Bab 2. Landasan Teori

dokumen-dokumen yang mirip
3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Kata psikologi berasal dari Yunani yang merupakan gabungan dari kata psyche yang

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Bab 2. Landasan Teori. Setiap cerita pasti memiliki tokoh karena tokoh merupakan bagian penting dalam

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 4. Simpulan dan Saran. Pada bab ini penulis akan memberikan Simpulan dari hasil analisis mengenai makna

Bab 2. Landasan Teori. Menurut Davies dan Osamu Ikeno (2002:95), giri merupakan kunci dalam

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Landasan Teori. Pada bab ini, penulis akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan dalam

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ANALISIS KARAKTER DAN KONFLIK TOKOH UTAMA DALAM NOVEL BOCCHAN KARYA NATSUME SOUSEKI. Mei Ambar Sari*

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB 2. Landasan Teori

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

BJ システムについて Mengenai BJ System

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

Bab 2 LANDASAN TEORI

Bab 5. Ringkasan. Bahasa merupakan media untuk menyampaikan ( 伝達 ) suatu makna kepada

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu bahasa yang cukup diminati oleh pembelajar bahasa asing di

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

METODE PENGAJARAN MENULIS Sudjianto (Universitas Pendidikan Indonesia)

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Dikerjakan O L E H SUNITA BR

KONFLIK ANTARKLAN DALAM NOVEL TAIRA NO MASAKADO KARYA EIJI YOSHIKAWA (KAJIAN STRUKTURAL) SKRIPSI

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

SATUAN ACARA PERKULIAHAN JITSUYO KAIWA I (JP 301) SEMESTER 6 /TINGKAT III

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

ANALISIS TOKOH BOTCHAN DALAM DRAMA TVBOTCHANDENGAN TEORI HIRARKI KEBUTUHAN BERTINGKATDARI ABRAHAM MASLOW SKRIPSI

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB 4 KESIMPULAN. Universitas Indonesia

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

Bab 2. Landasan Teori. saja dipandang sebagai tulang punggung cerita, namun kita pun dapat

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) : X MIA 6 (kelas Eksperimen)

Bab 2. Landasan Teori. Nitobe (1998) mengemukakan pengertian Bushido sebagai berikut :

Bab 5. Ringkasan. Karya sastra, baik puisi, drama, maupun prosa, selalu mengalami perkembangan

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

PARASITE SINGLE SEBUAH FENOMENA SOSIAL KONTEMPORER DI JEPANG. Oleh : Amaliatun Saleha NIP:

Bab 2. Landasan Teori. Teori yang akan digunakan adalah konsep kanji, rikusho, konsep bushu, dan teori

GAIRAIGO DI KALANGAN BAHASA ANAK MUDA JEPANG DALAM FILM KAMEN RIDER GAIM EPISODE 01-12

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki suatu bangsa. Cerita rakyat dapat diartikan sebagai ekspresi budaya suatu

Bab 2. Landasan Teori. yang pesat, industrialisasi dan urbanisasi telah mempengaruhi seluruh komunitas dan

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

Bab 2. Landasan Teori. yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik, karena kedua unsur inilah yang sering banyak

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

Bab 2. Landasan Teori

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini akan menjelaskan teori-teori yang akan digunakan. Teori yang akan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

PENGGUNAAN KANJOU HYOUGEN KATA TANOSHII, URESHII, DAN YOROKOBU DALAM SERIAL DRAMA ITAZURA NA KISS LOVE IN TOKYO KARYA TADA KAORU SKRIPSI

Bab 3. Analisis Data. remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh

Bab 2. Landasan Teori. Istilah hikikomori ditemukan oleh seorang psikolog Jepang yang bernama Saito

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

BAB I PENDAHULUAN. sehari-hari. Salah satu fungsi bahasa yaitu dengan berbahasa manusia dapat

Transkripsi:

Bab 2 Landasan Teori 2.1 Konsep Ikumen Moteki (2011: 7) menjelaskan bahwa istilah Ikumen berasal dari permainan kata seperti halnya Ikemen. Moteki memberikan definisinya mengenai Ikumen sebagai berikut : イクメン とは, 育児の イク と男性 ( メンズ ) の メン を組み合わせた造語で, 育児をする男性 のことであり 育児を楽しみ, 自分自身も成長する男性 のことをいう Terjemahan : Ikumen adalah kata yang berasal dari gabungan iku dari ikuji dan men, yang berarti pria yang mengasuh anak, dan disebut sebagai pria yang menikmati mengasuh anak dan mendewasakan dirinya sendiri. Berdasarkan kutipan di atas, dapat diketahui bahwa Ikumen adalah pria yang mengasuh anak dan menikmati pengasuhan anak tersebut. Melalui pengasuhan anak, para pria di Jepang dapat mendewasakan dirinya sendiri. Selain itu, Moteki (2011: 7) mengungkapkan bahwa pria yang secara sukarela mengasuh anak walaupun sambil bekerja dapat disebut dengan Ikumen. Ikumen Project mengungkapkan definisi Ikumen sama seperti yang diungkapkan oleh Moteki. Ikumen Project (2010) mengungkapkan bahwa : イクメンとは 子育てを楽しみ 自分自身も成長する男性のこと または 将来そんな人生を送ろうと考えている男性のこと イクメンがもっと多くなれば 妻である女性の生き方が 子どもたちの可能性が 家族のあり方が大きく変わっていくはず そして社会全体も もっと豊かに成長していくはずです Terjemahan : Ikumen adalah pria yang menikmati mengasuh anak, dan mendewasakan diri sendiri. Selain itu, pria yang berpikir untuk melakukannya di masa depan. Apabila jumlah Ikumen semakin banyak, cara hidup wanita sebagai istri, anak dan keberadaan keluarga pasti akan berubah, dan masyarakat secara keseluruhan akan terus bertumbuh dengan makmur. 9

10 Berdasarkan pernyataan-pernyataan Moteki dan Ikumen Project di atas, istilah Ikumen memiliki definisi yang sama. Para pria yang mengasuh anak dan menikmatinya dapat disebut sebagai Ikumen. Dengan hadirnya Ikumen, para pria di Jepang diharapkan dapat berpartisipasi dalam hal pengasuhan anak. Kehidupan masyarakat di Jepang akan semakin membaik dengan adanya partisipasi tersebut. Selanjutnya, Executive Committee Kobe Ikumen memberikan definisinya mengenai Ikumen sebagai berikut : こうべイクメン実行委員会が考える新しいイクメンの定義 育児に関わる全ての男性のことです お父さんだけに限らず おじいちゃん 近所の八百屋さんなど あらゆる男性を指しす 子育ては 地域社会で行うものであるという考えです Terjemahan : Definisi Ikumen yang baru menurut Executive Committee Kobe Ikumen. Hal-hal yang berhubungan dengan pengasuhan adalah urusan semua pria. Tidak terbatas hanya pada ayah, juga mengacu pada kakek, penjual sayur di lingkungan sekitar, merujuk kepada setiap pria. Pengasuhan adalah satu gagasan yang harus dilakukan di masyarakat. Pernyataan Executive Committee Kobe Ikumen di atas, memberikan penjelasan bahwa semua pria terlibat dengan pengasuhan anak. Pengasuhan adalah satu bentuk gagasan yang harus dilakukan di masyarakat. Oleh karena itu semua pria dapat terlibat dalam pengasuhan anak. Dari definisi-definisi yang telah diberikan oleh Moteki, Ikumen Project, dan Executive Committee Kobe Ikumen, dapat diketahui bahwa definisi Ikumen adalah sebagai berikut : 1. Pria yang mengasuh anak. 2. Pria yang menikmati mengasuh anak. 3. Pria yang secara sukarela mengasuh anak walaupun sambil bekerja. 4. Semua pria yang terlibat dalam pengasuhan anak, tidak hanya sebatas ayah. Oyama (2014: 159) mengungkapkan bahwa tidak ada karakterisasi Ikumen secara detail, dan gambaran Ikumen dari tiap orang berbeda-beda. Involvement in the daily care of babies and toddlers is the most common definition of Ikumen, but that is not the only aspect of Ikumen despite the

