BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Variabel Penelitian Variabel dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Setting Penelitian dan Karakteristik Subjek Penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian Tindakan Kelas SD Negeri Mangunsari 01 Kecamatan Sidomukti Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Seting dan Karakteristik Subjek Penelitian Dalam Seting penelitian tindakan kelas ini akan dibahas mengenai waktu penelitian dan tempat penelitian. 3.1.1 Seting 1). Waktu Penelitian Waktu penelitian siklus I dilaksanakan pada bulan maret minggu ke-4 dan waktu penelitian siklus II dilaksanakan pada bulan April minggu ke-1. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus, di bawah ini adalah tabel perencanaan siklus: Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Siklus Kegiatan Maret April Minggu I II III IV V I II III IV V Pra Penelitian Siklus I Siklus II 2). Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SDN Watu Agung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dilihat dari segi geografisnya, SDN Watu Agung01 terletak di lingkungan pedesaan. Sekolah ini memiliki 9 ruang yang terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang guru beserta ruang kepala sekolah, 1 kamar kecil serta 1 gudang. Selain itu, letak SD ini jauh dari kebisingan kendaraan sehingga sangat mendukung dalam proses kegiatan pembelajaran. Pemilihan sekolah ini bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil dan proses pembelajaran dalam mata pelajaran IPA. 22

23 3.1.2 Karakteristik Subjek Penelitian Adapun subjek penelitian ini adalah siswa kelas 4 SDN Watu Agung 01 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2013/2014 yang berjumlah 15 siswa, dengan jumlah siswa laki-laki berjumlah 8 orang dan jumlah siswa yang perempuan berjumlah 7 orang. Dengan karakteristik siswa yang berbeda-beda dan tingkat kemampuannya juga bervariasi, ada yang kurang, ada yang sedang dan juga ada beberapa anak yang tingkat kemampuannya melebihi anak-anak yang lain. Sedangkan objek penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing untuk meningkatkan hasil belajar IPA terhadap siswa kelas 4 SDN Watu Agung 01. 3.2 Variabel Penelitian Variabel penelitian didefinisikan sebagai faktor yang apabila diukur memberikan nilai yang bervariasi (Slameto 2012:138). Menurut Sugiono (2011:60) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga memperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah variabel bebas (independen) dan variabel terikat (dependen). Adapun variabel yang akan diteliti sebagai berikut: 1) Variabel Bebas (X) adalah model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing Variabel bebas adalah variabelunsur yang mengikat munculnya unsur lain. Menurut Slameto (2012:140), variabel bebas adalah variabel yang diduga sebagai penyebab timbulnya variabel lain. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. 2) Variabel Terikat (Y) adalah hasil belajar Variabel terikat adalah unsur yang diikat oleh adanya variabel lain, dan merupakan gejala sebagai akibat dari variabel bebas. Menurut Slameto (2012:140), variabel tergantung/terikat adalah variabel yang timbul

24 sebagai akibat langsung dari manipulasi dan pengaruh variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel teriaktnya adalah hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 3.3 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan (Wibawa, 2004:3). Arikunto (2007:3) mengartikan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) bersifat kolaboratif, dalam pengertian usulan harus secara jelas menggambarkan peranan dan intensitas masing-masing anggota pada setiap kegiatan penelitian yang dilakukan, yaitu pada saat mendiagnosis masalah, menyusun usulan, melaksanakan penelitian (melaksanakan tindakan, observasi, merekam data, evaluasi dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil dan menyusun laporan terakhir. 3.4 Model Penelitian Penelitian Tindakan Kelas desain penelitian ini terdiri dari empat langkah, yaitu: perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing) dan refleksi (reflecting). PTK yang dilaksanakan ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) kelas 4 SDN Watu Agung 01 dengan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. Desain bagan dalam penelitian ini menurut Arikunto (2012:16) adalah sebagai berikut:

25 Perencanaan Refleksi Siklus I Pelaksanaan Pengamatan Perencanaan Refleksi Siklus II Pelaksanaan Pengamatan Hasil Gambar 3.1 Tahapan Pelaksanaan PTK menurut Arikunto (2012:16) 3.5 Rencana Tindakan Kegiatan dirancang dengan penelitian tindakan kelas. Kegiatan diterapkan dalam upaya menumbuhkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran sebagai langkah untuk memahami bahwa gaya dapat mengubah gerak dan atau bentuk suatu benda agar tercapainya kompetensi dasar yang diharapkan. Tahapan langkah disusun dalam 2 siklus penelitian, yaitu: siklus 1 dan siklus II. Dimana masingmasing siklus terdiri dari 3 kali pertemuan. Siklus 1 dan siklus II terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi. Penjelasannya sebagai berikut: 3.5.1 Siklus I Langkah-langkah umum dalam siklus I ini mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi dan refleksi akan dijelaskan sebagai berikut:

26 a. Perencanaan Tindakan 1) Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. 2) Membuat lembar kerja siswa untuk berdiskusi kelompok 3) Menyiapkan alat, saran dan media pembelajaran. 4) Membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa. 5) Mempersiapkan alat evaluasi akhir untuk siklus I. 6) Membuat kunci jawaban evaluasi akhir untuk siklus I. b. Pelaksanaan Tindakan Peneliti didampingi oleh guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dibuat dan disiapkan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada siklus I ini secara garis besar adalah sebagai berikut: 1) Guru memberikan apersepsi tentang pengaruh gaya terhadap gerak benda 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3) Guru menerangkan secara garis besar bahwa gaya dapat mempengaruhi gerak suatu benda 4) Guru membentuk kelompok yang terdiri dari 3-4 orang siswa yang heterogen 5) Guru membagikan lembar kerja siswa kepada setiap kelompok dan siswa diberi kesempatan untuk menanyakan hal-hal yang dianggap sulit 6) Guru memberitahukan agar dalam setiap kelompok harus saling bekerja sama agar hasilnya baik 7) Guru berkeliling mengawasi kegiatan kelompok agar guru bisa melihat apakah siswa-siswi tersebut saling bekerja sama

27 8) Ketua kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dan melapor kepada guru tentang hambatan yang dialami anggota kelompoknya. Jika diperlukan, guru siap membantu dan memberikan bantuan 9) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggotanya telah memahami dan dapat mengerjakan soal yang diberikan oleh guru 10) Siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, kemudian memberikan kesempatan kepada kelompok lain untuk menanggapi dan memberikan masukan apabila jawaban dari kelompok tersebut kurang jelas/kurang tepat 11) Siswa bersama guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari 12) Guru memberikan tes formatif secara individual c. Pengamatan/Observasi Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan. Peneliti melihat kondisi pembelajaran sejauh mana siswa menangkap materi serta kecepatan dalam mengerjakan soal diskusi dan evaluasi. d. Refleksi Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan pada refleksi antara lain, yaitu: 1) Merekapitulasi hasil tes pada siklus I 2) Membuat kesimpulan sementara terhadap pelaksanaan pada siklus I 3) Berdiskusi dengan guru tentang hasil analisis untuk tindakan perbaikan pada pelaksanaan kegiatan penelitian selanjutnya dalam siklus II. 3.5.2 Siklus II Untuk pelaksanaan siklus II sama dengan pelaksanaan siklus I. Langkahlangkah besar dalam siklus II ini yang perlu ditekankan mulai dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, penilaian dan refleksi akan dijelaskan sebagai berikut: a. Perencanaan 1) Menyusun rencana pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing. 2) Membuat lembar kerja siswa untuk berdiskusi kelompok

28 3) Menyiapkan alat, saran dan media pembelajaran. 4) Membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil yang sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dengan setiap kelompok terdiri dari 3-4 siswa. 5) Mempersiapkan alat evaluasi akhir untuk siklus I. 6) Membuat kunci jawaban evaluasi akhir untuk siklus I. b. Pelaksanaan Tindakan Peneliti didampingi oleh guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disiapkan oleh peneliti. Adapun langkah-langkah pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing pada siklus II ini, secara garis besar adalah sebagai berikut: 1) Guru memberikan apersepsi tentang pengaruh gaya terhadap bentuk suatu benda 2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran 3) Guru menerangkan secara garis besar bahwa gaya dapat mempengaruhi bentuk suatu benda 4) Guru berkeliling untuk mengawasi kegiatan kelompok 5) Ketua kelompok melaporkan hasil kerja kelompoknya dan melaporkan hambatan yang dihadapi ketika mengerjakan tugas kelompok kepada guru. Apabila diperlukan guru siap membantu dan memberikan bantuan terhadap hambatan yang dialami 6) Ketua kelompok harus dapat menetapkan bahwa setiap anggota kelompoknya telah dapat memahami dan mengerjakan soal yang diberikan oleh guru 7) Para siswa diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya, kemudian memberikan kesempatan kepada kelompok yang lain untuk menanggapi 8) Guru mengumumkan hasil diskusi kelompok dan menetapkan sebagai kelompok terbaik

