TINJAUAN KESULITAN GURU DALAM KEGIATAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI SEKECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN E JURNAL NUR AFIPAH NIM. 08010293 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015
TINJAUAN KESULITAN GURU DALAM KEGIATAN LABORATORIUM PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP NEGERI SEKECAMATAN LUBUK ALUNG KABUPATEN PADANG PARIAMAN Oleh: Nur Afipah, Renny Risdawati, Evrialiani Rosba Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat nur.afifah345@yahoo.com Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat rennyrisdawati@gmail.com rosba.evrialiani@gmail.com ABSTRACT This research was background because teacher got difficulty in doing activities in laboratory. It was caused by the laboratory quantities was not completed in study, sometimes laboratory can be used as class and sometime practicum was done in class only. The tool and matter which were used was not completed, it made some students were not serious in doing practicum and student didn t get attention when being directed by the teacher after practicum. Teacher was not helped by laboratory man. Teacher who got duty in laboratory haven t been able to do their jobs in laboratory management well because some limitation above. The purpose of this research was to know the difficulty which science teacher got in planning, doing and activity result of Laboratory activity in Junior High school Region of Lubuk Alung Sub District Padang Pariaman. The type of the research was descriptive. The sample which was used in this research was science teacher in Junior High School Region of Lubuk Alung sub District Padang Pariaman. The sample taken was using total sampling technique. Data was cultivated by descriptive analysis using percentage formula.based on sight data analysis result the difficulty of teacher in doing laboratory activity in science for Junior High School Region of Lubuk Alung sub District Padang Pariaman from planning side was got 84,90% with not difficult criteria, doing 85,63% with not difficult and 88,75% with not very difficult. It can be concluded that generally all science teacher in Junior High School Region of Lubuk Alung sub District Padang Pariaman didn t get difficulty in planning, doing and Laboratory resul. It can be seen from the average that was gotten 86,43% with criteria not very difficult. Keyword: Laboratory, Activity, practicum PENDAHULUAN Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata pelajaran utama dalam kurikulum sekolah menengah pertama. Dalam menunjang pengajaran IPA di sekolah, maka pengadaan sumber belajar, pengadaan laboratorium, melengkapi media pengajaran dan mempersiapkan guru-guru IPA harus dilakukan oleh pemerintah. Mata pelajaran ini sangat terkait dengan sarana dan prasarana yang dapat menunjang optimalisasi pencapaian tujuannya. Salah satu sarana dan prasarana yang diperlukan dalam pembelajaran IPA adalah ketersediaan laboratorium. Selain itu siswa juga harus aktif dalam pembelajaran agar tujuan dapat tercapai secara efektif dan efisien. Tuntutan pembelajaran IPA dapat terpenuhi apabila didukung oleh kemampuan guru dalam menyelenggarakan kegiatan laboratorium sebagai kunci keberhasilan pembelajaran IPA. Guru di sekolah secara umum tidak didampingi oleh seorang laboran atau teknisi ketika memfasilitasi kegiatan laboratorium, sehingga guru harus mengambil peran sebagai guru dan sekaligus laboran. Laboratorium merupakan suatu tempat atau lembaga tempat peserta didik belajar serta mengadakan percobaan (penyelidikan) dan sebagainya yang berhubungan dengan IPA. Adanya laboratorium diharapkan proses pengajaran IPA dapat dilaksanakan seoptimal mungkin, meskipun bukan berarti IPA tidak dapat diajarkan tanpa laboratorium. Dalam pembelajaran IPA kegiatan laboratorium merupakan bagian integral dari kegiatan belajar mengajar IPA. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya peranan kegiatan laboratorium untuk mencapai tujuan pembelajaran IPA. Mengingat kegiatan laboratorium dalam pembelajaran IPA bertumpu sepenuhnya pada guru sehingga dalam pelaksanaan kegiatan laboratorium yang bermutu tentu guru harus terlebih dahulu memiliki kompetensi menyelenggarakan kegiatan laboratorium dari mulai persiapan, pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut dari setiap kegiatan laboratorium yang dilaksanakan. Oleh karena itu,
