*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN BEBAN KERJA DENGAN KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI BAGIAN PROSES PRODUKSI PT KERISMAS WITIKCO MAKMUR BITUNG Devied Winokan*, Paul A. T. Kawatu,*, Woodford B. S. Joseph* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Kelelahan kerja menunjukan keadaan tubuh yang terdiri dari fisik dan mental yang berbeda, tetapi semuanya berakibat kepada penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh untuk bekerja sehingga mengakibatkan kecelakaan kerja. Kelelahan kerja dapat dilihat dengan tanda-tanda yang ada berupa melemahnya tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan, sehingga menimbulkan resiko kesalahan dalam melakukan pekerjaan dan dapat mengakibatkan resiko kecelakaan kerja. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara masa kerja, beban kerja dan usia dengan kelelahan kerja pada pada pekerja di bagian proses produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. Metode penelitian ini adalah kuantitaif menggunakan desain cross sectional dan dilakukan kepada pekerja bagian produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung pada bulan Maret sampai Juni Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja di bagian proses produksi. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan kriteria inklusi dan eklusi adalah 32 responden. Penelitian ini mengunakan alat reaction timer yang kemudian diolah pada SPSS 2.0 dengan mengunakan uji rank spearman dengan ƿ value = Hasil penelitian menunjukan tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja karena didapatkan ƿ value = atau ƿ value > α (α=0.05). Hasil penelitian menujukan terdapat hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja karena didapatkan ƿ value = atau ƿ value > α (α=0.05). Hasil penelitian menujukan tidak terdapat hubungan antara usia dengan kelelahan kerja karena didapatkan ƿ value = atau ƿ-value > α (α=0.05). Kata Kunci: Kelelahan Kerja, Masa Kerja, Beban Kerja, Usia ABSTRACT Occupational fatigue indicates that the state of the body consists of physically and mentally different, but it all results in decreasing work force and reducing body resistance to work which can be resulted in work accidents. Occupational fatique can be seen the existing sign in the form of a weakening of labor in doing the work, so that raises the risk of errors in performing the job and can result in the risk of workplace accidents. The purpose of this study was to understand the relation between work period, workload and age with occupational fatigue on workers in production process division of PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. The research method of this research is quantitative by using cross sectional design and it is done to the production workers of PT Kerismas Witikco Makmur Bitung in March until June The population of this research is all labors in production process division of PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. The sample used based on the inclusion and exclusion criteria is 32 respondents. Occupational fatigue is measured by using reaction timer tool, work period is measured by using informand consent and the workload is measured by pulse palpation in the hand which is then treated with the help of the computer by using spearman rank test with ƿ value = The result of the research there no is relation between work period and occupational fatigue because is ƿ value = > α (α=0.05). The result of the research there is relation between workload and occupational fatigue because is ƿ value = > α (α=0.05). The result of the research there no is relation between age and occupational fatigue because is ƿ value = > α (α=0.05). Keywords: Occupational Fatigue, Work Period, Workload, Age 1