11 meaning of the word, and Ikumen are also thought to be actively involved in the household including cooking. Terjemahan : Keterlibatan dalam perawatan sehari-hari bayi dan balita merupakan definisi yang paling umum dari Ikumen, tetapi itu bukanlah satu-satunya aspek dari Ikumen di samping definisinya berdasarkan kata, dan Ikumen dianggap pula aktif terlibat dalam pekerjaan rumah tangga termasuk memasak. Dari pernyataan Oyama di atas, maka dapat diketahui bahwa seorang Ikumen bukan hanya terlibat dalam pengasuhan anak, akan tetapi dapat pula terlibat dalam pekerjaan-pekerjaan rumah tangga. 2.2 Bentuk-Bentuk Keterlibatan Ayah dalam Pengasuhan Anak dan Pekerjaan Rumah Tangga Benesse Institute for Child Sciences and Parenting melakukan penelitian terhadap ayah di Jepang yang memiliki anak dengan usia 0 6 tahun yang tinggal di daerah metropolitan. Benesse Institute for Child Sciences and Parenting merupakan bagian dari Benesse Educational Research and Development Institute (BERD). BERD adalah institusi yang melakukan penelitian dan mengembangkan berbagai kegiatan dalam bidang pendidikan dan metode pengajaran. Benesse Institute for Child Sciences and Parenting didirikan pada tahun 2006 dan masih melakukan penelitian-penelitian hingga saat ini. Penelitian-penelitian yang dilakukan antara lain mengenai kehamilan, kelahiran, membesarkan anak, dan pendidikan anak usia dini. Tema penelitian mencakup disiplin dan praktik dalam pengasuhan anak serta pandangan terhadap pengasuhan anak. Tidak hanya itu, tema penelitian lainnya dapat pula mencakup hubungan orang tua dan anak, orang tua baru, dan isu-isu yang berhubungan dengan day care. Dalam penelitian yang dilakukan, ditemukan bentuk-bentuk keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak. Adapun bentuk-bentuk keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak tersebut, antara lain menenangkan anak yang sedang marah, menghadiri kegiatan di sekolah anak, memarahi dan memuji anak, dan bermain bersama anak.

12 1. Menenangkan anak yang sedang marah. Seorang anak mengharapkan perhatian dari ayah dan ibunya terutama di saatsaat yang sulit seperti dalam kondisi sakit, bahagia, bahkan dalam kondisi marah. Di saat marah, biasanya anak membutuhkan dukungan dan motivasi berupa kalimat-kalimat afirmasi yang positif sehingga anak menjadi tenang dan kembali percaya diri. 2. Menghadiri kegiatan di sekolah anak. Salah satu bentuk keterlibatan ayah dalam pengasuhan anak adalah menghadiri kegiatan di sekolah anak. Kegiatan tersebut antara lain, pertemuan dengan guru, menghadiri pertandingan atau perlombaan di sekolah, menjadi relawan di sekolah, atau menjadi komite di sekolah anak (Child Trends Data Bank, 2013: 7). 3. Memarahi dan memuji anak. Orang tua memiliki peran untuk membimbing anak. Bimbingan diberikan untuk mendidik anak agar anak dapat membedakan perbuatan yang baik dan tidak baik, seperti memarahi dan memberikan pujian kepada anak. Memarahi anak dapat dilakukan dengan menegur atau memberitahukan kesalahan anak tersebut. Menegur anak dilakukan dengan hati-hati agar anak menyadari bahwa perbuatan yang dilakukannya tidak baik (Tassoni, 2007: 60). Di saat anak mendapatkan prestasi atau melakukan hal yang baik, orang tua perlu memberikan pujian kepada anak. Pujian yang diberikan tidak hanya ditujukan kepada prestasi. Akan tetapi, anak dapat dipuji karena mereka terlihat senang atau bermain dengan baik bersama anak-anak lainnya (Tassoni, 2007: 61). 4. Bermain bersama anak. Bermain bersama anak termasuk ke dalam 15 hal penting yang harus dilakukan oleh ayah modern (Waterlow, 2015). Pada umumnya, permainan yang dilakukan ayah saat bermain bersama anak melibatkan kontak fisik atau aktivitas luar ruangan. Hal ini akan membantu anak untuk bereksplorasi dan membuat keputusan dalam permainannya (Rezky, 2010: 76). Selain terlibat dalam pengasuhan anak, seorang Ikumen dianggap aktif dalam pekerjaan rumah tangga seperti yang telah diungkapkan oleh Oyama