29 9) Menjelang akhir waktu, guru memberikan latihan/evaluasi pendalaman kepada para siswa secara klasikal 10) Siswa bersama dengan guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari 11) Guru memberikan tindak lanjut/pr 12) Guru memberikan tes formatif secara individual c. Pengamatan/Observasi Dalam tahap ini peneliti melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan tindakan/proses pembelajaran dengan melihat kondisi pembelajaran, meneliti sejauh mana siswa menangkap materi serta kebenaran dalam mengerjakan soal yang telah disediakan dan mengamati melalui lembar observasi. d. Refleksi Refleksi pada siklus II ini dilakukan untuk melakukan penyempurnaan pembelajaran dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Apabila siklus kedua kegiatan pembelajaran masih belum terjadi peningkatan, maka refleksi pelaksanaan siklus kedua dilakukan untuk menyusun rencana siklus ketiga. 3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data Peneliti melakukan pengumpulan data dengan menggunakan beberapayaitu dengan teknik tes dan nontes yang disertai dengan kisi-kisi instrumen pengumpulan data. 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui peningkatan ketuntasan hasil belajar IPA terhadap siswa kelas 4 SDN Watu Agung 01, yaitu sebagai berikut: a. Teknik tes Setelah pembelajaran dilaksanakan siswa akan diminta untuk mengerjakan tes sebagai pengukuran dan pengumpulan data prestasi belajar peserta didik

30 dilaksanakan melalui tes tertulis dengan bentuk pilihan ganda. Tes juga dilaksanakan umtuk mengukur tingkatan kemampuan siswa apakah ada peningkatan hasil yang dicapai oleh peserta didik dalam mencapai indikator yang telah ditentukan dengan memberikan sejumlah soal tes kepada subjek penelitian. Dalam pengumpulan data alat yang digunakan berupa soal tes sesuai dengan materi yang dipelajari. Tes tersebut diberikan pada akhir pembelajaran. b. Teknik nontes 1) Observasi Observasi adalah kegiatan mengamati jalannya aktivitas belajar peserta didik. Observasi sangat penting dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas karena obevasi dilakukan untuk mengamati aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran, baik didalam kelas maupun diluar kelas. Observasi dilakukan di kelas 4 SDN Watu Agung 01 oleh observer/peneliti terhadap siswa dan guru kelas. 2) Dokumentasi Dokumentasi digunakan untuk mengumpulkan data tentang peristiwaperistiwa ataupun kejadian yang meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan, observasi, evaluasi dan refleksi dengan menggunakan kamera untuk mengambil setiap foto dari tahap-tahap tersebut. 3) Wawancara Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan langsung oleh pewawancara kepada responden dan dapat memberikan informasi berupa penjelasan tentang hal-hal yang dianggap perlu/penting dalam penelitian ini, yang diwawancarai adalah: kepala sekolah, guru dan beberapa murid kelas 4 tentang proses belajar mengajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). 3.6.2 Instrumen Pengumpulan Data Lembar observasi digunakan pada saat peneliti melakukan pembelajaran dengan penggunaan model Snowball Throwing di kelas 4. Kemudian lembar observasi tersebut diberikan kepada pengamat yaitu guru sejawat untuk