2 PENDAHULUAN Kelelahan kerja menunjukan bahwa keadaan dari tubuh yang terdiri dari fisik dan mental yang berbeda, tetapi semuanya berakibat kepada penurunan daya kerja dan berkurangnya ketahanan tubuh untuk bekerja (Suma mur, 2013). Tubuh manusia dirancang untuk dapat melakukan aktivitas pekerjaan seharihari. Adanya masa otot yang bobotnya hampir lebih dari separuh berat tubuh, memungkinkan manusia untuk dapat menggerakan tubuh dan melakukan pekerjaan (Tarwaka, 2014). Beban kerja dapat didefinisikan sebagai suatu perbedaan antara kapasitas atau kemampuan pekerja dengan tuntutan pekerjaan yang harus dihadapi, beban kerja juga dapat diartikan sebagai proses munculnya interaksi antara tuntutan tugas-tugas lingkungan kerja dimana digunakan sebagai tempat kerja, keterampilan prilaku dan persepsi dari pekerja, beban kerja kerja pada tenaga kerja berbeda antara satu dengan tenaga kerja lainnya dan sangat tergantung dari tingkat keterampilan, kesegaran jesmani, keadaan gizi, jenis kelamin, masa kerja, usia dan ukuran tubuh dari pekerja yang bersangkutan (Tarwaka. 2014). Usia dapat berpengaruh terhadap kekuatan fisik pekerja. Kekuatan fisik seorang pekerja dapat berubah seiring waktu dan kondisi yang ada (Gilmar (1966) dalam Setyawati (2010). Indonesia memiliki angka kecelakaan kerja juga tinggi. Menurut Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) memperkirakan setiap hari enam orang buruh meninggal dunia di tempat kerja. Secara rata-rata, setiap tahunnya terjadi 98, ,000 kasus kecelakaan kerja dan 2400 kasus diantaranya berakibat kematian. Pada tahun 2015 angka kecelakaan kerja mencapai kasus dan sebanyak kasus mengakibatkan hilangnya nyawa buruh. PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung adalah perusahaan yang bergerak di bidang Manufaktur dengan memproduksi Besi Dinding Lembaran (Sheet), Besi Lembaran Galvaniz, Genteng Metal. Tenaga kerja pada bagian produksi PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung berpotensi mengalami kelelahan kerja. Aktivitas kerja yang terus menerus dan lingkungan kerja yang kurang nyaman dapat menyebabkan kelelahan kerja. Kelelahan kerja yang dapat dialami oleh pekerja dan dapat mempengaruhi proses pekerjaan dan produktivitasnya serta kualitas pelayanan pun dapat berpengaruh. Untuk itu perlu di lakukan pengendalian kelelahan pada tenaga kerja dibagian produksi PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: 2

3 Hubungan Antara Masa Kerja dan Beban Kerja Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja di Bagian Proses Produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitaif menggunakan desain cross sectional dilakukan pada pekerja dibagian produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung pada bulan Maret sampai bulan Juni Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pekeja bagian produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung yang berjumlah 37 pekerja. Sampel pada penelitian yaitu seluruh pekerja dibagian proses produksi dengan menggunakan kriteria inklusi dan eksklusi. Adapun Instrument yang digunakan dalam penelitian adalah reaction timer dan stopwatch. Pengumpulan data yang digunakan adalah data primer yang didapat dari hasil wawancara dengan menggunakan instrumen penelitian yang berupa reaction timer, stopwatch. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data univariat dan bivariat dengan uji statistik menggunakan uji Spearman Rank dengan tingkat kepercayaan α = 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN ANALISIS UNIVARIAT Hasil penelitian yang dilakukan di PT Kerismas Witikco Makmur Bitung, maka diperoleh sampel 32 tenaga kerja dari populasi 37 tenaga kerja yang bekerja di bagian produksi. Jenis kelamin dalam penelitian ini adalah lakilaki. Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Masa Kerja. Masa Kerja N % 5 Tahun Tahun Tahun Total Tabel 1. menunjukkan bahwa masa kerja responden 6-10 tahun lebih banyak dibandingkan dengan masa kerja responden yang masa kerjanya 5 tahun kebawah dan 11 tahun keatas. Dapat dilihat pada tabel diatas presentase masa kerja responden 5 tahun kebawah sebesar 25.0% (8 orang), 6 10 tahun sebesar 40.6% (13 orang), sedangkan 11 keatas sebesar 34.4% (11 orang). Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Beban Kerja. Beban Kerja n % Ringan Sedang Total