13 (2014: 159). Adapun bentuk keterlibatan ayah dalam pekerjaan rumah tangga berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Benesse Institute for Child Sciences and Parenting (2011) dan Oyama (2014: 159) antara lain, menyiapkan makanan, membersihkan rumah, memasak, dan menjahit baju. 1. Menyiapkan makanan. Pada umumnya di Jepang, menyiapkan makanan dilakukan oleh ibu. Akan tetapi, seiring dengan perkembangan zaman, menyiapkan makanan dapat pula dilakukan oleh seorang ayah. 2. Membersihkan rumah. Ikumen tidak hanya terlibat dalam pengasuhan anak, akan tetapi terlibat pula dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Membersihkan rumah adalah bentuk pekerjaan rumah tangga dan salah satu dari 15 hal penting yang harus dilakukan oleh ayah modern (Waterlow, 2015). 3. Memasak. Di antara berbagai macam hal yang menggambarkan pria modern di Jepang, memasak adalah salah satu aspek yang terkenal. Ikumen sebagai gambaran pria modern di Jepang tidak hanya terlibat dalam pengasuhan anak, akan tetapi terlibat pula dalam pekerjaan rumah tangga. Memasak adalah salah satu hal yang seharusnya mampu dilakukan oleh Ikumen (Oyama, 2014: 159). 4. Menjahit baju. Menjahit baju merupakan salah satu pekerjaan rumah tangga yang umumnya dilakukan oleh para ibu. Akan tetapi, untuk seorang Ikumen, menjahit baju adalah salah satu pekerjaan yang wajar (Oyama, 2014: 160). 2.3 Teori Penokohan Dalam pembicaraan sebuah fiksi, sering dipergunakan istilah-istilah seperti tokoh dan penokohan, watak dan perwatakan, atau karakter dan karakterisasi secara bergantian dengan menunjuk pengertian yang hampir sama. Ada istilah yang menyaran pada tokoh cerita, dan pada teknik pengembangannya dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2002: 164).

