ringan 92,3 %. 2. Kelelahan kerja pada karyawan yang bertugas pada shift sore pada kategori normal 23,1 % dan kelelahan ringan 76,9 %. 3. Kelelahan kerja pada karyawan yang bertugas pada shift malam pada kategori normal 7,7 % dan kelelahan ringan 92,3 %. 4. Tidak terdapat perbedaan kelelahan kerja pada karyawan yang bertugas pada shift pagi, sore dan malam. SARAN Adapun saran yang dapat diberikan yaitu: 1. Bagi Insitusi PT. PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Bitung, agar tetap dipertahankan hal-hal seperti pengadaan alat sirkulasi udara ruang. 2. Untuk mengontrol kelelahan kerja dan juga masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja lainnya, diharapkan institusi PT. PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Bitung memiliki pekerja/ahli Kesehatan dan Keselamatan Kerja yang baik. 3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut pada semua ruang kerja yang ada di PT. PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Bitung. PT. PLN (Persero) Wilayah Sulutenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Bitung. DAFTAR PUSTAKA Azwar, A Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Binarupa Aksara. Budiono Bunga Rampai Hiperkes & KK. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Profil Gambaran Umum PT. PLN (Persero) Wilayah Suluttenggo Sektor Minahasa Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Bitung. Setyawati, L Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta : Amara Books Siswanto, Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran. Yogyakarta: Bursa Ilmu. Soeripto, M Higiene Industri. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Jakarta.