V. HASIL DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Lampiran 1. Denah Ruang Produksi Budidaya Jamur Tiram

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. usaha budidaya jamur dan pembibitan. Berdasarkan hasil analisis yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental. Rancangan yang

V. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

LINGKUNGAN BISNIS BUDIDAYA JAMUR TIRAM SEBAGAI USAHA SAMPINGAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN LIMBAH UNTUK BUDIDAYA JAMUR

V. GAMBARAN UMUM P4S NUSA INDAH

III. KERANGKA PEMIKIRAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

KUESIONER PENELITIAN MANAJEMEN RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH USAHA MILIK BAPAK SUKAMTO DI DESA CIPAYUNG, KECAMATAN MEGAMENDUNG KABUPATEN BOGOR

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Karakterisik Umum Pelaku Usaha yang Memanfaatkan Limbah Serbuk Gergaji Menjadi Bag Log

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

V. PENDEKATAN SISTEM 5.1. Analisis Kebutuhan Pengguna 1.) Petani

TEKNIK BUDIDAYA JAMUR TIRAM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Departemen


BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P.

9. Secara singkat gambaran usaha pembuatan bag log pada Responden Bersangkutan:

KARYA ILMIAH PELUANG BISNIS

IV. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah di Kecamatan Leuwiliang dan Leuwisadeng,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai Juni

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan RAL (rancangan acak lengkap) satu faktor

III. METODOLOGI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri

V. GAMBARAN UMUM KPJI

BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan terhadap objek dan adanya kontrol sebagai pembanding. Penelitian

BAB VI STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROPOLITAN. 6.1 Konsep Pengembangan Kawasan Agropolitan

I. PENDAHULUAN. daerah satu dengan yang lainnya. Menurut konsep geografi yang pernah diuraikan

KARYA ILMIAH LINGKUNGAN BISNIS PELUANG USAHA JAMUR TIRAM

VII. RANCANGAN SISTEM PENGEMBANGAN KLASTER AGROINDUSTRI AREN

BAB III METODE PENELITIAN. Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Airlangga Surabaya dan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

MAKALAH SEMINAR (PTH 1507) PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PERTUMBUHAN JAMUR TIRAM (Pleurotus sp.)

Peluang Bisnis Budidaya Jamur Tiram

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari melalui hortikultura. Hortikultura

III. BAHAN DAN METODE. Jamur yang terletak di Jalan Garuda Sakti KM. 2 Jalan Perumahan UNRI. Kelurahan Simpang Baru Kecamatan Tampan Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen. Semarang. Waktu penelitian dilakukan bulan Maret april 2011.

bio.unsoed.ac.id III. METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi dan Waktu penelitian 1. Alat dan Bahan a. Bahan

VI. ANALISIS RISIKO PRODUKSI JAMUR TIRAM PUTIH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Mei 2015.

Kuliah ke 6 : BUDIDAYA JAMUR

BAB III METODE PENELITIAN

8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI


TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Kubung ketua kelompok wanita tani Sido Makmur

Tujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data

VI. ANALISIS LINGKUNGAN PERUSAHAAN

KARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Komoditas Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Periode (Milyar Rp) No Komoditas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aneka ragam jenis tanaman sayuran dapat dibudidayakan dan dihasilkan di

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

III. KERANGKA PEMIKIRAN

PELATIHAN BUDIDAYA JAMUR

ABSTRAK. Tabel 1. Luas Tanam, Luas Panen, Hasil dan Produksi Jamur Tiram di Kabupaten Ciamis

TUGAS AKHIR SB091358

PERTUMBUHAN DAN PRODUKTIVITAS JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) PADA MEDIA CAMPURAN SERBUK GERGAJI KAYU SENGON, AMPAS TEBU DAN ARANG SEKAM

LAMPIRAN. Lampiran 1. Rincian Biaya dan Penerimaan Usaha Budidaya Jamur Tiram Siklus Tanam Pertama Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan produk, ST. Media Agro Merapi juga melakukan kegiatan

VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Pemberdayaan Kelompok Tani Usaha Budidaya Jamur Tiram Kelurahan Kambo Kecamatan Mungkajang Kota Palopo. Sapar 1 Muh. Halim Palatte 2 Imran Ukkas 3

KARYA ILMIAH E-BISNIS BISNIS JAMUR TIRAM

Menanan Jamur Merang di Dalam Kumbung

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

PROSEDUR OPERASIONAL STANDAR.... I. Pemilihan Lokasi Hal I 1 Revisi... Tanggal...

MANFAAT KEMITRAAN USAHA

VII. FORMULASI STRATEGI

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sumberdaya hutan yang

PENDAHULUAN. USAHAI b IKK JAMUR TIRAM

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

I. PENDAHULUAN. manusia yang ada di dalamnya. Apabila sumberdaya manusia tersebut diperhatikan

BUDI DAYA JAMUR TIRAM PUTIH

4. ANALISIS SISTEM 4.1 Kondisi Situasional

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

IV. KULTIVASI MIKROBA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Terwujudnya Ketahanan Pangan Berbasis Usahatani Sebagai. Andalan dan Penggerak Pembangunan Ekonomi Kerakyatan"

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Kondisi ekternal PT. Ishidataiseisha Indonesia. Perusahaan merupakan

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

III. KERANGKA PEMIKIRAN

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. teoretik. Manajemen strategi didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan

Lampiran 1. Kuesioner penelitian bagi petani/kelompok tani

PENGEMBANGAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH SEBAGAI AGRIBISNIS PROSPEKTIF BAGI GAPOKTAN SEROJA I KANDANG LIMUN BENGKULU

