BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 55 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini dijelaskan mengenai hasil penelitian beserta pembahasannya. Hasil penelitian disajikan berdasarkan hasil analisis yang dilakukan pada tes awal dan tes akhir pukulan forehand drive. Berturut-turut berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji prasyarat analisis, pengujian hipotesis, dan pembahasan hasil penelitian. A. Deskripsi Data Berdasarkan data yang terlampir pada lampiran 15 hal hasil analisis data hasil pukulan forehand drive pada Mahasiswa Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Semarang yang dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan sebagai berikut : 1. Kelompok mahasiswa dengan kemampuan tinggi yang mendapat perlakuan dengan bentuk pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup mempunyai rata-rata tes awal 14,575 dan tes akhir 24,925 dengan rata-rata peningkatan 10,550. Sedangkan kelompok mahasiswa yang mendapat pendekatan latihan dengan sikap terbuka mempunyai rata-rata tes awal 14,825 dan tes akhir 21,325 dengan rata-rata peningkatan 6,500. Berdasarkan data yang diperoleh pada penelitian ini menunjukkan bahwa hasil pukulan forehand drive dengan pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup lebih baik dibandingkan sikap terbuka. 2. Kelompok mahasiswa dengan kemampuan rendah yang mendapat perlakuan dengan bentuk pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup mempunyai rata-rata tes awal 8,150 dan tes akhir 14,575 dengan peningkatan 6,425. Sedangkan kelompok mahasiswa yang mendapat pendekatan latihan dengan sikap terbuka mempunyai rata-rata tes awal 7,175 dan tes akhir 12,850 dengan peningkatan 5,675. Kedua data yang diperoleh menunjukkan bahwa pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup lebih baik dalam menghasilkan pukulan forehand drive daripada sikap terbuka.

2 56 Tabel 4.1. Ringkasan Data Statistik Hasil Pukulan Forehand Drive Tiap Kelompok Berdasarkan Perlakuan. Perlakuan Sikap tertutup (A1) Sikap terbuka (A2) Kemampuan Gerak Dasar Tinggi (B1) Rendah (B2) Tinggi (B1) Rendah (B2) Statistik Tes Tes Peningkatan Awal Akhir Jumlah 291,5 498,5 207 Mean 14,575 24,925 10,550 SD 1,344 2,546 3,271 Jumlah ,5 128,5 Mean 8,150 14,575 6,425 SD 2,545 4,912 3,067 Jumlah 296,5 426,5 130 Mean 14,825 21,325 6,500 SD 1,165 1,846 2,335 Jumlah 143, ,5 Mean 7,175 12,850 5,675 SD 2,834 4,154 2,298 Untuk gambaran perbandingan hasil perlakuan pada kelompok mahasiswa secara menyeluruh disajikan dalam gambar

3 57 Grafik 4.1. Diagram Rata-Rata Tes Awal Kemampuan Forehand Drive Tiap Kelompok Berdasarkan Pendekatan Latihan. Grafik 4.2. Diagram Rata-Rata Tes Akhir Kemampuan Forehand Drive Tiap Kelompok Berdasarkan Pendekatan Latihan.

4 58 Grafik 4.3. Diagram Perbandingan Peningkatan Kemampuan Forehand Drive Tiap Kelompok Berdasarkan Tingkat Kemampuan. Grafik 4.4. Diagram Peningkatan Kemampuan Forehand Drive Tiap Kelompok Berdasarkan Pendekatan Latihan.

5 59 Grafik 4.5. Diagram Perbandingan Peningkatan Kemampuan Forehand Drive Tiap Kelompok Berdasarkan Pendekatan Latihan. B. Uji Prasyarat Analisis 1. Uji Normalitas Hasil analisis dengan menggunakan uji Liliefors pada data hasil pukulan forehand drive sebelum diberi perlakuan disajikan pada tabel 4.2. Berdasarkan hasil analisis didapatkan bahwa Lo < Lt. Hal itu menunjukkan bahwa sampel yang terambil berasal dari populasi terdistribusi normal. Hasil tersebut memenuhi persyaratan normalitas data. Rincian dan prosedur Uji Normalitas dapat dilihat dalam lampiran hal Tabel 4.2. Hasil Uji Normalitas dengan Liliefors. Kelompok N Prob L o L t Kesimpulan A1B , , Distribusi Normal A1B , , Distribusi Normal A2B , , Distribusi Normal A2B , , Distribusi Normal

6 60 2. Uji Homogenitas Varians Uji Barlett juga dilakukan pada data hasil pukulan forehand drive sebelum diberi perlakuan dan hasilnya ditunjukkan pada tabel 4.3. Varian gabungan dari tiap kelompok dihitunng dengan persamaan: S 2 = = = 56, B = Log (S 2 ) X dk B = 1,754 X 76 = 133,3 Sedangkan untuk menghitung nilai χ 2 digunakan persamaan: χ 2 hit = Ln(4). [(B) - (DK.LogSi 2 )] χ 2 = 1,303(133, ,1242) = 5,449 Nilai χ 2 tabel =(0,05: 3) = 7,815 Hasil perhitungan χ 2 menunjukkan bahwa χ 2 hitung (5,061) < χ 2 tabel (7,815). Hasil tersebut mengindisikan diterimanya hipotesis nol. Hal ini berarti varian dari kelompok-kelompok sampel dalam penelitian ini homogen. Lebih jelasnya dapat dikatakan bahwa sampel penelitian dengan pendekatan forehand drive dengan sikap tertutup dan sikap terbuka keduanya bersifat homogen. Dengan demikian persyaratan homogenitas juga telah dipenuhi. Rincian dan prosedur analisis uji homogenitas varian dapat diperiksa pada lampiran hal 129. Tabel 4.3. Hasil Uji Homogenitas dengan Uji Barlett Sampel dk 1/(dk) s 2 log s 2 (dk)log s , ,303 2, , ,053 42,250 1, , ,053 41,281 1, , ,053 32,206 1, ,6507

7 61 Jumlah 76 0, ,1242 Setelah prasyarat homogenitas dan normalitas sampel penelitian dipenuhi, maka dilakukan analisis varian dua faktor. Hal tersebut dilakukan untuk pengujian hipotesis awal pada penelitian ini. C. Pengujian Hipotesis Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan hasil analisis data dan interpretasi analisis varians. Uji rentang Newman Keuls ditempuh sebagai langkah-langkah uji rata-rata setelah anava. Bila anava menghasilkan kesimpulan tentang perbedaan pengaruh kelompok yang dibandingkan, maka uji rentang Newman Keuls, dimaksud untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik. Beberapa hipotesis harus diuji berkenaan dengan hasil analisis varian dua faktor dapat dilihat pada tabel 4.4. Hasil analisis varian dua faktor didapatkan bahwa nilai Fo > Ft. Hasil ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara pendekatan forehand drive sikap tertutup dan terbuka dengan hasil pukulan forehand drive. Tabel 4.4. Ringkasan Keseluruhan Hasil Analisis Varians Dua Faktor Sumber Variasi dk JK RJK F o F t Rata-rata 4190, ,513 Perlakuan A 1 105, ,800 13,0358 3,97 B 1 112, ,813 13,8998 AB 1 48,050 48,050 5,9203 Kekeliruan ,825 8,116 Total Keterangan: A = kelompok forehand drive. B = kelompok kemampuan awal forehand drive.

