DAMPAK PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 31 PADANG ARTIKEL ILMIAH RESI PADLI NPM 10080377 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2015
DAMPAK PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KETERAMPILAN MEMPRODUKSI TEKS CERITA PENDEK SISWA KELAS VII 3 SMP NEGERI 31 PADANG Resi Padli 1, Dr. Yasnur Asri, M.Pd. 2, Dina Ramadhanti, M.Pd. 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) dan 3) Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Ada beberapa hal yang melatarbelakangi penelitian ini, yaitu kurangnya motivasi belajar siswa, kurangnya pemahaman siswa terhadap pembelajaran teks cerita pendek, serta kurangnya minat siswa untuk membaca. Untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam pembelajaran, guru perlu menerapkan suatu model pembelajaran yang dapat memicu keaktifan siswa yaitu dengan menerapkan model problem based learning. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan keterampilan memproduksi teks cerita pendek siswa sebelum dan setelah penerapan model problem based learning, serta untuk menganalisis dampak penerapan model problem based learning terhadap keterampilan memproduksi teks cerita pendek siswa kelas VII 3 SMP Negeri 31 Padang. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif menggunakan desain eksperimen. Jenis eksperimen ini adalah eksperimen semu (quasy-experimental resear). Rancangan atau desain pelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretestposttest design. Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah dilaksanakan PBL dengan nilai rata-rata 90.32 (sebelum) dan 95.70 setelah dilakukan PBL dan adanya dampak penerapan model problem based learning terhadap keterampilan memproduksi teks cerita pendek siswa kelas VII 3 SMP Negeri 31 Padang. uji-t 7.37 dan H0 yang didapatkan adalah 1.68. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa hipotesis yang menunjukan H0 ditolak dan H1 diterima karena 7.37>1.67 hal ini berarti terdapat perbedaan sebelum dan sesudah diterapkan model problem based learning dalam keterampilan memproduksi teks cerpen siswa kelas VII 3 SMP Negeri 31 Padang, hipotesis (H1) diterima. Kata Kunci: menulis, teks cerpen, problem based learning
THE EFFECT OF THE APPLICATION MODEL PROBLEM BASED LEARNING TOWARD SHORT STORY TEXT PRODUCTION SKILL STUDENT S CLASS VII 3 SMP N 31 PADANG Resi Padli 1, Dr. Yasnur Asri, M.Pd. 2, Dina Ramadhanti, M.Pd. 3 1) Students STKIP PGRI West Sumatera 2) 3) Lecture Department of Language and Literature Indonesia STKIP PGRI West Sumatera Dosen ABSTRACT There are some problems that be backround of this research, that is less of student s motivation, less of student s understanding toward short story text learning, also less of student s interest to reading. To increase student s ability in learning, teachers need to implement a learning model that can stimulate the activity of student s by implementing a model problem based learning. The purpose of this research to describe the skill to create short story student s before and after implemented model problem based learning, also to analyse the effect of implementing model problem based learning toward skill to create short story text student s class VII 3 SMP N 31Padang. The kind of this research is quantitative research with the descriptive methode by using experiments design. The kind of this experiments is quasy experiment research. Research design wich used in this research is one group pre-test posttest design. Based on the result of the research does can be conclude that an increasing in student s achievement before and after implemented PBL with average value of 90.32 before and 95.70 after PBL, and there is effect of implementing model problem based learning toward skill to create short story text student s class VII 3 SMPN 31 Padang. Test-t 7,37 and H0 wich achievied is 1,67. Based on discase can be seen the hypothesis that shows H0 refused and H1 accepted because 7,37>1,67. It means there are difference before and after implemented model problem based learning in skill create short story text student s class VII 3 SMP N 31 Padang hypothesis H1 accepted. Keywords: writing, text stories, problem based learning
