Nonequivalent Control Group Design

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Desain Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Keterangan : : kelas IV SD Kebonagung 03 yang dijadikan kelompok eksperimen

Grup Pre test Variabel Bebas Post test Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELTIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan pretest-posttest one

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diperoleh akan diolah dengan menggunakan teknik kuantitatif yaitu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental design atau sering juga dikenal dengan istilah quasi eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Jenis, Desain dan Lokasi Penelitian Eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. matematika dengan pendekatan saintifik melalui model kooperatif tipe NHT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Kelas Eksperimen O 1 X O 2. Kelas Kontrol O 3 O 4. Sugiyono (2010)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan permasalahan yang ada, jenis penelitian yang digunakan adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

O 1 X 1 O 2 O 3 X 2 O 4. O 2 : Nilai posttest kelompok eksperimen 1 O4 : Nilai posttest kelompok eksperimen 2

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu model pembelajaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Sugiyono (2012:3) Metode penelitian pada dasarnya merupakan

Gambar 3.1 : Desain penelitian oleh Newman dalam Endang mulyatiningsih (2011:89) Keterangan: R = Random Assigment X 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen, yaitu jenis Pre-Experimental

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013: 107) metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Dan Desain Eksperimen 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini eksperimen dengan tipe Quasi Experimental Design. Menurut Sugiyono (2014:107) penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali. Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan Jigsaw untuk mengetahui keefektivan terhadap motivasi belajar dan hasil belajar pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV Sekolah Dasar. 3.1.2 Desain Penelitian Desain ekseperimen dengan menggunakan Nonequivalent Control Group Design, Hal tersebut karena hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random (Sugiyono, 2014: 116). Adapun desain penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1 R O 1 X O 2 R O 3 X O 4 Nonequivalent Control Group Design Keterangan: 0 1 : Pre-test untuk kelas eksperimen. 0 2 :Post-test untuk kelas eksperimen. 0 3 :Pre-test untuk kelas kontrol. 0 4 :Post-test untuk kelas kontrol. X : Perlakuan untuk kelas eksperimen. Pada awal kegiatan peneliti, siswa diberikan test awal (pretest) untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol sebelum diberikan perlakuan. Kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen juga 29

30 akan berguna untuk membuat kelompok-kelompok belajar. Kemudian siswa kelas eksperimen diberi perlakuan yakni pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe NHT, sedangkan siswa kelas kontrol diberikan perlakuan yakni pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran Jigsaw. Pada akhir penelitian siswa diberi angket motivasi belajar dan tes akhir (posttest) untuk mengetahui skor motivasi belajar dan hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan. Data hasil pemberian angket motivasi belajar dan hasil instrumen pretest-posttest dipakai sebagai data penelitian untuk kemudian diolah dengan menggunakan analisis stastistik. 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 4 Karangrayung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan dan SD Negeri 1 Putatnganten kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan semester II tahun pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilakukan di kelas IV SD Negeri 4 Karangrayung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan dengan 30 siswa yang terdiri dari 16 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki sebagai kelas eksperimen, dan 28 siswa yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 14 siswa laki-laki SD Negeri 1 Putatnganten Kecamatan Karangrayung kelas kontrol. Subyek penelitian secara rinci disajikan melalui tabel 3.2 berikut ini. Nama Sekolah Tabel 3.2 Distribusi Subyek Penelitian Jumlah Jenis Kelamin Subyek Perempuan Laki-laki Kelas Penelitian SDN 4 Karangrayung 30 16 14 Eksperimen SDN 1 putatnganten 28 14 14 Kontrol Jumlah 58 30 28

31 3.3 Variabel Penelitian Variabel penelitian menurut Sugiyono (2014:60) adalah suatu atribut atau sifat atau nilai yang terdiri dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel bebas yaitu model pembelajaran NHT dan model pembelajaran Jigsaw. Sedangkan variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel bebas yang digunakan dalam penelitian ini adalah motivasi belajar dan hasil belajar IPS. 3.3.1 Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2014:117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SD Negeri 4 Karangrayung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan kelas IV yang berjumlah 30 siswa dan SD Negeri 1 Putatnganten Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan kelas IV yang berjumlah 28 siswa. b. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014:118). Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 4 Karangrayung Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan sebagai kelas eksperimen dengan jumlah siswa 30 dan SD Negeri 1 Putatnganten Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan sebagai kelas kontrol dengan jumlah siswa 28.