8 62 AB = interaksi antara kelompok latihan forehand drive dengan kelompok kemampuan awal forehand drive. 1. Pengujian Hipotesis I Pada hasil penelitian ini menunjukkan adanya perbedaan pada pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap terbuka terhadap hasil pukulan. Hal ini dibuktikan dari nilai F hitung (13,0358) > F tabel (3,97). Dengan demikian hipotesis nol (H 0 ) ditolak, yang berarti bahwa terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap terbuka terhadap hasil pukulan. Berdasar analisis lanjutan diperoleh bahwa rata-rata peningkatan ketepatan pendekatan latihan yaitu 16,975 untuk latihan forehand drive sikap tertutup dan 12,175 untuk sikap terbuka. Pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup memiliki rata-rata peningkatan lebih besar dibandingkan dengan pendekatan latihan forhand drive sikap terbuka. Rata-rata peningkatan ketepatan forehand drive untuk sikap tertutup dan terbuka masing-masing yaitu 16,975 dan 12, Pengujian Hipotesis II Hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan peningkatan hasil pukulan forehand drive pada mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah memiliki. Hal ini dibuktikan dari nilai F hitung (13,8998) > F tabel (3,97), dimana hal tersebut mengindikasikan bahwa hipotesis nol (H 0 ) ditolak. Artinya terdapat perbedaan peningkatan forehand drive yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah. Analisis lanjutan diperoleh bahwa, maha siswa yang memiliki kemampuan awal tinggi memiliki peningkatan forehand drive lebih baik dibanding dengan mahasiswa yang memiliki kemampuan awal rendah. Hasil itu ditunjukkan dengan nilai rata-rata peningkatan forehand drive masing-masing yaitu 17,050 dan 12,100 untuk mahasiswa kemampuan awal tinggi dan rendah.

9 63 3. Pengujian Hipotesis III Pada penelitian ini, terdapat interaksi antara pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap terbuka dilihat dari kemampuan awal tinggi dan rendah. Hasil ini dibuktikan dari nilai F hitung (5,9203) > F tabel (3,97) pada taraf signifikasi 5%. Dengan demikian hipotesis nol ditolak, hal ini berarti terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap terbuka dilihat dari kemampuan awal tinggi dan rendah. Bedasarkan pengujian hipotesis III didapati adanya interaksi antara pendekatan latihan dilihat dari kemampuan awal maka uji rentang Newman Keuls, dilakukan denganmaksud untuk mengetahui pengaruh kelompok mana yang lebih baik. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel 4.5. Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Uji Rentang Newman Keuls KP A 1 B 1 A 1 B 2 A 2 B 1 A 2 B 2 RST Mean 10,550 6,500 6,425 5,675 A=0.05 A 1 B 1 10, A 1 B 2 6,500 4,050 * ,803 A 2 B 1 6,425 4,125 * 0, ,166 A 2 B 2 5,675 4,875 * 0,825 0, ,382 Keterangan : * : Signifikasi pada p < A 1 B 1 : Kelompok latihan forehand drive dengan sikap tertutup dengan kemampuan awal tinggi. A 1 B 2 : Kelompok latihan forehand drive dengan sikap tertutup dengan kemampuan awal rendah. A 2 B 1 : Kelompok latihan forehand drive dengan sikap terbuka dengan kemampuan awal tinggi. A 2 B 2 : Kelompok latihan forehand drive dengan sikap terbuka dengan kemampuan awal rendah.

10 64 Berdasarkan hasil uji rentang newman keuls dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Rerata terbesar terkecil : => Ho1 : μ2 = μ4 = (10,550 5,675) = 4,875 > 2,382 μ Ho1 diterima. sehingga latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal tinggi memberikan perbedaan yang berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal rendah. b. Rerata terbesar terkecil kedua : => Ho2 : μ2 = μ3 = (10,550 6,425) = 4,125 > 2,166 μ Ho2 diterima. sehingga latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal tinggi memberikan perbedaan yang berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal tinggi. c. Rerata terbesar terkecil ketiga : => Ho3 : μ2 = μ1 = (10,550 6,500) = 4,050 > 1,803 μ Ho3 diterima. sehingga latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal tinggi memberikan perbedaan yang berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal rendah. d. Rerata terbesar kedua terkecil : => Ho4 : μ1 = μ4 = (6,500 5,675) = 0,825 < 2,382 μ Ho4 ditolak. sehingga latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal rendah memberikan perbedaan yang tidak berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal rendah. e. Rerata terbesar kedua terkecil kedua : => Ho5 : μ1 = μ3 ; selisih = (6,500 6,425) = 0,075 < 2,166 μ Ho5 ditolak. sehingga latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal rendah memberikan perbedaan yang tidak berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal tinggi. f. Rerata terbesar ketiga terkecil : => Ho6 : μ3 = μ4 = ; selisih (6,425 5,675) = 0,750 < 1,803 μ Ho6 ditolak. sehingga latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal tinggi memberikan perbedaan yang berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal rendah. g. Dari sebanyak ½k (k 1) = ½. 4. (4 1) = 6 buah pasangan harga rerata perlakuan yang dibandingkan berdasarkan uji rerata berpasangan (uji joli) tersebut dapat disimpulkan bahwa: terdapat perbedaan yang berarti antara hasil latihan yang dilakukan dengan forehand drive sikap tertutup dengan kemampuan

