BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

KEPUTUSAN INVESTASI (CAPITAL BUDGETING) MANAJEMEN KEUANGAN 2 ANDRI HELMI M, S.E., M.M.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Penerapan Masalah Transportasi

IT CONSULTANT UNIVERSITAS MURIA KUDUS (ITC - UMK)

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis jalur yang dikenal dengan path analysis dikembangkan pertama pada tahun 1920-an oleh

Korelasi Pasar Modal dalam Ekonofisika

SISTEM PERANGKINGAN ITEM MOBIL PADA E-COMMERCE PENJUALAN MOBIL DENGAN METODE RANDOM-WALK BASE SCORING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

OPTIMALISASI FITUR-FITUR PADA APLIKASI PRESENTASI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PENYAMPAIAN PESAN BERBASIS HCI

BAB III 3. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRIORITAS PEMILIHAN PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN UNTUK PERUMUSAN STRATEGI PEMASARAN PADA BINUS BUSINESS SCHOOL

WALIKOTA BANJARMASIN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG DISIPLIN KERJA PEGA WAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO

EKONOMETRIKA PERSAMAAN SIMULTAN

PENGARUH BRAND EXTENSION SABUN MANDI LIFEBUOY KE SAMPO LIFEBUOY TERHADAP KEPUTUSAN MEMBELI KONSUMEN DI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 44 TAHUN 2009 TENTANG. PENGELOLAAN PINJAMAN JANGKA PENDEK PADA BADAN LA YANAN UMUM DAERAH

HASIL KALI TITIK DAN PROYEKSI ORTOGONAL SUATU VEKTOR (Aljabar Linear) Oleh: H. Karso FPMIPA UPI

ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS TERHADAP PROSES WELDING ( PENGELASAN N ) PADA PEMBUATAN KAPAL CHEMICAL TANKER / DUPLEK M Di PT.

BAB RELATIVITAS Semua Gerak adalah Relatif

Model Hidrodinamika Pasang Surut Di Perairan Pulau Baai Bengkulu

PENYELESAIAN LUAS BANGUN DATAR DAN VOLUME BANGUN RUANG DENGAN KONSEP DETERMINAN

PEMASARAN DAN PENGEMBANGAN PRODUK

Solusi Sistem Persamaan Linear Fuzzy

Untuk pondasi tiang tipe floating, kekuatan ujung tiang diabaikan. Pp = kekuatan ujung tiang yang bekerja secara bersamaan dengan P

BEBERAPA SIFAT JARAK ROTASI PADA POHON BINER TERURUT DAN TERORIENTASI

PENDUGAAN JUMLAH PENDUDUK MISKIN DI KOTA SEMARANG DENGAN METODE SAE

BAB 2 LANDASAN TEORI

WALIKOTA BANJARMASIN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KOTA BANJARMASIN NOMOR TAHUN 2016 TENTANG

SIMULASI PADA MODEL PENYEBARAN PENYAKIT TUBERKULOSIS SRI REJEKI PURI WAHYU PRAMESTHI DOSEN PENDIDIKAN MATEMATIKA IKIP WIDYA DARMA SURABAYA

KAJIAN PEMODELAN MATEMATIKA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS AVIAN INFLUENZA TIPE-H5N1 PADA POPULASI UNGGAS

Analisis Peluruhan Flourine-18 menggunakan Sistem Pencacah Kamar Pengion Capintec CRC-7BT S/N 71742

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas tentang teori-teori dan konsep dasar yang mendukung pembahasan dari sistem yang akan dibuat.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mendorong pengembangan yang sukses, dan suatu desain didasarkan kepada

Pemodelan Matematika Rentang Waktu yang Dibutuhkan dalam Menghafal Al-Qur an

STUDI IDENTIFIKASI LOKASI PEMBANGUNAN IPAL KOMUNAL DAN EVALUASI IPAL KOMUNAL YANG ADA DI KECAMATAN PANAKUKKANG MAKASSAR

PENGGUNAAN ALGORITMA KUHN MUNKRES UNTUK MENDAPATKAN MATCHING MAKSIMAL PADA GRAF BIPARTIT BERBOBOT

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK DESAIN SISTEM KONTROL PESAWAT UDARA MATRA LONGITUDINAL DENGAN METODE POLE PLACEMENT (TRACKING PROBLEM)

BAB III METODOLOGI. memperlukan strategi dari yang membedakan antara sekolah bisnis yang satu

FAKULTAS DESAIN dan TEKNIK PERENCANAAN

BAB III LIMIT DAN FUNGSI KONTINU

BUKU AJAR METODE ELEMEN HINGGA

Santi Aprillia Citra Resmi Tjitjik Rahaju. ABSTRAK Kata kunci: Proses Pemberdayaan, Pelatihan Keterampilan Bagi Keluarga Miskin

BAB III PENDEKATAN TEORI

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

WALIKOTA BANJARMASIN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2014 TENTANG

PENDEKATAN COPULA UNTUK PENYUSUNAN PETA KERAWANAN PUSO TANAMAN PADI DI JAWA TIMUR DENGAN INDIKATOR EL-NINO SOUTHERN OSCILLATION (ENSO)

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 17 TAHUN 2014 TENTANG

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

KAJIAN PENGGUNAAN KOMPRESOR AKSIAL

FEEDFORWARD FEEDBACK CONTROL SEBAGAI PENGONTROL SUHU MENGGUNAKAN PROPORSIONAL - INTEGRAL BERBASIS MIKROKONTROLLER ATMEGA 8535

Pemodelan Dinamika Gelombang dengan Mengerjakan Persamaan Kekekalan Energi. Syawaluddin H 1)

3. RUANG VEKTOR. dan jika k adalah sembarang skalar, maka perkalian skalar ku didefinisikan oleh

PRAKTIKUM OPERASI TEKNIK KIMIA II MODUL 5 BILANGAN REYNOLD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

3. TEORI PANTULAN DASAR PERAIRAN

Pengenalan Pola. Ekstraksi dan Seleksi Fitur

Analisa Performasi Kolektor Surya Terkonsentrasi Dengan Variasi Jumlah Pipa Absorber Berbentuk Spiral

WALIKOTA BANJARMASIN PERATURAN WALIKOTA BANJARMASIN TENTANG

merupakan kabupaten ke dua terbesar di Jawa Timur. Kabupaten Malang berbatasan dengan dua kota madya yaitu Malang dan Batu dan

Kontrol Optimum pada Model Epidemik SIR dengan Pengaruh Vaksinasi dan Faktor Imigrasi

KATA PENGANTAR. Jakarta, Tim GFP

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

MODUL PERKULIAHAN. Kalkulus. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

ANALISIS KAPASITAS BALOK KOLOM BAJA BERPENAMPANG SIMETRIS GANDA BERDASARKAN SNI DAN METODA ELEMEN HINGGA

PENELUSURAN LINTASAN DENGAN JARINGAN SARAF TIRUAN

Fun Tuesday With NataProperty Tips & Trik Jualan Property: Membangun Hubungan dengan Customer

BAB 2 LANDASAN TEORI

PENGARUH BAURAN PEMASARAN DAN MOTIVASI TERHADAP PERILAKU KEPUTUSAN KEUANGAN PENGUNJUNG DRACO WATERPARK MEDAN

ALJABAR LINEAR (Vektor diruang 2 dan 3) Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Aljabar Linear Dosen Pembimbing: Abdul Aziz Saefudin, M.

STUDI APLIKASI GASIFIKASI DI INDUSTRI GERABAH : PERANCANGAN SISTEM GASIFIKASI PADA TUNGKU PEMBAKARAN GERABAH SEMI KONTINU

Politeknik Negeri Bandung - Jurusan Teknik Sipil LABORATORIUM MEKANIKA TANAH Jl. Gegerkalong Hilir, Desa Ciwaruga, Bandung, Telp./Fax.

