BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian SMK Diponegoro merupakan salah satu SMK swasta yang terletak di Jalan Kartini No.2 Salatiga. SMK Diponegoro memiliki 2 jurusan, yaitu Akuntansi dan Pemasaran. Jumlah keseluruhan siswa mulai dari siswa kelas X sampai XII di SMK Diponegoro adalah 580 siswa. Sebagian besar siswa di SMK Diponegoro berjenis kelamin perempuan. Dari 580 siswa, siswa yang berjenis kelamin laki-laki ada 56 siswa, dan siswa yang berjenis kelamin perempuan ada 524 siswa. Jumlah siswa kelas X di SMK Diponegoro Salatiga adalah 178 siswa, sedangkan jumlah siswa kelas XI adalah 215 siswa, dan jumlah siswa kelas XII adalah 157 siswa. Adapun pembagian siswa setiap jurusan di kelas X SMK Diponegoro Salatiga adalah seperti pada tabel 4.1 berikut ini: Tabel 4.1 Siswa Kelas X SMK Diponegoro Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 No Kelas Jurusan Banyak Siswa 1. X Akuntansi 1 31 siswa 2. X Akuntansi 2 31 siswa` 3. X Akuntansi 3 29 siswa 4. X Pemasaran 1 27 siswa 5. X Pemasaran 2 30 siswa 6. X Pemasaran 3 30 siswa Jumlah siswa 178 siswa Sedangkan pembagian siswa setiap jurusan di kelas XI SMK Diponegoro Salatiga adalah seperti pada tabel 4.2 berikut ini 36
Tabel 4.2 Siswa Kelas XI SMK Diponegoro Salatiga TahunAjaran 2013/2014 No Kelas Jurusan Banyak Siswa 1. XI Akuntansi 1 40 siswa 2. XI Akuntansi 2 40 siswa 3. XI Akuntansi 3 40 siswa 4. XI Pemasaran 1 32 siswa 5. XI Pemasaran 2 32 siswa 6. XI Pemasaran 3 32 siswa Jumlah Siswa 216 siswa Data pembagian siswa setiap jurusan di kelas XII SMK Diponegoro Salatiga adalah seperti tabel 4.3 berikut: Tabel 4.3 Siswa Kelas XII SMK Diponegoro Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 No Kelas Jurusan Banyak Siswa 1. XII Akuntansi 1 35 siswa 2. XII Akuntansi 2 34 siswa 3. XII Akuntansi 3 33 siswa 4. XII Pemasaran 1 28 siswa 5. XII Pemasaran 2 27 siswa Jumlah Siswa 157 siswa Sampel yang penulis gunakan adalah siswa kelas XI Akuntansi yang berjumlah 120 siswa, yang terbagi menjadi 3 kelas, yaitu kelas XI Akuntansi 1 yang berjumlah 40 siswa, kelas XI Akuntansi 2 berjumlah 40 siswa, dan kelas XI Akuntansi 3 yang berjumlah 40 siswa. 4.2 Pelaksanaan Penelitian 4.2.1 Perijinan Sebelum melaksanakan pengumpulan data, penulis terlebih dahulu meminta surat ijin penelitian dari Dekan FKIP UKSW melalui TU FKIP untuk dibawa dan diserahkan kepada TU di SMK Diponegoro. Setelah 37
memperoleh perijinan dari pihak kurikulum dan Guru BK di SMK Diponegoro Salatiga, penulis merencanakan pelaksanaan pengumpulan data. 4.2.2 Pengumpulan Data Pengumpulan data penulis lakukan pada tanggal 16 Juli 2014 dengan sampel yang digunakan adalah siswa kelas XI Akuntansi di SMK Diponegoro Salatiga yang berjumlah 120 siswa. Jadwal pengumpulan data dapat dilihat pada tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4 Jadwal Penelitian No. Tanggal Waktu Jumlah Keterangan siswa 1 Senin, 14 Juli 2014 11.00-12.30 40 Uji Validitas dan Realiabilitas 2 Rabu, 16Juli 2014 11.00-12.30 120 Penyebaran Instrumen Penelitian 4.3 Analisis Diskriptif 4.3.1 Motivasi Belajar Diskripsi motivasi belajarsiswa kelas XI Akuntansi SMK Diponegoro dikategorikan dalam 4 kategori, yakni motivasi belajar tinggi, sedang, rendah, dan sangat rendah. Adapun distribusi frekuensi dari tingkat motivasi belajar siswa kelas XI Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga adalah sebagai berikut: 38