PENDAHULUAN Keterampilan menulis teks cerita pendek, pada tingkat SMP dipelajari dalam kurikulum 2013 mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya di kelas VII. Hal ini sebagaimana terdapat dalam KI 4 dan KD 4.2. KI 4 berbunyi Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori. KD 4.2 berbunyi Menyusun teks hasil observasi, tanggapan deskriptif, eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek sesuai dengan karakteristik teks yang akan dibuat baik secara lisan maupun tulisan. Berdasarkan wawancara dengan guru Bahasa Indonesia tersebut, terdapat tiga permasalahan yang terdapat dalam pembelajaran menulis cerpen. Pertama, kurangnya motivasi siswa dalam belajar, khususnya dalam pembelajaran menulis cerpen. Kedua, siswa belum bisa memahami struktur teks cerpen dengan baik. Ketiga, kurangnya minat siswa dalam membaca sehingga siswa sulit menentukan pilihan kata atau diksi dalam memproduksi teks cerpen. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi siswa dalam menulis teks cerpen, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia perlu memilih salah satu model pembelajaran yang efektif dan mampu membuka cakrawala berfikir siswa untuk menulis teks cerpen. Salah satu model pembelajaran yang dapat membantu siswa dan guru dalam pembelajaran menulis teks cerpen adalah dengan menggunakan model pembelajaran problem based learning. Berdasarkan batasan masalah, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, bagaimanakah keterampilan memproduksi teks cerita pendek siswa kelas VII 3 SMP N 31 Padang sebelum menggunakan model problem based learning? Kedua, bagaimanakah keterampilan memproduksi teks cerita pendek siswa kelas VII 3 SMP N 31 Padang setelah menggunakan model problem based learning? Ketiga, adakah dampak penerapan model problem based learning terhadap keterampilan memproduksi teks cerita pendek siswa kelas VII SMP N 31 Padang? Menurut Halliday dan Ruqaiyah (Mahsun, 2014:1) teks merupakan jalan menuju pemahaman tentang bahasa. Itu sebabnya, teks menurutnya merupakan bahasa yang berfungsi atau bahasa yang sedang melaksanakan tugas tertentu dalam konteks situasi. Dengan demikian, teks merupakan ungkapan pernyataan suatu kegiatan sosial yang bersifat verbal. Nurgiyantoro (1995:10) mengatakan bahwa cerpen merupakan cerita pendek, namun berapa panjang pendeknya itu memang tidak ada ukurannya, tidak ada kesepakatan di antara para pengarang dan para ahli. Walaupun sama-sama pendek, cerpen itu sendiri bervariasi ukurannya. Ada cerpen yang pendek ( short short story), bahkan mungkin pendek sekali berkisar 500-an kata; ada cerpen yang panjang cakupannya (middle short story), serta cerpen yang panjang (long short story) yang terdiri dari puluhan atau bahkan ribuan kata. Hamruni (Suyadi, 2013:129) mengungkapkan bahwa problem based learning adalah suatu pendekatan pembelajaran yang dimulai dengan menyelesaikan suatu masalah, tetapi untuk menyelesaikan masalah itu peserta didik memerlukan pengetahuan baru untuk dapat menyelesaikannya. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode eksperimen. Dikatakan dengan metode eksperimen karena penelitian ini bertujuan untuk mengontrol atau mengendalikan setiap gejala yang muncul dalam kondisi tertentu, sehigga diketahui hubungan sebab-akibat dari gejala yang terjadi. Jenis eksperimen ini adalah eksperimen semu (quasyexperimental resear). Rancangan atau desain pelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah one group pretest-posttest design. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Arikunto (2002:139), pengambilan sampel secara purposive sampling dilakukan berdasarkan ciri-ciri pokok populasi, subjek yang diambil paling banyak mengandung ciri populasi, dan dilakukan studi pendahuluan. Sampel dalam penelitian ini hanya satu kelas saja yaitu kelas VII 3 dengan jumlah siswa 31 orang. Variabel penelitian ini adalah keterampilan memproduksi teks cerpen siswa kelas VII 3 SMP N 31 Padang sebelum dan sesudah menerapkan model problem based learning. Data penelitian ini adalah skor hasil tes keterampilan menulis teks