PERATURAN. TAHUN 2O1s TENTANG BUPATI SITUBONDO,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE ELEMEN HINGGA. Gambar 3. 1 Tegangan-tegangan elemen kubus dalam koordinat lokal (SAP Manual) (3.1)

BAB I PENDAHULUAN. Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan yang pesat serta. penggunaan teknologi modern telah membawa berbagai perubahan dalam

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR: 31 TAHUN 2014 TENTANG

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. antara Content, Accuracy, Format, Ease of Use, dan Timeliness dengan Satisfaction

WALIKOTA BANJARMASIN

WALIKOTA BANJARMASIN

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG

VOTEKNIKA Jurnal Vokasional Teknik Elektronika & Informatika

RANCANG BANGUN GAME BULLDOZER BERBASIS ANDROID NASKAH PUBLIKASI. diajukan oleh Handy Adriyan

UNIVERSITAS INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perangkat Lunak Analisis Elemen Hingga

Perbaikan Antarmuka dan Pengembangan Fitur Baru Situs Web Indonesian Future Leaders Chapter Malang menggunakan Framework Affordance-Based Design

Mata Kuliah: Aljabar Linier Dosen Pengampu: Darmadi, S. Si, M. Pd

ANALISIS SIFAT MEKANIS BAJA KARBON AKIBAT PEMBEBANAN DINAMIS

Bab 5 RUANG HASIL KALI DALAM

^/ DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BEBERAPA IDENTITAS PADA GENERALISASI BARISAN FIBONACCI ABSTRACT

Rekomendasi Pengambilan Mata Kuliah Pilihan Menggunakan Recursive Elimination Algorithm (Relim)

1. Perhatikan gambar percobaan vektor gaya resultan dengan menggunakan 3 neraca pegas berikut ini

KINERJA INSTALASI PENDINGIN SIKLOTRON DECY-13

MODEL P BACK ORDER DAN ALGORITMA PERMASALAHAN INVENTORI DENGAN MEMPERTIMBANGKAN ONGKOS TRANSPORTASI (FIXED AND VARIABLE COST) PERMINTAAN PROBABILISTIK

WALIKOTA BANJARMASIN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. tinggi yang berkesinambungan, lembaga ini terus berkembang.

Transkripsi:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umm Bins Bsiness School Bina Nsantara (Bins) University didirikan pada tanggal 1 Oktober 1974 yang berawal dari sebah lembaga pendidikan kompter jangka pendek, bernama Modern Compter Corse. Lembaga ini ters berkembang berkat landasan yang kat, visi yang jelas, dan dedikasi tinggi yang berkesinambngan. Modern Compter Corse berkembang menjadi Akademi Teknik Kompter (ATK) pada tanggal 1 Jli 1981 yang menawarkan pendidikan manajemen informatika dan teknik informatika. Pada tanggal 13 Jli 1984, ATK mendapatkan stats Terdaftar dan berbah menjadi AMIK Jakarta. Pada tanggal 1 Jli 1985, AMIK membka krss di bidang kompterisasi akntansi. AMIK mlai menggnakan nama Bina Nsantara pada tanggal 1 September 1985. Dengan meningkatnya kebthan masyarakat akan tenaga-tenaga kerja handal dalam bidang teknologi informasi, Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Kompter (STMIK) Bina Nsantara didirikan dengan Program Strata-1 (S-1) jrsan Manajemen Informatika, Teknik Informatika, dan Teknik Kompter pada tanggal 1 Jli 1986. 7

8 Pada tanggal 9 November 1987, AMIK Bina Nsantara dilebr ke dalam STMIK Bina Nsantara yang menawarkan program Diploma (D 3 ) dan Strata-1 (S 1 ). STMIK Bina Nsantara memperoleh stats Disamakan ntk sema jenjang dan jrsan pada tanggal 18 Maret 199. Dengan semakin baiknya prestasi serta tingkat kepercayaan masyarakat, STMIK Bina Nsantara menawarkan Program Magister Manajemen Sistem Informasi (MMSI) pada tanggal 10 Mei 1993, yang merpakan salah sat Program Pascasarjana pertama di Indonesia di bidang tersebt. Dengan inovasi dalam hal kriklm mapn gelar yang ditawarkan serta kalitas yang baik dari tahn ke tahn, Bins University mamp menjadi niversitas yang memiliki reptasi yang ckp membanggakan, baik di tingkat nasional mapn internasional. Hal tersebt terbkti dengan dibkanya Progam Magister Manajemen Sistem Informasi dengan Dal Master yait MMSI dan MCom(IS) pada tahn 1996, di mana mahasiswa akan mendapat gelar Master of Commerce in IS. Untk meningkatkan kalitas baik dari segi pendidikan mapn pelayanan, Bins pascasarjana bertransformasi menjadi Bins Bsiness School (BBS) pada tahn 007. BBS menawarkan program yang dirancang dengan memadkan aspek teori dan praktek bisnis ntk mennjang mahasiwa merancang strategi manajemen global serta perbahan pola pikir. Transformasi tersebt memberikan nilai tambah bagi para llsan serta persahaan yang mempekerjakan llsan dari BBS. Namn,

9 transformasi tersebt membat perbahan pada brand dari program pascasarjana yang telah dirintis sejak tahn 1993. BBS hars kembali membangn citra dan strategi yang lebih baik ntk program-program Magister Manajemen. 4. Strength, Weakness, Opportnity, and Thread (SWOT) Bins Bsiness School memiliki kekatan (strength), kelemahan (weakness), pelang (opportnity), dan hambatan (threat) ata lebih dikenal dengan SWOT dalam rangka menjalankan institsi pendidikan sekaligs menarik para calon mahasiswa ntk melanjtkan pendidikan magister manajemen. Berikt ini adalah SWOT dari Bins Bsiness School: a. Kekatan (Strength) Bins Bsiness School memiliki tim penysn case stdy yang berfoks pada case stdy persahaan-persahaan lokal dan telah dipergnakan langsng dalam proses kegiatan belajar-mengajar. BBS memiliki infrastrktr dan pengalaman yang sdah diaki dalam bidang IT yang dapat dipadkan dengan kriklm bisnis sehingga para mahasiswa dapat menerapkan teknologi informasi yang berkembang dalam aspek bisnis. Lokasi kamps yang strategis di mana kamps BBS terletak di daerah segitiga emas yang dapat dengan mdah dijangka.

30 Dosen yang memiliki latar belakang praktisi yang memngkinkan mahasiswa ntk mengetahi lebih baik mengenai lingkngan kerja. Ckp terjangkanya investasi yang hars dikelarkan ntk mengikti program MM di BBS dibandingkan dengan pesaingnya. b. Kelemahan (Weakness) Kekatan jaringan almni yang masih belm terbentk serta masih belm dikelola dengan baik. Krangnya jmlah dosen tetap dan dosen yang menjadi referensi baik dari dnia saha mapn dnia pendidikan. Positioning yang tidak memiliki niqeness yang memenhi kebthan konsmen dan berbeda dengan kompetitornya. Masih sedikitnya kerjasama dengan pihak indstri mapn kompetisi yang dimenangkan oleh BBS. Masih krangnya intensitas promosi dan masih generiknya konten dari promosi yang dikomnikasikan ke masyarakat. c. Pelang (Opportnity) Jmlah almni S-1 yang semakin besar dari tahn ke tahn. Infrastktr IT Bins yang sangat baik mendkng sistem kliah online yang semakin diminati dan berkembang di Indonesia. Lokasi kamps yang strategis berada di kawasan segitiga emas jakarta merpakan target pasar yang tepat bagi konsmen yang ingin bekerja sambil kliah.

31 d. Hambatan (Threat) Brand image BBS sebagai sekolah bisnis yang masih belm kat di masyarakat karena BBS bar bertransformasi tahn 007 yang sebelmnya merpakan program pascarsarjana yang mengedepankan gelar IT sebagai program tamanya. Masih banyaknya llsan Strata-1 yang masih belm merasakan nilai tambah dari pendidikan Strata-. 4.3 Segmenting, Targeting, and Positioning (STP) Berikt ini adalah segmenting, targeting, dan positioning dari BBS: a. Segmenting BBS sebagai penyelenggara program magister manajemen memiliki segmen yang secara mm ditjkan ntk konsmen yang telah menyelesaikan jenjang pendidikan Strata-1 dari berbagai jrsan. b. Targeting Target dari program-program yang ditawarkan adalah llsan S-1 dengan tingkat ekonomi menengah ke atas (pper-middle), baik yang telah mapn belm memiliki pengalaman kerja. Target mahasiswa BBS terbagi menjadi 3 (tiga) sesai dengan program yang ditawarkan, yait: MM Yong Profesional Target program ini adalah calon mahasiswa yang bar menyelesaikan jenjang pendidikan S-1 dan memiliki pengalaman kerja 0- tahn.