14 2.3.1 Pengertian dan Hakikat Penokohan Istilah tokoh menunjuk pada orangnya, pelaku cerita. Watak, perwatakan dan karakter, menunjuk pada sifat dan sikap para tokoh seperti yang ditafsirkan oleh pembaca, lebih menunjuk pada kualitas pribadi seorang tokoh. Penokohan dan karakterisasi karakterisasi sering juga disamakan artinya dengan karakter dan perwatakan menunjuk pada penempatan tokoh-tokoh tertentu dengan watak-watak tertentu dalam sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2002: 165). Jones dalam Nurgiyantoro (2002: 165) mengatakan, penokohan adalah pelukisan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita. Penggunaan istilah karakter (character) dalam berbagai literatur bahasa Inggris menyaran pada dua pengertian yang berbeda, yaitu sebagai tokoh-tokoh cerita yang ditampilkan, dan sebagai sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan prinsip moral yang dimiliki oleh tokoh-tokoh tersebut (Stanton dalam Nurgiyantoro, 2002: 165). Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro (2002: 165), tokoh cerita (character) adalah orang-orang yang ditampilkan dalam suatu karya naratif, atau drama, yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki kualitas moral dan kecenderungan tertentu, seperti yang diekspresikan dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan. Untuk kasus kepribadian seorang tokoh, pemaknaan itu dilakukan berdasarkan kata-kata atau verbal dan tingkah laku lain atau nonverbal (Nurgiyantoro, 2002: 166). Istilah penokohan lebih luas pengertiannya daripada tokoh dan perwatakan sebab ia sekaligus mencakup masalah siapa tokoh dalam cerita, bagaimana perwatakan, dan bagaimana penempatan dan penulisannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup memberikan gambaran yang jelas kepada pembaca. Penokohan sekaligus menyaran pada teknik perwujudan dan pengembangan tokoh dalam sebuah cerita. Walaupun tokoh cerita hanya merupakan tokoh ciptaan pengarang, ia haruslah merupakan seorang tokoh yang hidup secara wajar, seperti memiliki pikiran dan perasaan (Nurgiyantoro, 2002: 167). Seorang tokoh cerita dikatakan wajar, relevan, jika mencerminkan dan mempunyai kemiripan dengan kehidupan manusia seseungguhnya (lifelike). Tokoh

15 cerita hendaknya bersifat alami, memiliki sifat lifelikeness, kesepertihidupan (Nurgiyantoro, 2002: 170). 2.3.2 Penokohan dan Unsur Cerita yang Lain Menurut Nurgiyantoro (2002: 172), penokohan merupakan unsur yang penting dalam fiksi. Dengan demikian, penokohan mempunyai peranan yang besar dalam menentukan keutuhan dan keartistikan sebuah fiksi. Penokohan dan pemplotan merupakan dua fakta cerita yang saling mempengaruhi dan menggantungkan satu dengan yang lain. Plot adalah apa yang dilakukan tokoh dan apa yang menimpanya. Adanya kejadian demi kejadian, ketegangan, konflik, dan sampai ke klimaks hanya mungkin terjadi jika ada pelakunya. Plot tak lain adalah perjalanan kehidupan tokoh, baik dalam cara berpikir, dan berperasaan, bersikap, berperilaku, maupun bertindak, baik secara verbal maupun nonverbal. Penafsiran terhadap sikap, watak, dan kualitas pribadi seorang tokoh sangat mendasarkan diri pada apa yang diucapkan dan apa yang dilakukan. Hal itu berdasarkan asumsi bahwa ucapan dan tindakan seseorang akan mencerminkan perwatakannya (Nurgiyantoro, 2002: 173). Sebagai unsur utama fiksi, penokohan berhubungan erat dengan tema. Tokoh-tokoh cerita itulah yang menjadi pelaku penyampai tema secara terselubung ataupun terang-terangan. Usaha penafsiran tema haruslah dilacak dari apa yan dilakukan, dipikirkan, atau dirasakan, atau apa yang ditimpakan pada kepada tokoh (Nurgiyantoro, 2002: 174). 2.3.3 Teknik Pelukisan Tokoh Tokoh-tokoh cerita tidak akan langsung hadir pada pembaca. Ada sarana yang diperlukan untuk menghadirkannya. Dalam drama, umumnya menggunakan teknik pelukisan tokoh secara dramatik. Penampilan tokoh cerita dalam teknik dramatik dilakukan secara tidak langsung. Artinya, pengarang tidak mendeskripsikan secara eksplisit sifat dan sikap serta tingkah laku tokoh. Pengarang membiarkan tokoh cerita menunjukkan kediriannya melalui berbagai aktivitas yang dilakukan, baik secara verbal maupun nonverbal (Nurgiyantoro, 2002: 198). Untuk

16 menampilkan tokoh cerita secara dramatik, dapat ditinjau dari percakapan tokoh, tingkah laku tokoh, pikiran dan perasaan tokoh, reaksi tokoh terhadap kejadian, masalah, kata, dan tingkah laku orang lain, reaksi dari tokoh yang lain, dan latar atau tempat sekitar tokoh.