11 65 awal tinggi memberikan hasil rata-rata peningkatan yang lebih signifikan dari pada latihan sikap forehand drive sikap tertutup dengan kemampuan awal rendah. Sementara itu, perbandingan rerata yang lain, yaitu pendekatan forehand drive terbuka dengan awal tinggi dan rendah tidak memberikan perbedaan yang berarti. D. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil penelitian ini memberikan penjelasan lebih lanjut mengenai hasil analisis data yang telah dilakukan. Berdasarkan pengujian hipotesis dihasilkan tiga kemungkinan analisis, yaitu: (1) Ada perbedaan pengaruh pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap terbuka terhadap hasil pukulan. (2) Ada perbedaan pengaruh hasil pukulan antara mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dengan kemampuan awal rendah. (3) Ada pengaruh interaksi antara pendekatan latihan dengan kemampuan awal terhadap hasil pukulan. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.6 sebagai berikut: Tabel 4.6. Hasil Ringkasan Tes Awal dan Tes Akhir Perlakuan Hasil Tes Awal Hasil Tes Akhir Peningkatan KSPERIMEN A1 EKSPERIMEN A2 TINGGI 14,575 24,925 10,550 EKS. A1 TINGGI RENDAH 8,15 14,575 6,425 16,975 17,050 TINGGI 14,825 21,325 6,500 EKS. A2 RENDAH RENDAH 7,175 12,85 5,675 12,175 12,100 Hasil analisis tersebut dipaparkan lebih lanjut sebagai berikut: 1. Ada perbedaan pengaruh pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap terbuka terhadap hasil pukulan. Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama menunjukkan bahwa, terdapat perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan latihan forehand

12 66 drive sikap tertutup dan sikap terbuka terhadap hasil pukulan. Rata-rata peningkatan pengaruh latihan forehand drive sikap tertutup dan terbuka masing-masing yaitu dan Pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup memiliki ratarata peningkatan lebih tinggi dibandingkan dengan pendekatan latihan forehand drive sikap terbuka. Hasil ini mengindikasikan bahwa pendekatan latihan forehand drive dengan variasi sikap tertutup lebih efektif dibandingkan dengan sikap terbuka jika dilihat dari tingkat kemampuan awal tinggi dan rendah. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan Yus Solihin (2009) pada keterampilan forehand ground stroke, Yus Solihin (2009) Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil terdapat perbedaan hasil belajar keterampilan forehand ground stroke tenis antara penggunaan metode mengajar terbuka dan metode mengajar tertutup, Bahamonde, R. dan Knudson, D. (1997) dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa 1. Sikap tertutup dihasilkan kecepatan lebih cepat daripada raket sikap terbuka, 2. Semua pemain dalam sikap tertutup mampu menghasilkan rotasi tubuh yang lebih besar dari pada sikap terbuka, dengan pemain profesional menghasilkan rotasi tubuh yang lebih daripada pemain intermediet dengan teknik yang baik, Milen Chalakov (2014) Dari penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa pembelajaran yang tepat dari dua pukulan utama dalam tenis memberikan signifikan keuntungan untuk masing-masing pemain. Pukulan dilakukan dengan teknik yang tepat sering menjadi faktor kunci dalam memenangkan permainan. Kinerja yang tepat dari setiap pukulan menyebabkan peningkatan kecepatan. Penelitian keterampilan forehand groundstroke pada petenis pemula didapatkan adanya perbedaan hasil belajar dengan menggunakan metode mengajar terbuka dan metode mengajar tertutup. Pada penelitian ini, pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup lebih efektif karena melibatkan gerak ekstremitas bawah saat memukul. Gerakan ekstremitas bawah termasuk lutut merupakan komponen penting dari sikap tertutup ayunan forehand drive (Steven, 2008: ). Ayunan tangan pada pukulan forehand drive sikap tertutup diawali dari lutut dan pinggul dari tubuh, secara bertahap membangun kecepatan keseluruh rantai

13 67 kinematik gerak forehand drive sehingga dihasilkan pukulan yang efektif dan efisien (Groppel, 1995). Alasan yang lain yaitu, forehand drive sikap tertutup lebih efektif dikarenakan kinetika ekstremitas bawah dengan kaki bergerak dalam upaya untuk menentukan sumber putaran panggul superior inferior mempengarui gerakan eksteremitas atas yaitu pergerakan lengan maju kedepan untuk impact raket dengan bola tidak memerlukan energi yang banyak. Paul (2013), transfer berat badan telah menekankan sebagai sumber penting dari kekuasaan dalam jenis stroke karena langkah ke depan menghasilkan jumlah momentum linier yang diubah menjadi momentum sudut selama ayunan ke depan. Hal ini juga didukung dengan hasil penelitian Steven, 2008: ; Paul, 2013; Knudson, 2006: 154, dimana gerakan lutut telah berperan penting terhadap efek biomekanika seperti gerakan segmen tubuh, pusat massa tubuh secara keseluruhan, dan kerja yang dilakukan oleh berbagai sendi. Fleksi lutut diikuti oleh gerak ekstensi pada lutut dengan menggunakan langkah split bermanfaat bagi pemain untuk memperpendek peregangan. Dengan menggunakan langkah split pemain mampu meningkatkan kecepatan gerakan sekitar 15-20%. Sebagian banyak kekuatan yang digunakan untuk memukul bola ditransfer melalui tubuh ke lengan dan raket, cara pemain menempatkan kaki akan mempengaruhi bagaimana gaya yang dihasilkan dan kekuatan yang ditransfernya (Paul, 2013). Efek-efek biomekanik tersebut secara langsung tidak berhubungan dengan kecepatan raket dan karakteristik dari tingkat keterampilan pemain, namun mempengaruhi gerakan dari forehand drive dan mendukung hasil pukulannya. Forehand drive sikap tertutup memungkinkan subyek untuk menghasilkan putaran yang lebih besar yang mengakibatkan pembebanan yang lebih besar pada sendi. Peningkatan beban dimungkikan karena pemanfaatan yang lebih efisien dari rantai kinematik, mungkin penggunaan rotasi tubuh lebih besar (Landlinger, 2010: ). Meskipun forehand drive sikap terbuka saat ini banyak diadopsi oleh atlet dibandingkan teknik forehand drive sikap tertutup. Hal ini karena forehand drive

14 68 dengan sikap terbuka dapat meningkatkan kecepatan dalam bermain tenis (Bahamonde, 2003) Namun dalam kenyataanya, hasil pukulan forehand drive dengan sikap terbuka diyakini kurang efektif (Burwash, P. 1987). Forehand drive dengan sikap terbuka tidak memanfaatkan secara optimal anggota tubuh ekstremitas bawah sehingga dalam biomekanika gerakannya kurang efektif dan efisien (Groppel, 1995). Disamping itu, (Landlinger, 2010: ) mengemukakan forehand drive sikap terbuka menghasilkan kecepatan yang lebih rendah dari raket saat impac dengan bola (21.2 dan 15.8 m/s) dibanding forehand drive sikap tertutup (22,3 dan 16,4 m/s) untuk masing-masing pemain profesional dan pelajar. Resiko cidera berlebihan menggunakan forehand drive sikap terbuka mungkin lebih besar untuk pemain tingkat yang lebih rendah yang mungkin memiliki mekanik yang tidak baik dan miskin tingkat pengaruhnya (Bahamonde, 2003). 2. Ada perbedaan pengaruh hasil pukulan antara mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dengan kemampuan awal rendah. Berdasarkan pengujian hipotesis kedua diperoleh perbedaan peningkatan forehand drive yang signifikan antara mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi dan rendah. Mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi memiliki peningkatan forehand drive lebih baik dibanding dengan mahasiswa yang memiliki kemampuan awal rendah, dimana rata-rata peningkatan forehand drive masingmasing yaitu dan untuk kemampuan awal tiggi dan rendah. Hasil ini sesuai dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh Andi (2008) pada petenis pemula yaitu mengenai perbedaan pengaruh hasil belajar keterampilan forehand groundstroke antara mahasiswa yang mempunyai kemampuan awal tinggi dan kemampuan awal rendah, petenis pemula dengan kemampuan tinggi dapat melakukan gerakan dan hasil pukulan yang lebih baik dibanding petenis pemula dengan kemampuan rendah. Selain itu, Suyanik (2010) menunjukkan bahwa dalam pembelajaran siswa yang berkemampuan awal tinggi cenderung memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibanding siswa berkemampuan awal rendah. Dengan kemampuan awal yang telah dimiliki mahasiswa menjadi dasar untuk lebih