32 3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4.1 Teknik Pengumpulan Data a. Tes Tes merupakan alat pengukuran data yang berharga dalam penelitian. Menurut Nana Sudjana (2005:35) tes adalah pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk lisan (tes lisan), bentuk tulisan (tes tertulis), atau dalam bentuk perbutan (tes tindakan). Teknik tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan peserta didik dalam menerima materi ajar serta tingkat pemahaman dalam pembelajaran IPS. b. Observasi Observasi adalah alat penilaian untuk mengukur tingkah laku individu ataupun proses terjadinya suatu kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan (Nana Sudjana, 2005:84). Dalam observasi penelitian ini menggunakan pengamatan keaktifan siswa dan ketrampilan guru dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran NHT dan model pembelajaran Jigsaw. c. Angket Angket dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang motivasi belajar siswa. Jadi angket dalam penelitian ini berfungsi untuk mengukur perubahan tingkah laku agar dapat mencapai suatu tujuan belajar. 3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan soal tes yang digunakan dalam tes hasil belajar untuk mengetahui kemampuan siswa dan lembar observasi yang digunakan untuk mengetahui tindakan guru dalam penerapan model pembelajaraan NHT di kelas eksperimen dan penerapan model pembelajaran Jigsaw di kelas kontrol. Kisi-kisi merupakan deskripsi kompetensi dan materi yang akan diujikan. Tujuan penyusunan kisi-kisi adalah untuk menentukan ruang lingkup dan sebagai petunjuk dalam menulis soal. Dibawah ini akan tersaji kisi-kisi soal dan observasi pada tabel dibawah ini:

33 a. Kisi-kisi Observasi Kinerja Guru dalam melaksanakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Lembar observasi digunakan untuk mendapatkan data tentang pencapaian pengajar dalam pemberian treatment didalam kelas, sehingga didalam pelaksanaan pembelajaran benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses pembelajaran. Untuk melakukan observasi, konsep dasar penyusunan yang digunakan dalam pembuatan instrumen observasi ini adalah dari teori dan langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Data disajikan pada tabel berikut ini: Tabel 3.3 Kisi-kisi Observasi Kinerja Guru dalam melaksanakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT Indikator Aspek yang diamati Terlaksana Persiapan 1. Menyiapkan masalah yang akan dipecahkan 2. Menyiapkan lembar permasalahan Pelaksanaan Kegiatan Awal 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Guru melakukan apersepsi. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe NHT. Kegiatan Inti Eksplorasi 5. Membentuk kelompok @ 5-6 siswa 6. Guru menyampaikan tata-cara pembagian nomor. 7. Guru membagikan nomor berkepala 8. Guru memberikan pengantar mengenai materi perkembangan teknologi. 9. Guru membagikan lembar diskusi. 10. Menerima pertanyaan dari guru. Elaborasi 11. Mendiskusikan jawaban dalam kelompok. 12. Guru memanggil salah satu nomor untuk mempresentasikan hasil diskusinya 13. Siswa lain memberi tanggapan dari kelompok yang lain. Konfirmasi 14. Kemudian guru memanggil nomor lain. Ya Tidak