4 Tabel 2 menunjukkan bahwa responden yang memiliki beban kerja ringan lebih banyak di bandingkan responden yang memiliki beban kerja sedang. Untuk katagori beban kerja berat, sangat berat, dan sangat berat sekali tidak ada responden yang mengalaminya. Frekuensi responden yang memiliki beban kerja ringan sebesar 59.4% (19 orang) dan beban kerja sedang 40.6% (13 orang). Tabel 3. Distribusi Responden Berdasarkan Usia. Tahun n % (remaja akhir) (dewasa awal) (dewasa akhir) (lansia awal) Total Tabel 3. menunjukkan bahwa responden umur tahun (dewasa awal) lebih banyak dibandingkan dengan umur tahun (remaja akhir). Dapat dilihat pada tabel 2 presentase umur tahun sebesar 9.4% (3 orang), tahun sebesar 34.4% (11 orang), tahun sebesar 37.5% (12orang) dan tahun sebesar sebesar 18.8% (6 orang). Tabel 4. Distribusi Responden Berdasarkan Kelelahan Kerja Kelelahan N % Kerja Normal Ringan Sedang Total Tabel 4 menunjukkan bahwa responden yang memiliki kelelahan kerja ringan lebih banyak dari pada responden yang memiliki kelelahan kerja normal dan berat sedangkan tidak ada responden yang memiliki kelelahan kerja berat. Dapat dilihat pada tabel 2 bahwa frekuensi responden yang memiliki kelelahan kerja ringan sebesar 65.6% (21 orang), kelelahan kerja normal sebesar 9.4% (3 orang), dan kelelahan kerja sedang sebesar 25.0% (8 orang). ANALISIS BIVARIAT Tabel 5. Hubungan antara masa kerja dan kelelahan kerja pada pekerja bagian proses produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. Masa Kerja Kelelahan Kerja Normal Ringan Sedang Berat Jumlah r ƿ 5 Tahun Tahun ,039 0, Tahun Jumlah

5 Berdasarkan tabel 5 responden yang sedang ada 2 responden dengan jumlah memiliki masa kerja 5 tahun kebawah 11 responden. Dari hasil analisis tahun namun kelelelahan kerja normal mengungkan uji korelasi Rank tidak ada responden, kelelelahan kerja Spearman untuk mengukur tingkat ringan ada 8 responden dengan jumlah 8 responden. Responden yang memiliki masa kerja 6 10 tahun namun mengalami beban kerja normal ada 2 keeratan hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja yang berskala ordinal maka didapati hasil bahwa nilai koefisien korelasi r = 0,039 dan nilai ƿ- responden, mengalami kelelelahan value = 0,831 berarti nilai ƿ-value lebih ringan ada 5 responden, mengalami besar dari 0,05 sehinga dapat kelelelahan kerja sedang ada 6 disimpulkan bahwa tidak terdapat responden dengan jumlah 13 responden. Responden yang memiliki masa kerja 11 keatas tahun namun kelelehan kerja normal ada 1 responden, kelelahan kerja hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja bagian proses produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. ringan ada 8 responden, kelelahan kerja Tabel 7. Hubungan antara usia dan kelelahan kerja pada pekerja bagian proses produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. Umur Kelelahan Kerja Normal Ringan Sedang Jumlah r ƿ Jumlah Berdasarkan tabel responden yang mengalami kelelelahan kerja sedang ada memiliki usia tahun namun 4 responden dengan jumlah 13 kelelelahan kerja normal tidak ada responden, kelelelahan kerja ringan ada 3 responden dengan jumlah 3 responden. Responden yang memiliki usia tahun namun mengalami beban kerja normal ada 2 responden, mengalami kelelelahan ringan ada 5 responden responden. Responden yang memiliki usia tahun namun kelelehan kerja normal ada 1 responden, kelelahan kerja ringan ada 10 responden, kelelahan kerja sedang ada 1 responden dengan jumlah 12 responden. Responden yang memiliki usia tahun namun kelelehan kerja 5

