BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes awal dan tes akhir hasil belajar keterampilan gerak. Berturut-turut berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji persyaratan analisis, pengujian hipotesis dan pembahasan hasil penelitian. A. Deskripsi Data Deskripsi hasil analisis data tes hasil belajar keterampilan gerak yang dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan disajikan pada Table 3. Tabel 3. Deskripsi Data Statistik Hasil Tes Belajar Keterampilan Gerak Tiap Kelompok Berdasarkan Jenis Kelamin dan jenis Permainan Hasil Hasil Peningkatan Jenis Jenis Tes Tes Kelamin Permainan Jml % Awal Akhir Laki-Laki Kecil Jumlah 512.26 622.53 110.26 21.52 Rerata 51.23 62.25 11.03 21.52 SD 2.59 2.73 1.21 46.68 Tradisional Jumlah 447.22 517.25 70.03 15.66 Rerata 44.72 51.72 7.00 15.66 SD 5.81 5.70 1.39 23.89 Perempuan Kecil Jumlah 462.79 513.83 51.05 11.03 Rerata 46.28 51.38 5.11 11.03 SD 4.69 5.12 1.40 29.88 Tradisional Jumlah 426.35 497.77 71.40 16.75 Sumber: Data Primer, Tahun 2015 Rerata 42.64 49.78 7.14 16.75 SD 3.25 3.29 1.56 47.88 33
34 Gambaran menyeluruh dari nilai rata-rata hasil tes keterampilan gerak dapat dibuat histogram perbandingan nilai-nilai pada Gambar 2. Gambar 2. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Hasil Tes Keterampilan Gerak Tiap Kelompok Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenis Permainan. Keterangan: JK LK = Kelompok jenis kelamin laki-laki JK PR = Kelompok jenis kelamin perempuan P Kcl P Tra 60 50 40 30 20 10 0 JK LK (A1) JK PR (A2) P Kcl (B1) P Tra (B2) Pre Test 47,97 44,46 48,75 43,68 Post Test 56,99 50,58 56,82 50,75 = Kelompok jenis permainan kecil = Kelompok jenis permainan tradisional Dapat dilihat dari nilai-nilai yang terdapat dalam Tabel 3 dan Gambar 2 adalah sebagai berikut: 1. Perbandingan antara kelompok siswa laki-laki dan perempuan diketahui kelompok jenis kelamin laki-laki memiliki peningkatan tes keterampilan gerak sebesar 2.89 atau 5,02% lebih baik dari pada kelompok siswa perempuan. 2. Perbandingan kelompok siswa dengan permainan kecil dan permainan tradisional dapat diketahui kelompok siswa dengan permainan kecil memiliki peningkatan hasil tes keterampilan gerak sebesar 0.99 atau 0,35% lebih baik dari pada kelompok siswa dengan pembelajaran permainan tradisional. Masing-masing sel (kelompok perlakuan) memiliki peningkatan hassil belajar keterampilan bola basket yang berbeda. Nilai peningkatan hasil tesketerampilan gerak
35 masing-masing sel (kelompok perlakuan) dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Nilai Hasil Tes Keterampilan Gerak Masing-Masing Sel (Kelompok Perlakuan) No Kelompok Perlakuan Gain Score Jml % 1 Jenis Kelamin Laki-laki dengan Permainan Kecil 11.03 21.52 2 Jenis Kelamin Laki-laki dengan Permainan Tradisional 7.00 15.66 3 Jenis Kelamin Perempuan dengan Permainan Kecil 5.11 11.03 4 Jenis Kelamin Perempuan dengan Permainan Tradisional 7.14 16.75 Sumber: Data Primer, Tahun 2015 Nilai peningkatan hasil tes keterampilan gerak pada tiap kelompok perlakuan disajikan dalam bentuk histogram pada Gambar 3. 12 10 8 6 4 2 0 A1B1 A1B2 A2B1 A2B2 (KP1) (KP2) (KP3) (KP4) Gain Score 11,03 7 5,11 7,14 Gambar 3. Histogram Nilai Rata-Rata Hasil Tes Keterampilan Gerak Pada Tiap Kelompok Perlakuan. Keterangan: KP1 = Kelompok jenis kelamin laki-laki dengan pendekatan pembelajaran permainan kecil. KP2 = Kelompok jenis kelamin laki-laki dengan pendekatan pembelajaran permainan tradisional.