15 69 mengembangkan pengetahuannya. Hal tersebut juga berlaku dalam pembelajaran teknik dalam berlatih forehand drive. Kemampuan awal mahasiswa perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran karena berpengaruh terhadap hasil mahasiswa dalam mengikuti latihan. Berdasarkan hal tersebut, maka sangat jelas kalau mahasiswa yang memiliki kemampuan awal tinggi akan lebih baik hasilnya setelah diberi pendekatan latihan forehand drive baik menggunakan pendekatan sikap tertutp maupun sikap terbuka. Sebaliknya mahasiswa yang berkemampuan awal rendah hasilnya dibawah dari mahasiswa kemampuan awal tinggi. Hal ini karena mahasiswa belum menguasai konsep-konsep dasar sebagai acuan untuk mempelajari materi baru. 3. Ada pengaruh interaksi antara pendekatan latihan dengan kemampuan awal terhadap hasil pukulan. Berdasarkan hasil uji hipotesis ketiga didapatkan adanya pengaruh interaksi pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap terbuka dilihat dari kemampuan awal tinggi dan rendah. Hasil ini dibuktikan dari nilai F hitung = 5,9203> F tabel = 3,97 pada taraf signifikan 5% sehingga hipotesis nol ditolak. Hal ini berarti terdapat interaksi yang signifikan antara pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dan sikap terbuka dilihat dari kemampuan awal tinggi dan rendah. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa secara umum ada pengaruh interaksi antara pendekatan latihan dengan kemampuan awal terhadap hasil pukulan. Berdasarkan hasil uji rentang newman keuls dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Hasil dari uji lanjutan newman keuls diperoleh kesimpulan latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal tinggi memberikan perbedaan yang berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal rendah, hal ini dikarenakan pendekatan latihan forehand drive sikap tertutup dalam memukul bola memanfaatkan transfer pergerakan berat badan dari ekstremitas bawah hal ini telah menekankan sebagai sumber penting dari kekuasaan dalam jenis pukulan karena langkah ke depan menghasilkan jumlah momentum linier yang diubah menjadi momentum sudut selama ayunan ke

16 70 depan (Paul, 2013). Ini berbeda jelas dengan pendekatan latihan dengan sikap terbuka yang hanya memanfaatkan pergerakan ekstremitas atas yaitu lengan. Memukul dengan sikap terbuka tidak memanfaatkan secara optimal anggota tubuh ekstremitas bawah sehingga dalam biomekanika gerakannya kurang efektif dan efisien (Groppel, 1995). Disamping itu, (Landlinger, 2010: ) mengemukakan forehand drive sikap terbuka menghasilkan kecepatan yang lebih rendah dari raket saat impac dengan bola. Untuk kemampuan awal disi sudah jelas seperti yang dikemukakan Suyanik (2010) menunjukkan bahwa dalam pembelajaran siswa yang berkemampuan awal tinggi cenderung memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibanding siswa berkemampuan awal rendah. b. Hasil dari uji lanjutan newman keuls diperoleh kesimpulan latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal tinggi memberikan perbedaan yang berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal tinggi. Hal ini jelas berbeda seperti halnya dari pembahasan uji rentang yang pertama antara pendekatal latihan forehand drive sikap tertutup dan terbuka, sedangkan kemampuan awal tinggi disini tida mempengarui. c. Hasil dari uji lanjutan newman keuls diperoleh kesimpulan latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal tinggi memberikan perbedaan yang berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal rendah. Antara pendekatan latihan sikap tertutup dilihat dari kemampuan awal yang berbeda jelas akan beda hasilnya halni seperti yang dikemukakan Suyanik (2010) menunjukkan bahwa dalam pembelajaran siswa yang berkemampuan awal tinggi cenderung memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibanding siswa berkemampuan awal rendah. d. Hasil dari uji lanjutan newman keuls diperoleh kesimpulan latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal rendah memberikan perbedaan yang tidak berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal rendah, hal ini dikarenakan dalam latihan forehand drive dengan sikap tertutup memerlukan pengetahuan gerak yang komplek, hal ini