ANALISIS BIAYA DAN PENDAPATAN BUDIDAYA JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI KABUPATEN BOGOR. Novi Wahyuni 1 Siska Fitrianti 2 ABSTRAK

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Karakteristik Jamur Tiram Putih

DAFTAR WAWANCARA Analisis Lingkungan Internal dan Lingkungan Eksternal Pada Pengembangan Usaha Jamur

III. BAHAN DAN METODE. UIN Suska Riau yang terletak di Jl. HR. Soebrantas KM. 15 Panam, Pekanbaru,

NATA DE COCO 1. PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1

BAB VII FORMULASI STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA. 7.1 Perumusan Strategi Pengembangan Usaha Produk Sayuran Organik

Transkripsi:

V. HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis prospektif merupakan analisis yang dilakukan untuk mengeksplorasi kemungkinankemungkinan yang akan muncul di masa mendatang, sehingga dapat dipersiapkan tindakan strategis yang harus dilakukan. Secara teknis, prinsip dasar pelaksanaan analisis ini dilakukan dengan menentukan beberapa faktor pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm. Beberapa faktor diekstrak melalui diskusi dengan pakar yaitu manajer jamur tiram. Faktor-faktor kunci inilah yang menjadi dasar penentuan skenario kebijakan. Tahapan teknis pelaksanaan analisis ini antara lain : 1) Penentuan faktor kunci di masa depan, 2) Penentuan tujuan strategis dan kepentingan pelaku utama, 3) Pendeskripsian evolusi kemungkinan masa depan sekaligus penentuan strategi prioritas sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki oleh para pelaku utama dan implikasinya terhadap sistem yang dikaji. A. IDENTIFIKASI FAKTOR PENGEMBANGAN USAHA Upaya pengembangan usaha dengan analisis prospektif dilakukan dengan mengidentifikasi seluruh faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha di masa datang. Berdasarkan identifikasi dengan pakar yaitu manajer jamur tiram yang menjadi responden, terdapat 14 faktor yang perlu mendapatkan perhatian utama dalam pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm. Faktor-faktor tersebut disajikan pada Tabel 5. 1. Kemampuan SDM Faktor sumberdaya manusia merupakan sumberdaya yang penting dalam perusahaan. Kualitas sumberdaya manusia dalam organisasi akan menentukan keberhasilan dalam organisasi tersebut. Menurut Prihadi (2004), fungsi esensial SDM adalah memastikan agar organisasi dapat mencapai tujuan-tujuan strategisnya dengan memiliki SDM yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan organisasi secara kuantitas maupun kualitas, kompeten, dan menghasilkan kinerja yang efektif hingga superior pada jabatan masingmasing dan berkontribusi optimal dalam memajukan organisasi. Pada Sari Sehat Multifam manajer jamur tiram bertanggung jawab terhadap bagian produksi hinga penjualan. Pada bagian produksi, manajer bertindak sebagai koordinator yang membawahi 15 orang pekerja. Manajer perusahaan memiliki latar belakang pendidikan di bidang pertanian dan berpengalaman selama sepuluh tahun di bidang usaha jamur tiram. Pekerja terdiri dari dua orang lulusan SLTP sedangkan lainnya adalah lulusan SD dan tidak sekolah. Secara teknis, keterampilan pekerja dalam hal budidaya jamur tiram sudah baik karena mereka mempunyai pengalaman kerja yang telah bekerja pada industri jamur tiram lebih dari lima tahun. Adanya pelatihan kerja yang diberikan oleh manajer menambah keahlian masing-masing pekerja sesuai dengan pekerjaannya. Secara manajerial kemampuan SDM kurang dalam hal pengelolaan keuangan, karena tidak ada karyawan yang khusus mengatur keuangan. Saat ini manajer jamur tiram merangkap menjadi pengelola keuangan. 26

Tabel 5. Definisi Faktor-Faktor Pengembangan Usaha Jamur Tiram pada Sari Sehat Multifarm No Faktor Definisi 1 Kemampuan SDM Kemampuan SDM dalam mengelola perusahaan baik dari aspek teknis maupun manajerial. Aspek teknis terkait dengan kemampuan SDM secara teknis di lapangan (on farm), sedangkan aspek manajerial mencakup kemampuan SDM dalam mengelola perusahaan (off farm). 2 Kemampuan Permodalan Kemampuan perusahaan untuk menggali dana dalam rangka menjalankan usahanya. Kemampuan permodalan perusahaan dalam hal ini bukan berasal dari pinjaman melainkan murni dari kemampuan perusahaan menggali dana. 3 Kemampuan Manajemen Kemampuan dalam mengelola aktivitas keuangan Keuangan perusahaan. 4 Produktivitas Produktivitas merupakan perbandingan antara output dan input pada saat produksi. Dalam hal ini produktivitas yang dikaji adalah produktivitas media tanam (bag log). 5 Kondisi Peralatan Produksi Kondisi peralatan produksi yaitu kondisi peralatan yang digunakan perusahaan selama proses produksi dan operasi terkait dengan umur peralatan yang digunakan saat ini. 6 Proses Produksi Proses produksi pada usaha jamur tiram yaitu proses mulai dari pembuatan bag log hingga pertumbuhan/budidaya jamur tiram. Proses produksi yang paling penting adalah pembuatan media tanam yang dititikberatkan pada faktor kritis yang menentukan keberhasilan pembuatan media tanam. 7 Kemampuan Teknologi Kemampuan teknologi terkait dengan kemampuan perusahaan dalam menyerap dan mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi yang selanjutnya ditransfer dalam proses operasinya. Kemampuan teknologi dalam hal ini adalah penggunaan autoclave pada proses sterilisasi. 8 Tata Letak Fasilitas Produksi Tata letak fasilitas produksi yang menentukan proses produksi berjalan secara efektif dan efisien. 9 Pengendalian Kualitas Bahan Baku Pengendalian kualitas bahan baku budidaya jamur tiram yang dilakukan untuk menghindari atau menekan penyebab hama dan penyakit selama budidaya jamur tiram. 10 Pengendalian Produksi Pengendalian produksi dalam hal ini adalah pengendalian produksi bag log dan bibit agar perusahaan dapat memenuhi kebutuhan perusahaan sendiri dan permintaan dari konsumen. 11 Hubungan dengan Pemasok Hubungan kerja sama yang memuat ketentuan kualitas bahan baku, jumlah pasokan dan ketentuan harga agar pasokan bahan baku terjamin sehingga kegiatan produksi berjalan lancar. 12 Riset dan Pengembangan Riset dan pengembangan yang telah dilakukan dan diharapkan dapat diterapkan untuk pengembangan usahanya. 13 Pemasaran Pemasaran yaitu kemampuan dalam memasarkan produknya kepada konsumen. Kemampuan pemasaran perusahaan masih bersifat pasif yaitu menunggu calon pembeli atau konsumen datang ke perusahaan. 14 Kemampuan Persaingan Kemampuan perusahaan bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. 27