3 MM Profesional Target program ini adalah calon mahasiswa yang telah memiliki pengalaman kerja -5 tahn dan ingin memperdalam pengetahannya di bidang keangan terapan (Applied Finance) ata strategi pemasaran (Strategic Marketing). MM Exective Target program ini adalah calon mahasiswa yang memiliki pengalaman kerja minimal 5 tahn pada level managerial. c. Positioning Dalam mennjkkan kalitas dan mengedepankan aspek bisnis dalam kriklmnya, BBS memiliki tagline Where Bsiness Is Real. Diharapkan dengan mengikti program di BBS, konsmen akan mendapatkan pengalaman yang hampir sama dengan apa yang terjadi di lingkngan bisnis sesngghnya. Namn, tagline tersebt masih mm dibandingkan dengan kompetitor yang jga menawarkan kengglan yang hampir serpa, contohnya: PPM: A Place to Learn and Grow Prasetiya Mlia: "We are part of Global Commnity" IPMI: "The Choice of Professionals" MMUI: "Veritas, Probitas, Istitia" (Kebenaran, Kejjran, Keadilan) SBM ITB: "Creating new bsiness leaders and entrepreners"

33 4.4 Marketing Mix Berikt ini adalah strategi marketing mix yang berjalan di Bins Bsiness School: a. Prodk (prodct) BBS merpakan sat institsi penyelenggara program magister manajemen yang menawarkan 5 (lima) jenis program, antara lain: MM Bsiness Management yang terbagi menjadi (da) program, yait MM Bsiness Management Yong Professional dan MM Bsiness Management Professional; MM Applied Finance; MM Strategic Marketing; MM Exective; dan MM Dal Degree dengan Macqaire University. Secara khss, program-program yang ditawarkan oleh BBS memiliki karakteristik sebagai berikt: Reptasi program MM Reptasi dari program-program BBS telah mendapatkan respon yang ckp baik dari masyarakat dilihat dari jmlah llsannya yait 1.951 orang (tahn 009). Namn, reptasi yang telah dicapai belm banyak menjadi referensi dari banyak aspek bisnis, ata bahkan mask ke dalam peringkat srvei media. BBS jga belm banyak memiliki

34 reptasi dalam hal penghargaan baik dari tingkat nasional mapn internasional. Pendekatan antara akademik dan praktik Program-program yang ditawarkan oleh BBS memiliki keseimbangan antara pendekatan akademik dan praktik. Kriklm yang sdah dissn oleh BBS selain berpegang pada teori akademik tetapi jga mengadaptasi penggnaan kass-kass bisnis yang nyata ata case stdy (seperti Harvard case stdy), bahkan BBS telah mengembangkan case stdy dari persahaan-persahaan lokal dan telah dignakan dalam proses perkliahan. Bekerja sama dengan MM lar negeri Untk kerjasama dengan MM lar negeri, BBS telah bekerjasama dengan niversitas lar negeri, yait dengan Macqarie University ntk program Dal Degree. Kalitas llsan Dalam kriklm BBS, mahasiswa dibekali pengetahan mengenai fngsi bisnis, soft skills, mapn inovasi dengan menghasilkan konsep-konsep bar di akhir setiap mata kliah. Network Untk anggota mahasiswa di dalam kelas, BBS menawarkan program dengan kelas yang memiliki anggota dengan latar belakang pekerjaan yang sama dan berbeda. Program applied finance dan strategic

35 marketing adalah contoh kelas yang diisi oleh mahasiswa berlatar belakang pekerjaan sama. Sedangkan ntk program Bsiness Management (Yong Professional dan Profesional) dan Exective, BBS menawarkan kelas dengan mahasiwa yang berlatar belakang pekerjaan yang berbeda. Wakt perkliahan BBS telah menyediakan wakt perkliahan ntk program Yong Professional dan Professional setelah jam kerja pkl 18.30-1.30 WIB setiap hari senin hingga jmat. Untk program Exective, wakt perkliahan adalah setiap hari sabt pkl 08.00-16.30 WIB. b. People Dosen BBS memiliki dosen berlatar belakang praktisi dan akademisi yang memiliki spesialisasi, kompetensi, dan berpengalaman di bidangnya. Almni Divisi Stdents and Almni Relation (SAR) mencatat total llsan BBS adalah 1.951 orang (tahn 1995-009). Jika dibandingkan dengan total 56.01 llsan S- Manajemen (005-008) se- Indonesia, maka llsan BBS tercatat sekitar 1,58% dari total llsan se-indonesia. Almni-almni BBS terdiri dari 78,35% pegawai swasta, 15,64% entreprener, 3,35% tidak bekerja,,37% selfemployment, dan 0,8% melanjtkan ke pendidikan S-3.

36 c. Harga (price) Selama masa pendidikan di BBS yait 16 (enam belas) blan, biaya pendidikannya adalah sebagai berikt: MM Yong Professional: Rp 45.000.000,00 (empat plh lima jta rpiah) MM Professional: Rp 60.000.000,00 (enam plh jta rpiah) MM Exective: Rp 85.000.000,00 (delapan plh lima jta rpiah). Harga tersebt dirasakan ckp mrah dibandingkan dengan kompetitor. Perbandingan harga dengan kompetitor terlampir pada Lampiran (L-30). d. Distribsi (place) BBS memiliki lokasi yang sangat strategis. Lokasi kamps berada pada jalr segitiga emas yang merpakan salah sat lokasi perkantoran terpadat di Jakarta. e. Promosi (promotion) Kegiatan promosi yang dilakkan oleh BBS ckp bervariasi, di antaranya mengadakan acara-acara seperti CEO Speak, Job Expo, Case Activation dan lain-lain. BBS jga menggnakan metode trial class bagi calon mahasiswa yang ingin merasakan bagaimana sasana kelas secara langsng sebelm memtskan ntk bergabng dengan BBS. Kegiatan promosi BBS jga didkng berbagai media komnikasi, di antaranya adalah brosr, iklan majalah, web, dan lain-lain.

37 4.5 Analisis Deskriptif 4.5.1 Profil Responden Proyek ini menggnakan srvei eksternal dari 00 responden yang mengisi kisioner sejak 4 Janari 010-8 Febrari 010. Keselrhan data di dalam 00 kisioner dinyatakan valid. Pada srvei ini, data profil responden jga dikmplkan ntk mennjang analisis dari hipotesis. Berikt ini adalah informasi profil responden dari hasil kisioner: 4.5.1.1 Jenis Kelamin Responden Hasil kisioner menyatakan bahwa responden srvei ini sebagian besar adalah laki-laki sebanyak 61%, sisanya perempan sebanyak 39%. Gambar 4.1 Jenis Kelamin Responden 4.5.1. Pekerjaan Responden Dari hasil kisioner, sebagian besar responden memiliki pekerjaan sebagai pegawai swasta yait sebanyak 77.00%. Responden yang bekerja sebagai pegawai negeri (Pegawai Negeri Sipil) adalah sebanyak 6.50%,

38 pegawai BUMN sebanyak 5.50%, self-employed sebanyak 4.00%, wiraswasta sebanyak 4.00%, dan sisanya dosen sebanyak 3.00%. Gambar 4. Pekerjaan Responden 4.5.1.3 Latar Belakang Pendidikan Responden Dilihat dari latar belakang pendidikan, responden yang memiliki tingkat pendidikan Strata-1 (S-1) adalah sebanyak 130 responden ata 65%, sedangkan sebanyak 70 responden ata 35% memiliki tingkat pendidikan Strata- (S-). Gambar 4.3 Tingkat Pendidikan Responden