31 mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing ini benar-benar telah terlaksana degan baik. Sedangkan untuk lembar observasi tindakan itu terlampir. Kisi-kisi tindakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 3.2 Kisi-kisi Aktivitas Guru dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing No Langkah Snowball Indikator Item Throwing 1 Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi peserta didik dalam belajar 2 Guru menyampaikan materi pelajaran 3 Guru mengorganisasikan peserta didik kedalam kelompok-kelompok kecil 4 Guru membimbing kelompok dalam belajar dan berdiskusi dalam kelompok 5 Guru membimbing peserta didik dalam membuat kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari Menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang akan dicapai pada pelajaran dan memotivasi peserta didik dalam belajar Meyampaikan materi pelajaran kepada peserta didik dengan media pembelajaran yang tepat Membentuk kelompokkelompok kecil Membimbing kelompokkelompok pada saat melakukan diskusi kelompok Membimbing peserta didik pada saat membuat kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari 1. Apakah guru sudah menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai? 2. Apakah guru memotivasi peserta didik? Apakah guru sudah menyampaikan materi dengan media pembelajaran yang tepat? 1. Apakah guru sudah membagi siswa kedalam kelompok? 2. Apakah guru sudah membagi kelompok berdasarkan heterogenitas? Apakah guru sudah membimbing kelompokkelompok saat mengerjakan tugasa kelompok? Apakah guru membimbing peserta didik dalam membuat kesimpulan terhadap materi yang telah dipelajari? Tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan proses belajar mengajar yang dilakukan pada akhir kegiatan tiap-tiap silkus. Bentuk tes yang

32 diberikan pada siswa adalah jenis tes tertulis dengan bentuk pilihan ganda yang digunakan untuk mengetahui tingkat pemahaman dan keberhasilan siswa dalam pembelajaran IPA. Tes tersebut diberikan pada akhir pembelajaran. Kisi-kisi soal yang diberikan yang akan diberikan dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut ini: Standar Kompetensi Tabel 3.3 Kisi-kisi Tes IPA Siklus I dan Siklus II Kompetensi Dasar Indikator Nomor Item Jumlah Item 7. Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/atau bentuk suatu benda 7.1 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda Siklus I 1) Menyebutkan contoh, nama alat pengukur, satuan dan pengertian gaya 2) Menyebutkan jenis-jenis gaya 1, 5, 4, 8, 19, 20, 21, 22, 26, 27, 35 2, 3, 6, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 23, 24, 25, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34 11 24 7.2 Menyimpulkan hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat megubah bentuk suatu benda Siklus II 1) Menyebutkan sifat gaya yang dapat mengubah bentuk suatu benda 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 19, 20, 21, 24, 25 19 2) Menyebutkan pengaruh gaya 13, 16, 17, 18, 22, 23 6 Jumlah Item 60 3.7 Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing dan ditentukan dengan

33 rata-rata nilai hasil belajar siswa lebih tinggi dari KKM 65 dengan kriteria keberhasilannya minimal yaitu 80% atau siswa yang nilainya mencapai KKM lebih dari 10 siswa. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) di SDN Watu Agung 01 dalam pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) di kelas 4 adalah 65 atau dapat di lihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3.4 Tabel Kriteria Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kriteria Kemampuan Kualifikasi 65 Tuntas < 65 Tidak Tuntas 3.8 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Data kualitatif diperoleh dari hasil observasi dan data kuantitatif diperoleh dari hasil evaluasi siklus I dan hasil evaluasi siklus II. Adapun penyajian data kuantitatif yang berupa hasil belajar kognitif dianalisis dengan menentukan nilai rata-rata tiap siklus. Penyajian data kualitatif dipaparkan dalam bentuk skor perolehan. Rumus presentase ketuntasan belajar secara klasikal adalah sebagai berikut: Keterangan: KB : ketuntasan belajar NS : jumlah siswa yang diatas KKM (nilai 65) N : jumlah siswa Untuk penyajian data kualitatif dengan menggunakan rumus: (total skor maksimal total skor minimal): (jumlah kategori).