2. Kemampuan Permodalan Kemampuan permodalan yaitu kemampuan perusahaan untuk menggali dana dalam rangka menjalankan usahanya (generating capital). Menurut McCullough (1996), kemampuan permodalan merupakan suatu hal yang penting karena merupakan suatu ukuran atas kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka panjangnya (obligasi atau bentuk hutang lainnya). Perusahaan jamur tiram Sari Sehat Multifarm didirikan menggunakan modal pribadi pemilik tanpa menggunakan pinjaman. Usaha jamur tiram dimulai dengan modal investasi sebesar kurang lebih Rp 90.000.000,00. Tanpa adanya pinjaman, maka perusahaan tidak mempunyai kewajiban untuk membayar hutang, akan tetapi di sisi lain menyebabkan adanya keterbatasan modal untuk mengembangkan usaha. Hasil perputaran modal digunakan untuk membiayai biaya operasional dan biaya produksi. 3. Kemampuan Manajemen Keuangan Kemampuan manajemen keuangan dapat dikatakan baik apabila perusahaan mampu mengelola aktivitas keuangan perusahaan secara efektif dan efisien. Kemampuan manajemen keuangan perusahaan pada saat ini masih kurang efektif dan efisien. Pencatatan keuangan perusahaan hanya menggunakan catatan keuangan sederhana, sehingga dapat dikatakan bahwa sistem administrasi keuangan perusahaan masih sederhana. Perusahaan tidak memiliki laporan keuangan yang rinci, hanya dilakukan pencatatan sederhana untuk pendapatan dan pengeluaran yang terjadi. Kas yang dimiliki Sari Sehat Multifarm diperoleh dari hasil penjualan jamur tiram, bibit, dan bag log. Pada setiap kegiatan usaha, uang kas dibutuhkan untuk membiayai kegiatan operasional perusahaan. 4. Produktivitas Produktivitas merupakan perbandingan antara output dan input pada saat proses produksi. Dalam hal ini produktivitas yang dikaji adalah produktivitas media tanam (bag log). Perhitungan produktivitas ditinjau dari jumlah bag log yang berhasil ditumbuhi miselia dibandingkan dengan jumlah bag log yang diproduksi. Proses produksi menentukan produktivitas bag log yang dihasilkan. Produktivitas bag log kurang lebih sebanyak 90-95%, sedangkan produk gagal sekitar 5-10% dari jumlah produksi. Perhitungan terhadap produk yang gagal dilakukan per bulan. 5. Kondisi Peralatan Produksi Kondisi peralatan produksi yaitu kondisi peralatan yang digunakan dalam operasi perusahaan. Menurut Hirawan (1996), kondisi mesin dan peralatan dapat dilihat dari umur ekonomisnya. Jika umur mesin dan peralatan yang digunakan semakin tua, maka kemampuannya untuk bekerja secara optimal sesuai kapasitasnya tidak bisa tercapai. Investasi mesin dan peralatan perlu dilakukan untuk peremajaan sesuai dengan umur ekonomisnya. Peralatan dalam proses produksi adalah peralatan yang digunakan mulai dari pengomposan, pembuatan media tanam, budidaya jamur tiram hingga panen yaitu cangkul, timbangan, pengayak, cincin bambu, sekop, plastik, kapas, autoclave, sendok tanam, masker, sprayer, dan lampu spirtus. Untuk pembuatan bibit di laboratorium alat yang digunakan 28

