PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN OKTOBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JULI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2013

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah Bulan September 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN SEPTEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOVEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2016 SEBESAR 105,47

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2016 SEBESAR 105,26

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN AGUSTUS 2017 SEBESAR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2014

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2016 SEBESAR 103,21

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JUNI 2017 SEBESAR

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2011

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2014

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MEI 2017 SEBESAR 101,41

BERITA RESMI STATISTIK

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Bulan Oktober 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2017 SEBESAR 101,64

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN FEBRUARI 2014


PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN NOPEMBER 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN JULI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2013

Perkembangan Nilai Tukar Petani Dan Harga Produsen Gabah Jawa Tengah

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN OKTOBER 2015

2. Indeks Harga Dibayar Petani (Ib)

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN NOVEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN NOVEMBER 2016 TURUN -0,90 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN JANUARI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JULI 2013

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI SUKOHARJO BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

Perkembangan Nilai Tukar Petani September 2017 Di Provinsi Sulawesi Barat

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN MEI 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI KABUPATEN SEMARANG BULAN AGUSTUS 2016

NILAI TUKAR PETANI PROVINSI D.I. YOGYAKARTA BULAN DESEMBER 2012 SEBESAR 117,59

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN MARET 2017 TURUN -0,03 PERSEN

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI (NTP) PROVINSI PAPUA BULAN OKTOBER 2016 TURUN -0,27 PERSEN

Transkripsi:

No. 64/09/33/Th.IX, 01 September 2015 PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH JAWA TENGAH BULAN AGUSTUS 2015 A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI NILAI TUKAR PETANI (NTP) AGUSTUS 2015 SEBESAR 99,83 ATAU NAIK 0,85 PERSEN Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah bulan Agustus 2015 mengalami kenaikan 0,85 persen, yaitu dari posisi 98,99 menjadi 99,83. Hal ini disebabkan karena perubahan indeks harga yang diterima petani (It) lebih tinggi dari pada perubahan indeks harga yang dibayar petani (Ib). It mengalami kenaikan 1,20 persen, dari posisi 118,48 pada bulan Juli 2015 menjadi 119,90 pada bulan Agustus 2015. Sementara Ib mengalami kenaikan 0,35 persen, dari posisi 119,69 menjadi 120,10. Dari 5 (lima) sub sektor pertanian komponen penyusun NTP, 3 (tiga) sub sektor mengalami kenaikan indeks yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 2,00 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,12 persen dan sub sektor Peternakan naik 1,29 persen. Sedangkan sub sektor lainnya mengalami penurunan yaitu sub sektor Hortikultura turun 0,61 persen dan sub sektor Perikanan tidak mengalami perubahan. Secara umum, Indeks harga yang diterima petani mengalami kenaikan indeks sebesar 1,20 persen dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Kenaikan It dipengaruhi oleh kenaikan It pada 4 (empat) sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 2,39 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,47 persen, sub sektor Peternakan naik sebesar 1,56 persen dan sub sektor Perikanan naik sebesar 0,32 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan yaitu: sebsektor hortikultura turun sebesar 0,20 persen. Indeks harga yang dibayar petani pada bulan Agustus 2015 mengalami kenaikan 0,35 persen bila dibandingkan dengan bulan Juli 2015. Kenaikan itu dipengaruhi oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,48 persen dan kenaikan Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,13 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan sebesar 1,07 persen atau dari posisi 104,44 menjadi 105,56 dibanding NTUP bulan sebelumnya. Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi pedesaan sebesar 0,48 persen. Inflasi terjadi disebabkan naiknya indeks harga kelompok Bahan Makanan sebesar 0,90 persen, kelompok Makanan Jadi 0,10 persen, Kelompok Perumahan 0,10 persen, kelompok Sandang 0,47 persen, kelompok Kesehatan 0,12 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga naik sebesar 0,62 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi sebesar 0,03 persen. Dari 33 provinsi (termasuk DKI Jakarta) yang dilaporkan, perubahan NTP Agustus 2015 terhadap NTP Juli 2015 ternyata sangat beragam. Kenaikan indeks NTP terjadi di 11 provinsi, sedangkan 21 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 1,22 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi di Provinsi Riau yaitu sebesar 2,00 persen. 1

