PARTIKEL DALAM SUATU KOTAK SATU DIMENSI

dokumen-dokumen yang mirip
PERSAMAAN SCHRÖDINGER TAK BERGANTUNG WAKTU DAN APLIKASINYA PADA SISTEM POTENSIAL 1 D

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron

BAB III OPERATOR 3.1 Pengertian Operator Dan Sifat-sifatnya

MATERI PERKULIAHAN. Gambar 1. Potensial tangga

PARTIKEL DALAM BOX. Bentuk umum persamaan orde dua adalah: ay" + b Y' + cy = 0

BAB IV OSILATOR HARMONIS

PENDAHULUAN Anda harus dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

16 Mei 2017 Waktu: 120 menit

FUNGSI GELOMBANG. Persamaan Schrödinger

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU

LAMPIRAN. Hubungan antara koordinat kartesian dengan koordinat silinder:

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

= (2) Persamaan (2) adalah persamaan diferensial orde dua dengan akar-akar bilangan kompleks yang berlainan, solusinya adalah () =sin+cos (3)

III PEMBAHASAN. Berdasarkan persamaan (2.15) dan persamaan (2.16), fungsi kontinu dan masing-masing sebagai berikut : dan = 3

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Dapat menambah informasi dan referensi mengenai interaksi nukleon-nukleon

Struktur Molekul:Teori Orbital Molekul

BAB VIII PERSAMAAN DIFERENSIAL PARSIAL

matematika PEMINATAN Kelas X PERSAMAAN DAN PERTIDAKSAMAAN EKSPONEN K13 A. PERSAMAAN EKSPONEN BERBASIS KONSTANTA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II LANDASAN TEORI. Besaran merupakan frekuensi sudut, merupakan amplitudo, merupakan konstanta fase, dan, merupakan konstanta sembarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MEKANIKA KUANTUM DALAM TIGA DIMENSI

Elektron Bebas. 1. Teori Drude Tentang Elektron Dalam Logam

Bab 6. Elektron Dalam Zat Padat (Teori Pita Energi)

BAB II KAJIAN TEORI. pada penulisan bab III. Materi yang diuraikan berisi tentang definisi, teorema, dan

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Gas elektron bebas yang mencakup: Elektron

Peranan elektron dalam pembentukan ikatan kimia

MATERI II TINGKAT TENAGA DAN PITA TENAGA

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V MOMENTUM ANGULAR Pengukuran Simultan Beberapa Properti Dalam keadaan stasioner, momentum angular untuk elektron hidrogen adalah konstan.

Getaran Dalam Zat Padat BAB I PENDAHULUAN

IKATAN KIMIA. RATNAWATI, S.Pd

a. Lattice Constant = a 4r = 2a 2 a = 4 R = 2 2 R = 2,8284 x 0,143 nm = 0,4045 nm 2

KB 2. Nilai Energi Celah. Model ini menjelaskan tingkah laku elektron dalam sebuah energi potensial yang

PENENTUAN PROBABILITAS DAN ENERGI PARTIKEL DALAM KOTAK 3 DIMENSI DENGAN TEORI PERTURBASI PADA BILANGAN KUANTUM n 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

SIFAT SIFAT ATOM DAN TABEL BERKALA

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

BAB FISIKA ATOM. Model ini gagal karena tidak sesuai dengan hasil percobaan hamburan patikel oleh Rutherford.

tak-hingga. Lebar sumur adalah 4 angstrom. Berapakah simpangan gelombang elektron

Agus Suroso. Pekan Kuliah. Mekanika. Semester 1,

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Persamaan Kontinuitas dan Persamaan Gerak

U = Energi potensial. R = Jarak antara atom

Menggambarkan Molekul dan Ion dengan struktur Lewis Menggunakan Aturan Oktet untuk Menuliskan Struktur Lewis

PAKET SOAL 1.c LATIHAN SOAL UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

