LAMPIRAN
Lampiran 1. Contoh Alat Ukur Liebowitz Social Anxiety Scale for Children and Adolescents Petunjuk: Untuk setiap situasi, isilah dengan angka berikut yang menunjukkan seberapa besar ketakutan yang kamu rasakan (0= tidak takut sama sekali, 1 = sedikit takut, 2 = takut, 3 = sangat takut) dan seberapa sering kamu menghindari situasi tersebut (0 = tidak pernah, 1 = terkadang, 2 = sering, 3 = selalu). Situation Column 1. Fear or anxiety Column 2. Avoidance Column 3.Add 1 + 2 1. Berbicara dengan teman atau orang lain di telepon 2. Bekerja kelompok bersama teman sekelas 3. Makan di hadapan orang lain (misalnya: di kantin sekolah) 4. Meminta pertolongan orang dewasa yang belum dikenal dengan baik (misalnya: penjaga toko atau petugas polisi) 5. Melakukan presentasi atau melaporkan tugas di hadapan teman-teman sekelas 6. Menghadiri pesta atau kegiatan lainnya di sekolah 7. Menulis di papan tulis atau di hadapan teman-teman sekelas 8. Berbicara dengan anak sebaya lainnya yang belum dikenal dengan baik 9. Memulai percakapan dengan orang lain yang belum dikenal dengan baik 10. Menggunakan kamar mandi di sekolah atau tempat umum 11. Memasuki kelas atau sebuah ruangan saat semua orang sudah duduk di kursinya masing-masing 12. Menjadi pusat perhatian (misalnya ketika mengadakan pesta ulang tahun)
13. Mengajukan pertanyaan di hadapan teman-teman sekelas 14. Menjawab pertanyaan di hadapan teman-teman sekelas 15. Membaca dengan suara keras agar dapat didengar oleh teman-teman sekelas 16. Mengikuti ujian 17. Mengatakan tidak saat seseorang memintamu melakukan sesuatu yang tidak kamu inginkan (misalnya: saat seorang teman ingin menyontek pekerjaanmu) 18. Mengatakan bahwa kamu tidak suka atau sedang marah kepada temanmu 19. Menatap langsung orang lain yang belum dikenal dengan baik 20. Mengembalikan atau menukar barang ke toko 21. Tampil di hadapan orang lain (misalnya: menyanyi, menari) 22. Mengikuti sebuah perkumpulan atau kelompok 23. Bertemu dengan orang yang sama sekali belum kamu kenal 24. Meminta izin kepada guru untuk keluar kelas (misalnya: ingin ke kamar mandi atau merasa kurang sehat) Total Score (add up all Column 3 scores) Scoring: 55 65 Moderate social phobia 65 80 Marked social phobia 80 95 Severe social phobia Above 95 Very severe social phobia
Lampiran 2. Contoh Alat Ukur The Subjective Units of Distress Scale 0 1 2 3 4 5 6 7 8 Tidak Cemas Sangat Cemas
Lampiran 3: Thought Monitoring Subjek 1 Pra Intervensi Di Rumah Hari/Tanggal Kondisi Pencetus Pikiran yang muncul Senin/20 Mei Tamu datang ke rumah dan disuruh membukakan pintu Saya tidak tahu harus berbicara apa dengan tamu tersebut, takut dimarahi oleh tamu tersebut Apa yang dirasakan Merasa takut dan cemas Respon Membuka pintu lalu masuk ke belakang tanpa berkata apapun Konsekuensi Orang tua dan majikan memarahi, merasa sedih karena dimarahi orang tua dan majikan Selasa/21 Mei Ada acara di rumah dan ibu menyuruh untuk membantu mengambilkan piring Saya takut orangorang akan memperhatikan dan melakukan kesalahan Merasa takut dan cemas Menolak untuk melakukannya Ibu memarahi karena tidak mau membantunya, merasa takut karena dimarahi orang tua Di Sekolah Hari/Tanggal Kondisi Pencetus Pikiran yang muncul Rabu/22 Mei Saat jam istirahat semua anak bermain di luar dan teman dekat tidak masuk sekolah - Saya tidak punya teman - Anak-anak lain akan menganggu - Anak-anak Apa yang dirasakan Merasa takut, cemas dan malu Respon - Duduk di kelas sambil membaca buku - Tidak pergi untuk jajan Konsekuensi - Merasa kesepian - Lapar