cerpen sebelum dan sesudah menggunakan model problem based learning siswa kelas VII 3 SMP Negeri 31 Padang. Instumen yang digunakan adalah tes unjuk kerja yaitu tes keterampilan memproduksi teks cerpen dalam bentuk tulisan. Siswa ditugaskan untuk menulis teks cerita pendek dengan tema Ibu. Teknik analisis data yaitu, pertama, tahap penyeleksian data. Kedua, tahap penskoran yaitu pemberian skor pada tugas siswa. Ketiga, tahap penilaian. Keempat, pengklasifikasian data. Kelima, tahap pendeskripsian. Keenam, melakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui dampak penerapan model problem based learning terhadap keterampilan menulis teks cerita pendek siswa. Ketujuh, menyimpulkan hasil analisis data dan pembahasan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian ini membuktikan bahwa nilai rata-rata yang diperoleh siswa dalam menulis teks cerita pendek dengan penggunaan model problem based learning lebih tinggi dari pada sebelum penggunaan problem based learning. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa guru merupakan orang yang terlibat dalam meningkatkan keterampilan menulis teks cerita pendek siswa. Oleh karena itu, guru perlu merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi, dan memvariasiakan pembelajaran agar tidak monoton dan membuat siswa menjadi bosan dalam belajar. Misalnya dalam aspek keterampilan menulis, guru harus mampu memotivasi siswa agar mampu menuangkan kreatifitasnya dalam melahirkan sebuah karya tulis yang berkualitas. Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa keterampilan menulis teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 31 Padang sebelum menggunakan model problem based learning dan sesudah menggunakan model problem based learning menunjukkan adanya dampak atau pengaruh yang signifikan sehingga H1 diterima. Diterimanya H1 ini memperlihatkan adanya pengaruh model pembelajaran problem based learning terhadap keterampilan menulis teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 31 Padang. Nilai rata-rata pretes sudah mencapai KKM dan lebih meningkat pada saat posttest. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model problem based learning terhadap keterampilan menulis teks cerita pendek siswa kelas VII SMP Negeri 31 Padang. Perbedaan Pengaruh Keterampilan Menulis Cerpen Siswa Kelas VII SMP Negeri 31 Padang Sebelum dan Sesudah Menggunakan Model Problem Based Learning No Kelompok N x Rata-rata 1. Sebelum (Pre-tes) 31 2566.66 82.79 2. Sesudah (Posttes) 31 2966.67 95.70 a. Keterampilan Memproduksi Teks Cerita Pendek Siswa Kelas VII 3 SMP Negeri 31 Padang Sebelum Menggunakan Model Problem Based Learning Berdasarkan pemerolehan skor keterampilan menulis teks cerita pendek siswa secara umum sebelum menggunakan model problem based learning dengan nilai rata-rata 82.79 yang berada pada kualifikasi baik, dapat dideskripsikan empat hal berikut ini. Pertama, siswa yang memperoleh skor 6.0 berjumlah 16 orang (48,38%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 5.0 berjumlah 7 orang (18,82%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 4.0 berjumlah 5 orang (10,75%). Keempat, siswa yang memperoleh skor 3.0 berjumlah 3 orang (4,84%). Skor keterampilan menulis teks cerpen untuk indikator struktur teks cerpen dengan nilai rata-rata 79.57 yang berada pada kualifikasi baik, dapat dideskripsikan tiga kelompok. Pertama, siswa yang memperoleh skor 1.0 berjumlah 3 orang (3,22%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 2.0 berjumlah 10 orang (21,51%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 3.0 berjumlah 17 orang (54.84%). Skor keterampilan menulis teks cerpen untuk indikator aspek kebahasaan dengan nilai rata-rata 86.02 yang berada pada kualifikasi baik, dapat dideskripsikan tiga kelompok. Pertama, siswa yang memperoleh skor 1.0 berjumlah 2 orang (2,15%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 2.0 berjumlah 6 orang (12.90%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 3.0 berjumlah 22 orang (70,97%).