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Motivasi Belajar Kategori Range Frekuensi Prosentase % Sangat 70-83 12 rendah 10 % Rendah 84-97 55 45,83 % Sedang 98-111 45 37,5 % Tinggi 112-125 8 6,67 % Jumlah 120 100% Berdasarkan tabel 4.5 dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI Akuntansi SMK Diponegoro yang memiliki motivasi belajar masuk kategori sangat rendah ada 12 siswa dengan prosentase 10 %, siswa yang masuk dalam kategori motivasi belajar rendah ada 55 siswa dengan prosentase 45,83 %, siswa yang masuk dalam kategori motivasi belajar sedang ada 45 siswa dengan prosentase 37,5 %, dan siswa yang memiliki motivasi belajar masuk dalam kategori tinggi ada 8 siswa dengan prosentase 6,67 %. 4.3.2 Self Efficacy Diskripsi self efficacy siswa kelas XI Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga dikategorikan dalam 4 kategori, yakni self efficacy tinggi, sedang, dan rendah, dan sangat rendah. Adapun distribusi tingkat self efficacy siswa seperti Tabel 4.6 sebagai berikut: 39
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Self Efficacy Kategori Range Frekuensi Prosentase % Sangat rendah 70-82 11 9,16% Rendah 83-95 44 36,67% Sedang 96-108 50 41,67% Tinggi 109-121 15 12,5 % Jumlah 120 100 % Berdasarkan tabel 4.6 dapat disimpulkan bahwa siswa kelas XI Akuntansi SMK Diponegoro yang memiliki self efficacy masuk kategori sangat rendah ada 11 siswa dengan prosentase 9,16 %, siswa yang masuk dalam kategori self efficacy rendah ada 44 siswa dengan prosentase 36,67%, siswa yang masuk dalam kategori self efficacy sedang ada 50 siswa dengan prosentase 41,67 %, dan siswa yang memiliki self efficacy masuk dalam kategori tinggi ada 50 siswa dengan prosentase 12,5 %. 4.4 Analisis Korelasi Sebelum melakukan analisis korelasi, penulis melakukan uji normalitas data untuk mengetahui karakteristik data tersebut. Dengan tujuan untuk mengetahui apakah sebaran data tersebut normal atau tidak. Jika data tersebut normal, maka data tersebut dianggap dapat mewakili populasi. Dalam menguji normalitas data metode yang digunakan adalah Kolmogorov-Smirnov. Hasil uji Kolmogorov-Smirnov dapat dilihat pada tabel 4.7 : 40
Tabel 4.7 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test motivasi Selfefficacy N 120 120 Normal Parameters a Mean 2.4000 2.5833 Std. Deviation 1.13214 1.18474 Most Extreme Differences Absolute.207.213 Positive.167.158 Negative -.218 -.213 Kolmogorov-Smirnov Z 1.298 1.262 Asymp. Sig. (2-tailed).079.084 a. Test distribution is Normal. Berdasarkan hasil uji normalitas didapatkan data motivasi belajar dengan signifikansi sebesar 0,079. Seperti digambarkan pada kurva berikut ini: Sedangkan data self efficacy dengan sig. 0,084.Seperti yang tergambar pada kurva berikut ini: 41
Data dikatakan normal apabila (p>0,050). Data motivasi belajar dan self efficacy dikatakan normal, dan penelitian dapat dilanjutkan. Setelah penulis melakukan uji normalitas data, maka penulis melanjutkan uji analisis korelasi antara self efficacy dengan motivasi belajar siswa kelas XI SMK Diponegoro Salatiga. Analisis korelasi yang digunakan adalah teknik korelasi yang menggunakan program SPSS for Windows Release 16.0 dengan rumus korelasi kendall s tau_b karena data dalam penulisan ini merupakan data ordinal (Sugiyono, 2011). Hasil korelasi antara self efficacy dengan motivasi belajar siswa kelas XI Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga, dapat dilihat pada tabel 4.8: 42
Tabel 4.8 Korelasi antara self efficacy dengan motivasi belajar kelas XI Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014 Correlations Motivasi Selfefficacy Kendall's tau_b Motivasi Correlation Coefficient 1.000.559 ** Sig. (2-tailed)..000 N 120 120 Selfefficacy Correlation Coefficient.559 ** 1.000 Sig. (2-tailed).000. N 120 120 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Berdasarkan tabel 4.8 korelasi antara self efficacy dengan motivasi belajar siswa, diperoleh r sebesar 0,559** dengan p = 0,000 (p<0,01), sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan motivasi belajar siswa kelas XI Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014. Sugiyono (2009) mengategorikan tingkat koefisien korelasi tabel sebagai berikut: 43
