BAB III METODE PENELITIAN. perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P.

Transkripsi

1 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 6 perlakuan. Pemberian perlakuan komposisi media tanam jamur tiram putih (P. ostreatus) yang dilakukan yaitu: P0 = Serbuk gergaji 70% + dedak 28% + kapur 1% + gips 1% + TSP 1% P1 = Bonggol pisang 90% + dedak 8% + kapur 1% + gips 1% + TSP 1% P2 = Bonggol pisang 70% + dedak 28% + kapur 1% + gips 1% + TSP 1% P3 = Bonggol pisang 50% + dedak 48% + kapur 1% + gips 1% + TSP 1% P4 = Bonggol pisang 30% + dedak 68% + kapur 1% + gips 1% + TSP 1% P5 = Bonggol pisang 10% + dedak 88% + kapur 1% + gips 1% + TSP 1% Setiap perlakuan diulang 4 kali, sehingga jumlah unit percobaan adalah 6x4 = 24 satuan percobaan, model linear dari rancangan acak lengkap yaitu: Yij = μ + τi + Dimana i = 1,2,3,...,6 Yij = Pengamatan pada perlakuan ke- i dan ulangan ke- j μ = rataan umum ti = pengaruh perlakuan ke- i = Pengaruh acak pada perlakuan ke- i 3.2 Alat dan Bahan

2 Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah autoklaf, laminar air flow, oven, sprayer, kubung (rumah jamur), timbangan, spatula, ember, timbangan analitik, penggaris, dan pemadat (botol kaca). Bahan yang digunakan dalam penelitian adalah alkohol 70%, bonggol pisang, effective microorganism-4 (EM-4), dedak, kapur ( ), TSP, gips, air, plastik tahan panas (penilpropylen), karung, cincin paralon, kapas dan bibit jamur tiram putih yang didapat dari rumah budidaya jamur tiram putih, di jalan Pattimura lorong Sido Mulyo kecamatan Telanaipura. 3.3 Pelaksanaan Penelitian Rumah Jamur atau Kubung Jamur Kubung atau rumah jamur ialah tempat meletakkan bibit setiap tanam sampai menjadi jamur dan siap untuk dipanen. Rumah jamur sederhana dapat dibuat dari daun rumbia, anyaman bambu atau anyaman jerami padi. Ukuran kubung yang ideal adalah panjang 12 m, lebar 7 m dan tinggi 3,5 m. Ruangan kubung penanaman jamur tiram dilengkapi rak yang dipasang berjajar, berderet dan tersusun berlapis-lapis diantara sisi tiang penyangga. Rak kubung terdiri atas unit-unit rak yang dipisahkan oleh jalan utama dan jalan yang membelah ruangan (Djarijah dan Djarijah, 2001: 39-40) Pembuatan Media Jamur

3 Pembuatan media jamur tiram putih, pertama bonggol pisang dibersihkan dari tanah dan kotoran dengan cara dicuci, selanjutnya dipotong dan dicacah hingga ukurannya menjadi lebih kecil dan dikering anginkan. Selanjutnya, bonggol pisang yang telah dicacah sebanyak 10 kg disiram dengan EM-4 sebanyak 15% (150 ml dalam 1 liter air) dan ditambah dengan larutan gula 2%, kemudian ditutup rapat (Meinanda, 2013:61). Selanjutnya dilakukan pengomposan selama 6 hari dan dilakukan pembalikan setiap 3 hari agar proses pengomposannya merata dan kelembapan terjaga. Setelah selesai proses pengomposan bonggol pisang, lalu kompos dicampurkan dengan bahan yang lainnya seperti dedak, kapur, gipsum, TSP dan air yang komposisinya sudah ditentukan dan diaduk hingga merata. Media tanam dikemas sebanyak 1 kg dalam kantong plastik tahan panas (penilpropylen). Media tanam kemudian dipadatkan menggunakan alat press atau botol hingga bagian bawah plastik rata dan menyerupai log kayu (baglog). Ujung plastik dipasang ring atau cincin lalu ditutup dengan kapas dan kemudian disterilisasi (Achmad, dkk, 2013:129) Sterilisasi