39 Untk penjabaran asal niversitas, responden Strata-1 (S-1) terdiri dari beberapa niversitas, antara lain: Tabel 4. Asal Universitas Responden Strata-1 (S-1) Nama Universitas Jmlah % Responden Responden Bins University 39 30.00% Universitas Indonesia 14 10.77% Institt Teknologi Bandng 14 10.77% Lain-Lain 14 10.77% Universitas Trisakti 7 5.38% Universitas Atmajaya 6 4.6% Universitas Padjajaran 6 4.6% Universitas Gajah Mada 4 3.08% Universitas Tarmanegara 4 3.08% Institt Pertanian Bogor 4 3.08% Universitas Gnadarma 3.31% Universitas Lar Negeri 3.31% Universitas Pelita Harapan 3.31% Universitas Prof. Dr. Mstopo 3.31% Universitas Parahyangan 1.54% London School of Pblic Relation 1.54% Institt Sains dan Teknologi Nasional 1.54% Total 130 100.00% Sedangkan ntk responden Strata- (S-), terdiri dari beberapa niversitas, di antaranya: Tabel 4.3 Asal Universitas Responden Strata- (S-) Nama Universitas Jmlah Responden % Responden Bins Bsiness School 31.43% MM UI 10 14.9% PPM School of Management 10 14.9% Prasetiya Mlya Bsiness School 10 14.9% IPMI Bsiness School 10 14.9% Lain-lain 8 11.43% Total 70 100.00%

40 Tahn kellsan S-1 responden dibagi menjadi 3 (tiga) kelompok, antara lain tahn kellsan S-1 di bawah tahn 001 yait sebesar 4.50%, tahn kellsan S-1 di antara tahn 001 sampai dengan 006 yait sebesar 9.50%, dan tahn kellsan S1 di antara tahn 007 sampai dengan 010 yait sebesar 46.00%. Pengelompokkan tahn kellsan S-1 ini didasarkan pada rata-rata tahn kellsan S-1 pada profil mahasiswa BBS, yait MM Exective (di bawah tahn 001), MM Professional (di antara tahn 001 sampai dengan 006), dan MM Yong Professional (di antara tahn 007 sampai dengan 010). Gambar 4.4 Kelompok Tahn Kellsan S-1 Responden 4.5. Hasil Kesioner Dari kesioner yang telah dibagikan dan dikmplkan, terdapat pertanyaan-pertanyaan yang dapat dijadikan data pendkng dalam penelitian ini. Berikt ini adalah penjabaran hasil kesioner dari setiap pertanyaan:

41 4.5..1 Urtan Faktor-Faktor Prioritas Pemilihan Program Magister Manajemen Dari hasil kesioner yang dikmplkan, data mennjkkan bahwa 55% responden memilih reptasi sebagai prioritas tama dalam memilih program Magister Manajemen (MM) dari total 00 responden. Urtan prioritas selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 4.5. Gambar 4.5 Persentase Urtan Prioritas dari Faktor-Faktor Pemilihan Program MM Untk pilihan lain-lain, sebanyak 0.50% responden memilih kriklm sebagai prioritas tama dalam memilih program MM. Berikt ini adalah rangkman prioritas responden dalam memilih program MM berdasarkan tingkat pendidikan responden (S-1 dan S-):

4 Tabel 4.4 Rangkman Prioritas Berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden Faktor S-1 S- Reptasi 56.9% 51.43% Dosen 1.54% 1.43% Pendekatan antara akademik dan praktik 6.9% 8.57% Kerja sama dengan MM lar negeri.31% 4.9% Kalitas llsan 19.3% 8.57% Network 4.6% 0.00% Almni 0.00%.86% Wakt Kliah 1.54% 1.86% Lain-lain 0.00% 1.43% Biaya 3.08% 0.00% Lokasi 3.85% 8.57% Sedangkan berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1, rangkman prioritas pemilihan program MM adalah sebagai berikt: Tabel 4.5 Rangkman Prioritas Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Faktor 007-010 001-006 < 001 Reptasi 54.4% 64.10% 53.13% Dosen 1.69%.56% 6.5% Pendekatan antara akademik dan praktik 6.78%.56% 15.63% Kerja sama dengan MM lar negeri 3.39%.56% 3.13% Kalitas llsan 3.73% 15.38% 15.63% Network 3.39% 5.13% 6.5% Almni 0.00% 0.00% 0.00% Wakt Kliah 1.69%.56% 3.13% Lain-lain 0.00% 0.00% 0.00% Biaya 1.69% 5.13% 6.5% Lokasi 3.39% 0.00% 9.38%

43 4.5.. Urtan Faktor-Faktor Prioritas Pemilihan Program Magister Manajemen menrt Bins Bsiness School Dari hasil personal interview pada tanggal 18 Febrari 010 yang dilakkan dengan Manager Marketing BBS, Pak Tjiatno Indra, diperoleh hasil rtan faktor-faktor prioritas pemilihan program MM, yait: Tabel 4.6 Urtan Prioritas Menrt Manager Marketing BBS Faktor Yang Sedang Berjalan Pendekatan antara akademik dan praktik 1 Dosen Network 3 Kalitas llsan 4 Reptasi 5 Lokasi 6 Almni 7 Kerja sama dengan MM lar negeri 8 Wakt Kliah 9 Biaya 10 Smber : Hasil Personal Interview (010). 4.5..3 Reptasi Program MM Responden, baik dari tingkat pendidikan S-1 mapn S-, memilih reptasi sebagai prioritas tama dalam pemilihan program MM (sebanyak 55% seperti terlihat pada Gambar 4.5). Penjabaran dari reptasi di dalam kisioner terdiri dari 4 (empat) item, yait: Memiliki banyak penghargaan baik di tingkat nasional mapn internasional,

44 Mask dalam peringkat srvei media (majalah, koran, radio, televisi), Menjadi referensi dari banyak aspek bisnis, serta Lain-lain. Berikt ini adalah hasil kisioner dari pemilihan item-item reptasi program MM sebagai prioritas tama pemilihan program MM: Gambar 4.6 Pemilihan Item Reptasi Program MM Sebesar 68% dari total 00 responden memilih reptasi program MM yang menjadi referensi dari banyak aspek bisnis sebagai prioritas tama dalam memilih program MM. Reptasi dari banyak penghargaan baik di tingkat nasional mapn internasional dipilih sebanyak 1% dan reptasi dari peringkat srvei media (majalah, koran, radio, ata televisi) sebanyak 11%. Hal ini mennjkkan bahwa program MM yang banyak menjadi referensi dari aspek bisnis lebih banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM.

45 Tabel 4.7 merpakan penjabaran dari item-item reptasi berdasarkan tingkat pendidikan: Tabel 4.7 Urtan Prioritas Item-item Reptasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Reptasi S-1 S- Penghargaan 3.85% 15.71% Peringkat Srvey 11.54% 10.00% Referensi Bisnis 64.6% 74.9% Lain-lain 0.00% 0.00% Tabel 4.8 merpakan penjabaran dari item-item reptasi berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4.8 Urtan Prioritas Item-item Reptasi Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Reptasi 007-010 001-006 >001 Penghargaan 1.54% 0.77% 6.15% Peringkat Srvey 5.38% 3.08% 3.08% Referensi Bisnis 30.00% 19.3% 15.38% Lain-lain 0.00% 0.00% 0.00% 4.5..4 Lokasi Lokasi merpakan salah sat faktor yang jga diperhatikan dalam memtskan memilih sekolah bisnis. Penjabaran dari lokasi yang terdapat di dalam kisioner terdiri dari 4 (empat) item, yait: Dekat dengan kantor, Dekat dengan tempat tinggal, Dekat dengan Segitiga Emas Jakarta, serta Lain-lain.