17 71 dikarenakan biomekanika sikap tertutup dalam memukul memiliki alur yang tidak boleh terlewati dari sikap siap sampai ayunan lanjutan. Hal ini berbeda dengan sikap terbuka yang tidak perlu memiliki pengetahuan buiomekanika yang komplek dari gerakan siap sampai ayunan lanjutan, karena untuk dapat menguasai keterampilan, khususnya teknik forehand drive diperlukan suatu proses latihan yang didukung oleh pengetahuan yang dimiliki sebelumnya. e. Hasil dari uji lanjutan newman keuls diperoleh kesimpulan latihan forehand drive dengan sikap tertutup kemampuan awal rendah memberikan perbedaan yang tidak berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal tinggi. Hal ini hampir sama dengan hasil dari pembahsan sebelumnya. f. Hasil dari uji lanjutan newman keuls diperoleh kesimpulan latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal tinggi memberikan perbedaan yang berarti terhadap latihan forehand drive dengan sikap terbuka kemampuan awal rendah. Hal ini sejalan dari apa yang dikemukakan Suyanik (2010) menunjukkan bahwa dalam pembelajaran siswa yang berkemampuan awal tinggi cenderung memperoleh hasil belajar yang lebih baik dibanding siswa berkemampuan awal rendah. g. Hasil dari uji lanjutan newman keuls diperoleh kesimpulan hasil latihan yang dilakukan dengan forehand drive sikap tertutup dengan kemampuan awal tinggi memberikan hasil rata-rata peningkatan yang lebih signifikan dari pada latihan sikap forehand drive sikap tertutup dengan kemampuan awal rendah, hal ini sama dengan pembahasan diatas.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tujuan penelitian dapat tercapai dengan data yang diperoleh dari objek penelitian. Data penelitian dikumpulkan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tujuan penelitian dapat tercapai dengan data yang diperoleh dari objek penelitian. Data penelitian dikumpulkan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Tujuan penelitian dapat tercapai dengan data yang diperoleh dari objek penelitian. Data penelitian dikumpulkan sesuai dengan permasalahan penelitian. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di Universitas Universitas Negeri Semarang. 2. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pembangunan Surakarta, untuk pelaksanaan treatment (perlakuan) terhadap latihan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pembangunan Surakarta, untuk pelaksanaan treatment (perlakuan) terhadap latihan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lapangan Manang Sukoharjo sebagai tempat latihan Pembinaan Prestasi Sepakbola Fakultas Keguruan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Deskripsi data hasil analisis tes peningkatan dribble shooting sepakbola yang dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data. Deskripsi data hasil analisis tes peningkatan dribble shooting sepakbola yang dilakukan BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Deskripsi data hasil analisis tes peningkatan dribble shooting sepakbola yang dilakukan sesuai dengan kelompok yang dibandingkan, berdasarkan pendekatan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini akan disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian berdasarkan analisis statistika yang dilakukan pada tes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 47 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lapangan sepakbola Desa Mangkubumi Kecamatan Sadananya Kabupaten Ciamis 2. Waktu Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Penelitian Tempat pengambilan data tes keterampilan gerak dalam penelitian ini dilaksanakan di SDN Babadan Kec. Balerejo Kab. Madiun Tahun Pelajaran 2014/2015. Pertimbangan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada tes awal dan tes

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian dilaksanakan di SMA Veteran 1 Sukoharjo, yang beralamat di Jl.Dr. Muwardi No. 84 Gayam Sukoharjo dan Stadion

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di lapangan sepakbola milik Sanggar Kegiatan belajar Groggol di daerah Grogol Kab.

Lebih terperinci

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP KETRAMPILAN SERVIS ATAS BOLAVOLI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN

PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP KETRAMPILAN SERVIS ATAS BOLAVOLI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN PENGARUH METODE LATIHAN TERHADAP KETRAMPILAN SERVIS ATAS BOLAVOLI DITINJAU DARI JENIS KELAMIN Pradipta Ardi Prastowo 1, Muchsin Doewes 2, Sapta Kunta Purnama 3 1,2,3 (Ilmu Keolahragaan, Program Pascasarjana,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS 5 BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS A. Kajian Teori Teknik merupakan penentu keberhasilan dalam menguasai permainan tenis dengan benar sehingga dapat menghindari kesalahan-kesalahan cara memukul bola dalam

Lebih terperinci

TESIS. Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. Dr.Atrub, M.Pd.,MM. SYKLES WANTINA HAQQI NIM : UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

TESIS. Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. Dr.Atrub, M.Pd.,MM. SYKLES WANTINA HAQQI NIM : UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI PENGARUH BERAT BADAN DAN LATIHAN PLYOMETRIC SPLIT SQUAT JUMP DAN DEPTH JUMP TERHADAP POWER OTOT TUNGKAI PADA ATLET CLUB BOLA VOLI PUTRI MITRA KOTA KEDIRI TESIS Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd Dr.Atrub,

Lebih terperinci

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

2015 PERBANDINGAN FOREHAND DRIVE ANTARA SKILLED DAN UNSKILLED DALAM CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga sebagai aktivitas yang banyak dilakukan oleh masyarakat keberadaannya sekarang ini tidak lagi dipandang sebelah mata tetapi sudah menjadi bagian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di lapangan tenis kampus FKIP JPOK Manahan Surakarta.. Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan selama

Lebih terperinci

Waktu pengajaran Pagi (1) Siang (2) Sore (3) Malam (4)

Waktu pengajaran Pagi (1) Siang (2) Sore (3) Malam (4) Contoh Anava: Terdapat 4 waktu (pagi, siang, sore dan malam) untuk menyampaikan pelajaran berhitung kepada anak-anak. Ingin diteliti apakah ada perbedaan efek perlakuan (waktu pengajaran) terhadap hasil

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di GOR Sritex Arena, Jl. Kebangkitan Nasional No. 24, Sriwedari, Surakarta. 2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu 1. Tempat Tempat pelaksanaan penelitian di Lapangan Bulutangkis SMA NU AL MA RUF KUDUS. Waktu Penelitian dilaksanakan selama dua bulan dengan tiga kali latihan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sukoharjo bertempat di lapangan SMA Islam Al Azhar 7 Sukoharjo.. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya dalam pelaksanaan tes dan pengukuran diperoleh data pretest (X 1 ),

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. selanjutnya dalam pelaksanaan tes dan pengukuran diperoleh data pretest (X 1 ), BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan rancangan penelitian yang telah ditetapkan sebelumnya, maka selanjutnya dalam pelaksanaan tes dan pengukuran diperoleh data pretest

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Aisyiyah Yogyakarta, Jln. Mlangi No.63 Nogotirto,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis dengan 60 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis pretest-postest, uji normalitas, uji homogenitas dan uji hipotesis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis lapangan merupakan olahraga yang diminati sebagian besar masyarakat Indonesia dewasa ini. Dalam era modernisasi tenis lapangan sekarang ini dipergunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 81 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian ini dilakukan di Ngampilan Yogyakarta. Kecamatan Ngampilan terdiri dari 2 Kelurahan yaitu Kelurahan Ngampilan

Lebih terperinci

BAB VI UJI PRASYARAT ANALISIS

BAB VI UJI PRASYARAT ANALISIS BAB VI UJI PRASYARAT ANALISIS A. Uji Normalitas 1. Dengan Kertas Peluang Normal Buatlah daftar distribusi frekuensi kumulatif kurang dari berdasarkan sample yang ada dan gambarkan ogivenya. Pindahkan ogive

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Penelitian menggunakan dua variabel penelitian yaitu variabel bebas dan terikat. Sebagai variabel bebas adalah penggunaan metode pembelajaran GASING

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai

METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai 58 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen murni diartikan sebagai Penelitian yang digunakan untuk mengungkapkan sebab dan akibat dengan cara

Lebih terperinci

TENIS MODUL 3. Pendahuluan

TENIS MODUL 3. Pendahuluan MODUL 3 TENIS Pendahuluan Dalam permainan tenis pada saat sekarang ini, teknik dianggap sebagai fungsi dari prinsip-prinsip biomekanika dan sebagai alat untuk menggunakan taktik secara lebih efisien. Teknik

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan metode intersita terhadap hasil belajar matematika materi segitiga kelas VII SMP NU Pajomblangan, maka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah.