adalah peralatan gelas seperti tabung reaksi, gelas ukur, cawan petri, dan lain-lain. Selain itu juga digunakan panci presto, kompor gas, lampu spirtus, dan laminar airflow yang digunakan untuk kultur jaringan. Secara keseluruhan berdasarkan umur ekonomisnya, peralatan yang dimiliki perusahaan adalah relatif baik. Di antaranya termasuk baru, yaitu autoclave dan laminar airflow yang dibeli pada tahun 2008. 6. Proses Produksi Proses produksi menentukan produk yang dihasilkan. Proses produksi pada usaha jamur tiram yaitu proses mulai dari pembuatan bag log hingga pertumbuhan/budidaya jamur tiram. Proses produksi yang menjadi faktor kritis atau yang paling penting dalam budidaya jamur tiram adalah proses pembuatan media tanam (bag log). Proses ini menentukan keberhasilan jumlah bag log yang dihasilkan. Dalam rangkaian proses pembuatan media tanam, proses yang penting adalah sterilisasi dan inkubasi. Sterilisasi menggunakan autolclave yang berkapasitas 1000 bag log selama enam jam. Dalam proses ini bag log harus dipastikan mengalami sterilisasi sempurna sehingga steril dari mikroba, karena yang diharapkan tumbuh nantinya hanya jamur tiram. Penggunaan autoclave pada proses sterilisasi mempermudah proses karena lebih mudah dan lebih menghemat bahan bakar. Proses inkubasi juga merupakan proses yang penting karena proses ini menentukan keberhasilan miselia yang tumbuh pada bag log. Pengontrolan keadaan lingkungan dilakukan agar miselia tumbuh dengan baik. Pengontrolan dilakukan pada suhu yaitu 25-30 0 C dan kelembaban idealnya 50%. Proses ini harus dijaga kesterilannya untuk mencegah kontaminasi yang akan berpengaruh terhadap pertumbuhan miselia. 7. Kemampuan Teknologi Kemampuan teknologi yaitu terkait dengan kemampuan perusahaan dalam menyerap dan mengadopsi ilmu pengetahuan dan teknologi yang selanjutnya ditransfer dalam proses operasinya. Teknologi juga penting dalam proses produksi jamur tiram, dimana perannya dapat meningkatkan produksi serta mutu jamur tiram. Salah satu proses produksi yang penting untuk menjamin keberhasilan panen adalah pada proses sterilisasi. Kemampuan teknologi dalam hal ini adalah penggunaan autoclave pada proses sterilisasi. Teknologi yang digunakan untuk proses sterilisasi pada perusahaan jamur umumnya masih menggunakan drum-drum yang dipanaskan. Perkembangan teknologi dalam proses sterilisasi pun memberikan pengaruh bagi perusahaan. Salah satu alat sterilisasi yang teknologinya baik adalah autoclave. Pada awal pendirian perusahaan menggunakan 10 drum untuk sterilisasi, namun pada saat ini perusahaan mempunyai satu buah autoclave untuk proses sterilisasi. Adanya autoclave, dapat meningkatkan produksi serta menghemat bahan bakar. Kemampuan teknologi ini dapat tercermin melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas proses operasi perusahaan. 29

8. Tata Letak Fasilitas Produksi Tata letak fasilitas produksi usaha jamur tiram yang diatur baik akan mengurangi biaya produksi secara total tidak hanya pada salah satu proses tetapi pada tiap proses produksi. Tata letak fasilitas produksi yang terencana dengan baik akan menentukan efisiensi dan menjaga kelangsungan hidup ataupun kesuksesan dalam kerja. Pada usaha jamur tiram Sari Sehat Multifarm bangunan terdiri dari ruang pengomposan, laboratorium, gudang, ruang pembuatan media tanam, ruang sterilisasi, ruang inokulasi, ruang inkubasi, dan kumbung untuk pertumbuhan jamur (growing). Pembuatan ruangan dan penempatan fasilitas produksi telah disusun secara berurutan sehingga memudahkan pekerjaan. 9. Pengendalian Kualitas Bahan Baku Pengendalian kualitas bahan baku akan mempengaruhi produk yang dihasilkan. Pengendalian kualitas bahan baku budidaya jamur tiram dilakukan untuk menghindari atau menekan penyebab hama dan penyakit selama budidaya jamur tiram, usaha pengontrolan harus dilakukan sedini mungkin secara menyeluruh dan terpadu. Pengendalian kualitas bahan baku antara lain : a. Bahan baku untuk substrat, khususnya serbuk gergaji kayu harus dipilih yang benar - benar baik, tidak terlalu lama dalam penyimpanan. Serbuk kayu yang digunakan dapat berasal dari semua kayu kecuali kayu pinus karena kayu ini mengandung getah (resin) yang menyebabkan jamur tidak bisa tumbuh. b. Penyiapan substrat untuk penanaman harus dilakukan sesuai ketentuan dalam susunan, waktu proses dan waktu sterilisasi. Kadar air yang dibutuhkan oleh substrat harus sesuai dengan ketentuan, tidak terlalu kering atau terlalu basah. 10. Pengendalian Produksi Pengendalian produksi dilakukan terhadap produksi bag log dan bibit. Pembuatan bag log dilakukan setiap hari pada enam hari kerja yaitu senin sabtu dengan produksi 950 bag log/hari. Sedangkan pembuatan bibit dilakukan empat hari kerja yaitu senin kamis dengan produksi 200 botol bibit/hari. Dengan sistem pengendalian produksi ini perusahaan dapat memenuhi kebutuhan kebutuhan perusahan sendiri maupun permintaan dari konsumen. 11. Hubungan dengan Pemasok Kemitraan dengan pemasok dapat dilakukan dengan membuat hubungan kerja sama yang baik yang memuat ketentuan kualitas bahan baku, jumlah pasokan, frekuensi pasokan dan ketentuan harga. Adanya kemitraan ini pasokan bahan baku lebih terjamin sehingga kegiatan produksi dapat berjalan lancar. Pemasok terdiri dari pemasok serbuk kayu, bekatul, dan kayu bakar yang berasal dari daerah Leuwiliang. Kesepakatan pegiriman untuk serbuk kayu yaitu satu minggu sekali, bekatul sebulan dua kali, dan kayu bakar satu minggu sekali. 30