Tabel 4.9 Tingkat Koefisien Korelasi Menurut Sugiyono (2009) NO Interval Korelasi Tingkat Hubungan 1. 2. 3. 4. 5. 0,00-0,199 Sangat rendah 0,20-0,399 Rendah 0,40-0,599 Sedang 0,60-0,799 Tinggi 0,80-1,00 Sangat tinggi Sesuai dengan pedoman tabel kriteria menurut Sugiyono (2009) di atas, skor hasil koefisien korelasi antara self efficacy dengan motivasi belajar siswa kelas XI SMK Diponegoro Tahun Ajaran 2013/2014 yang didapatkan melalui uji korelasi kendall s tau_byaitu r sebesar 0,559 berada pada kategori sedang. 4.5 Uji Hipotesis Hipotesis yang penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ada hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan motivasi belajar siswa kelas XI Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014. Hasil analisis: Ada hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan motivasi belajar siswa kelas XI Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014, sehingga hipotesis diterima. 44
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian Dari hasil analisis dengan menggunakan program SPSS for Windows Release 16,0 maka diperoleh hasil penulisan, yaitu koefien korelasi antara self efficacy dengan motivasi belajar siswar = 0.559** dengan nilai p = 0,000, yang artinya ada hubungan yang signifikan antara self efficacy dengan motivasi belajar siswa kelas XI Akuntansi SMK Diponegoro Salatiga Tahun Ajaran 2013/2014. Jika self efficacy tinggi maka motivasi belajar tinggi dan sebaliknya jika self efficacy rendah maka motivasi belajarnya rendah. Menurut Bandura (2001) mendefinisikan self efficacy sebagai keyakinan seseorang dalam kemampuannya untuk melakukan suatu bentuk kontrol terhadap keberfungsian orang itu sendiri dan kejadian dalam lingkungan. Menurut (Sardiman, 2008) motivasi belajar adalah merupakan faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam hal penumbuhan gairah, merasa senang dan semangat untuk belajar. Untuk dapat meningkatkan motivasi diri siswa, yang utama adalah mengacu pada keyakinan mereka tentang hal-hal yang dapat dilakukannya, serta hasil belajar yang dapat dicapai dari tindakannya. Keyainan tersebut dapat dikenal dengan istilah self-efficacy yang dipopulerkan oleh Albert Bandura (1995), yang mengatakan bahwa faktor apapun yang bertindak sebagai motivator, berakar dalam keyakinan seseorang bahwa ia mempunyai kekuasaan untuk mencapai hasil yang diinginkan. 45
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Trijoko Lestyanto (2013) dengan penelitiannya yang berjudul Hubungan Antara Efikasi Diri Dengan Motivasi Belajar Pada Siswa RSBI Kelas VIII SMP Negeri 3 Pati. Hasilnya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sangat signifikan antara variabel efikasi diri dengan motivasi belajar. Hasil analisis data diperoleh koefisien korelasi dengan r = 0,640 dan p=0,000. hal tersebut menunjukkan bahwa hasilnya signifikan karena p<0,05. Efikasi diri memiliki sumbangan positif terhadap motivasi belajar sebesar 41%. Penelitian sejenis yang sejalan dengan penelitian ini juga dilakukan oleh Sandi Prasetyaning Tyas (2007) dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Efikasi Diri pada Siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali. Hasilnya menunjukkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan antara motivasi belajar dengan efikasi diri pada siswa SMK Muhammadiyah 2 Andong Boyolali dengan koefisien korelasi (rx 1 y) sebesar 0,279, p<0,05. 46