BAB I PENDAHULUAN. tenis lapangan jarang digemari oleh masyarakat di pelosok-pelosok daerah. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tenis lapangan adalah permainan yang menggunakan raket dan bola dan dimainkan dalam sebuah lapangan yang dibagi menjadi dua oleh sebuah jaring. Permainan tenis

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat yaitu: lapangan atletik

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat yaitu: lapangan atletik BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua tempat aitu: lapangan atletik Brangbiji Sumbawa dan di SMA Negeri 3 Sumbawa Besar..

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN JARAK

PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN JARAK JURNAL SKRIPSI PERBEDAAN PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN JARAK DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS BAWAH PADA SISWA PUTRI EKSTRAKURIKULER BOLAVOLI SMA NEGERI 3 SRAGEN TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 43 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Deskripsi hasil analisis data hasil tes awal dan tes akhir kemampuan Menggiring Bola yang dilakukan pada kelompok 1 (K1) dan kelompok 2 (K2) disajikan dalam

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Kemampuan Melakukan Smash

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1.1 Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Kemampuan Melakukan Smash 26 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Kemampuan Melakukan Smash Uji statistik deskriptif yang akan disajikan adalah penentuan rata-rata, (X ).varian, (S ).Standar

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STATISTIK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Kemampuan Melakukan Passing

BAB IV ANALISIS STATISTIK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Kemampuan Melakukan Passing 1 BAB IV ANALISIS STATISTIK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Kemampuan Melakukan Passing Atas Uji statistik deskriptif yang akan disajikan adalah penentuan rata-rata,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboraturium Terapi latihan Mini hospital STIKES AIAI Cilacap.. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data digilib.uns.ac.id 76 BAB IV HASIL PENELITIAN Dalam bab ini disajikan mengenai hasil penelitian beserta interpretasinya. Penyajian hasil penelitian adalah berdasarkan analisis statistik yang dilakukan pada

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 41 BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Pelaksanaan penelitian eksperimen metode latihan ball handling menggunakan latihan dribble crossover dan two ball dribble yang ditambah dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan peserta didik kelas X menulis cerpen menggunakan metode latihan terbimbing, (3)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan peserta didik kelas X menulis cerpen menggunakan metode latihan terbimbing, (3) BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab IV ini dipaparkan hasil dan pembahasan penelitian, meliputi (1) kemampuan peserta didik kelas X menulis cerpen tanpa menggunakan metode latihan terbimbing,

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. dihadapi. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:3) penelitian eksperimen adalah

III. METODE PENELITIAN. dihadapi. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:3) penelitian eksperimen adalah 26 III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan strategi umum yang dianut dalam pengumpulan data dan analisis data yang diperlukan, guna menjawab persoalan yang dihadapi. Menurut

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Batudaa. Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan selama 2 bulan sesuai dengan dikeluarkanya

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB V PENUTUP 5.1 KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang telah diuraikan pada BAB sebelumnya, maka hasil penelitian yang dilakukan selama dua bulan dapat disimpulkan bahwa: 1.1.1 Terdapat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Stadion Sriwedari Surakarta.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Stadion Sriwedari Surakarta. BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di Stadion Sriwedari Surakarta.. Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama 6 minggu

Lebih terperinci

S K R I P S I. Oleh : LUTFI ZAKARIA NPM:

S K R I P S I. Oleh : LUTFI ZAKARIA NPM: Artikel Skripsi PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN MENGGUNAKAN SARANA STANDAR DAN MODIFIKASI SERTA KOORDINASI MATA TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN GROUNDSTROKE BACKHAND TENIS LAPANGAN PADA MAHASISWA PUTRA PENJASKESREK

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. STAD terhadap hasil belajar tinis meja. Maka dalam bab ini akan diuraikan hal-hal

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. STAD terhadap hasil belajar tinis meja. Maka dalam bab ini akan diuraikan hal-hal BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang di lapangan tepatnya di SMP Negeri 10 Kota Gorontalo tentang studi experimen model pembelajaran kooperatif tipe

Lebih terperinci

KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA

KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA KETERAMPILAN PUKULAN DROPSHOT PERMAINAN BULUTANGKIS PADA ATLET PB JAYA RAYA METLAND JAKARTA Eskar Tri Denatara denatara03@gmail.com Universitas Bhayangkara Jakarta Raya Abstrak Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

(Eksperimen Pada Anggota UKM Tenis Lapangan Universitas Siliwangi) DEDE SISWANTO 1) GUMILAR MULYA 2)

(Eksperimen Pada Anggota UKM Tenis Lapangan Universitas Siliwangi) DEDE SISWANTO 1) GUMILAR MULYA 2) PERBANDINGAN PENGARUH ANTARA LATIHAN MENGGUNAKAN MESIN PELONTAR BOLA DAN DENGAN BANTUAN TEMAN TERHADAP KETERAMPILAN GROUND STROKE BACKHAND TENIS LAPANGAN (Eksperimen Pada Anggota UKM Tenis Lapangan Universitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Metode dalam suatu penelitian merupakan salah satu cara yang ditempuh untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan tujuan dalam sebuah penelitian adalah untuk mengungkapkan,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode yang sesuai dan dapat membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya, penggunaan metode

Lebih terperinci

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini alat ukur yang dipakai adalah tes keterampilan bola basket. Tes

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini alat ukur yang dipakai adalah tes keterampilan bola basket. Tes 38 IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Dalam pengambilan data penelitian instrument atau alat ukur penelitian. Untuk penelitian ini alat ukur yang dipakai adalah tes keterampilan bola basket. Tes tersebut

Lebih terperinci

PENINGKATAN HASIL SMASH DENGAN METODE LATIHAN PLIOMETRIK DAN MEMPERHATIKAN PANJANG TUNGKAI

PENINGKATAN HASIL SMASH DENGAN METODE LATIHAN PLIOMETRIK DAN MEMPERHATIKAN PANJANG TUNGKAI PENINGKATAN HASIL SMASH DENGAN METODE LATIHAN PLIOMETRIK DAN MEMPERHATIKAN PANJANG TUNGKAI Dani Slamet Pratama PJKR, FPIPSKR, Universitas PGRI Semarang danislametpratama2@gmail.com Abstrak Penelitian ini

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengolahan data dan Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengolahan data dan Analisis Data BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pengolahan data dan Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran masih merupakan data mentah, supaya data tersebut memiliki makna. Maka

Lebih terperinci

PENGARUH BEBAN LATIHAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SMASH PENUH BULUTANGKIS Studi Eksperimen Di PB. Remaja Semarang Tahun 2003