4 Metode sterilisasi yang dilakukan untuk membunuh patogen dengan menggunakan suhu bertekanan tinggi menggunakan alat yang dinamakan dengan autoklaf. Baglog yang sudah jadi disterilkan dengan menggunakan autoklaf dengan uap tinggi bertemperatur 121 C (Piryadi, 2013: 50). Tahap sterilisasi ini dilakukan di Laboraturium Dasar dan Terpadu di Universitas Jambi Inokulasi Bibit Jamur Tiram Proses inokulasi dilakukan dengan cara aseptik sehingga media tanam tidak terkontaminasi oleh mikroorganisme yang tidak diinginkan yang dapat merugikan budidaya jamur tiram putih. Cara inokulasi jamur tiram putih yaitu pertama menyiapkan bibit semai jamur tiram putih dan media tanam (baglog). Selanjutnya menyemprot meja atau laminar air flow dengan menggunakan alkohol 70% hingga merata. Setelah kering, bunsen dinyalakan dalam laminar air flow atau meja yang telah bersih. Kemudian membuka tutup botol yang berisi biakan bibit semai jamur tiram putih dan media tanam (baglog). Media biakan bibit semai jamur tiram putih diambil dengan sendok inokulasi atau spatula. Apabila media tanam biakannya seperti biji-bijian, dituangkan media biakan bibit semai jamur tiram putihnya. Media biakan bibit semai dimasukkan kedalam baglog, kemudian media ditutup dengan menggunakan kapas. Media tanam siap untuk diinkubasi (Ahmad, dkk, 2013: 130) Inkubasi

5 Inkubasi atau pemeraman bertujuan agar bibit yang telah diinokulasi segera ditumbuhi miselium. Inkubasi media tanam bonggol pisang dilakukan di tempat budidaya jamur tiram putih yang bertempat di Jln. Pattimura lorong Sido Mulyo kec. Telanaipura Jambi. Pada masa inkubasi hari, miselium sudah tumbuh hingga separuh bagian baglog. Setelah hari setelah inokulasi, media tanam tersebut sudah berwarna putih seluruhnya dan dipindahkan ke kubung untuk dibudidayakan hingga proses pemanenan Panen Agar tubuh buah jamur dapat tumbuh, maka kapas pada penutup baglog di buka. Setelah 1-2 minggu dibuka, maka sudah mulai kelihatan tumbuh bakal tubuh buahnya. Bakal tubuh buah tersebut dibiarkan tumbuh dan berkembang 3-5 hari sampai pertumbuhan yang optimal. Jamur yang sudah tumbuh optimal, siap untuk dipanen dengan cara mencabut tubuh buah bersama akarnya. 3.4 Parameter Pengamatan

6 3.4.1 Diameter tudung jamur tiram putih (cm) Jamur tiram putih yang telah dipanen selanjutnya diukur diameter tiap tudungnya dengan menggunakan penggaris dalam satuan sentimeter, dengan arah horizontal dari titik tumbuh. Pada pengukuran diameter tudung ini dilakukan pada jamur yang paling besar dalam satu baglog setiap kali panen pada tiap variasi komposisi media tanam (Kalsum, dkk, 2011: 88) Berat basah jamur tiram putih (g) Jamur tiram putih yang telah dipanen langsung ditimbang berat basah keseluruhan badan buah jamur per baglog. Berat basah jamur tiram putih ditimbang pada panen pertama (Aini dan Kuswytasari, 2013: 117) Berat kering jamur tiram putih (g) Jamur tiram putih yang telah dipanen dan ditimbang berat basahnya kemudian dikeringkan dengan menggunakan oven dengan temperatur C hingga beratnya konstan. Setelah di oven, jamur tiram putih ditimbang dengan menggunakan timbangan analitik untuk menentukan berat keringnya (Piryadi, 2013: 101) Kadar air jamur tiram putih (%)

7 Kadar air jamur tiram putih, dapat dihitung setelah menimbang berat basah (berat awal) dan berat yang telah dikeringkan dengan menggunakan oven hingga beratnya konstan (berat akhir), untuk menghitung kadar air, digunakan rumus: (Sumiati dan Djuariah, 2005:179) ( ) Keterangan: A = Berat Basah / Berat Awal (g) B = Berat Kering / Berat Akhir 3.5 Analisis Data Untuk melihat pengaruh dari tiap perlakuan terhadap pertumbuhan jamur tiram putih, data yang diperoleh dianalisis secara statistik dengan menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA). Apabila berbeda nyata maka dilanjutkan dengan uji Duncan New Multiple Range Test (DNMRT) pada taraf nyata 5% (Saputri, dkk. 2016: 3). 3.6 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Pusat Pengembangan Budidaya Jamur Tiram di Provinsi Jambi di Perumahan Jalan Pattimura lorong Sido Mulyo serta di Laboratorium Dasar dan Terpadu. Penelitian dimulai dari bulan Desember Februari 2016.