Kamis/23 Mei Guru menyuruh maju ke depan kelas lain akan mendorong Saya akan melakukan kesalahan, ibu guru akan memarahi, teman-teman akan mengejek dan mentertawakan Merasa takut dan cemas dan malu Meminta teman dekat menemani maju ke depan, tangan dingin, berkeringat Teman-teman mengejek karena tidak berani maju sendirian Di Playground Hari/Tanggal Kondisi Pencetus Pikiran yang muncul Jumat/24 Mei Melihat anakanak lain yang sedang bermain Mereka akan pergi kalau ikut bermain dengan mereka, mereka tidak mau berteman dengan Apa yang dirasakan Merasa takut, cemas dan malu Respon Diam membisu dan menyendiri Konsekuensi - Ditegur oleh orang tua karena tidak mau bermain dengan anakanak lainnya. - Kesepian karena tidak punya teman bermain
Lampiran 4. Thought Monitoring Subjek 2 Pra Intervensi Hari/Tanggal Kondisi Pencetus Pikiran yang muncul Senin/20 Mei Selasa/21 Mei Saat belajar iqra di kelas, satu persatu murid disuruh membaca di depan guru. Saya melewati meja guru piket dan guru itu memanggil dan mengajak bicara - Saya akan salah membaca - Ibu guru akan memarahi - Teman-teman akan mengejek - Teman-teman akan menganggap tidak pandai membaca iqra - Suara tidak bisa keras di sekolah - Saya sudah terbiasa bicara dengan suara di Apa yang dirasakan Takut, khawatir dan malu Merasa malu Respon - Membaca dengan suara yang sangat - Berbicara dengan suara sangat Konsekuensi - Teman-teman tidak mendengarkan suara - Saya tidak merasa terlalu malu ketika salah bacaan - Teman-teman tidak memperhatikan karena suara - Ibu guru tidak memarahi atas suara bising di kelas karena suara - Guru piket mendekat agar bisa mendengar suara - Guru piket meminta untuk
Rabu/22 Mei Kamis/23 Mei Saat sedang berbicara dengan teman Ibu guru menyuruh menyampaikan pesan kepada salah seorang guru lainnya sekolah - Guru akan mendekat kepada karena suara tidak terdengar - Saya sudah terbiasa bicara dengan suara - Suara tidak bisa keras di sekolah - Saya ingin teman senang agar tetap mau berteman dengan - Saya berbeda dengan teman - Saya sudah terbiasa bicara dengan suara - Suara tidak bisa keras di sekolah - Saya tidak Merasa khawatir dan malu Merasa khawatir dan malu - Berbicara dengan suara - Berbicara dengan suara berbicara lebih keras - Teman tidak terlalu memperhatikan karena suara - Teman lebih banyak bercerita karena suara - Ibu guru mendekat agar bisa mendengar suara
Jumat/24 Mei Saat belajar di kelas, ibu guru menyuruh maju ke depan untuk mempraktikkan gerakan shalat dan bacaannya ingin dimarahi oleh guru - Teman-teman akan mengejek - Suara tidak bisa keras di sekolah - Ibu guru akan marah pada - Teman-teman akan melihat Merasa takut dan malu - Berbicara dengan suara - Teman-teman tidak terlalu memperhatikan karena suara - Ibu guru mendekat agar bisa mendengar suara - Teman-teman sibuk sendiri sehingga tidak memperhatikan
Lampiran 5 Rancangan Intervensi Program Coping Cat Kendall pada anak dengan Social Phobia Sesi Tahapan Komponen Tujuan Kegiatan PSIKOEDUKASI DENGAN ORANG TUA Pertemuan dengan Psikoedukasi a. Memberikan informasi a. Memberikan penjelasan orang tua mengenai kecemasan mengenai kecemasan dan subjek terhadap situasi sosial dan faktor-faktor mekanismenya. b. Memberikan penjelasan yang menyebabkannya. b. Memberikan informasi tentang perbedaan kecemasan dengan gangguan kecemasan. mengenai bagaimana c. Memberikan penjelasan orang tua dapat berperan membantu subjek untuk mengendalikan ketakutannya. c. Memberikan informasi mengenai bagaimana subjek dapat belajar untuk mengendalikan kecemasannya melalui program terapi yang akan dijalankan tentang bentuk-bentuk gangguan kecemasan, yaitu salah satunya social phobia. d. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi berkembangnya gejala social phobia pada anak. e. Menjelaskan peran orang tua untuk membantu anak mengatasi ketakutannya. f. Menjelaskan tentang program terapi yang akan dijalankan. Membina rapport dan orientasi terapi Rapport PENGENALAN PROGRAM Mengenal satu sama lain dan menjelaskan informasi dasar mengenai program terapi. a. Mengawali percakapan dengan topik yang ringan dan aktivitas yang menyenangkan.
1 Mengenali perasaan cemas SKILLS TRAINING (FEAR) F (FEELING FRIGHTENED?) Affective education a. Mengenali berbagai bentuk emosi yang berbeda-beda beserta ekspresi yang dimunculkan. b. Membedakan antara kecemasan dengan bentuk emosi lainnya dan mengenali reaksi fisiknya saat cemas c. Menyusun hirarki situasi pemicu kecemasan b. Melakukan permainan personal facts agar lebih mengenal satu sama lain. c. Memperkenalkan konsep perasaan dan pikiran. d. Menjelaskan program yang akan dijalani kepada subjek secara singkat. e. Memberikan homework f. Menetapkan daftar hadiah sebelumnya dan memberikan stiker b. Membuat daftar berbagai bentuk perasaan dan menggunakan gambar wajah yang menunjukkan berbagai ekspresi. c. Bermain Feeling Charades yaitu role play tentang berbagai bentuk ekspresi emosi dan saling menebak ekspresi yang ditampilkan d. Membahas mengenai kecemasan yang dirasakan subjek, pada saat kapan kecemasan itu muncul, reaksi subjek saat cemas, dan respon terhadap situasi tersebut.
2 Mengenali respon somatis saat cemas Awareness of bodily reactions when anxious Mengenali secara spesifik respon somatis saat cemas 3 Latihan relaksasi Somatic management Melakukan latihan relaksasi sederhana untuk membantu mengurangi ketegangan saat sedang merasa cemas/takut. e. Memperkenalkan Feelings Thermometer yang dapat membantu menentukan situasi mana yang dapat lebih memicu kecemasan subjek. f. Menyusun hirarki situasi pemicu kecemasan subjek g. Memberikan homework sebelumnya dan memberikan stiker. b. Memperkenalkan berbagai respon somatis c. Latihan mengenali respon somatis melalui Coping modeling dan role play pada situasi yang ditakuti oleh anak d. Memperkenalkan anak pada strategi FEAR yang pertama e. Memberikan homework sebelumnya dan memberikan stiker. b. Melakukan penukaran hadiah c. Subjek diminta untuk membayangkan situasi pemicu kecemasan dan fokus pada bagian tubuhnya yang terasa tegang. d. Melakukan latihan relaksasi
4 Mengenali dan memodifikasi anxious self talk 5 Mengembangkan keterampilan problem solving E (Expecting bad things to happen? Identification and a. Memahami fungsi self modification of anxious self talk dan pengaruhnya talk terhadap respon yang muncul saat cemas b. Mengidentifikasi anxious self talk Mengembangkan coping self talk (isi pikiran yang dapat membantu mengatasi rasa cemas) A (Attitudes and actions that can help) Problem solving a. Memahami konsep problem solving b. Menggunakan strategi problem solving untuk dengan prosedur deep breathing dan progressive muscle relaxation e. Terapis menjadi coping model dan mencontohkan prosedur relaksasi kemudian ajak anak untuk berpartisipasi. f. Memberikan homework sebelumnya dan memberikan stiker. b. Memperkenalkan konsep self talk (isi pikiran) c. Membuat self talk pada situasi pemicu kecemasan subjek d. Memperkenalkan perbedaan antara anxious self talk dengan coping self talk e. Memperkenalkan strategi FEAR yang kedua f. Latihan membuat coping self talk g. Memberikan homework sebelumnya dan memberikan stiker b. Memperkenalkan strategi