1. Nilai Tukar Petani (NTP) Jawa Tengah ilai Tukar Petani (NTP) merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. Penghitungan indikator ini diperoleh dari perbandingan antara Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) dengan Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) yang dinyatakan dalam persentase. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) antara produk pertanian yang dijual petani dengan barang dan jasa yang dibutuhkan petani dalam berproduksi dan konsumsi rumah tangga. Dengan membandingkan kedua perkembangan angka tersebut, maka dapat diketahui apakah peningkatan pengeluaran untuk kebutuhan petani dapat dikompensasi dengan penambahan pendapatan petani dari hasil pertaniannya. Atau sebaliknya, apakah kenaikan harga jual produksi pertanian dapat menambah pendapatan petani yang pada gilirannya meningkatkan kesejahteraan para petani. Semakin tinggi nilai NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan atau daya beli petani. Mulai Desember 2013 dilakukan perubahan tahun dasar dalam penghitungan NTP dari tahun dasar 2007=100 menjadi tahun dasar 2012=100. ahan tahun dasar ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan/pergeseran pola produksi pertanian dan pola konsumsi rumah tangga pertanian diperdesaan, serta perluasan cakupan subsektor pertanian dan provinsi dalam penghitungan NTP, agar penghitungan Perbedaan antara NTP tahun dasar 2007=100 dengan NTP tahun dasar 2012=100 adalah meningkatnya cakupan jumlah komoditas baik pada paket komoditas It maupun Ib. Penghitungan NTP (2012=100) juga mengalami perluasan khususnya pada Subsektor Perikanan. Selain NTP Perikanan secara umum yang dihitung di 33 provinsi termasuk Provinsi DKI Jakarta, Nilai Tukar Nelayan (NTN) dan Nilai Tukar Pembudidaya Ikan (NTPi) juga disajikan secara terpisah. Gambar 1 NTP Jawa Tengah Juli Agustus 2015 (2012 = 100) Berdasarkan hasil pemantauan harga-harga di perdesaan di wilayah Jawa Tengah pada bulan Agustus 2015, NTP Jawa Tengah mengalami kenaikan indeks 0,85 persen dibanding NTP Juli yaitu dari 98,99 menjadi 99,83. Kenaikan indeks NTP tersebut disebabkan karena perubahan indeks harga produk pertanian yang diterima petani lebih tinggi dibanding kenaikan indeks harga barang dan jasa yang dibayar petani. 100,00 99,80 99,60 99,40 99,20 99,00 98,80 98,60 98,40 98,99 99,83 Juni 2015 Juli 2015 2,50 2,00 1,50 1,00 0,50 0,00-0,50-1,00 Gambar 2 ahan NTP Jawa Tengah per Subsektor Juli Agustus 2015 (2012 = 100) 2,00-0,61 0,12 1,29 0,00 TP Horti TPR Ternak Ikan Kenaikan NTP pada bulan Agustus 2015 juga disebabkan oleh kenaikan 3 (tiga) sub sektor NTP yaitu : NTP sub sektor Tanaman Pangan naik 2,00 persen, NTP NTP sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,12 persen dan sub sektor Peternakan naik 1,29 persen. Sedangkan NTP sub sektor Hortikultura turun 0,61 persen dan sub sektor Perikanan tidak terjadi perubahan (konstan). 2. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) Indeks Harga yang Diterima Petani (It) menunjukkan fluktuasi harga yang beragam dari komoditas pertanian yang dihasilkan petani. 2