34 Penutup Refleksi 1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran Evaluasi (tes formatif) a. Siswa mengerjakan tes formatif b. Kisi-kisi Observasi Kinerja Guru dalam Melaksanakan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Untuk mendapatkan data tentang pencapaian guru dalam pemberian treatment didalam kelas, sehingga kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dengan menggunakan model pembelajaran Jigsaw benar-benar sesuai dengan kondisi dan proses yang diharapkan. Berikut disajikan tabel kisi-kisi lembar observasi kinerja guru dibawah ini: Tabel 3.4 Kisi-kisi Observasi Kinerja Guru dalam Melaksanakan Model Pembelajaran Jigsaw Indikator Aspek yang diamati Terlaksana Persiapan 1. Menyiapkan masalah yang akan dipecahkan 2. Menyiapkan lembar permasalahan Pelaksanaan Kegiatan Awal 1. Guru mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti kegiatan pembelajaran. 2. Guru melakukan apersepsi. 3. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4. Guru menjelaskan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Kegiatan Inti Eksplorasi 5. Membentuk kelompok @ 4 siswa 6. Guru menyampaikan tata-cara pembagian kelompok ahli. 7. Guru memberikan pengantar mengenai materi Perkembangan Teknologi 8. Dalam kelompok diberi bagian materi yang berbeda. 9. Guru membagikan lembar diskusi. 10. Menerima pertanyaan dari guru. Elaborasi 11. Guru membimbing siswa berkumpul kelompok ahli sesuai subbab yang sama 12. Anggota kelompok mempelajari subbab yang Ya Tidak

35 Penutup ditugaskan dengan kelompok ahli 13. Mendiskusikan jawaban dalam kelompok ahli. 14. Siswa kembali kekelompok awal 15. Guru memanggil tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya 16. Siswa lain memberi tanggapan dari kelompok yang lain. Konfirmasi 17. Memberikan refleksi dan evaluasi terhadap proses dan hasil diskusi Refleksi 1. Guru bersama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran Evaluasi (tes formatif) 1. Siswa mengerjakan tes formatif c. Tes Tertulis Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah lembar soal pretest dan posttest berupa tes pilihan ganda. Guna menjamin bahwa instrumen tes berupa pilihan ganda ini layak digunakan dalam penelitian, maka terlebih dahulu dilakukan uji coba terhadap instrumen yang digunakan melalui tahapan: 1) penyusunan kisi-kisi soal, 2) uji coba instrumen soal, 3) uji validitas 4) uji reliabilitas 5) uji tingkat kesukaran. Untuk menguji validitas soal tidak dilakukan di SD yang menjadi subjek penelitian, tetapi diujikan di SD luar subjek penelitian. Penyusunan kisi-kisi soal uji coba yang nantinya digunakan sebagai pretest dan posttest berdasarkan pada Standar Kompetensi yang telah dipilih yaitu Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi. Sedangkan Kompetensi Dasarnya Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakannya. Kisi-kisi tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.

36 Tabel 3.5 Kisi - kisi Instrumen Uji Coba Soal Pretest-Postest Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Nomor Butir Soal 2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan teknologi di lingkungan kabupaten / kota dan provinsi 2.3 Mengenal perkembangan teknologi produksi komunikasi dan transportasi serta pengalaman menggunakanny a Membandingkan/membedaka n jenis teknologi produksi pada masa lalu dan masa sekarang Menyebutkan macam-macam alat produksi masa lalu dan masa kini Membandingkan/membedaka n jenis teknologi komunikasi Menyebutkan macam-macam alat komunikasi masa lalu dan masa kini 1,2,3,4,5,6,7 8,9,10,11, 12,13,14 15,16,17,1 8,19,20 21,22,23,2 4,25,26,27 Membandingkan/membedaka n jenis teknologi transportasi 28,29,30,3 1,32,33 Menyebutkan macam-macam alat transportasi masa lalu dan masa kini 34,35,36,3 7,38,39,40 d. Instrumen Angket Motivasi Belajar Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data tentang variabel terikat yaitu: Motivasi belajar diukur menggunakan angket motivasi belajar yang diberikan kepada siswa yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang disajikan pada tabel 3.6 sebagai berikut :