6 normal tidak ada responden, kelelahan kerja ringan ada 3 responden, kelelahan koefisien korelasi r = 0,148 dan nilai ƿ- value = 0,419 berarti nilai ƿ-value lebih kerja sedang ada 3 responden dengan besar dari 0,05 sehinga dapat jumlah 6 responden. Dari hasil analisis disimpulkan bahwa tidak terdapat mengungkan uji korelasi Rank hubungan antara usia dengan kelelahan Spearman untuk mengukur tingkat kerja pada pekerja bagian proses keeratan hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja yang berskala produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. ordinal maka didapati hasil bahwa nilai Tabel 6. Hubungan antara beban keja dan kelelahan kerja pada pekerja bagian proses produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung. Beban Kerja Kelelahan Kerja Normal Ringan Sedang Berat Jumlah r ƿ Ringan Sedang Jumlah Berdasarkan tabel 7. responden yang memiliki beban kerja ringan namun korelasi r = 0,35 dan r berada antara 0, yang berarti r termasuk kelelelahan kerja normal ada 2 kategori rendah dan nilai ƿ-value = 0,05 responden, kelelelahan kerja ringan ada berarti nilai ƿ-value lebih kecil dari 0,05 15 responden dan kelelelahan sedang sehinga dapat disimpulkan bahwa ada 2 responden dengan jumlah 19 responden. Responden yang mengalami terdapat hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja di beban kerja kerja sedang namun bagian proses produksi PT Kerismas mengalami beban kerja normal ada 1 Witikco Makmur Bitung. responden, mengalami kelelelahan ringan ada 4 responden, mengalami Hubungan antara masa kerja dengan kelelelahan kerja sedang ada 6 kelelahan kerja pada pekerja responden dengan jumlah 13 responden. dibagian proses produksi PT. Dari hasil analisis mengungkan uji Kerismas Witikco Makmur Bitung korelasi Rank Spearman untuk Hasil penelitian yang dilakukan pada mengukur tingkat keeratan hubungan antara beban kerja dengan kelelahan tenaga kerja dibagian proses produksi di PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung kerja yang berskala ordinal maka yang menggunakan uji rank spearman didapati hasil bahwa nilai koefisien mendapatkan tidak adanya hubungan 6

7 antara masa kerja dengan kelelahan kerja karena nilai ƿ-value = 0,831 berarti nilai ƿ-value lebih besar dari 0,05. Tenaga kerja dibagian proses produksi di PT Kerismas Witikco Makmur Bitung paling banyak memiliki masa kerja antara 6-10 tahun dengan jumlah presentase 40.6% dan masa kerja paling rendah 5 tahun dengan jumlah presentase 25.0%. Hasil dari penelitian sebelumnya mendukung hasil dari peneltian yang telah dilakukan. Penelitian yang dilakukan oleh Randi Tulu pada polisi lalu lintas kepolisian resort kota Manado tahun 2014 mendapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja dengan ƿ = 0,19 > 0,05. Hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja dibagian proses produksi PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung Hasil penelitian dengan menggunakan uji rank spearman didapatkan bahwa terdapat hubungan antara beban kerja dengan kelelahan kerja pada pekerja dibagian proses produksi PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung yang menunjukan sebanyak 59.4% mengalami tingkat beban kerja ringan dan 40.6% mengalami tingkat kelelahan kerja sedang. Hasil analisis mengunakan uji korelasi rank Spearman antara beban kerja dengan kelelahan kerja maka didapati hasil bahwa nilai koefisien r = dan r berada diantara yang berarti r termasuk katagori lemah atau rendah dan nilai ƿ-value = Penelitian sebelumnya oleh Juan Arellano yang meneliti tentang hubungan antara beban kerja dan kelelahan kerja di antara operator prakitan di CV Constant Velocity (CV) di Meksiko tahun 2015 mendapatkan hasil sebanyak 47% pekerja merasakan kelelahan kerja berat dan 52% merasakan kelelahan kerja sangat berat. Penelitian yang dilakukan Cristover Faktor lain yang mempengaruhi beban kerja pada pekerja dibagian proses produksi PT Kerismas Witicko Makmur Bitung adalah faktor eksternal yang meliputi pemberian tugas-tugas, organisasi kerja, lingkungan kerja (suhu udara yang panas dan lingkungan kerja kimiawi seperti penggunaan penggunaan bahan kimia dalam pengolaan zeng). Hubungan antara usia dengan kelelahan kerja pada pekerja dibagian proses produksi PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung Hasil penelitian yang dilakukan pada tenaga kerja dibagian proses produksi di PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung yang menggunakan uji rank spearman mendapatkan tidak adanya hubungan antara usia dengan kelelahan kerja 7