12. Riset dan Pengembangan Riset dan pengembangan dilakukan dengan menguji coba membudidayakan jenis jamur lain yaitu jamur kuping, namun riset ini tidak diterapkan karena pasar yang belum ada. Riset dan pengembangan yang saat ini sedang dilakukan adalah pengolahan jamur tiram menjadi menjadi keripik dan nugget. Riset dan pengembangan ini diharapkan dapat diterapkan untuk pengembangan usaha ke depannya. 13. Pemasaran Pemasaran yaitu kemampuan dalam memasarkan produknya kepada konsumen. Kemampuan pemasaran yang memadai akan memberikan peluang bagi perusahaan untuk dapat lebih tumbuh dan berkembang dengan pangsa pasar yang semakin besar. Pada saat ini kemampuan pemasaran perusahaan belum memadai. Pemasaran produk masih dilakukan secara pasif, yaitu menunggu calon pembeli atau konsumen datang ke perusahaan. Konsumen produk jamur tiram yaitu pedagang yang datang setiap hari. Konsumen bibit dan bag log terdiri dari para perusahaan kecil yang datang dari berbagai wilayah di Bogor dan sekitarnya. Konsumen bibit dan bag log langsung datang membeli, namun terdapat pula yang melakukan pemesanan sebelumnya. 14. Kemampuan Persaingan Kemampuan persaingan dalam hal ini adalah kemampuan perusahaan untuk bersaing dengan perusahaan lain yang sejenis. Kemampuan ini dipengaruhi faktor internal dan eksternal perusahaan yang pada gilirannya sangat menentukan kemampulabaan perusahaan karena mempengaruhi harga, biaya, hasil investasi, dan lain-lain. Kemampuan ini akan semakin meningkat ketika perusahaan mempunyai nilai tawar yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Pembentukan harga dipengaruhi oleh pasar. Dalam hal ini harga dibentuk oleh pasar tengkulak. Pada saat ini perusahaan mampu bersaing dengan harga jamur Rp. 7.000/kg dengan segmentasi pasar kecil, sedangkan daerah produksi jamur Cisarua dan Ciawi bersaing dengan harga Rp 6.000/kg karena tujuan pasarnya yaitu pasar induk Bogor. B. ANALISIS PENGARUH ANTAR FAKTOR PENGEMBANGAN USAHA Setelah dilakukan identifikasi faktor- faktor pengembangan usaha, selanjutnya dilakukan penilaian pengaruh antar faktor. Definisi masing-masing faktor dijadikan sebagai pertimbangan/acuan untuk menilai pengaruh antar faktor. Penilaian dilakukan oleh manajer jamur tiram yang mengetahui pengelolaan Sari Sehat Multifarm. Matriks hasil penilaian pengaruh antar faktor dapat dilihat pada Tabel 6. Penilaian pengaruh langsung antar faktor oleh pakar diolah dengan perangkat lunak analisis prospektif yang divisualisasikan dalam diagram pengaruh dan ketergantungan antar faktor yang dapat dilihat pada Gambar 20. Dari diagram tersebut diperoleh faktor-faktor kunci yang paling berpengaruh. Faktor-faktor kunci tersebut nantinya digunakan untuk menyusun skenario-skenario pengembangan usaha di masa datang. 31

Penilaian : 0 berarti tidak ada pengaruh langsung 1 pengaruhnya sangat kuat 2 pengaruhnya sedang 3 pengaruhnya kecil Tabel 6. Hasil Analisis Pengaruh Langsung Antar Faktor Pengembangan Usaha Dari Terhadap Kemampuan SDM Kemampuan Permodalan Kemampuan Manajemen Keuangan Produktivitas Kondisi Peralatan Produksi Proses Produksi Tata Letak Fasilitas Produksi Pengendalian Kualitas Bahan Baku Pengendalian Produksi Hubungan dengan Pemasok Riset dan Pengembangan Kemampuan SDM 0 1 3 0 3 0 3 0 2 1 3 1 1 Kemampuan Permodalan 0 2 2 3 1 0 0 1 0 3 1 0 0 Kemampuan Manajemen Keuangan Kemampuan Teknologi 1 0 0 2 0 0 0 2 0 2 0 0 0 Produktivitas 1 0 0 3 3 2 1 0 0 0 0 1 1 Kondisi Peralatan Produksi 0 3 2 3 3 1 1 0 0 0 0 0 0 Proses Produksi 3 0 0 3 3 2 0 0 0 0 1 0 0 Tata Letak Fasilitas Produksi 0 0 0 1 0 3 0 0 0 0 0 0 0 Pengendalian Kualitas Bahan Baku 1 0 0 1 0 0 0 0 3 0 0 0 2 Pengendalian Produksi 0 1 2 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 Hubungan dengan Pemasok 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 Riset dan Pengembangan 2 3 2 0 0 0 0 0 0 0 0 0 3 Kemampuan Teknologi 2 0 0 1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 Pemasaran 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Kemampuan Persaingan 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 Pemasaran Kemampuan Persaingan 32 32

3,00 2,50 2,00 kemampuan permodalan kemampuan SDM kondisi perlatan produksi produktivitas Pengaruh 1,50 1,00 kemampuan manajemen keuangan 0,50 - pengendalian kualitas bahan baku proses produksi kemampuan teknologi riset dan pengembangan pengendalian produksi kemampuan persaingan pemasaran hub dg pemasok tata letak fasilitas produksi - 0,50 1,00 1,50 2,00 Ketergantungan Gambar 20. Diagram pengaruh dan ketergantungan antar faktor pengembangan usaha 33 33