6 Memperkenalkan konsep self-rating dan reward 7 Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada mengendalikan kecemasan R (Results and Rewards) Self reward Memahami konsep evaluasi diri dan dapat memberikan reward terhadap diri sendiri berdasarkan usaha dan performa. Imaginal exposure, in vivo exposure SKILLS PRACTICE Memberikan kesempatan subjek untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau FEAR yang ketiga c. Memperkenalkan konsep problem solving dan tahaptahapnya d. Latihan membuat tahapan problem solving e. Memberikan homework sebelumnya dan memberikan stiker b. Menukar stiker dengan hadiah c. Menjelaskan konsep evaluasi diri dan self reward d. Menetapkan daftar reward yang mungkin diperoleh subjek e. Latihan membuat self rating dan self reward f. Meninjau keseluruhan strategi TAKUT g. Membahas situasi berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya h. Memberikan homework sebelumnya dan memberikan stiker. b. Latihan imaginal exposure
di posisi terendah dari fear ladder 8 Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi kedua dari fear ladder 9 Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi ketiga dari fear ladder 10 Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada Imaginal exposure, in vivo exposure Imaginal exposure, in vivo exposure Imaginal exposure, in vivo exposure nyata secara bertahap c. Latihan in vivo exposure Membahas situasi berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya d. Memberikan homework Memberikan subjek kesempatan untuk sebelumnya dan menerapkan strategi FEAR memberikan stiker dalam situasi simulasi atau b. Latihan imaginal exposure nyata secara bertahap c. Latihan in vivo exposure Membahas situasi berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya d. Memberikan homework Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau nyata secara bertahap Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau sebelumnya dan memberikan stiker b. Latihan imaginal exposure c. Latihan in vivo exposure Membahas situasi berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya d. Memberikan homework sebelumnya dan memberikan stiker b. Latihan imaginal exposure
di posisi keempat dari fear ladder 11 Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi kelima dari fear ladder Imaginal exposure, in vivo exposure nyata secara bertahap c. Latihan in vivo exposure Membahas situasi berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya d. Memberikan homework Memberikan subjek kesempatan untuk sebelumnya dan menerapkan strategi FEAR memberikan stiker dalam situasi simulasi atau b. Latihan imaginal exposure nyata secara bertahap c. Latihan in vivo exposure Membahas situasi berdasarkan fear ladder yang akan dipraktikkan pada pertemuan selanjutnya d. Memberikan homework 12 Latihan menerapkan strategi FEAR pada situasi yang berada di posisi tertinggi dari fear ladder Imaginal exposure, in vivo exposure a. Memberikan subjek kesempatan untuk menerapkan strategi FEAR dalam situasi simulasi atau nyata secara bertahap b. Menutup terapi sebelumnya dan memberikan stiker b. Melakukan penukaran hadiah c. Latihan imaginal exposure d. Latihan in vivo exposure e. Merangkum keseluruhan proses terapi dan mengakhiri terapi