46 Berikt ini adalah hasil kisioner dari pemilihan item-item lokasi sebagai prioritas tama pemilihan program MM: Gambar 4.7 Pemilihan Item Lokasi Gambar 4.7 mennjkkan bahwa sebanyak 49.50% dari 00 responden memilih lokasi sekolah bisnis yang dekat dengan lokasi kerja sebagai prioritas tama dalam memilih program MM. Responden yang memilih lokasi yang dekat dengan tempat tinggal sebanyak 41.50%. Sementara lokasi yang dekat dengan segitiga emas Jakarta (sekitar Jalan Sdirman, M.H. Thamrin, H.R. Rasna Said, dan Gatot Sbroto) hanya dipilih sebanyak 8.00%. Untk pilihan lain-lain, sebanyak 1.00% responden memilih dekat dengan kantor dan tempat tinggal. Dari data kisioner yang telah diperoleh, dapat disimplkan bahwa lokasi kamps yang berada dekat dengan kantor lebih banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM. Tabel 4.9 merpakan penjabaran dari item-item lokasi berdasarkan tingkat pendidikan:

47 Tabel 4.9 Urtan Prioritas Item-item Lokasi Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Lokasi S-1 S- Dekat Kantor 5.31% 44.9% Dekat tempat tinggal 38.46% 47.14% Dekat Segitiga Emas Jakarta 7.69% 8.57% Lain-lain 1.54% 0.00% Tabel 4.10 merpakan penjabaran dari item-item lokasi berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4.10 Urtan Prioritas Item-item Lokasi Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Lokasi 007-010 001-006 >001 Dekat Kantor 0.77% 16.9% 14.6% Dekat tempat tinggal 0.77% 9.3% 8.46% Dekat Segitiga Emas Jakarta 3.08% 3.08% 1.54% Lain-lain 0.77% 0.77% 0.00% 4.5..5 Dosen Penjabaran dari dosen yang terdapat di dalam kisioner terdiri dari 5 (lima) item, yait: Dosen-dosen yang banyak dijadikan referensi dnia saha dan media, Dosen-dosen yang menjadi top exective di persahaannya, Dosen-dosen lar negeri (ekspatriat), Dosen-dosen dari llsan niversitas tertent, serta Lain-lain. Gambar 4.8 adalah hasil kisioner dari pemilihan item-item dosen sebagai prioritas tama pemilihan program MM:

48 Gambar 4.8 Pemilihan Item Dosen Dosen-dosen yang dijadikan referensi dalam dnia saha dan media dipilih sebanyak 6.00% dari total 00 responden, sedangkan dosen-dosen yang menjadi top exective di persahaannya dipilih sebanyak 31.00%, dosen-dosen lar negeri (ekspatriat) dipilih sebanyak.00% dan dosen-dosen dari llsan niversitas tertent dipilih sebanyak 5.00%. Dari data kisioner yang telah diperoleh, dapat disimplkan bahwa dosen-dosen yang dijadikan referensi dalam dnia saha dan media banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM. Tabel 4.11 merpakan penjabaran dari item-item dosen berdasarkan tingkat pendidikan: Tabel 4.11 Urtan Prioritas Item-item Dosen Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Dosen S-1 S- Referensi Dnia Usaha 66.15% 54.9% Top Exective 6.9% 38.57% Ekspatriat.31% 1.43% Llsan Univ. Tertent 4.6% 5.71% Lain-Lain 0.00% 0.00%

49 Tabel 4.1 merpakan penjabaran dari item-item dosen berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4.1 Urtan Prioritas Item-item Dosen Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Dosen 007-010 001-006 >001 Referensi Dnia Usaha 8.46% 3.08% 14.6% Top Exective 15.38% 4.6% 6.9% Ekspatriat 0.00% 1.54% 0.77% Llsan Univ. Tertent 1.54% 0.77%.31% Lain-Lain 0.00% 0.00% 0.00% 4.5..6 Pendekatan antara Akademik ata Praktik Sekolah-sekolah bisnis mengembangkan kriklm yang menggnakan pendekatan baik ntk akademik mapn praktik. Penjabaran dari pendekatan antara akademik dan praktik yang terdapat di dalam kisioner terdiri dari 3 (tiga) item, yait: Lebih menganalisis hasil penelitian dan melakkan penelitian (research method), Lebih menganalisis kass-kass nyata dan role play (case stdy approach seperti Harvard case stdy), serta Lain-lain. Berikt ini adalah hasil kisioner dari pemilihan item-item pendekatan antara akademik dan praktik sebagai prioritas tama pemilihan program MM:

50 Gambar 4.9 Pemilihan Item Pendekatan antara Akademik ata Praktik Dari Gambar 4.9, sebesar 90.50% dari 00 responden memilih metode pembelajaran dengan menggnakan pendekatan yang lebih menganalisis kass-kass bisnis yang pernah terjadi dalam dnia bisnis dan role play, seperti contohnya Harvard case stdy approach. Untk pendekatan yang lebih menganalisis hasil penelitian dan melakkan penelitian (research method), dipilih sebanyak 7%, sedangkan sisanya responden memilih opsi pilihan lain-lain.50%. Untk pilihan lain-lain, pilihan responden antara lain memilih pengalaman bisnis secara keselrhan, simlasi secara langsng, membat kass nyata sendiri berdasarkan pengalaman bisnis ata di kantor, serta seimbang antara teori dan kass nyata. Dari data kisioner yang telah diperoleh, dapat disimplkan bahwa metode pembelajaran dengan pendekatan yang lebih menganalisis kass-kass bisnis yang pernah terjadi dalam dnia bisnis dan role play, seperti contohnya Harvard case stdy approach lebih banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM.

51 Tabel 4.13 merpakan penjabaran dari item-item pendekatan antara akademik dan praktik berdasarkan tingkat pendidikan: Tabel 4.13 Urtan Prioritas Item-item Pendekatan antara Akademik dan Praktik Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Pendekatan antara Akademik dan Praktik S-1 S- Research Method 6.9% 7.14% Case Stdy Approach 9.31% 87.14% Lain-lain 0.77% 5.71% Tabel 4.14 merpakan penjabaran dari item-item pendekatan antara akademik dan praktik berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4.14 Urtan Prioritas Item-item Pendekatan antara Akademik dan Praktik Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Pendekatan antara Akademik dan Praktik 007-010 001-006 >001 Research Method.31% 3.08% 1.54% Case Stdy Approach 43.08% 6.15% 3.08% Lain-lain 0.00% 0.77% 0.00% 4.5..7 Kerja Sama dengan Program MM Lar Negeri Banyak sekolah bisnis yang mengadakan kerja sama dengan niversitas lar negeri, baik dalam bidang kriklm mapn program pertkaran pelajar. Penjabaran dari kerja sama dengan program MM lar negeri yang terdapat di dalam kisioner terdiri dari 3 (tiga) item, yait: Bekerja sama dengan program MM lar negeri yang krang terkenal tetapi memiliki kengglan di bidang yang sesai minat, Bekerja sama dengan program MM yang terkenal namn tidak nggl di bidang yang sesai minat, serta

5 Lain-lain. Berikt ini adalah hasil kisioner dari pemilihan item-item kerja sama dengan program MM lar negeri sebagai prioritas tama pemilihan program MM: Gambar 4.10 Pemilihan Item Kerja Sama dengan Program MM Lar Negeri Gambar 4.10 mennjkkan bahwa sebanyak 74% dari 00 responden memilih sekolah bisnis yang bekerja sama dengan program MM lar negeri yang krang terkenal tetapi memiliki kengglan di bidang yang sesai minat sebagai prioritas tama dalam memilih program MM. Responden yang memilih bekerja sama dengan program MM yang terkenal namn tidak nggl di bidang yang sesai minat yait sebanyak 1.50%. Sementara pilihan lain-lain, sebanyak 4.50% responden memilih bekerja sama dengan program MM yang terkenal dan memiliki nggl di bidang yang sesai minat. Dari hasil kisioner mennjkkan bahwa bekerja sama dengan program MM lar negeri yang krang terkenal