37 Tabel 3.6 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar No Indikator Motivasi Belajar Nomor Pertanyaan positif Nomor Pertanyaan negatif 1. Adanya hasrat dan keinginan 1, 2, 3 4, 5 berhasil. 2. Adanya dorongan dan kebutuhan 6, 7, 8 9, 10 dalam belajar. 3. Adanya harapan dan cita-cita 11, 12, 13 14, 15 masa depan. 4. Adanya penghargaan dalam 16, 17, 18 19, 20 belajar. 5. Adanya kegiatan yang menarik 21, 22, 23 24, 25 dalam belajar. 6. Adanya lingkungan belajar yang kondusif 26, 27, 28 29, 30 Skala pengukuran yang digunakan dalam angket motivasi belajar adalah skala Likert yang mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negative dengan teknik skoring sebagai berikut: Tabel 3.7 Skor Butir Pertanyaan Skala Likert No Instrumen Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif 1. Sangat Setuju 4 1 2. Setuju 3 2 3. Kurang Setuju 2 3 4. Tidak Setuju 1 4 Selanjutnya skor jawaban siswa dijumlah untuk mengetahui besarnya motivasi belajar siswa. Rentang skor motivasi belajar siswa ditentukan dengan rumus sebagai berikut :

38 Tabel 3.8 Kategori Skor Motivasi Belajar Jarak Interval = skor maksimal - skor minimal Jumlah Kriteria No Skor Kategori Motivasi Belajar 1. 68 80 Sangat Tinggi 2. 56 67 Tinggi 3. 44 55 Sedang 4. 32 43 Rendah 5. 20 30 Sangat Rendah 3.5 Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian Untuk menjamin bahwa instrumen tes berupa soal pilihan ganda yang akan digunakan merupakan instrumen yang baik maka dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas dan uji tingkat kesukaran. Instrumen yang baik harus memnuhi dua syarat yaitu valid dan reliabel kemudian diuji tingkat kesukaran instrumen yang digunakan. Uji validitas, reliabilitas, dan tingkat kesukaran soal dilakukan di kelas uji coba yaitu kelas V SD Negeri 3 Putatnganten Kecamatan Karangrayung kabupaten Grobogan. 3.5.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Angket Motivasi Belajar Pengujian validitas angket motivasi belajar IPS dilakukan di SD Negeri 3 Putatnganten dengan jumlah responden 35 siswa. Berdasarkan hasil uji coba instrumen tersebut, kemudian dilakukan analisis uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan SPSS 20.0 for windows. Dalam menentukan kevalidan soal peneliti menggunakan R tabel product moment signifikan 5%. Peneliti dalam membuat angket uji validitas sebanyak 30 butir soal dan dalam R tabel signifikan 5% 40 butir soal adalah 0,334. Jadi semua item yang korelasinya diatas 0,334 dikatakan valid dan korelasi yang dibawah 0,334 dikatakan tidak valid. (data hasil valid di lampiran hal 150 )

39 Tabel 3.9 Kevalidan dan Ketidakvalid uji validitas Soal Motivasi Belajar No Keterangan Nomor Butir Soal Jumlah 1. Valid 2, 3, 4, 5, 7, 9, 11, 12, 14, 16, 17, 18, 19, 20 22, 23, 24, 26, 27, 28, 29 2. Tidak Valid 1, 6, 8, 10, 13, 15, 21, 22, 25, 30 10 Jumlah Soal 30 Berdasarkan hasil uji validitas soal pada tabel 3.8 dari 30 soal terdapat 20 soal yang valid. Hasil uji validitas angket dapat dilihat di lampiran. Dari jumlah 20 soal angket yang valid, maka digunakan peneliti sebagai instrument penelitian. Dalam pemilihan setiap harus mengacu pada indikator harus ada minimal 1 soal untuk mewakilinya. Untuk mengetahui motivasi belajar siswa pada kondisi awal, kelas eksperimen dan kelas kontrol maka dilakukan scoring pada angket, yaitu sebagai berikut: Skor tertinggi : 4 x 20 = 80 Skor terendah : 1 x 20 = 20 Interval = Skor tertinggi Skor terendah 5 = 80 20 = 12 Rentang nilai: 68 80 = Sangat Tinggi 56 67 = Tinggi 44 55 = Sedang 32 43 = Rendah 20 31 = Sangat Rendah Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan alat tersebut dalam menilai apa yang akan dinilainya. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2014:364). Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat

40 konsitensi instrumen yang digunakan dalam penelitian.pengukuran uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Croncbrach Alpha. Pengukuran koefisien reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat melalui tabel 3.10 sebagai berikut: Tabel 3.10 Kriteria Reliabilitas Instrumen Rentang Kriteria 0,80-1,00 Sangat reliabel <0,80-0,60 Reliabel <0,60-0,40 Cukup reliabel <0,40-0,20 Agak reliabel <0,20 Kurang reliabel Adapun hasil uji reliabilitas yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Putatnganten dengan analisis SPSS versi 20.0 for Windows adalah sebagai berikut: Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket Motivasi Kelas V SDN 3 Putatnganten Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items.805 30 Berdasarkan tabel 3.11 terlihat bahwa hasil uji reliabilitas instrumen butir soal angket motivasi belajar, yang telah dilakukan terbukti dengan nilai angket motivasi belajar sangat reliabel 0.805 karena lebih dari Croncbach Alpha 0,80. Karena nilai angket motivasi belajar dapat digunakan untuk mengukur motivasi belajar IPS untuk materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi, transportasi masa lalu dan masa kini, karena instrumen valid dan reliabel maka layak digunakan dalam penelitian. 3.5.2 Uji Validitas Instrumen Soal Pretest-Posttest Pengujian validitas dilakukan di SD Negeri 3 Putatnganten dengan jumlah responden 35 siswa. Berdasarkan hasil uji coba instrumen tersebut, kemudian dilakukan analisis uji validitas dan reliabilitas dengan bantuan SPSS 20.0 for windows. Dalam menentukan kevalidan soal peneliti menggunakan R tabel

41 product moment signifikan 5%. Peneliti dalam membuat soal uji validitas sebanyak 40 butir soal dan dalam R tabel signifikan 5% 40 butir soal adalah 0,334. Jadi semua item yang korelasinya diatas 0,334 dikatakan valid dan korelasi yang dibawah 0,334 dikatakan tidak valid. (data hasil valid di lampiran hal 151) Tabel 3.12 Kevalidan dan Ketidakvalid uji validitas soal Pretest-Posttest No Keterangan Nomor Butir Soal Jumlah 1. Valid 1, 2, 3, 5, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 15, 18, 22, 28 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 2. Tidak Valid 4, 6, 9, 10, 16, 17, 19, 20, 21, 24, 38, 40 12 Jumlah Soal 40 Berdasarkan hasil uji validitas soal pada tabel 3.12 dari 40 soal terdapat 28 soal yang valid. Hasil uji validitas dapat dilihat di lampiran. Dari jumlah 28 soal yang valid peneliti hanya mengambil 25 soal yang digunakan sebagai instrument penelitian. Dalam pemilihan setiap harus mengacu pada indikator harus ada minimal 1 soal untuk mewakilinya 3.5.3 Reliabilitas Soal Pretest-Posttest Reliabilitas alat penilaian adalah ketepatan alat tersebut dalam menilai apa yang akan dinilainya. Instrumen yang reliabel berarti instrumen yang bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2014:364). Uji reliabilitas dimaksudkan untuk melihat konsitensi instrumen yang digunakan dalam penelitian.pengukuran uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan Croncbrach Alpha. Pengukuran koefisien reliabilitas instrumen dalam penelitian ini dapat dilihat melalui tabel 3.13 sebagai berikut.