Pada kuadran kiri atas (kuaran I) merupakan faktor yang memberikan pengaruh tinggi terhadap kinerja sistem dengan ketergantungan yang rendah terhadap keterkaitan antar faktor. Faktor-faktor yang terdapat dalam kuadran ini digunakan sebagai faktor penentu di dalam sistem yang dikaji. Faktor tersebut adalah kemampuan permodalan, faktor ini mempunyai pengaruh sangat kuat terhadap pengembangan usaha dan bersifat tidak terlalu dipengaruhi oleh faktorfaktor lainnya dalam sistem (independent variable). Kemampuan permodalan merupakan faktor utama yang dominan mempengaruhi pengembangan usaha dan dapat dikontrol secara internal. Jika ditinjau dari definisi faktor, kemampuan permodalan merupakan kemampuan perusahaan untuk menggali dana dalam rangka menjalankan usahanya. Dalam hal ini kemampuan permodalan sangat berpengaruh yaitu menjadi faktor penentu pada pengembangan usaha Sari Sehat Multifarm sehingga perlu ditingkatkan. Faktor-faktor yang terdapat pada kuadran kanan atas (kuadran II) merupakan kelompok faktor yang memberikan pengaruh tinggi terhadap kinerja sistem namun memiliki ketergantungan antar faktor yang tinggi pula sehingga digunakan sebagai penghubung (stakes) dalam sistem. Faktor-faktor pada kuadran ini mencakup kemampuan manajemen keuangan, produktivitas, kemampuan SDM, dan kondisi peralatan produksi. Kemampuan manajemen keuangan yang efektif dan efisien yaitu pengelolaan keuangan yang rinci dan terstruktur mempermudah perusahaan mengetahui perputaran kas dan melihat kondisi keuangan yang akan mendukung pengembangan usaha. Faktor produktivitas dapat menggambarkan keberhasilan proses produksi, peningkatan faktor ini akan mendorong pengembangan usaha. Kemampuan SDM yang memadai akan mempengaruhi bagaimana keseluruhan kegiatan operasional dan produksi dapat berjalan baik. Faktor kondisi peralatan produksi yang baik dan mencukupi akan mendukung keberlangsungan proses produksi yang mendorong keberhasilan pengembangan usaha. Kuadran kanan bawah (kuadran III) memiliki pengaruh rendah terhadap kinerja sistem dan ketergantungan yang tinggi terhadap keterkaitan antar faktor sehingga menjadi output dalam sistem. Faktor yang tecakup pada kuadran ini adalah faktor proses produksi dan tata letak fasilitas produksi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor output yang diharapkan dari pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm adalah proses produksi dan tata letak fasilitas produksi yang efektif dan efisien sehingga produktivitas dapat meningkat. Kedua faktor output ini dipengaruhi oleh faktor kunci yang mempengaruhi pengembangan usaha yaitu faktor-faktor yang terdapat pada kuadran I dan II. Kuadran kiri bawah (kuadran IV) mempunyai pengaruh rendah terhadap kinerja sistem dan ketergantungan rendah terhadap keterkaitan antar faktor. Faktor faktor yang tercakup pada kuadran ini adalah pengendalian kualitas bahan baku, riset dan pengembangan, kemampuan persaingan, hubungan dengan pemasok, pemasaran, kemampuan teknologi, dan pengendalian produksi. Faktor-faktor ini dapat dikeluarkan dari sistem karena tidak mempunyai pengaruh dan tidak tergantung terhadap sistem (unused). Faktor faktor yang tercakup pada kuaran I dan kuadran II merupakan faktor kunci yang paling berpengaruh terhadap pengembangan usaha. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat lima faktor kunci yang mempengaruhi keberhasilan pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm. Faktor-faktor tersebut yaitu : (1) kemampuan permodalan, (2) kemampuan manajemen keuangan, (3) produktivitas, (4) kemampan SDM, dan (5) kondisi peralatan produksi. Pengembangan usaha Sari Sehat Multifarm akan terwujud dengan adanya proses produksi dan tata letak fasilitas produksi yang efektif dan efisien yang dipicu oleh lima faktor kunci pengembangan usaha. Selanjutnya akan disusun skenario pengembangan usaha dari lima faktor kunci tersebut. 34

C. PENYUSUNAN SKENARIO PENGEMBANGAN USAHA Skenario pengembangan usaha disusun berdasarkan faktor-faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha. Tujuan strategis yang ingin dicapai adalah pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm. Berdasarkan faktor-faktor kunci selanjutnya dideskripsikan tentang berbagai keadaan (state) yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Untuk kelima faktor kunci yang berpengaruh terhadap pengembangan usaha, selanjutnya dipilih keadaan yang mungkin terjadi di masa yang akan datang. Menurut Hardjomidjojo (2002), hal ini dimaksudkan untuk memprediksi kemungkinan yang dapat terjadi pada faktor tersebut, apakah akan berkembang kearah yang lebih baik dari sekarang, tetap, atau akan semakin buruk dari keadaan sekarang. Hasil ini dapat memberikan kewaspadaan bagi pengambil kebijakan untuk menjalankan strategi yang dipilih. Pemetaan keadaan faktor-faktor penentu pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm yang mungkin terjadi di masa yang akan datang selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 7. Berdasarkan keadaan yang telah dibuat, maka dapat disusun skenario tentang kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi untuk pengembangan usaha di masa yang akan datang. Skenario disusun dalam rangka menghasilkan rekomendasi operasional untuk pengembangan usaha di masa depan. Skenario pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm disajikan pada Tabel 8. Tabel 7. Pemetaan Keadaan Faktor-Faktor Penentu Pengembangan Usaha Jamur Tiram pada Sari Sehat Multifarm Faktor Keadaan (State) 1A 1B Semakin meningkat dengan adanya Tetap/kondisi sekarang, tidak Kemampuan peningkatan penjualan dan mengalami peningkatan dan tidak Permodalan kebijakan pemilik untuk menambah ada kebijakan pemilik untuk modal menambah modal Kemampuan Manajemen Keuangan 2A Semakin meningkat dengan adanya pengelolaan keuangan yang rinci dan terstruktur 2B Tetap seperti sekarang, pengelolaan keuangan dilakukan secara sederhana Produktivitas Kemampuan SDM Kondisi Peralatan Produksi Keterangan : 3A Semakin meningkat karena tidak ada kegagalan pada saat proses produksi 4A Semakin meningkat karena adanya pelatihan (training) dan SDM semakin produktif 5A Semakin meningkat dengan adanya penambahan dan penggantian peralatan produksi 3B Tetap seperti sekarang produktivitas bag log 90-95% dengan kegagalan sebesar 5-10% 4B Tetap/kondisi sekarang kapabilitas karyawan tidak mengalami peningkatan 5B Menurun tanpa adanya penambahan dan penggantian peralatan produksi : Base Line (Kondisi Sekarang) : Skenario Optimis : Skenario Moderate 35