36 KP3 = Kelompok jenis kelamin perempuan dengan pendekatan pembelajaran permainan kecil. KP4 = Kelompok jenis kelamin perempuan dengan pendekatan pembelajaran permainan tradisional. B. Hasil Penelitian 1. Uji Normalitas Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji normalitas data dalam penelitian ini digunakan metode Lilliefors. Hasil uji normalitas data yang dilakukan pada tiap kelompok ada pada Tabel 5. Tabel 5. Hasil Uji Normalitas Data L tabel Kelompok Perlakuan n Mean SD L hitung 5% Kelompok Jenis Kelamin Laki-laki dengan 10 11.03 1.21 0.133 0.258 Permainan Kecil Kelompok Jenis Kelamin Laki-laki dengan 10 7.00 1.39 0.092 0.258 Permainan Tradisional Kelompok Jenis Kelamin Perempuan dengan 10 5.11 1.40 0.203 0.258 Permainan Kecil Kelompok Jenis Kelamin Perempuan dengan 10 7.14 1.56 0.093 0.258 Permainan Tradisional Hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP 1 diperoleh nilai Lo = 0.133 < Lt = 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP 1 termasuk berdistribusi normal. Hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP 2 diperoleh nilai Lo = 0.092 < Lt = 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP 2 termasuk berdistribusi normal. Hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP 3 diperoleh nilai Lo = 0.203 < Lt = 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP 3 termasuk berdistribusi normal. Hasil uji normalitas yang dilakukan pada KP 4 diperoleh nilai Lo = 0.093 < Lt =
37 0.258. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada KP 4 termasuk berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Uji homogenitas dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians antara kelompok. Uji homogenitas pada penelitian ini dilakukan dengan uji Bartlett. Uji homogenitas antar semua kelompok yaitu antara jenis kelamin laki-laki dengan permainan kecil, jenis kelamin laki-laki dengan permainan tradisional, jenis kelamin perempuan dengan permainan kecil, dan jenis kelamin perempuan dengan permainan tradisional, diperoleh nilai 2 hitung = 0.573 < 2 tabel = 7.815, sehingga dapat disimpulkan bahwa antara sel kelompok perlakuan dalam penelitian ini memiliki varians yang homogen 3. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis penelitian dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan interprestasi analisis varians. Uji rentang Newman-Keuls ditempuh sebagai langkahlangkah uji rata-rata setelah Anava. Berkenaan dengan hasil analisis varians dan uji rentang Newman-Keuls, ada beberapa hipotesis yang harus diuji. Urutan pengujian disesuaikan dengan urutan hipotesis yang dirumuskan pada Bab III. Hasil analisis data, yang diperlukan untuk pengujian hipotesis. Tabel 6. Nilai Rata-Rata Hasil Tes Keterampilan Gerak Berdasarkan Jenis Kelamin dan Jenis Permainan. Variabel A 1 A 2 Rerata Tes Ketrampilan Gerak B 1 B 2 B 1 B 2 Hasil tes awal 51.23 44.72 46.28 42.64 Hasil tes akhir 62.25 51.72 51.38 49.78 Peningkatan 11.03 7.00 5.11 7.14 (%) (21.52) (15.66) (11.03) (16.75) Keterangan: A 1 = Siswa dengan jenis kelamin laki-laki. A 2 = Siswa dengan jenis kelamin perempuan.
38 B 1 = Kelompok siswa dengan pendekatan pembelajaran permainan kecil B 2 = Kelompok siswa dengan pendekatan pembelajaran permainan tradisional. Tabel 7. Ringkasan Hasil Analisis Varians Untuk Jenis Kelamin dan Jenis Permainan Sumber Variasi dk JK RJK Fo Ft A 1 83.637 83.637 43.005* 4.11 B 1 9.880 9.880 5.080 3.17 Kekeliruan 36 70.012 1.945 Tabel 8. Ringkasan Hasil Analisis Varians Dua Faktor Sumber Variasi dk JK RJK Fo Ft p Rata-rata Perlakuan 1 2291.288 2291 A 1 83.637 83.637 43.005 * 4.11 0,000 B 1 9.880 9.880 5.080 * 4.11 0,030 AB 1 91.748 91.748 47.176 * 4.11 0,000 Kekeliruan 36 70.012 1.945 Total 40 2546.566 Tabel 9. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman-Keuls Setelah Analisis Varians Kelompok A1B1 A2B2 A1B2 A2B1 Rerata 11.03 7.14 7.00 5.11 RST A1B1 11.03 3.89* 4.02* 5.92* 1.68 A2B2 7.14 0.14 2.04* 1.53 A1B2 7.00 1.90* 1.27 A2B1 5.11 Keterangan: Tanda * signifikan pada p 0,05.