42 Tabel 3.13 Kriteria Reliabilitas Instrumen Rentang Kriteria 0,80-1,00 Sangat reliabel <0,80-0,60 Reliabel <0,60-0,40 Cukup reliabel <0,40-0,20 Agak reliabel <0,20 Kurang reliabel Adapun hasil uji reliabilitas yang dilakukan di kelas 5 SD Negeri 3 Putatnganten dengan analisis SPSS versi 20.0 for Windows adalah sebagai berikut: Tabel 3.14 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Uji Coba Soal Kelas V SDN 3 Putatnganten Semester 2 Tahun Ajaran 2015/2016 Cronbach's Alpha N of Items,886 40 Berdasarkan tabel 3.14 terlihat bahwa hasil uji reliabilitas instrumen butir soal pilihan ganda prettest-posttest, yang telah dilakukan terbukti dengan nilai prettes-posttest soal pilihan ganda sangat reliabel 0.886 karena lebih dari Croncbach Alpha 0,80. Karena nilai Soal pilihan ganda dapat digunakan untuk mengukur hasil belajar IPS untuk materi perkembangan teknologi produksi, komunikasi, transportasi masa lalu dan masa kini, karena instrumen valid dan reliabel maka layak digunakan dalam penelitian. 3.5.4 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik disamping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesukaran atau kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar secara proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kemampuan siswa dalam menjawabnya, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

43 Keterangan: I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal B = banyaknya siswa yang menjawab benar untuk setiap butir soal N = jumlah siswa Kriteria indeks kesulitan soal sebagai berikut: 0-0,30 = soal kategori sukar 0,31-0,70 = soal kategori sedang 0,71-1.00 = soal kategori mudah Pengujian tingkat kesukaran soal pretest dan posttes dilakukan setelah soal sudah diuji validitas dan reliabilitasnya. Dari 40 instrumen soal pretest postetst yang telah diujicobakan pada kelas V SD Negeri 3 Putatnganten Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan terdapat 28 soal yang dinyatakan valid dan reliabel, maka dalam penelitian ini digunakan 25 soal untuk pretest dan postest untuk mempermudah dalam menghitung soal pretest dan postest. Berdasarkan perhitungan diperoleh hasil kesukaran soal pretest dan postets pada tabel 3. 15 Tabel 3.15 Distribusi Tingkat Kesukaran Soal Pretest dan Posttest Rentang Kriteria Indikator Soal Jumlah 0,0 0,30 Soal Kategori Sukar 0,31 0,70 Soal Kategori Sedang 0,71 100 Soal Kategori Mudah 9 5, 6, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 22, 27, 29, 32, 1, 2, 3, 4, 7, 8, 12, 17, 18, 19, 20, 21, 23, 24, 25,26 28, 30, 31, 33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40 Jumlah 40 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pada uji soal pilihan ganda prettest-postest terdapat 27 item soal yang berada pada kategori soal yang mudah, 1 12 27 dan

44 kemudian untuk 12 item soal yang berada pada kategori sedang, terakhir pada soal yang digolongkan jenis instrumen soal yang sukar berjumlah 1 item. 3.6 Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah setiap kelas mempunyai distribusi data yang normal atau tidak, apabila data berdistribusi normal maka dapat digunakan statistika parametrik sedangkan apabila data tidak berdistribusi normal maka digunakan statistik nonparametrik. Acuan data dikatakan berdistribusi normal jika nilai signifikansi/probabitas > 0,05. Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui normal atau tidaknya data yang akan dianalisis dan uji homogenitas untuk memastikan kelompok data berasal dari varian yang homogen. Kriterianya adalah signifikansi hasil perhitungan lebih besar dari >0.05 dengan bantuan program SPSS 20.0 for version window. Uji normalitas menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov. Tabel 3.16 Hasil Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol Tests of Normality Kelas Kolmogorov-Smirnov a Shapiro-Wilk Statistic Df Sig. Statistic df Sig. Nilai eksperimen.143 30.123.951 30.184 kontrol.115 28.200.950 28.196 Berdasarkan Tabel 3.16 di atas bahwa hasil uji kesetaraan dengan bantuan program SPSS 20 (statistical product and service solution). Dari hasil output di atas pada kolom kolmogorov-smirnov bahwa dapat di ketahui skor signifikansi kelas eksperimen sebesar 0,123 dan skor signifikan kelas kontrol sebesar 0,200. Karena signifikansi untuk seluruh variabel lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa skor kelas eksperimen dan skor kelas kontrol adalah berdistribusi normal. Jadi kesimpulannya dari kedua sekolah tersebut yaitu SDN 4