Tabel 8. Skenario Pengembangan Usaha Jamur Tiram pada Sari Sehat Multifarm Base Line (Kondisi Sekarang) 1B 2B 3B 4B 5B No. Skenario Keadaan 1 Optimis 1A 2A 3A 4A 5A 2 Moderate 1B 2B 3A 4A 5A Base Line (kondisi sekarang) pada Sari Sehat Multifarm jika dilihat dari faktor kunci pengembangan usaha yaitu kemampuan permodalan kondisinya tidak ada kebijakan pemilik untuk menambah modal (1B), kemampuan manajemen keuangan pada saat ini dilakukan secara sederhana (2B), produktivitas bag log 90-95% dengan kegagalan sebesar 5-10% (3B), kemampuan SDM yaitu kapabilitas karyawan tidak mengalami peningkatan (4B), serta kondisi peralatan produksi menurun tanpa adanya penambahan dan penggantian peralatan produksi (5B). Skenario optimis bagi Sari Sehat Multifarm adalah menjadi usaha jamur tiram yang maju di masa depan. Skenario ini akan terjadi apabila kemampuan permodalan semakin meningkat dengan adanya peningkatan penjualan dan kebijakan pemilik untuk menambah modal (1A), kemampuan manajemen keuangan yang semakin meningkat dengan adanya pengelolaan keuangan yang rinci dan terstruktur (2A), produktivitas semakin meningkat karena tidak ada kegagalan pada saat proses produksi (3A), kemampuan SDM semakin meningkat dengan adanya pelatihan (training) dan SDM semakin produktif (4A), serta kondisi peralatan produksi yang semakin meningkat dengan adanya penambahan dan penggantian peralatan produksi (5A). Skenario optimis ini perlu didorong untuk terjadi. Skenario moderate terjadi apabila kemampuan permodalan tetap seperti sekarang tidak mengalami peningkatan penjualan dan tidak ada kebijakan pemilik untuk menambah modal (1B), kemampuan manajemen keuangan tetap seperti sekarang yaitu pengelolaan keuangan dilakukan secara sederhana (2B), produktivitas semakin meningkat karena tidak ada kegagalan pada saat proses produksi (3A), kemampuan SDM semakin meningkat dengan adanya pelatihan (training) dan SDM semakin produktif (4A), serta kondisi peralatan produksi yang semakin meningkat dengan adanya penambahan dan penggantian peralatan produksi (5A). Berdasarkan skenario-skenario yang tersusun, skenario optimis merupakan skenario yang diharapkan terjadi. Oleh karena itu, perusahaaan perlu mendorong skenario optimis dapat terjadi di masa yang akan datang. Demi mewujudkan skenario ini membutuhkan dukungan dari stakeholder dalam pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm dalam hal ini adalah pemilik perusahaan. D. REKOMENDASI OPERASIONAL Rekomendasi operasional pengembangan usaha Sari Sehat Multifarm disusun berdasarkan skenario yang diharapkan terjadi yaitu skenario optimis. Skenario optimis menjadi usaha jamur tiram yang maju di masa depan perlu didorong agar terjadi, yaitu dengan memperhatikan faktor-faktor kunci yang sangat berpengaruh terhadap pengembangan usaha. Faktor- faktor kunci tersebut yaitu, kemampuan permodalan, kemampuan manajemen keuangan, produktivitas, kemampuan SDM, dan kondisi peralatan produksi. Formulasi strategi pengembangan usaha jamur tiram pada Sari Sehat Multifarm secara skematis dapat dilihat pada Gambar 21. Pada gambar dapat dilihat bahwa tujuan strategi adalah mendorong agar skenario optimis terjadi yaitu menjadi usaha jamur tiram yang maju di masa depan. Hal ini dicapai dengan meningkatkan faktor faktor kunci pengembangan usaha. 36

Tujuan Strategi : Mendorong skenario optimis agar terjadi yaitu menjadi usaha jamur tiram yang maju di masa depan OPTIMIS 1A 2A 3A 4A 5A (5) 1B 1A MODERATE 1B 2B 3A 4 A 5A (4) 2B 2A (3) 3B 3A (2) 4B 4A (1) 5B 5A BASE LINE (Kondisi Sekarang) 1B 2B 3B 4B 5B Gambar 21. Formulasi strategi pengembangan usaha Sari Sehat Multifarm Keterangan : 1A : Kemampuan permodalan semakin meningkat dengan adanya peningkatan penjualan dan kebijakan pemilik untuk menambah modal 2A : Kemampuan manajemen keuangan semakin meningkat dengan adanya pengelolaan keuangan yang rinci dan terstruktur 3A : Produktivitas semakin meningkat karena tidak ada kegagalan pada saat proses produksi 4A : Kemampuan SDM semakin meningkat karena adanya pelatihan (training) dan SDM semakin produktif 5A : Kondisi peralatan produksi emakin meningkat dengan adanya penambahan dan penggantian peralatan produksi 1B : Kemampuan permodalan tetap/kondisi sekarang, tidak mengalami peningkatan dan tidak ada kebijakan pemilik untuk menambah modal 2B : Kemampuan manajemen keuangan tetap seperti sekarang, pengelolaan keuangan dilakukan secara sederhana 3B : Produktivitas tetap seperti sekarang yaitu produktivitas bag log 90-95% dengan kegagalan sebesar 5-10% 4B : Kemampuan SDM tetap/kondisi sekarang yaitu kapabilitas karyawan tidak mengalami peningkatan 5B : Kondisi peralatan produksi menurun tanpa adanya penambahan dan penggantian peralatan produksi 37