53 tetapi memiliki kengglan di bidang yang sesai minat lebih banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM. Tabel 4.15 merpakan penjabaran dari item-item kerja sama dengan MM lar negeri berdasarkan tingkat pendidikan: Tabel 4.15 Urtan Prioritas Item-item Kerja sama dengan MM Lar Negeri Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Kerja sama dengan MM Lar Negeri S-1 S- Krang terkenal, nggl di bidang sesai minat 79.3% 64.9% Terkenal, nggl di bidang tidak sesai minat 18.46% 7.14% Lain-lain.31% 8.57% Tabel 4.16 merpakan penjabaran dari item-item kerja sama dengan MM lar negeri berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4.16 Urtan Prioritas Item-item Kerja sama dengan MM Lar Negeri Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Kerja sama dengan MM Lar Negeri 007-010 001-006 >001 Krang terkenal, nggl di bidang sesai minat 35.38% 5.38% 18.46% Terkenal, nggl di bidang tidak sesai minat 8.46% 3.85% 6.15% Lain-lain 1.54% 0.77% 0.00% 4.5..8 Kalitas Llsan Penjabaran dari faktor kalitas llsan yang terdapat di dalam kisioner terdiri dari 4 (empat) item, yait: Kalitas yang nggl pada fngsi bisnis tertent (misal: Harvard dianggap nggl pada strategi dan Wharton pada keangan),

54 Kalitas yang nggl pada inovasi dengan pemahaman merata pada selrh fngsi bisnis, Kalitas yang nggl pada karakter dan soft skill dengan pemahaman merata pada inovasi dan fngsi bisnis (misal: pekerja keras, cepat belajar, pantang menyerah, berani memtskan, fleksibel, dll), serta Lain-lain. Gambar 4.11 mennjkkan hasil pemilihan item-item kalitas llsan sebagai prioritas tama pemilihan program MM: Gambar 4.11 Pemilihan Item Kalitas Llsan Sebanyak 50.50% dari total 00 responden memilih kalitas llsan yang nggl pada fngsi bisnis tertent sebagai prioritas tama dalam memilih program MM. Responden yang memilih kalitas llsan yang nggl pada inovasi dengan pemahaman merata pada selrh fngsi bisnis sebanyak 1.00%. Sementara kalitas llsan yang nggl pada

55 karakter dan soft skill dengan pemahaman merata pada inovasi dan fngsi bisnis, dipilih sebanyak 8.50%. Dari hasil kisioner mennjkkan bahwa kalitas llsan yang nggl pada fngsi bisnis tertent lebih banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM. Tabel 4.17 merpakan penjabaran dari item-item kalitas llsan berdasarkan tingkat pendidikan: Tabel 4.17 Urtan Prioritas Item-item Kalitas Llsan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Kalitas Llsan S-1 S- Fngsi Bisnis 49.3% 5.86% Inovasi 5.38% 1.86% Karakter dan Soft Skill 5.38% 34.9% Lain-lain 0.00% 0.00% Tabel 4.18 merpakan penjabaran dari item-item kalitas llsan berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4.18 Urtan Prioritas Item-item Lokasi Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Kalitas Llsan 007-010 001-006 >001 Fngsi Bisnis 6.15% 1.31% 10.77% Inovasi 9.3% 5.38% 10.77% Karakter dan Soft Skill 10.00% 1.31% 3.08% Lain-lain 0.00% 0.00% 0.00% 4.5..9 Network Penjabaran dari faktor network yang terdapat di dalam kisioner terdiri dari 3 (tiga) item, yait: Network yang memiliki pekerjaan ata pengetahan pada bidang yang sama,

56 Network yang memiliki pekerjaan ata pengetahan pada bidang yang berbeda, serta Lain-lain. Gambar 4.1 adalah hasil kisioner dari pemilihan item-item network sebagai prioritas tama pemilihan program MM: Bidang yang berbeda 55.00% Network Gambar 4.1 Pemilihan Item Network Bidang yang sama 45.00% Untk faktor network ata jaringan teman-teman sekelas, sebanyak 55.00% dari total 00 responden memilih network yang memiliki latar belakang pekerjaan yang berbeda-beda sebagai prioritas tama dalam memilih program MM. Responden yang memilih network yang memiliki latar belakang pekerjaan yang sama sebanyak 45.00%. Dari hasil kisioner mennjkkan bahwa network yang memiliki pekerjaan ata pengetahan pada bidang yang berbeda lebih banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM. Tabel 4.19 merpakan penjabaran dari item-item network berdasarkan tingkat pendidikan:

57 Tabel 4.19 Urtan Prioritas Item-item Network Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Network S-1 S- Bidang yang Sama 44.6% 45.71% Bidang yang berbeda 55.38% 54.9% Tabel 4.0 merpakan penjabaran dari item-item network berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4.0 Urtan Prioritas Item-item Network Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Network 007-010 001-006 >001 Bidang yang Sama.31% 11.54% 10.77% Bidang yang berbeda 3.08% 18.46% 13.85% 4.5..10 Almni Penjabaran dari faktor almni yang terdapat di dalam kisioner terdiri dari 4 (empat) item, yait: Memiliki almni-almni yang bekerja di persahaan terkenal (BUMN ata Swasta), Memiliki almni-almni yang bekerja di persahaan di lar negeri, Memiliki almni-almni yang menjadi entreprener, serta Lain-lain. Gambar 4.13 adalah hasil kisioner dari pemilihan item-item almni sebagai prioritas tama pemilihan program MM:

58 BUMN/ Swasta 36.50% Almni Persahaan Lar negeri 19.00% Lain lain 1.50% Entreprener 43.00% Gambar 4.13 Pemilihan Item Almni Sebanyak 43% dari total 00 responden memilih sekolah bisnis yang memiliki almni-almni yang menjadi entreprener sebagai prioritas tama dalam memilih program MM. Responden yang memilih memiliki almni-almni yang bekerja di persahaan terkenal (BUMN ata Swasta) sebanyak 36.50%, sementara yang memiliki almni-almni yang bekerja di persahaan di lar negeri, dipilih sebanyak 19.00%. Untk pilihan lain-lain, dipilih responden sebanyak 1.50% yait almnialmni yang menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan almni-almni yang memiliki daya jang tinggi dalam mengsahakan apapn. Dari hasil kisioner mennjkkan bahwa sekolah bisnis yang memiliki almnialmni yang menjadi entreprener lebih banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM. Tabel 4.1 merpakan penjabaran dari item-item almni berdasarkan tingkat pendidikan:

59 Tabel 4.1 Urtan Prioritas Item-item Almni Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Almni S-1 S- BUMN/Swasta 3.31% 44.9% Persahaan Lar Negeri.31% 1.86% Entreprener 45.38% 38.57% Lain-lain 0.00% 4.9% Tabel 4. merpakan penjabaran dari item-item almni berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4. Urtan Prioritas Item-item Almni Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Almni 007-010 001-006 >001 BUMN/Swasta 13.08% 8.46% 10.77% Persahaan Lar Negeri 11.54% 7.69% 3.08% Entreprener 0.77% 13.85% 10.77% Lain-lain 0.77% 0.00% 1.54% 4.5..11 Wakt Perkliahan Penjabaran dari faktor wakt perkliahan yang terdapat di dalam kisioner terdiri dari 4 (empat) item, yait: Jadwal perkliahan setelah jam kerja (senin-jmat), Jadwal perkliahan pada jam kerja (senin-jmat), Jadwal perkliahan pada hari sabt, serta Lain-lain. Gambar 4.14 adalah hasil kisioner dari pemilihan item-item wakt perkliahan sebagai prioritas tama pemilihan program MM:

60 Wakt Perkliahan Jam kerja 1.50% Setelah jam kerja 53.50% Sabt 33.00% Lain lain 1.00% Gambar 4.14 Pemilihan Item Wakt Perkliahan Sebanyak 53.50% dari total 00 responden memilih jadwal perkliahan setelah jam kerja (senin-jmat) sebagai prioritas tama dalam memilih program MM. Responden yang memilih jadwal perkliahan pada hari sabt sebanyak 33.00%, sementara jadwal perkliahan pada jam kerja (senin-jmat), dipilih sebanyak 1.50%. Untk pilihan lain-lain, dipilih responden sebanyak 1.00% yait E-learning serta jadwal perkliahan pada hari jmat (setelah jam kerja) dan sabt (fleksible). Dari hasil kisioner mennjkkan bahwa jadwal perkliahan setelah jam kerja (senin-jmat) lebih banyak dijadikan prioritas tama dalam memilih program MM. Di BBS, program MM yang ditawarkan memiliki jadwal perkliahan setelah jam kerja (senin-jmat). Dalam hal ini, BBS telah memenhi kebthan responden penelitian ini. Tabel 4.3 merpakan penjabaran dari item-item wakt perkliahan berdasarkan tingkat pendidikan:

61 Tabel 4.3 Urtan Prioritas Item-item Wakt Perkliahan Berdasarkan Tingkat Pendidikan Item Wakt Perkliahan S-1 S- Setelah jam kerja 54.6% 51.43% Jam Kerja 6.15% 4.9% Sabt 38.46%.86% Lain-lain 0.77% 1.43% Tabel 4.4 merpakan penjabaran dari item-item wakt perkliahan berdasarkan kelompok tahn kellsan S-1: Tabel 4.4 Urtan Prioritas Item-item Lokasi Berdasarkan Kelompok Tahn Kellsan S-1 Item Wakt Perkliahan 007-010 001-006 >001 Setelah jam kerja 6.9% 13.85% 13.85% Jam Kerja 3.85%.31% 0.00% Sabt 13.85% 13.85% 10.77% Lain-lain 0.77% 0.00% 0.00% 4.5..1 Bahasa Pengantar Dari hasil data kisioner, ditemkan bahwa sebesar 71.54% responden tidak memilih bahasa inggris penting sebagai bahasa pengantar tama dalam proses perkliahan, sedangkan hanya 8.46% yang memilih bahasa inggris sebagai bahasa pengantar tama dalam proses perkliahan. Gambar 4.15 Persentase Bahasa Inggris sebagai Bahasa Pengantar

6 4.5..13 Sekolah Bisnis Pilihan Dilihat dari Gambar 4.16, sebesar 36.9% dari total 130 responden llsan S-1 memilih MM UI sebagai sekolah bisnis pilihan, sedangkan pilihan keda terbanyak dipilih adalah Prasetiya Mlya Bsiness School yang dipilih sebanyak %. Gambar 4.16 Persentase Progam MM Pilihan 4.5..14 Promosi Hasil kisoner mennjkkan bahwa promosi yang paling banyak dipilih ntk pemilihan program MM, seperti Tabel 4.5 berikt ini: Tabel 4.5 Penjabaran Item Masing-Masing Bentk Promosi Bentk Promosi Llsan S-1 Llsan S- Teman 90.00% 74.9% Persahaan 36.9% 37.14% Almni 50.00% 64.9% Media Massa 49.3% 61.43% Media Elektronik 43.85% 8.57% Lain-lain 4.6% 8.57%

63 4.6 Uji Statistik Dalam rangka mengji apakah ada hbngan yang signifikan antara faktor-faktor prioritas pemilihan program Magister Manajemen (MM) dengan tingkat pendidikan dan kelompok tahn kellsan S-1 responden, maka proyek ini melakkan ji statistik Chi-Sqare. Variabel yang dignakan di dalam srvei adalah reptasi, lokasi, dosen, pendekatan antara akademik dan praktik, kerja sama dengan MM lar negeri, kalitas llsan, network, almni, wakt kliah, dan biaya kliah. Tingkat pendidikan terbagi atas (da), yait S-1 dan S-. Pembagian kelompok S-1 dan S- dimaksdkan ntk mengetahi keptsan llsan Strata-1 yang belm pernah mengambil program MM dan llsan Strata- yang telah menyelesaikan program MM. Kelompok tahn kellsan terbagi atas 3 (tiga), yait 007-010, 001-006, dan <001. Pembagian kelompok tahn kellsan S-1 dimaksdkan ntk mengetahi keptsan dalam pemilihan program MM berdasarkan kelompok tersebt yang dianggap berpotensi ntk target pasar BBS. Untk it, hipotesis yang dignakan adalah sebagai berikt: 1. H 1a : Terdapat hbngan yang signifikan antara faktor-faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1b : Terdapat hbngan yang signifikan antara faktor-faktor prioritas pemilihan program MM dengan kelompok tahn kellsan S-1.. >, maka H 0 ditolak., maka H 0 diterima.

64 3. p < α = 0.05, maka H 0 ditolak. p > α = 0.05, maka H 0 diterima. Di bawah ini akan dijabarkan otpt dari ji Chi-Sqare ntk masing-masing faktor. 4.6.1 Uji Chi-Sqare ntk Faktor-Faktor Prioritas Pemilihan Program Magister Manajemen berdasarkan Tingkat Pendidikan Responden Untk mengji apakah ada hbngan yang signifikan antara faktorfaktor prioritas pemilihan program Magister Manajemen (MM) dengan tingkat pendidikan responden, maka dilakkan ji Chi-Sqare. Hipotesis yang dignakan adalah sebagai berikt: H 0a : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara faktor-faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1a : Terdapat hbngan yang signifikan antara faktor-faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Berikt ini penjabaran otpt dari masing-masing faktor: Faktor Reptasi Hipotesis yang dignakan ntk mengji faktor reptasi adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara reptasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan.

65 H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara reptasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.6 Cross Tablation antara Reptasi dengan Tingkat Pendidikan Responden Faktor Pemilihan Tingkat Pendidikan Total Program MM S1 S Reptasi 74 36 110 Non Reptasi 56 34 90 Total 130 70 00 Catatan: (, N=00) = 0.555, p = 0.456 (df=1, α=0.05) = 3.841 Tabel 4.6 mennjkkan ji chi-sqare antara reptasi sebagai faktor pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. Secara statistik, nilai = 0.555 (hasil perhitngan) lebih kecil dari (df=1, α=0.05) = 3.841 (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.456 lebih besar dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik tidak terdapat hbngan yang signifikan antara reptasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. Sedangkan hipotesis yang dignakan ntk mengji item-item pada faktor reptasi adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item reptasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan.

66 H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara item-item reptasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.7 Cross Tablation antara Item-item Reptasi dengan Tingkat Pendidikan Responden Reptasi Tingkat Pendidikan Total S1 S Penghargaan nasional 31 11 4 mapn internasional Peringkat dari srvei 15 7 media Referensi Bisnis 84 5 136 Total 130 70 00 Catatan: (, N=00) =.156, p = 0.340 (df=, α=0.05) = 5.991 Tabel 4.7 mennjkkan ji chi-sqare antara item-item reptasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai =.156 (hasil perhitngan) lebih kecil dari (df=, α=0.05) = 5.991 (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.340 lebih besar dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item reptasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden.

67 Faktor Lokasi Hipotesis yang dignakan ntk mengji faktor lokasi adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara lokasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara lokasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.8 Cross Tablation antara Lokasi dengan Tingkat Pendidikan Responden Faktor Pemilihan Tingkat Pendidikan Total Program MM S1 S Lokasi 5 6 11 Non Lokasi 15 64 189 Total 130 70 00 Catatan: (, N=00) = 1.955, p = 0.16 (df=1, α=0.05) = 3.841 Tabel 4.8 mennjkkan ji chi-sqare antara lokasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai = 1.955 (hasil perhitngan) lebih kecil dari (df=1, α=0.05) = 3.841 (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.16 lebih besar dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik tidak terdapat hbngan

68 yang signifikan antara lokasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. Sedangkan hipotesis yang dignakan ntk mengji item-item pada faktor lokasi adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item lokasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara item-item lokasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. Tabel 4.9 Cross Tablation antara Item-item Lokasi dengan Tingkat Pendidikan Responden Lokasi Tingkat Pendidikan Total S1 S Dekat kantor 68 31 99 Dekat tempat tinggal 50 33 83 Dekat segitiga emas 10 6 16 Lain-lain 0 Total 130 70 00 Catatan: (4, N=00) =.539, p = 0.468 (df=3, α=0.05) = 7.815 Tabel 4.9 mennjkkan ji chi-sqare antara item-item lokasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai =.539 (hasil perhitngan) lebih kecil dari (df=3, α=0.05) = 7.815 (pada Tabel Chi-Sqare) dan