45 Karangrayung dan SDN 1 Putatnganten sebelum diberi treatmen sekolah tersebut setara atau biasa di katakan sama. 3.7 Uji Homogenitas Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui sama atau tidaknya varian populasi data. Dalam uji kesetaraan data ini menggunakan bantuan SPSS for windows version 16,0 yaitu dengan tabel F test (Levanes Test). Menurut Priyanto (2010:115) kriteria pengujian uji homogenitas untuk menentukan kedua kelompok berasal dari kelompok homogen atau tidak adalah jika signifikansi hasil perhitungan > 0,05 berarti data kedua kelompok berasal dari kelompok yang homogen sebaliknya jika signifikansi hasil perhitungan < 0,05 berarti data kedua kelompok berasal dari kelompok yang tidak homogen. Uji kesamaan dua varian digunakan untuk menguji apakah kedua data tersebut homogen yaitu dengan membandingkan kedua variansnya. Hasil pengolahan data kedua kelas dapat dilihat dalam table 3.17 berikut ini : Tabel 3.17 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol SDN 4 Karangrayung dan SDN 1 Putatnganten Kecamatan Karangrayung, Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2015/2016 Test of Homogeneity of Variances Levene Statistic df1 df2 Sig. 1.164 6 21.362 Berdasarkan Tabel 3.17 di atas diketahui levene statistic test sebesar 1,164 dengan probabilitas Sig 0,362 > 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa kedua populasi memiliki Variance sama, jadi kedua kelas homogen, atau dengan kata lain kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama. Setelah dilaksanakan uji homogenitas yang menunjukkan bahwa kedua kelas memiliki kemampuan awal yang sama maka kelas 4 SDN 4 Karangrayung dan SDN 1 Putatnganten Kecamatan Karangrayung Kabupaten Grobogan maka kedua kelas tersebut dapat digunakan dalam penelitian.

46 3.8 Uji Hipotesis Uji hipotesa dilakukan dengan uji perbedaan dua rata-rata hasil belajar IPS soal posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Uji hipotesis bertujuan untuk menjawab rumusan masalah. Hipotesis yang akan diuji adalah sebagai berikut: a) Terdapat perbedaan efektivitas antara model pembelajaran NHT dengan model pembelajaran Jigsaw dalam meningkatkan motivasi belajar dan motivasi belajar IPS siswa kelas IV SDN 4 Karangrayung dan SDN 1 Putatnganten. b) Terdapat perbedaan efektivitas antara model pembelajaran NHT dengan model pembelajaran Jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar dan motivasi belajar IPS siswa kelas IV SDN 4 Karangrayung dan SDN 1 Putatnganten. Jika uji beda rata-rata motivasi belajar dan hasil belajar kedua kelompok menghasilkan signifikansi lebih dari 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak. Sedangkan jika hasil signifikansi kurang dari 0,05 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Untuk mengetahui seberapa besar signifikansi perbedaan rata-rata maka dilakukan Uji Independent Sample Test menggunakan bantuan SPSS 20. Setelah dilakukan uji perbedaan rata-rata menggunakan uji Independent Sample Test maka dapat menjawab hipotesis. Dengan demikian perbedaan hasil belajar yang signifikan bisa diketahui dengan menguji beda rata-rata hasil belajar IPS kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.