Untuk mewujudkan skenario optimis yaitu menjadi perusahaan jamur tiram yang maju di masa depan maka tahapan-tahapan yang perlu dilakukan yaitu dari base line (kondisi sekarang) (1B-2B-3B-4B-5B), tahap pertama (1) yaitu dengan peningkatan kondisi peralatan produksi. Dalam hal ini perusahaan perlu memeriksa peralatan secara berkala sehingga dapat diketahui kondisinya. Apabila ada yang rusak perlu diganti agar proses produksi berjalan lancar, selain itu untuk alat sterilisasi autoclave perlu ditambah agar terjadi peningkatan produksi dan proses produksi dapat berjalan secara efektif dan efisien. Tahap kedua (2) adalah peningkatan faktor kemampuan SDM. Kemampuan SDM sangat mempengaruhi produksi jamur tiram. Peningkatan kemampuan SDM dapat dilakukan dengan cara pemberian pelatihan-pelatihan dan dilakukan pengontrolan dan evaluasi pada setiap pekerjaannya. Peningkatan motivasi kerja dapat dilakukan dengan pemberian insentif atau kenaikan gaji. Dengan adanya pelatihan, pengontrolan, dan upaya peningkatan motivasi kerja maka kemampuaan SDM akan meningkat dan menjadikan SDM profesional dalam pekerjaannya. Hal ini tentu sangat menunjang bagi pengembangan usaha jamur tiram Sari Sehat Multifarm. Tahap ketiga (3) adalah peningakatan faktor produktivitas. Produktivitas meningkat dengan berkurangnya kegagalan pada saat proses produksi. Kegagalan dapat diminimalmalisir dengan pengontrolan pada saat proses produksi khususnya pada saat proses sterilisasi dan inkubasi yan menjadi faktor kritis proses pembuatan media tanam/bag log. Selain itu, adanya kondisi peralatan produksi yang meningkat dan menunjang proses produksi tentu akan meningkatkan produktivitasnya. Kondisi peralatan produksi yang terjamin akan memperkecil kontaminan pada saat produksi bag log sehingga akan meningkatkan produktivitas. Selain itu, dengan ditunjang kemampuan SDM yang tinggi yaitu profesional tentunya juga akan meningkatkan produktivitas bag log karena pekerjaan dilakukan dengan benar sesuai prosedur. Adanya peningkatan ketiga faktor ini akan menjadikan perusahaan berkembang dari base line (kondisi sekarang) menjadi skenario moderate (1B-2B-3A-4A-5A). Setelah peningkatan ketiga faktor tersebut maka selanjutnya tahap keempat (4) yang perlu ditingkatkan adalah kemampuan manajemen keuangan. Kemampuan manajemen keuangan dapat dikatakan baik apabila perusahaan mampu mengelola aktivitas keuangan perusahaan secara efektif dan efisien. Kemampuan manajemen keuangan yang sekarang hanya dilakukan secara sederhana. Hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan manajemen keuangan adalah menambah tenaga kerja ahli di bidang keuangan, karena pada saat ini keuangan sekaligus menjadi tanggung jawab manajer jamur tiram. Perusahaan tidak memiliki laporan keuangan yang rinci, hanya dilakukan pencatatan sederhana untuk pendapatan dan pengeluaran yang terjadi. Dalam hal ini perlu adanya kebijakan dari pemilik untuk menambah tenaga kerja yang khusus mengelola keuangan agar keuangan dapat dikelola dengan baik sehingga dapat dipantau perkembangannya. Langkah terakhir/tahap kelima (5) yaitu peningkatan kemampuan permodalan untuk menjadikan perusahaan pada skenario optimis. Berdasarkan hasil analisis prospektif menunjukkan bahwa faktor kemampuan permodalan sebagai faktor yang dapat dikontrol (controllable factor) pada kuadran I yang merupakan faktor utama atau dominan dalam pengembangan usaha Sari Sehat Multifarm. Dalam hal ini pihak yang berpengaruh terhadap kemampuan permodalan adalah pemilik perusahaan yang mempunyai kewenangan secara penuh terhadap perusahaan. Peningkatan permodalan dapat dilakukan dengan pengajuan pinjaman kepada bank untuk pengembangan usaha. Dengan adanya peningkatan kelima faktor yang mempengaruhi pengembangan usaha menjadikan Sari Sehat Multifarm menjadi skenario optimis (1A-2A-3A-4A-5A) yaitu menjadi usaha jamur tiram yang maju di masa depan. 38

Jadi untuk pengembangan usaha Jamur Tiram pada Sari Sehat Multifarm perlu memperhatikan lima faktor kunci pengembangan usaha yaitu kemampuan permodalan, kemampuan manajemen keuangan, produktivitas, kemampuan SDM, dan kondisi peralatan produksi. Perkembangan yang positif kelima faktor tersebut akan menjadikan Sari Sehat Multifarm menjadi usaha jamur tiram yang maju di masa depan. Untuk mewujudkan hal ini perlu dukungan dari pemilik perusahaan sebagai pemegang kekuasaan dan pengambil keputusan pada Sari Sehat Multifarm. 39