b. Keterampilan Memproduksi Teks Cerita Pendek Siswa Kelas VII 3 SMP Negeri 31 Padang Sesudah Menggunakan Model Problem Based Learning Berdasarkan pemerolehan skor keterampilan menulis teks cerita pendek siswa secara umum sesudah menggunakan model problem based learning dengan nilai rata-rata 95.70 yang berada pada kualifikasi baik sekali, dapat dideskripsikan tiga hal berikut ini. Pertama, siswa yang memperoleh skor 6.0 berjumlah 26 orang (83.87%). Kedua, siswa yang memperoleh skor 5.0 berjumlah 2 orang (5.37%). Ketiga, siswa yang memperoleh skor 4.0 berjumlah 3 orang (6.45%). Skor keterampilan menulis teks cerpen untuk indikator struktur teks cerpen dengan nilai rata-rata 96.77 yang berada pada kualifikasi sempurna, dapat dideskripsikan dua hal berikut ini. Pertama, siswa yang memperoleh skor dengan kualifikasi sempurna berjumlah 28 orang (90.32%). Kedua, siswa yang memperoleh skor dengan kualifikasi lebih dari cukup 3 orang (6.45%). Skor keterampilan menulis teks cerpen untuk indikator aspek kebahasaan dengan nilai rata-rata 94.62 yang berada pada kualifikasi baik sekali, dapat dideskripsikan dua hal berikut ini. Pertama, siswa yang memperoleh skor dengan kualifikasi sempurna berjumlah 26 orang (83.87%). Kedua, siswa yang memperoleh skor dengan kualifikasi lebih dari cukup 5 orang (10.75%). KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisis data keterampilan memproduksi teks cerpen siswa kelas VII 3 SMP Negeri 31 Padang sebelum diterapkan model problem based learning dan keterampilan memproduksi teks cerpen siswa kelasvii 3 SMP Negeri 31 Padang sesudah diterapkan model problem based learning, maka penelitian ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut ini. Pertama, keterampilan memproduksi teks cerpen siswa kelas VII 3 SMP Negeri 31 Padang sebelum diterapkan model problem based learning secara umum berada berada pada kualifikasi baik dengan rata-rata 82.79. Nilai rata-rata teks cerita pendek siswa untuk indikator struktur teks cerpen adalah 79.57 yang dikualifikasikan baik. Nilai rata-rata teks cerita pendek siswa untuk indikator aspek kebahasaan siswa yang berada pada kualifikasi baik dengan rata-rata 86.02. Kedua, keterampilan memproduksi teks cerpen siswa kelas VII 3 SMP Negeri 31 Padang sesudah diterapkan model problem based learning secara umum berada pada secara umum berada kualifikasi baik sekali, dengan rata-rata 95.70. Rata-rata keterampilan memproduksi teks cerpen siswa kelas VII 3 SMP Negeri 31 Padang sesudah diterapkan model problem based learning untuk indikator struktur teks cerpen berada pada kualifikasi sempurna dengan nilai rata-rata teks cerita pendek siswa untuk indikator struktur teks cerpen adalah 96.77. Rata-rata keterampilan memproduksi teks cerpen siswa kelas VII 3 SMP Negeri 31 Padang sesudah diterapkan model problem based learning untuk indikator aspek kebahasaan teks cerpen indikator aspek kebahasaan cerpen pada kualifikasi baik sekali, dengan rata-rata 94.62. Ketiga, terdapat pengaruh yang signifikan yaitu perbedaan antara keterampilan memproduksi teks cerpen siswa kelas VII 3 SMP Negeri 31 Padang sebelum diterapkan model problem based learning dengan keterampilan memproduksi teks cerpen siswa kelas VII 3 SMP Negeri 31 Padang sesudah diterapkan model problem based learning. Penelitian ini memperlihatkan bahwa rata-rata keterampilan memproduksi teks cerpen siswa kelas VII 3 SMP Negeri 31 Padang sebelum diterapkan model problem based learning berada pada kualifikasi baik dengan rata-rata 82.79. Sedangkan rata-rata untuk keterampilan memproduksi teks cerpen siswa kelas VII 3 SMP Negeri 31 Padang sesudah diterapkan model problem based learning berada pada kualifikasi baik sekali dengan rata-rata 95.70. Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka peneliti menyarankan beberapa hal sebagai berikut ini. Pertama, bagi guru khususnya pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas VII SMP Negeri 31 Padang, dapat dijadikan masukan perencaan, pelaksanaan dan pengevaluasian pembelajaran menulis cerpen. Kedua, bagi siswa terutama siswa kelas VII SMP Negeri 31 Padang, dapat dijadikan tolak ukur sehingga dapat direncanakan serta dilaksanakan latihan yang lebih terstruktur dan berdaya guna. Ketiga, bagi peneliti lain dapat dijadikan masukan dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan penelitian yang relevan dengan penelitian ini. Keempat, bagi peneliti sendiri, dapat menambah pengetahuan dan menjadi pedoman dalam mengajar.
DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Prosedur Penelitian. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Nurgiantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Suyadi. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Karakter. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Mahsun. 2014. Teks dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Rajawali Pers.