115,42 118,31 118,18 118,07 120,24 121,02 120,80 122,22 122,90 122,62 Pada Agustus 2015, secara umum It mengalami kenaikan indeks yang cukup signifikan sebesar 1,20 persen dibandingkan dengan It Juli 2015, yaitu: dari 118,48 menjadi 119,90. Kenaikan It terjadi pada 4 (empat) sub sektor, yaitu : sub sektor Tanaman Pangan naik 2,39 persen, sub sektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,47 persen, sub sektor Peternakan naik 1,56 persen dan sub sektor Perikanan naik 0,32 persen. Sedangkan sub sektor yang mengalami penurunan indeks yaitu: sub sektor Hortikultura sebesar 0,20 persen. Gambar 3 Indeks Yang Diterima Petani Jawa Tengah per Subsektor dan ahannya Juli Agustus 2015 (2012 = 100) 124,00 122,00 Juli 2015 Agustus 2015 120,00 118,00 116,00 114,00 112,00 110,00 TP Horti TPR Ternak Ikan 3. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) elalui Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Pada Agustus 2015, Ib tercatat naik sebesar 0,35 persen bila dibandingkan Juli 2015, yaitu dari 119,69 menjadi 120,10. Kenaikan Ib terjadi pada 5 (lima) sub sektor penyusun NTP yaitu: Ib sub sektor Tanaman Pangan naik 0,38 persen; Ib sub sektor Hortikultura naik 0,41 persen; Ib sub sektor Gambar 4 ahan Indeks Yang Dibayar Petani Jawa Tengah per Sub sektor Juli Agustus 2015 (2012 = 100) Tanaman Perkebunan Rakyat naik 0,35 persen; Ib sub sektor Peternakan naik 0,26 persen; dan Ib sub sektor Perikanan naik 0,32 persen. 0,45 0,40 0,35 0,30 0,25 0,20 0,15 0,10 0,05 0,00 0,38 0,41 0,35 0,32 0,26 TP Horti TPR Ikan Ternak 4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTPP) ada bulan Agustus 2015 NTPP mengalami kenaikan indeks sebesar 2,00 persen. Kenaikan NTPP disebabkan karena indeks yang diterima petani mengalami kenaikan sebesar 2,39 persen, sedangkan indeks yang dibayar petani mengalami kenaikan, yaitu sebesar 0,38 persen. Kenaikan Ib disebabkan oleh naiknya Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,47 persen dan naiknya Indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,12 persen. Tabel 1 NTP Subsektor Tanaman Pangan Jawa Tengah dan ahannya Juli Agustus 2015 (2012 = 100) No Rincian (2) (1) (3) (4) (5) I. Indeks Diterima Petani 115,42 118,18 2,39 1. Padi 108,84 112,30 3,18 2. Palawija 133,03 133,91 0,66 II. Indeks Dibayar Petani 122,02 122,48 0,38 1. Konsumsi Rumah Tangga 123,83 124,41 0,47 2. BPPBM 117,27 117,42 0,12 III. Nilai Tukar Petani 94,59 96,49 2,00 3