guru harus memiliki kemampuan mengelola laboratorium IPA sehingga dapat melatih siswa untuk menerapkan kerja ilmiah sesuai prosedur. Berdasarkan hasil wawancara 14 Oktober 2014 dengan beberapa orang guru IPA di SMP Negeri 1, SMP Negeri 2, SMP Negeri 3 dan SMP Negeri 4 Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman ditemukan bahwa guru-guru mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan laboratorium. Hal yang menyebabkannya adalah jumlah labor IPA tidak cukup dengan bidang studi, ada labor dijadikan kelas, kadang-kadang praktikum dilakukan dalam kelas saja, alat dan bahan yang digunakan tidak mencukupi, sebagian siswa tidak serius melakukan kegiatan praktikum, siswa tidak memperhatikan guru sewaktu diberikan pengarahan di laboratorium, siswa banyak tidak menjawab pertanyaan soal-soal yang telah diberikan guru setelah praktikum dan guru tidak dibantu tenaga laboran. Para Guru yang bertugas mengelola laboratorium belum dapat melakukan tugasnya dalam pengelolaan laboratoriun dengan baik karena berbagai keterbatasan. Berdasarkan penjelasan di atas maka penulis telah melakukan penelitian dengan judul Tinjauan Kesulitan Guru dalam Kegiatan Laboratorium Pada Pembelajaran IPA di SMP Padang Pariaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meninjau kesulitan yang dialami guru IPA dalam kegiatan laboratorium di SMP Negeri Se-Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Populasidalam penelitian ini adalah semua guru bidang studi IPA yang mengajar di SMPNegeri se-kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman. Data dalam penelitian ini adalah data primer yaitu yang diperoleh langsung dari responden melalui pengisian angket. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini angket yang berupa pernyataan tertutup dengan menggunakan skala likert dengan 4 alternatif jawaban yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Jarang (JR) dan Tidak Pernah (TP). Rumus analisis data dengan mencari persentase indikator maka digunakan rumus dari Purwanto (2013:102). HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Data dalam penelitian ini berupa jawaban angket tinjauan kesulitan guru dalam kegiatan laboratorium pada pembelajaran IPA dilihat pada Tabel 1dibawah ini. Tabel 1. Persentase Tinjauan Kesulitan Guru dalam Kegiatan Laboratorium pada Pembelajaran IPA di SMP Padang Pariaman No Sub Variabel Indikator Persentase Kriteria 1 Perencanaan a. Pengetahuan guru b. RumusanIndikatorMateri c. PenuntunPraktikum d. PersiapanAlatdanBahan e. AlokasiWaktu 88,39% 89% 79,38% 77,75% 90% Sangat SangatTidaksulit Sangat Rata-rata 84,90% 2 Pelaksanaan a. PelaksanaanKegiatanPraktikum 83,5% b. Pembimbingan di Laboratorium 87,75% Sangat Rata-rata 85,63% 3 Hasil a. Evaluasi 88,75% Sangat Rata-rata 86,43% Sangat Pembahasan Berdasarkan persentase tingkat kesulitan guru yang diperoleh dari Tabel terlihat bahwa pada sub variabel perencanaan kegiatan laboratorium rata-rata 84,90% dengan kriteria tidak sulit. Hasil ini menunjukkan bahwa guru-guru IPA di SMP Padang Pariaman tidak terlalu mengalami kesulitan dalam menyusun perencanaan kegiatan laboratorium. Hal ini karena guru-guru IPA di SMP Padang Pariaman sudah terbiasa atau sering menyusun perencanaan kegiatan laboratorium di awal tahun, guru sudah memahami setiap langkahlangkah kegiatan praktikum, guru mempunyai pengetahuan dalam penggunaan alat dan bahan yang akan dipraktikumkan. Dalam proses penyusunan perencanaan, guru dituntut agar memahami kebutuhan dan kondisi daerah setempat, disamping memahami karakteristik siswa. Melalui pemahaman itu selanjutnya guru mendesain pembelajaran yang sesuai dengan kondisi lapangan dan kebutuhan (Sanjaya, 2008:13). Berdasarkan persentase tingkat kesulitan pada Tabel terlihat bahwa pada sub variabel pelaksanaan kegiatan laboratorium rata-rata 85,63% dengan kriteria tidak sulit. Hasil ini menunjukkan bahwa guru IPA di SMP Negeri Se- Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang
Pariaman tidak terlalu mengalami kesulitan dalam pelaksanaan kegiatan laboratorium. Dari hasil pengisian angket oleh guru-guru di SMP Negeri Se-Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan kegiatan laboratorium guru tidak terlalu mengalami kesulitan. Tetapi kenyataannya dalam pelaksanaan pemakaian alat dan bahan laboratorium kurang mencukupi dengan jumlah siswa untuk melakukan kegiatan praktikum. Berdasarkan pada Tabel tinjauan kesulitan guru IPA dalam mengevaluasi kegiatan laboratorium didapatkan hasil 88,75% dengan kriteria sangat tidak sulit. Hal ini menunjukkan bahwa guru-guru IPA di SMP Negeri Se- Kecamatan Lubuk Alung Kabupaten Padang Pariaman tidak mengalami kesulitan dalam mengevaluasi kegiatan laboratorium. Berarti guru meminta siswa baik secara individu maupun kelompok memberikan hasil praktikumnya kemudian guru memberikan penilaian. Sesuai dengan pendapat Sukardi (2009:2) Evaluasi merupakan proses penilaian pertumbuhan siswa dalam proses belajar mengajar. Pencapaian perkembangan siswa perlu diukur, baik posisi siswa sebagai individu maupun posisinya dalam kegiatan kelompok. KESIMPULAN Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan dalam penelitian ini maka, dapat disimpulkan bahwa guru-guru IPA tidak mengalami kesulitan dalam perencanaan, pelaksanaan dan hasil dengan kriteria sangat tidak sulit. DAFTAR PUSTAKA Purwanto, Ngalim. 2012. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya. Sanjaya, Wina. 2008. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Sukardi. 2009. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.