PENGARUH BEBAN LATIHAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SMASH PENUH BULUTANGKIS Studi Eksperimen Di PB. Remaja Semarang Tahun 2003 PENGARUH BEBAN LATIHAN DAN POWER LENGAN TERHADAP KETEPATAN PUKULAN SMASH PENUH BULUTANGKIS Studi Eksperimen Di PB. Remaja Semarang Tahun 003 Suratman The Scond Graduate of Semarang State University Abstract

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Oktober 2015

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Oktober 2015 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian dilaksanakan di Pondok Pesantren Imam Syuhodo Polokarto Sukoharjo.. Waktu penelitian Tabel 3.1. Jadw al Penel

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Data 91 BAB IV HASIL PENELITIAN Pada Bab ini dikemukakan hasil-hasil penelitian yang telah diperoleh berdasarkan hasil analisis data yang meliputi deskripsi data, hasil uji persyaratan, hasil analisis inferensial,

Lebih terperinci

PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA MENGGUNAKAN BOLA BERBEDA DITINJAU DARI KOORDINASI MATA-KAKI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA

PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA MENGGUNAKAN BOLA BERBEDA DITINJAU DARI KOORDINASI MATA-KAKI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA Jurnal Pendidikan Olahraga, Vol. 4, No. 1, Juni 2015 PENGARUH LATIHAN MENGGIRING BOLA MENGGUNAKAN BOLA BERBEDA DITINJAU DARI KOORDINASI MATA-KAKI TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGGIRING BOLA Dwi Hartanto

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian 1. Data Nilai Awal Kelas Eksperimen (VIIIA) Tes awal yang diberikan pada kelas eksperimen sebelum peserta didik diajar dengan model

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Tahun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tahun Tahun BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat pelaksanaan penelitian yaitu di Panti Wredha Dharma Bhakti Surakarta. Waktu penelitian dilaksanakan pertengahan bulan Mei sampai pertengahan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode 70 III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen, dengan memberikan perlakuan terhadap sampel, yang selanjutnya ingin diketahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cabang olahraga permainan yang diajarkan dalam pendidikan jasmani dan olahraga yang ada dilembaga pendidikan sekolah pada dasarnya membutuhkan perhatian khusus

Lebih terperinci

UJI HOMOGENITAS. Pada dasarnya uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih

UJI HOMOGENITAS. Pada dasarnya uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih UJI HOMOGENITAS Pada dasarnya uji homogenitas dimaksudkan untuk memperlihatkan bahwa dua atau lebih kelompok data sampel berasal dari populasi yang memiliki variansi yang sama. Uji homogenitas terbagi

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Karakteristik Responden Sebelum disajikan data hasil penelitian setiap variabel yang dikaji dalam penelitian ini, terlebih dahulu secara ringkas akan dideskripsikan karakteristik

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-KAKI

PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-KAKI JURNAL SKRIPSI PERBEDAAN PENGARUH PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-KAKI TERHADAP HASIL BELAJAR OPERAN BAWAH SEPAKBOLA PADA SISWA PUTRA KELAS XI SMA NEGERI 4 KOTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 203/204 (Studi

Lebih terperinci

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN BAB III PROSEDUR PENELITIAN A. METODE PENELITIAN Untuk menghasilkan suatu penelitian yang baik, terlebih dahulu ditentukan metode sebagai jalan arah penelitian yang akan dituju. Untuk itu seorang peneliti

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian diperoleh dari tes kemampuan awal (X 1 ) dan tes

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian diperoleh dari tes kemampuan awal (X 1 ) dan tes 32 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian diperoleh dari tes kemampuan awal (X 1 ) dan tes kemampuan akhir (X 2 ). Data X 1 diperoleh pada awal pelaksanaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mendeskripsikan pengaruh pelatihan skipping terhadap lompat jauh gaya jongkok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mendeskripsikan pengaruh pelatihan skipping terhadap lompat jauh gaya jongkok BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil penelitian Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan fakta empirik untuk mendeskripsikan pengaruh pelatihan skipping terhadap lompat

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL) BERBASIS CD INTERAKTIF AURORA 3D DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW BERBASIS CD INTERAKTIF AURORA 3D TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI BARISAN

Lebih terperinci

Riono Agung Wibowo 1 *, Agustiyanto 2,

Riono Agung Wibowo 1 *, Agustiyanto 2, PERBEDAAN PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL BELAJAR KETERAMPILAN SMASH BULUTANGKIS PADA PEMAIN PUTRA UMUR 10-13 TAHUN KLUB BULUTANGKIS PURNAMA KADIPIRO SURAKARTA TAHUN

Lebih terperinci

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. sepak mula diperoleh data dan hasilnya sebagai mana pada tabel I

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. sepak mula diperoleh data dan hasilnya sebagai mana pada tabel I 3 BAB IV DEKRIPI DAN PEMBAHAAN HAIL PENELITIAN 4.1. Hasil Penelitian 4.1.1.Data Hasil Penelitian Dari hasil pengukuran panjang tungkai, kelentukan otot tungkai dan ketepatan sepak mula diperoleh data dan

Lebih terperinci

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH

PERBEDAAN PUKULAN TOP SPIN DAN FLAT TERHADAP AKURASI BACKHAND GROUNDSTROKE TENIS LAPANGAN JAWA TENGAH ABSTRAK UNTUNG NUGROHO: Perbedaan Pukulan top spin dan flat terhadap akurasi backhand groundstroke Tenis lapangan Jawa Tengah. Surakarta: Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Universitas Tunas Pembangunan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitandengan pengaruh latihan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitandengan pengaruh latihan 25 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data Hasil penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh di lapangan, maka dalam bab ini diberikan gambaran dan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain Penelitian merupakan rancangan tentang cara menyimpulkan dan menganalisis data agar dapat dilaksanakan sesuai dengan tujuan penelitian. Penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri dari tiga variabel yaitu data tentang kepemimpinan kepala sekolah (X 1 ), sikap guru terhadap pekerjaan (X 2

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu 8 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode adalah suatu cara atau jalan yang ditempuh untuk mencapai suatu hasil. Sedangkan metode penelitian adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELETIAN DAN PEMBAHASAN Kemampuan Menendang (Shooting) Sebelum Latihan Leg. yang diamati adalah sebagai berikut :

BAB IV HASIL PENELETIAN DAN PEMBAHASAN Kemampuan Menendang (Shooting) Sebelum Latihan Leg. yang diamati adalah sebagai berikut : BAB IV HASIL PENELETIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Data Penelitian 1.1.1. Kemampuan Menendang (Shooting) Sebelum Latihan Leg Extension Sebelum diberikan latihan leg extension, kelompok siswa yang dijadikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga

BAB I PENDAHULUAN. Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dewasa ini olahraga tenis sudah tak asing lagi dimasyarakat. Olahraga ini dimainkan oleh anak-anak, orang dewasa maupun yang sudah lanjut usia. Pada hakikatnya