b. Subsektor Hortikultura (NTPH) ilai Tukar Petani subsektor Hortikultura (NTPH) pada Agustus 2015 dilaporkan terjadi penurunan indeks sebesar 0,61 persen. Hal ini terjadi karena indeks yang diterima petani mengalami penurunan sebesar 0,20 persen, lebih rendah dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani, dimana Ib mengalami kenaikan sebesar 0,41 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok Buah-buahan naik sebesar 1,73 persen dan kelompok Tanaman Obat naik sebesar 1,73 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan It yaitu: kelompok Sayur-sayuran turun sebesar 2,14 persen. Kenaikan Ib disebabkan oleh kenaikan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,48 persen dan kenaikan indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,22 persen. Tabel 2 NTP Subsektor Hortikultura Jawa Tengah dan ahannya Juli Agustus 2015 (2012 = 100) No Rincian (1) (2) (3) (4) (5) I. Indeks Diterima Petani 118,31 118,07-0,20 1. Sayur-sayuran 110,86 108,48-2,14 2. Buah-buahan 127,32 129,52 1,73 3. Tanaman Obat 119,11 121,17 1,73 II. Indeks Dibayar Petani 120,98 121,47 0,41 1. Konsumsi Rumah Tangga 124,34 124,94 0,48 2. BPPBM 113,02 113,28 0,22 III. Nilai Tukar Petani 97,80 97,20-0,61 c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTPR) ada Agustus 2015 NTPR mengalami kenaikan indeks sebesar 0,12 persen, hal ini disebabkan oleh kenaikan indeks yang diterima petani sebesar 0,47 persen, lebih tinggi dibanding kenaikan indeks yang dibayar petani, yaitu sebesar 0,35 persen. Kenaikan pada Ib terjadi karena naiknya indeks sub kelompok Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) sebesar 0,50 persen dan naiknya indeks Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM) sebesar 0,03persen. d. Subsektor Peternakan (NTPT) TP sub sektor Peternakan pada bulan Agustus 2015 dilaporkan mengalami kenaikan sebesar 1,29 persen. Kenaikan ini terjadi karena perubahan Ib yang lebih rendah dibandingkan dengan perubahan It. Indeks harga yang diterima petani naik 1,56 persen sementara indeks harga yang dibayar petani naik sebesar 0,26 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh naiknya indeks harga pada semua kelompok sub sektor Peternakan yaitu: ternak besar naik 1,80 persen, ternak kecil naik 1,53 persen, unggas naik sebesar 0,93 persen dan hasil ternak naik 1,33 persen. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan Tabel 3 NTP Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat dan ahannya Juli Agustus 2015 (2012 = 100) No Rincian (1) (3) (4) (5) I. Indeks Diterima Petani 120,24 120,80 0,47 1. T PR 120,24 120,80 0,47 II. Indeks Dibayar Petani 120,08 120,49 0,35 1. Konsumsi Rumah Tangga 123,87 124,49 0,50 2. BPPBM 112,89 112,92 0,03 III. Nilai Tukar Petani 100,14 100,25 0,12 Tabel 4 NTP Subsektor Peternakan Jawa Tengah dan ahannya Juli Agustus 2015 (2012 = 100) karena kenaikan pada IKRT sebesar 0,47 persen yaitu dari 124,24 persen menjadi 124,83 persen dan indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,10 persen yaitu dari 109,40 persen menjadi 109,51 persen. (2) No Rincian (1) (2) (3) (4) (5) I. Indeks Diterima Petani 121,02 122,90 1,56 1 T ernak Besar 122,80 125,01 1,80 2 T ernak Kecil 110,11 111,79 1,53 3 Unggas 124,40 125,56 0,93 4 Hasil Ternak 124,50 126,16 1,33 II. Indeks Dibayar Petani 115,35 115,65 0,26 1. Konsumsi Rumah Tangga 124,24 124,83 0,47 2. BPPBM 109,40 109,51 0,10 III. Nilai Tukar Petani 104,92 106,27 1,29 4

e. Subsektor Perikanan (NTN) ada bulan Agustus 2015, NTN tidak mengalami perubahan indeks (konstan). Kenaikan indeks NTN ini disebabkan karena indeks yang diterima petani naik sebesar 0,32 persen sama dengan dengan indeks yang dibayar petani naik sebesar 0,32 persen. Kenaikan yang terjadi pada It disebabkan oleh perubahan indeks harga pada kelompok penangkapan ikan yang naik 1,34 persen dan kelompok budidaya ikan mengalami kenaikan sebesar 0,08 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan karena naiknya IKRT sebesar 0,40 persen dan turunnya BPPBM sebesar 0,20 persen. Tabel 5 NTP Subsektor Perikanan Jawa Tengah dan ahannya Juli Agustus 2015 (2012 = 100) No Rincian (2) (1) (3) (4) (5) I. Indeks Diterima Petani 122,22 122,62 0,32 1 T angkap 130,09 131,82 1,34 2 Budidaya 120,47 120,57 0,08 II. Indeks Dibayar Petani 119,61 119,99 0,32 1. Konsumsi Rumah Tangga 124,59 125,10 0,40 2. BPPBM 112,96 113,19 0,20 III. Nilai Tukar Petani 102,19 102,19 0,00 5. NTUP Sub Sektor ilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Tabel 6 Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian per Subsektor, dan Persentase ahannya, Agustus 2015 (2012=100) Sub Sektor (1) (2) (3) (4) 1.Tanaman Pangan 98,42 100,65 2,26 2.Hortikultura 104,68 104,24-0,42 3. Tanaman Perkebunan Rakyat 106,51 106,97 0,43 4.Peternakan 110,62 112,23 1,45 5. Perikanan 108,20 108,33 0,12 a. Tangkap 107,84 109,24 1,29 b. Budidaya 108,29 108,11-0,16 Jawa Tengah 104,44 105,56 1,07 Pada Agustus 2015 terjadi kenaikan NTUP sebesar 1,07 persen dari posisi 104,44 menjadi 105,56. Hal ini karena kenaikan It sebesar 1,20 persen lebih tinggi dibandingkan kenaikan Indeks BPBBM sebesar 0,13 persen. Kenaikan NTUP disebabkan oleh naiknya NTUP di 4(empat) sub sektor penyusun NTUP, yaitu sub sektor Tanaman Pangan naik sebesar 2,26 persen, subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,43 persen, sub sektor Peternakan naik sebesar 1,45 persen, dan sub sektor Perikanan sebesar naik sebesar 0,12 persen. Sedangkan sub sektor Hortikultura mengalami penurunan sebesar 0,42 persen. 5