39 Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat dilakukan pengujian hipotesis sebagai berikut: 1. Hipotesis I Dari hasil penelitian (Lampiran 9) menunjukkan bahwa keterampilan gerak dengan latihan permainan kecil memiliki peningkatan yang berbeda dengan hasil tes keterampilan gerak dengan latihan permainan tradisional. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung 43.005 > Ftabel = 4.11 dan nilai p diperoleh sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak. Dengan demikian terdapat pengaruh permainan kecil dengan permainan tradisional terhadap penguasaan keterampilan gerak anak kelas 4 dan 5 SD. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa ternyata pendekatan pembelajaran dengan latihan permainan kecil memiliki peningkatan tes keterampilan gerak yang lebih baik dari pada pendekatan pembelajaran dengan latihan permainan tradisional, dengan rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 8.07 atau 16.54% dan 7.07 atau 16.19%. 2. Hipotesis II Dari hasil penelitian (Lampiran 9) menunjukkan bahwa keterampilan gerak pada siswa laki-laki dan perempuan memiliki peningkatan yang berbeda. Hal ini dibuktikan dari nilai Fhitung 5.080 > Ftabel = 4.11 dan nilai p diperoleh sebesar 0,03 < 0,05. Dengan demikian hipotesis nol (Ho) ditolak. Yang berarti bahwa terdapat perbedaan pengaruh siswa laki-laki dan perempuan terhadap penguasaan keterampilan gerak anak kelas 4 dan 5 Sekolah Dasar diterima kebenarannya. Dari analisis lanjutan diperoleh bahwa hasil tes keterampilan gerak siswa laki-laki memiliki peningkatan lebih baik dari pada pada siswa perempuan, dengan rata-rata peningkatan masing-masing yaitu 9.01 atau 18.79% dan 6.12 atau 13.77%. 3. Hipotesis III Dari hasil penelitian (Lampiran 9) terdapat pengaruh interaksi antara jenis permainan dengan jenis kelamin terhadap keterampilan gerak anak kelas 4 dan 5, dari perhitungan diperoleh Fhitung = 47.176 > Ftabel = 4.11 dan nilai p diperoleh sebesar 0,000 < 0,05. Dengan demikian hipotesisis nol ditolak, terdapat pengaruh interaksi antara jenis permainan dengan jenis kelamin terhadap keterampilan gerak anak kelas 4 dan 5. Siswa laki-laki lebih baik menggunakan permainan kecil dalam meningkatkan keterampilan geraknya dan siswa perempuan menggunakan permainan tradisional.
40 C. Pembahasan 1. Perbedaan Pengaruh antara Latihan Menggunakan Permainan Kecil dan Permainan Tradisional Terhadap Peningkatan Hasil Tes Keterampilan Gerak Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh antara kelompok siswa yang mendapatkan latihan pembelajaran dengan latihan permainan kecil dan kelompok siswa yang mendapatkan perlakuan pembelajaran latihan permainan tradisional. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata peningkatan T score hasil tes keterampilan gerak dengan pendekatan latihan permainan kecil lebih baik 0,99 yaitu meningkat 0,35% dari pada dengan latihan permainan tradisional (Lampiran 18). Pada kelompok siswa yang mendapatkan latihan pembelajaran dengan permainan kecil mempunyai peningkatan hasil tes keterampilan gerak yang lebih baik dibandingkan dengan kelompok siswa yang mendapatkan latihan pembelajaran dengan permainan tradisional. Pembelajaran keterampilan gerak dengan menggunakan latihan pembelajaran dengan permainan kecil, memiliki kelebihan dalam pembelajaran keterampilan gerak. Kelebihan latihan gerak dengan permainan kecil diantaranya merupakan bentuk permainan yang tidak mempunyai peraturan tertentu, baik mengenai peraturan permainannya, alat-alat yang digunakan, ukuran lapangan, serta permainannya cepat dimengerti. Permainan kecil merupakan salah satu kegiatan pembelajaran yang merangsang pertumbuhan dan perkembangan, serta merupakan mata pelajaran yang menyenangkan yang dinanti-nantikan oleh peserta didik disekolah. Hal ini senada dengan penelitian Aliyanti (2014) Pembelajaran dengan metode bermain boi-boian dapat meningkatan penguasaan materi pembelajaran lempar tangkap bola. Permainan kecil dapat meningkatkan minat siswa untuk belajar keterampilan gerak, dengan tidak adanya peraturan yang mengikat, ukuran lapangan, alat-alat yang dipergunakan, serta permainan yang mudah dimengerti oleh siswa, maka jenis permainan kecil dapat dilaksanakan pada sekolah yang mempunyai fasilitas lengkap maupun sekolah yang mempunyai fasilitas kurang lengkap. Dengan permainan kecil dapat meningkatkan kemampuan fisik yang diantaranya kekuatan, daya tahan, kelincahan beraktifitas dan ketajaman indera, dan unsur kemampuan mental.