69 p=0.468 lebih besar dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item lokasi sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Faktor Dosen Hipotesis yang dignakan ntk mengji faktor dosen adalah: H 0 : Tidak terdapat hbngan antara dosen sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1 : Terdapat hbngan antara dosen sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.30 Cross Tablation antara Dosen dengan Tingkat Pendidikan Responden Faktor Pemilihan Tingkat Pendidikan Total Program MM S1 S Dosen 1 3 Non Dosen 18 69 197 Total 130 70 00 Catatan: (, N=00) = 0.004, p = 0.951 (df=1, α=0.05) = 3.841 Tabel 4.30 mennjkkan ji chi-sqare antara dosen sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai = 0.004 (hasil perhitngan) lebih kecil dari (df=1, α=0.05) = 3.841 (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.951

70 lebih besar dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik tidak terdapat hbngan yang signifikan antara dosen sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Hipotesis ntk mengji item-item pada faktor dosen adalah: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item dosen sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara item-item dosen sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.31 Cross Tablation antara Item-item Dosen dengan Tingkat Pendidikan Responden Dosen Tingkat Pendidikan Total S1 S Referensi dnia saha 86 38 14 Top Exective 35 7 6 Ekspatriat 3 1 4 Llsan niversitas 6 4 10 tertent Total 130 70 00 Catatan: (, N=00) = 3.311, p = 0.346 (df=3, α=0.05) = 7.815 Tabel 4.31 mennjkkan ji chi-sqare antara item-item dosen sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai = 3.311 (hasil perhitngan) lebih

71 kecil dari (df=, α=0.05) = 7.815 (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.346 lebih besar dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item dosen sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Faktor Pendekatan Akademik dan Praktik Hipotesis yang dignakan ntk mengji faktor pendekatan akademik dan praktik adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara pendekatan akademik dan praktik sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara pendekatan akademik dan praktik yang mempengarhi pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.3 Cross Tablation antara Pendekatan Akademik dan Praktik dengan Tingkat Pendidikan Responden Faktor Pemilihan Tingkat Pendidikan Total Program MM S1 S Pendekatan akademik 9 6 15 dan praktik Non pendekatan 11 64 185 akademik dan praktik Total 130 70 00 Catatan: (, N=00) = 0.178, p = 0.673 (df=1, α=0.05) = 3.841

7 Tabel 4.3 mennjkkan ji chi-sqare antara pendekatan akademik dan praktik sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai = 0.178 (hasil perhitngan) lebih kecil dari (df=1, α=0.05) = 3.841 (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.673 lebih besar dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik tidak terdapat hbngan yang signifikan antara pendekatan akademik dan praktik sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Sedangkan hipotesis yang dignakan ntk mengji item-item pada faktor pendekatan akademik dan praktik adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item pendekatan akademik dan praktik yang mempengarhi pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara item-item pendekatan akademik dan praktik yang mempengarhi pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan.

73 Tabel 4.33 Cross Tablation antara Item-item Pendekatan Akademik dan Praktik dengan Tingkat Pendidikan Responden Pendekatan Akademik Tingkat Pendidikan Total dan Praktik S1 S Research method 9 5 14 Case stdy approach 11 61 18 Research dan case stdy 0 4 4 Total 130 70 00 Catatan: (, N=00) = 7.608, p = 0.03 (df=, α=0.05) = 5.991 Tabel 4.33 mennjkkan ji chi-sqare antara item-item pendekatan akademik dan praktik sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai = 7.608 (hasil perhitngan) lebih besar dari (df=, α=0.05) = 5.991 (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.03 lebih kecil dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik terdapat hbngan yang signifikan antara item-item pendekatan akademik dan praktik sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. Faktor MM Lar Negeri Hipotesis yang dignakan ntk mengji faktor kerja sama dengan MM lar negeri adalah sebagai berikt:

74 H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara kerja sama dengan MM lar negeri sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara kerja sama dengan MM lar negeri sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.34 Cross Tablation antara Kerja Sama dengan MM Lar Negeri dengan Tingkat Pendidikan Responden Faktor Pemilihan Tingkat Pendidikan Total Program MM S1 S Kerja sama dengan 3 3 6 MM lar negeri Non kerja sama dengan 17 67 194 MM lar negeri Total 130 70 00 Catatan: (, N=00) = 0.61, p = 0.434 (df=1, α=0.05) = 3.841 Tabel 4.34 mennjkkan ji chi-sqare antara kerja sama dengan MM lar negeri sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai = 0.61 (hasil perhitngan) lebih kecil dari (df=1, α=0.05) = 3.841 (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.434 lebih besar dari α=0.05, mengindikasikan H 0 diterima. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik tidak terdapat hbngan yang signifikan antara kerja sama dengan MM lar negeri sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan.

75 Sedangkan hipotesis yang dignakan ntk mengji item-item pada faktor kerja sama dengan MM lar negeri adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item kerja sama dengan MM lar negeri sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara item-item kerja sama dengan MM lar negeri sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.35 Cross Tablation antara Item-item Kerja Sama dengan MM Lar Negeri dengan Tingkat Pendidikan Responden Kerja Sama dengan Tingkat Pendidikan Total MM Lar Negeri S1 S MM lar negeri krang 103 45 148 terkenal, sesai minat MM lar negeri 4 19 43 terkenal, tidak sesai minat MM lar negeri 3 6 9 terkenal, sesai minat Total 130 70 00 Catatan: (, N=00) = 6.935, p = 0.031 (df=, α=0.05) = 5.991 Tabel 4.35 mennjkkan ji chi-sqare antara item-item kerja sama dengan MM lar negeri sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai = 6.935 (hasil perhitngan) lebih besar dari (df=, α=0.05) = 5.991

76 (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.031 lebih kecil dari α=0.05, mengindikasikan H 0 ditolak. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik terdapat hbngan yang signifikan antara item-item kerja sama dengan MM lar negeri sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. Faktor Kalitas Llsan Hipotesis yang dignakan ntk mengji faktor kalitas llsan adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara kalitas llsan sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara kalitas llsan sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.36 Cross Tablation antara Kalitas Llsan dengan Tingkat Pendidikan Responden Faktor Pemilihan Tingkat Pendidikan Total Program MM S1 S Kalitas llsan 5 6 31 Non kalitas llsan 105 64 169 Total 130 70 00 Catatan: (, N=00) = 3.947, p = 0.047 (df=1, α=0.05) = 3.841

77 Tabel 4.36 mennjkkan ji chi-sqare antara kalitas llsan sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Secara statistik, nilai = 3.947 (hasil perhitngan) lebih besar dari (df=1, α=0.05) = 3.841 (pada Tabel Chi-Sqare) dan p=0.047 lebih kecil dari α=0.05, mengindikasikan H 0 ditolak. Jadi, dapat diambil kesimplan bahwa secara statistik terdapat hbngan yang signifikan antara kalitas llsan sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan responden. Sedangkan hipotesis yang dignakan ntk mengji item-item pada faktor kalitas llsan adalah sebagai berikt: H 0 : Tidak terdapat hbngan yang signifikan antara item-item kalitas llsan sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. H 1 : Terdapat hbngan yang signifikan antara item-item kalitas llsan sebagai faktor prioritas pemilihan program MM dengan tingkat pendidikan. Tabel 4.37 Cross Tablation antara Item-item Kalitas Llsan dengan Tingkat Pendidikan Responden Pendekatan Akademik Tingkat Pendidikan Total dan Praktik S1 S Fngsi bisnis 64 37 101 Inovasi 33 9 4 Karakter dan soft-skill 33 4 57 Total 130 70 00 Catatan: (, N=00) = 4.784, p = 0.091 (df=, α=0.05) = 5.991