6. Indeks Harga Konsumen Perdesaan erubahan Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) mencerminkan angka Inflasi/ Deflasi di wilayah perdesaan. Pada Agustus 2015, Indeks Konsumsi Rumah Tangga (IKRT) atau IHK di daerah perdesaan di Provinsi Jawa Tengah mengalami kenaikan atau terjadi inflasi sebesar 0,48 persen. Inflasi dipicu oleh naiknya kelompok Bahan Makanan sebesar 0,90 persen, kelompok Makanan Jadi 0,10 persen, kelompok Perumahan 0,10 persen, kelompok Sandang 0,47 persen, kelompok Kesehatan 0,12 persen, kelompok Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga naik 0,62 persen dan kelompok Transportasi dan Komunikasi 0,03 persen. Tabel 7 IHK Perdesaan Jawa Tengah dan ahannya (%) Juli Agustus 2015 (2012 = 100) Rincian (1) (2) (3) (4) Konsumsi Rumah Tangga 124,08 124,67 0,48 a. Bahan Makanan 135,01 136,22 0,90 b. Makanan Jadi 115,55 115,66 0,10 c. Perumahan 119,05 119,18 0,10 d. Sandang 118,79 119,35 0,47 e. Kesehatan 112,36 112,50 0,12 f. Pendidikan, Rekreasi & Olah rag 109,15 109,82 0,62 g. Transportasi dan Komunikasi 121,79 121,82 0,03 7. Perbandingan Antar Provinsi ari 33 provinsi yang dilaporkan, perubahan NTP Agustus 2015 terhadap NTP Juli 2015 ternyata sangat beragam. Kenaikan nilai NTP terjadi di 12 provinsi, dan 21 provinsi lainnya mengalami penurunan. Kenaikan NTP tertinggi Agustus 2015 terjadi di Provinsi Jawa Timur yaitu sebesar 1,22 persen, sedangkan penurunan NTP terbesar terjadi pada Provinsi Riau yaitu sebesar 2,00 persen. Tabel 8 NTP 33 Provinsi dan Persentase ahannya (%) Juli Agustus 2015 (2012 = 100) No Provinsi (1) (2) (3) (4) (5) 1 JATIM 103,87 105,14 1,22 2 JATENG 98,99 99,83 0,85 3 BANTEN 103,28 103,95 0,65 4 DKI 96,98 97,56 0,60 5 KALTIM 97,94 98,50 0,57 6 YOGYAKARTA 100,96 101,53 0,56 7 NTT 101,66 102,15 0,48 8 GORONTALO 101,65 102,02 0,37 9 LAMPUNG 103,41 103,70 0,27 10 NTB 103,86 104,14 0,27 11 KALTENG 99,19 99,29 0,10 12 PAPUA BARAT 100,88 100,97 0,08 13 KALSEL 100,12 100,09-0,03 14 JABAR 104,17 104,11-0,06 15 BABEL 106,79 106,57-0,20 16 SUMSEL 96,15 95,94-0,22 17 SULSEL 104,53 104,30-0,22 18 PAPUA 96,91 96,68-0,23 19 SUMUT 97,55 97,26-0,29 20 SULUT 95,42 95,11-0,32 21 BALI 104,60 104,25-0,34 22 SUMBAR 97,36 96,97-0,40 23 NAD 96,22 95,78-0,45 24 SULTENG 98,21 97,71-0,50 25 KEPRI 100,35 99,81-0,54 26 MALUKU UTARA 101,51 100,95-0,55 27 MALUKU 100,51 99,83-0,67 28 KALBAR 97,23 96,57-0,68 29 BENGKULU 93,15 92,51-0,69 30 SULBAR 105,32 104,51-0,76 31 SULTRA 100,35 99,55-0,79 32 JAMBI 96,00 94,55-1,50 33 RIAU 94,74 92,85-2,00 6