41 Dengan latihan kekuatan yang baik, daya tahan yang baik dan kelincahan dalam beraktifitas dan ketajaman indera serta kemampuan mental yang baik akan memberikan kemampuan yang baik dalam meningkatkan keterampilan gerak pada siswa. 2. Perbedaan Hasil Tes Keterampilan Gerak Antara Siswa Laki-Laki dan Siswa Perempuan Berdasarkan pengujian hipotesis ke dua ternyata ada perbedaan pengaruh antara kelompok siswa laki-laki dan siswa perempuan terhadap hasil tes keterampilan gerak. Hasil analisis data menunjukkan bahwa perbandingan rata-rata peningkatan T Score hasil tes keterampilan gerak pada siswa laki-laki meningkat 2.89 yaitu 5,02% lebih baik dari pada kelompok siswa perempuan (Lampiran 18 ). Keterampilan gerak antara dua jenis kelamin meningkat, anak laki-laki terus mengalami peningkatan sedangkan anak perempuan menunjukkan peningkatan yang kurang berarti. Hal ini senada dengan penelitian Johan (2014:104) ada perbedaan pengaruh keterampilan antara kelompok siswa yang berjenis kelamin laki-laki dan siswa yang berjenis kelamin perempuan. Siswa laki-laki mengalami peningkatan lebih baik dari hasil lemparan dan kecepatan dibandingkan anak perempuan. 3. Pengaruh Interaksi Antara Jenis Kelamin dan Jenis Latihan Permainan Terhadap Hasil Tes Keterampilan Gerak Berdasarkan hasil analisis varian dua faktor, nampak bahwa faktor-faktor utama penelitian dalam bentuk dua faktor menunjukkan interaksi yang nyata. Untuk kepentingan pengujian bentuk interaksi AB terbentuklah Tabel 10. Tabel 10. Pengaruh Sederhana, Pengaruh Utama, dan Interaksi Faktor A dan B Terhadap Hasil Tes Keterampilan Gerak Faktor A = Jenis Kelamin B = Latihan permainan Taraf A1 A2 Rerata B1 11.03 5.11 8.07 B2 7.00 7.14 7.07 Rerata 9.01 6.12 7.57
42 Interaksi antara dua faktor penelitian dapat dilihat pada Gambar 4. 12,00 11,00 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 A1 A2 A1 A2 1 2 12,00 11,00 10,00 9,00 8,00 7,00 6,00 5,00 4,00 3,00 2,00 1,00 0,00 B1 B2 B2 B1 1 2 Gambar 4. Bentuk Interaksi Perubahan Hasil Tes Keterampilan Gerak Keterangan : A1 = Jenis Kelamin Laki-Laki A2 = Jenis Kelamin Perempuan B1 = Latihan Permainan Kecil B2 = Latihan Permainan Tradisional Berdasarkan Gambar 4, menunjukkan bentuk garis perubahan besarnya nilai tes keterampilan gerak adalah tidak sejajar atau bersilangan. Garis bentuk interaksi memiliki suatu titik pertemuan antara jenis kelamin dan juga pendekatan latihan permainan. Berarti terdapat interaksi yang signifikan diantara keduanya. Gambar 4 menunjukkan bahwa jenis kelamin mempunyai pengaruh terhadap hasil tes
43 keterampilan gerak dan juga latihan permainan mempunyai pengaruh terhadap hasil tes keterampilan gerak. Kefektifan penggunaan metode dalam hasil tes keterampilan gerak dipengaruhi oleh penggunaan latihan permainan dan juga jenis kelamin siswa. Berdasarkan hasil penelitian yang dicapai, ternyata siswa laki-laki memiliki hasil tes keterampilan gerak lebih baik jika dilatih dengan permainan kecil. Siswa perempuan memiliki hasil tes keterampilan gerak lebih baik jika dilatih dengan permainan tradisional. Hal ini sesuai dengan pendapat Sugiyanto (2008 : 519) Pada umumnya anak laki-laki lebih baik dalam melakukan aktifitas yang memerlukan kekuatan dan gerakkan yang melibatkan otot besar atau gerakkan kasar (terdapat pada permainan kecil) dan anak perempuan lebih baik dalam melakukan aktifitas fisik yang memerlukan kecermatan ( terdapat pada permainan tradisional).