8 karena nilai ƿ-value = 0,419 berarti nilai ƿ-value lebih besar dari 0,05. Tenaga kerja dibagian proses produksi di PT Kerismas Witikco Makmur Bitung paling banyak memiliki usia dengan jumlah responden sebanyak 12 orang dengan presentase 37.5% dan usia paling sedikit tahun dengan jumlah responden 3 orang dengan presentase 9.4%. Penelitian sebelumnnya mendukung hasil penelitian ini mengenai umur, penelitian yang dilakukan oleh Mallapiang (2014) tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada perawat IGD di RSUD Haji Makasar dengan hasil p = lebih besar dar α = 0.05 yang berati tidak terdapat hubungan yang signifikan mengenai umur dengan kelelahan kerja. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada tenaga kerja dibagaian proses produksi PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung serta pembahasan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Tidak terdapat hubungan antara masa kerja dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja dibagian proses produksi PT. Kerismas karena nilai ƿ-value = 0,831 berarti nilai ƿ-value lebih besar dari 0, Terdapat hubungan yang lemah karena semakin tinggi beban kerja maka semakin tinggi kelelahan kerja pada tenaga kerja dibagaian proses produksi PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung ditunjukan dengan hasil 40.6% (13 responden) beban kerja sedang dan 59.4% (19 responden) beban kerja ringan. 3. Tidak terdapat hubungan antara usia dengan kelelahan kerja pada tenaga kerja dibagian proses produksi PT. Kerismas Witikco Makmur Bitung karena karena nilai ƿ-value = 0,419 berarti nilai ƿ-value lebih besar dari 0,05. SARAN Adapun saran yang dapat diberikan kepada perusahaan tempat penelitian yaitu 1. Bagi pekerja di bagian proses produksi PT Kerismas Witikco Makmur Bitung a. Istirahatlah yang cukup sebelum datang kekantor agar mengurangi tingkat kelelahan yang akan didapat saat bekerja b. Makanlah makanan yang bergizi dan bervariasi agar dapat menambah stamina saat bekerja. 8

9 c. Mengambil waktu saat off untuk berolahraga agar dapat menjaga kesehatan tubuh. 2. Bagi perushaan PT Kerismas Witikco Makmur Bitung a. Perusahaan perlu menjadwalkan penyuluhan bagi tenaga kerja baik penyuluhan mengenai mental atau bimbingn mental untuk mempsiapkan pekerja yang lebih baik dan bersemangat. Diharapkan perusahaan mengadakan pengarahan singkat kepada tenaga kerja sebelum melakukan pekerjaannya. DAFTAR PUSTAKA BPJS. K3 Dalam Wacana Ketenagakerjaan Indonesia 016/09/08/k3-dalam-wacanaketenagakerjaan-indonesia/ (online) Diakses tanggal 30 Juni 2017 Juan A Relationship between Workload and Fatigue among Mexican Assembly Operators. open-access/relationshipbetween-workload-andfatigue-among-mexicanassemblyoperators php?aid=64804 (online) Diakses 30 Juni 2017 Mallapiang Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada perawat IGD di RSUD Haji Makasar Mallapiang (2014) tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada perawat IGD di RSUD Haji Makasar. ttps:// =t&rct=j&q=&esrc=s&source= web&cd=3&cad=rja&uact=8& ved=0ahukewio8pwdkqjva hubalakhf6edl8qfggxma I&url=http%3A%2F%2Fjourn al.uinalauddin.ac.id%2findex.php% 2FAl- Sihah%2Farticle%2Fdownload %2F2078%2F2003&usg=AFQ jcnhnenu1cgblajhln_kl0 pxggkk9la. (online) Diakses R. Tulu Hubungan antara lama bekerja, penggunaan alat pelindung diri (APD) dan kebiasaan merokok dengan kapasitas vital paru (KVP) pada polisi lalu lintas kepolisian resort kota Manado. Manado. FKM UNSRAT Setyawati Selintas Tentang Kelelahan Kerja. Yogyakarta. Amara Books Suma mur Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja 9

10 (HIPERKES). Jakarta. CV Sagung Seto. Tarwaka Ergonomi Industri, Dasar-dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di tempat Kerja. Surakarta. Harapan Offset. 10