Tanaman Pangan Hortikultura Tanaman Perkebunan Rakyat Peternakan Perikanan Jawa Tengah Rincian Agust'15 thd Juli'15 (%) Agust'15 thd Juli'15 (%) Agust'15 thd Juli'15 (%) Agust'15 thd Juli'15 (%) Agust'15 thd Juli'15 (%) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) I. Indeks Diterima Petani 115,42 118,18 2,39 118,31 118,07-0,20 120,24 120,80 0,47 121,02 122,90 1,56 122,22 122,62 0,32 118,48 119,90 1,20 II. Indeks Dibayar Petani 122,02 122,48 0,38 120,98 121,47 0,41 120,08 120,49 0,35 115,35 115,65 0,26 119,61 119,99 0,32 119,69 120,10 0,35 1. Konsumsi Rumah Tangga 123,83 124,41 0,47 124,34 124,94 0,48 123,87 124,49 0,50 124,24 124,83 0,47 124,59 125,10 0,40 124,08 124,67 0,48 a. Bahan Makanan 135,48 136,68 0,89 134,73 135,96 0,91 134,07 135,29 0,91 134,93 136,16 0,91 138,08 139,26 0,86 135,01 136,22 0,90 Agust'15 thd Juli'15 (%) b. Makanan Jadi 115,48 115,61 0,11 115,67 115,78 0,10 115,65 115,77 0,11 115,54 115,64 0,08 114,76 114,78 0,01 115,55 115,66 0,10 c. Perumahan 118,46 118,60 0,11 118,91 119,03 0,10 118,83 118,92 0,08 120,24 120,38 0,11 117,35 117,48 0,11 119,05 119,18 0,10 d. Sandang 118,14 118,65 0,43 118,97 119,50 0,44 119,51 120,18 0,56 119,09 119,72 0,53 117,67 118,01 0,29 118,79 119,35 0,47 e. Kesehatan 113,94 114,11 0,15 111,55 111,65 0,09 111,38 111,51 0,12 111,61 111,74 0,12 113,58 113,68 0,09 112,36 112,50 0,12 f. Pendidikan, Rekreasi & Olah raga 108,80 109,56 0,70 109,17 109,85 0,62 108,61 109,24 0,58 109,56 110,17 0,56 112,53 112,87 0,30 109,15 109,82 0,62 g. Transportasi dan Komunikasi 120,18 120,22 0,04 122,60 122,61 0,01 120,62 120,70 0,06 122,54 122,56 0,02 134,24 134,32 0,06 121,79 121,82 0,03 2. BPPBM 117,27 117,42 0,12 113,02 113,28 0,22 112,89 112,92 0,03 109,40 109,51 0,10 112,96 113,19 0,20 113,45 113,59 0,13 a. Bibit 124,07 124,45 0,31 109,08 109,80 0,66 104,08 104,08 0,00 110,03 110,17 0,12 109,32 109,66 0,31 113,39 113,72 0,30 b. Obat-obatan & Pupuk 109,70 109,82 0,12 112,10 112,17 0,06 106,81 106,87 0,05 104,67 104,80 0,12 112,21 112,41 0,18 108,57 108,68 0,10 c. Sewa Lahan, Pajak & Lainnya 117,49 118,03 0,46 116,38 116,88 0,43 107,67 107,67 0,00 107,73 107,88 0,14 110,78 111,25 0,42 112,98 113,33 0,30 d. T ransportasi 138,56 138,59 0,03 118,75 118,83 0,06 121,55 121,29-0,22 122,24 122,22-0,01 134,99 134,95-0,02 126,93 126,91-0,01 e. Penambahan Barang Modal 116,21 116,31 0,09 114,18 114,29 0,10 116,22 116,33 0,09 109,44 109,58 0,13 113,28 113,32 0,03 113,92 114,03 0,10 f. Upah Buruh Tani 119,89 119,90 0,01 111,89 111,94 0,04 117,25 117,36 0,10 117,71 117,71 0,00 110,97 111,06 0,08 116,81 116,84 0,03 III. Nilai Tukar Petani 94,59 96,49 2,00 97,80 97,20-0,61 100,14 100,25 0,12 104,92 106,27 1,29 102,19 102,19 0,00 98,99 99,83 0,85 IV. Nilai Tukar Usaha Pertanian 98,42 100,65 2,26 104,68 104,24-0,42 106,51 106,97 0,43 110,62 112,23 1,45 108,20 108,33 0,12 104,44 105,56 1,07 7