34 3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Instrumen Dalam sub bab ini akan dibahas uji validitas, uji reliabilitas dan taraf kesukaran instrumen dan dapat di lihat sebagai berikut: 3.9.1 Uji Validitas Instrumen Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan beberapakali untuk mengukur obyek yang sama,akan menghasilkan data yang sama. Sugiyono (2010: 173). Uji validitas instrumen dalam penelitian ini digunakan untuk menguji instrumen tiap item soal yang nantinya akan digunakan dalam tes individu setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Snowball Throwing untuk mengetahui validitas, instrumen terlebih dahulu diuji cobakan di sekolah yang berbeda tetapi pada kelas yang setara. Uji coba instrumen dilakukan pada siswa kelas 4 SDN Sidorejolor 07. Untuk mengetahui jumlah soal yang valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 3.5 berikut: Tabel 3.5 Hasil Validitas Instrumen Penelitian Siklus I Validitas Instrumen Penelitian Siklus I Valid Tidak Valid 1, 2, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 12, 13, 3, 11, 17, 20, 21, 23, 25, 26 14, 15, 16, 18, 19, 22, 24, 27, 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35 26 9

35 Tabel 3.6 Hasil Validitas Instrumen Peneltian Siklus II Validitas Instrumen Penelitian Siklus II Valid 2, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 22, 23, 24, 25 1, 7, 12, 20, 21 Tidak Valid 20 5 3.9.2 Uji Reliabilitas Instrumen Reliabilitas alat penilaian adalah ketetapan atau keajegan alat tersbut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya, kapan pun penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang sama dan sejauh mana instrumen itu dapat diandalkan, Sudjana (2011:16). Uji reliabilitas penelitian ini dengan menggunakan teknik Alpa yang dikembangkan oleh George dan Mallery (1995) yang didasarkan pada nilai koefisien Alpa Croncbach. Besarnya koefisien Alpha merupakan tolak ukur dari tingkat reliabilitasnya. Tahapn reliabilitas ini menggunakan program SPSS 20.0 for windows (statistical product and service solution). Untuk menetukan tingkat reliabilitas instrumen menggunakan kriteria sebagai berikut: α > 0,9 = Sangat bagus α > 0,8 = Bagus α > 0,7 = Dapat diterima α > 0,6 = Diragukan α > 0,5 = Tidak dapat diterima Uji reliabilitas soal evaluasi yang telah dilakukan peneliti, diperoleh hasil reliabilitas dapat diterima karena nilai alpha >0,7 yaitu sebesar 0,771 pada siklus I. Karena instrumen valid dan reliabel, maka layak digunakan dalam penelitian. Hasil penghitunga reliabilitas dapat dilihat sebagai berikut: Reliabilitas Instrumen Siklus I Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items,771 35

36 Reliabilitas Instrumen Siklus II Reliability Statistics Cronbach's N of Items Alpha,843 25 3.9.3 Analisis Taraf Kesukaran Item Instrumen Pilihan Ganda Menurut Sudjana (2011:135), analisis tingkat kesukaran soal merupakan pengkajian terhadap soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kualitas soal yang baik, di samping memenuhi validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesnaggupan atau kemampuan siswa dalam menjawab setiap soal yang diberikan, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Untuk melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar. Dalam penelitian ini analisis tingkat kesukaran soal yang digunakan adalah menetukan kriteria soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Keterangan: I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, maka makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut:

37 0,00 0,30 = soal kategori sukar 0,30 0,70 = soal kategori sedang 0,70 1,00 = soal kategori mudah Berdasarkan perhitungan rumus dan kriteria yang digunakan pada analisis taraf kesukaran instrumen, Sudjana (2011:135), maka hasil analisis untuk taraf kesukaran instrumen penelitian ini dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut ini: Tabel 3.7 Analisis Taraf Kesukaran Item Instrumen Pilihan Ganda Siklus I dan Siklus II Siklus I Siklus II Mudah Sedang Sukar Mudah Sedang Sukar 1, 12 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 13, 15, 17, 18, 19 Jumlah 14, 16, 20 1, 7, 9, 12 2, 3, 4, 5, 6, 8 10, 11, 13, 15, 17, 18, 19 Jumlah 14, 16, 20 2 15 3 4 13 3 Berdasarkan tabel 3.5 dapat disimpulkan bahwa kriteria taraf kesukaran soal Siklus I dan Siklus II adalah kriteria sukar, sedang dan mudah, dengan perbandingan untuk soal sukar 6, soal sedang 28 dan soal mudah 6.