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mini Hospital STIKes Al-Irsyad

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mini Hospital STIKes Al-Irsyad 57 A III METODOLOGI PEELITIA A. Tempat Dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Mini Hospital STIKes Al-Irsyad Cilacap sebagai tempat praktek mahasiswa dan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN 56 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Data Deskripsi hasil analisis data hasil tes awal dan tes akhir kemampuan lompat jauh gaya jongkok yang dilakukan pada kelompok I (Box Jump /K1) dan kelompok II

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode Penugasan mini-riset dalam penelitian adalah metode mengajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode Penugasan mini-riset dalam penelitian adalah metode mengajar 31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. DEFINISI OPERASIONAL 1. Metode Penugasan mini-riset dalam penelitian adalah metode mengajar dengan memberikan tugas kepada siswa untuk melakukan penelitian kecil berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang menggeluti olahraga tenis lapangan atau menjadi sumber mata BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga tennis lapangan merupakan salah satu olahraga permainan yang sudah berkembang luas di masyarakat. Olahraga Tenis lapangan dilakukan dengan memainkan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang di lapangan tepatnya di SDN 1 Bulila tentang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang di lapangan tepatnya di SDN 1 Bulila tentang BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang di lapangan tepatnya di SDN 1 Bulila tentang pengaruh latihan waktu reaksi terhadap kemampuan lari 60 m pada

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Hasil Penelitian Penelitian ini menggunakan eksperimen dengan desain post test control group design yakni menempatkan subyek penelitian kedalam dua kelompok

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semu, karena itu diadakan Pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen. Tabel 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. semu, karena itu diadakan Pre-test atau tes awal sebelum kegiatan eksperimen. Tabel 1 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Deskripsi Hasil Penelitian 4.. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel 0 (skor tes awal) Kegiatan penelitan ini dilakukan dengan menggunakan metode eksperiman semu,

Lebih terperinci

B. Metode Penelitian

B. Metode Penelitian BAB III METODOLOGI PEELITIA A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di SMP egeri gawi Jl. Ronggowarsito o. Kabupaten gawi, untuk pelaksanaan treatment (perlakuan) terhadap

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP KEMAMPUAN PUKULAN FOERHAND TENIS MEJA PADA SISWA PUTRA EKSTRAKURIKULER TENIS MEJA SD NEGERI 1 KEMBANG JATIPURNO WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Hasil Penelitian 4.1.1 Data Hasil Penelitian Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya sebagai mana pada table

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian

III. METODE PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakan untuk meneliti suatu permasalahan sehingga mendapatkan hasil atau tujuan yang diinginkan. Menurut

Lebih terperinci

Outline. Uji rata-rata sesudah ANAVA Kontras Ortogonal Pengujian Rata-rata Sesudah Eksperimen Uji Rentang Newman-Keuls Uji Scheffé

Outline. Uji rata-rata sesudah ANAVA Kontras Ortogonal Pengujian Rata-rata Sesudah Eksperimen Uji Rentang Newman-Keuls Uji Scheffé 3 AFTER ANAVA Outline A f t e r A N A V A Uji rata-rata sesudah ANAVA Kontras Ortogonal Pengujian Rata-rata Sesudah Eksperimen Uji Rentang Newman-Keuls Uji Scheffé Uji Rata-rata Sesudah Anava 3 Jika pengujian

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STATISTIK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan melakukan Tolak pelurugaya menyamping terhadap pengaruh latihan

BAB IV ANALISIS STATISTIK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan melakukan Tolak pelurugaya menyamping terhadap pengaruh latihan 26 BAB IV ANALISIS STATISTIK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 1.1.1. Deskripsi Data Penelitian Data yang dideskripsikan dalam penelitian ini adalah data hasil kemampuan melakukan Tolak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya

BAB I PENDAHULUAN. populer juga permainan yang menyenangkan dan menggairahkan, Tidak adanya 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu kebutuhan jasmani manusia dalam kehidupannya adalah olahraga. Bersamaan dengan perkembangan zaman, sekarang ini ilmu tentang olahraga bukan saja didapat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran masih merupakan skor-skor

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran masih merupakan skor-skor BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran masih merupakan skor-skor mentah. Agar data tersebut memiliki makna maka harus diolah

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen dengan desain post test control group design yakni menempatkan subyek penelitian

Lebih terperinci

2015 PENGARUH PENGGUNAAN RAKET HEAD-HEAVY DAN HEAD-LIGHT TERHADAP HASIL FOREHAND GROUNDSTROKE PADA CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN

2015 PENGARUH PENGGUNAAN RAKET HEAD-HEAVY DAN HEAD-LIGHT TERHADAP HASIL FOREHAND GROUNDSTROKE PADA CABANG OLAHRAGA TENIS LAPANGAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Olahraga Prestasi adalah kegiatan olahraga yang dilakukan dan dikelola secara profesional dengan tujuan untuk memperoleh prestasi optimal pada cabang-cabang

Lebih terperinci

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN

PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN PERBEDAAN PENGARUH METODE LATIHAN DAN KEKUATAN OTOT TUNGKAI TERHADAP KEMAMPUAN PASING LAMBUNG SEPAKBOLA PADA SISWA SSB NEW ANDANG TARUNA SRAGEN TAHUN 2012 SKRIPSI Oleh : ROI SETIAWAN NIM. K5606049 FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskrisi Penelitian Kelompok latihan Single Multiple Jump

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Deskrisi Penelitian Kelompok latihan Single Multiple Jump 35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4. Deskrisi Penelitian Kelompok latihan Single Multiple Jump Telah dikemukakan bahwa tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh latihan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Club Tennis FIKS Bandung. Adapun yang akan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Club Tennis FIKS Bandung. Adapun yang akan 44 BAB III METODE PENELITIAN A. LOKASI Penelitian ini dilaksanakan di Club Tennis FIKS Bandung. Adapun yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah penggunaan backhand satu tangan (one handed backhand)

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Kelompok Latihan Berpasangan X 1.1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Kelompok Latihan Berpasangan X 1.1 BAB IV HAIL PENELITIAN DAN PEMBAHAAN A. Deskripsi Hasil Penelitian 1. Analisis Dan Uji tatistik Deskriptif Kelompok Latihan Berpasangan X 1.1 Uji statistik deskriptif yang akan disajikan adalah penentuan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ini diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitan dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. ini diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitan dengan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh dilapangan, maka dalam bab ini diberikan gambaran dan analisis temuan temuan yang berkaitan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakan untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakan untuk III. METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian merupakan suatu cara tertentu yang digunakan untuk meneliti suatu permasalahan sehingga mendapatkan hasil atau tujuan yang diinginkan.

Lebih terperinci