B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH AGUSTUS 2015 RATA-RATA HARGA GABAH DI TINGKAT PETANI GKG NAIK 7,66% DAN GKP NAIK 3,96% Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah pada Agustus 2015 mencatat 113 observasi transaksi penjualan gabah di 17 kabupaten terpilih. Komposisi observasi gabah bulan ini hampir keseluruhan didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 109 observasi (96,46%) diikuti kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 4 observasi (3,54%) dan bulan ini tidak ditemukan transaksi gabah kuaitas rendah. Di tingkat petani, harga Gabah tertinggi Agustus 2015 tercatat Rp. 5.300,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.700,00 per kg berasal dari kelompok Gabah Kering Panen varietas Ciherang di Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes. Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Agustus 2015 tercatat Rp. 5.350,00 per kg berasal dari kelompok dan varietas yang sama dengan di tingkat petani yaitu kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Demikian pula untuk Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan pada kelompok Gabah Kering Panen varietas Ciherang di Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes seharga Rp. 3.750,00,- per Kg. Rata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Agustus 2015 mengalami kenaikan sebesar 7,66 persen dari Rp. 4.911,25/Kg pada Juli menjadi Rp.5.287,50/Kg. Demikian pula untuk gabah kualitas GKP mengalami kenaikan sebesar 3,96 persen dari Rp. 4.331,21/Kg pada Juli menjadi Rp.4.502,80/Kg pada Agustus. emasuki bulan Agustus 2015 Survei Harga Produsen Gabah di Jawa Tengah berhasil mencatat sebanyak 113 observasi transaksi penjualan gabah di 17 kabupaten terpilih kecuali kabupaten Demak dan Kendal belum ditemukan transaksi penjualan gabah. Dari 113 transaksi penjualan gabah yang berhasil dicatat, komposisi jumlah observasi hampir keseluruhan didominasi oleh transaksi penjualan Gabah Kering Panen (GKP) yaitu sebanyak 109 observasi (96,46%) diikuti kelompok Gabah Kering Giling sebanyak 4 observasi (3,54%) dan bulan ini observai gabah tidak ditemukan transaksi gabah kualitas rendah. Tabel 9. Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, Dan HPP Menurut Kelompok Agustus 2015 Harga di Tingkat Petani Harga di Tingkat Kelompok Jumlah (Rp/Kg) Penggilingan (Rp/Kg) Observasi Terendah Tertinggi HPP*) Terendah Tertinggi HPP*) (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) GKG 4 5.250,00 5.300,00-5.275,00 5.350,00 4.600,00 3,54 (Sragen) (Pati) (Sragen) (Pati) GKP 109 3.700,00 5.250,00 3.700,00 3.750,00 5.275,00 3.750,00 96,46 (Brebes) (Sragen) (Brebes) (Sragen) Rendah 0 - - - - - - 0,00 Keterangan *) HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tanggal 17 Maret 2015, diberlakukan mulai bulan Maret 2015 8

Dari 113 observasi transaksi harga penjualan gabah yang berhasil dikumpulkan selama Agustus 2015, terbanyak berasal dari Kabupaten Banyumas sebanyak 20 observasi (17,70%), diikuti Kabupaten Karanganyar sebanyak 17 observasi (15,04%), Kabupaten Klaten sebanyak 12 observasi (10,62%), Kabupaten Pati dan Kebumen masing-masing sebanyak 8 observasi (7,08%) dan Kabupaten Sukoharjo sebanyak 7 observasi (6,19%) dan selebihnya tersebar di 11 kabupaten lainnya sebesar 36,28 persen. 1. Harga Tertinggi, Harga Terendah dan Kasus Harga di Bawah Harga Pembelian Pemerintah (HPP) Harga gabah tertinggi di tingkat petani pada Agustus 2015 tercatat Rp. 5.300,00 per kg berasal dari transaksi kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Sedangkan harga terendah di tingkat petani ditemukan seharga Rp. 3.700,00 per kg berasal dari kelompok Gabah Kering Panen varietas Ciherang di Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes. Di tingkat penggilingan, harga gabah tertinggi Agustus 2015 tercatat Rp. 5.350,00 per kg berasal dari kelompok dan varietas yang sama dengan di tingkat petani yaitu kelompok gabah kualitas GKG dengan varietas Ciherang yang berasal dari Kecamatan Winong Kabupaten Pati. Demikian pula untuk Harga terendah di tingkat penggilingan ditemukan pada kelompok Gabah Kering Panen varietas Ciherang di Kecamatan Banjarharjo Kabupaten Brebes seharga Rp. 3.750,00,- per Kg. Dari sejumlah 113 pemantauan harga gabah kualitas GKG dan GKP yang berhasil diobservasi selama Agustus tidak juga ditemukan kasus harga di bawah HPP. Sementara itu bulan ini pencatatan observasi gabah tidak menemukan gabah kualitas rendah yang berpotensi mengalami harga di bawah HPP. Tabel 10. Jumlah dan Persentase Observasi Harga Gabah di Bawah HPP Menurut Kelompok, Agustus 2015 Kelompok Jumlah Observasi Petani Penggilingan observasi % observasi % (1) (2) (3) (4) (5) (6) GKG 4 - - - - GKP 109 - - - - GKG dan GKP 113 - - - - 2. Rata-rata Komponen Mutu Menurut Kelompok ata-rata Kadar Air (KA) gabah di Jawa Tengah, pada Agustus 2015 menunjukkan kadar mutu yang bervariatif. Rata-rata KA kelompok gabah kualitas GKG tercatat lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar 12,30 persen sedangkan bulan ini tercatat 12,00 persen. Namun untuk rata-rata KA kelompok GKP mengalami kenaikan dari 17,13 persen pada Juli menjadi 17,84 persen pada Agustus. Rata-Rata Kadar Hampa (KH) bulan Agustus 2015 menunjukkan kualitas yang relatif lebih baik. Kelompok gabah kualitas GKG mengalami penurunan dari 2,45 persen pada Juli menjadi 2,34 persen. Sedangkan kelompok gabah kualitas GKP turun pada angka 6,16 persen dari 6,34 persen pada Juli. 9

Kelompok Tabel 11 Rata-Rata Komponen Mutu Menurut Kelompok Juli Agustus 2015 Jumlah Observasi Kadar Air (%) Kadar Hampa (%) Juli Agustus Juli Agustus (1) (2) (3) (4) (5) (6) GKG 4 12,30 12,00 2,45 2,34 GKP 109 17,13 17,84 6,34 6,16 Rendah 0 23,59-9,30-3. Rata-rata Harga Gabah Menurut Kelompok ata-rata harga gabah GKG di tingkat petani pada Agustus 2015 megalami kenaikan sebesar 7,66 persen dari Rp. 4.911,25/Kg pada Juli menjadi Rp. 5.287,50/Kg. Sementara rata-rata harga kelompok GKP bulan ini kembali mengalami kenaikan sebesar 3,96 persen dari Rp. 4.331,21/Kg pada Juli menjadi Rp. 4.502,80/Kg. Di tingkat penggilingan, rata-rata harga gabah kelompok GKG pada Agustus 2015 juga mengalami kenaikan yaitu sebesar 7,21 persen dari bulan sebelumnya yang tercatat Rp. 4.972,50/Kg menjadi Rp. 5.331,25/Kg, Sementara kelompok kualitas GKP mengalami kenaikan 4,05 persen dari Rp. 4.383,86/Kg pada Juli menjadi Rp. 4.561,51/Kg pada Agustus 2015. Kelompok Tabel 12 Rata-Rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Tingkat Penggilingan Menurut Kelompok, Juli - Agustus 2015 Tingkat Petani (Rp/Kg) Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Juli Agustus ahan Juli Agustus ahan (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) GKG 4.911,25 5.287,50 7,66 4.972,50 5.331,25 7,21 GKP 4.331,21 4.502,80 3,96 4.383,86 4.561,51 4,05 Rendah 3.805,56 - - 3.873,33 - - 10