MODUL 4 IMPULS DAN MOMENTUM

Chap 7. Gas Fermi Ideal

MATERI 2 MATEMATIKA TEKNIK 1 PERSAMAAN DIFERENSIAL ORDE SATU

PROBABILITAS PARTIKEL DALAM KOTAK TIGA DIMENSI PADA BILANGAN KUANTUM n 5. Indah Kharismawati, Bambang Supriadi, Rif ati Dina Handayani

Yang akan dibahas: 1. Kristal dan Ikatan pada zat Padat 2. Teori Pita Zat Padat

MATA PELAJARAN PELAKSANAAN PETUNJUK UMUM

POTENSIAL LISTRIK MINGGU KE-4

Refleksi dan Transmisi

Bab V Ikatan Kimia. B. Struktur Lewis Antar unsur saling berinteraksi dengan menerima dan melepaskan elektron di kulit terluarnya. Gambaran terjadinya

PERKEMBANGAN TEORI ATOM

II LANDASAN TEORI. dengan, 1,2,3,, menyatakan koefisien deret pangkat dan menyatakan titik pusatnya.

Bab 1 ZAT PADAT IKATAN ATOMIK DALAM KRISTAL

Mata Kuliah GELOMBANG OPTIK TOPIK I OSILASI. andhysetiawan

PELURUHAN GAMMA ( ) dengan memancarkan foton (gelombang elektromagnetik) yang dikenal dengan sinar gamma ( ).

FONON I : GETARAN KRISTAL

BENTUK MOLEKUL MENGGAMBARKAN MOLEKUL DAN ION DENGAN STRUKTUR LEWIS

peroleh. SEcara statistika entropi didefinisikan sebagai

BAB II KAJIAN TEORI. syarat batas, deret fourier, metode separasi variabel, deret taylor dan metode beda

D. 30 newton E. 70 newton. D. momentum E. percepatan

PENDAHULUAN. Di dalam modul ini Anda akan mempelajari Kristal Semikonduktor yang mencakup:

PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)

BAB II PROSES-PROSES PELURUHAN RADIOAKTIF

K 1. h = 0,75 H. y x. O d K 2

BAB 2 STRUKTUR ATOM PERKEMBANGAN TEORI ATOM

Pertemuan 1 dan 2 KONSEP DASAR PERSAMAAN DIFERENSIAL

MODEL-MODEL IKATAN KIMIA

D. 15 cm E. 10 cm. D. +5 dioptri E. +2 dioptri

PERHITUNGAN TINGKAT ENERGI SUMUR POTENSIAL KEADAAN TERIKAT MELALUI PERSAMAAN SCHRODINGER MENGGUNAKAN METODE BEDA HINGGA

Perkuliahan Fisika Dasar II FI-331. Oleh Endi Suhendi 1

kimia KONFIGURASI ELEKTRON

IKATAN KIMIA DALAM BAHAN

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari interaksi di antara penyusun inti tersebut. Penyusun inti meliputi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

SOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005

UN SMA IPA 2008 Fisika

Catatan Kuliah FI1101 Fisika Dasar IA Pekan #8: Osilasi

LIMIT KED. Perhatikan fungsi di bawah ini:

Bab 4 DINDING SINUSOIDAL SEBAGAI REFLEKTOR GELOMBANG

C. Kunci : E Penyelesaian : Diket mobil massa = m Daya = P f s = 0 V o = 0 Waktu mininiumyang diperlukan untuk sampai kecepatan V adalah :

BAB 3 PERAMBATAN GELOMBANG MONOKROMATIK

I. Pendahuluan Listrik Magnet Listrik berkaitan dengan teknologi modern: komputer, motor dsb. Bukan hanya itu

D. 0,87 A E. l A. Bila Y merupakan simpangan vertikal dari sebuah benda yang melakukan gerak harmonis sederhana dengan amplitudo A, maka :

UN SMA IPA 2008 Fisika

Deret Fourier untuk Sinyal Periodik

Silabus dan Rencana Perkuliahan

D. 80,28 cm² E. 80,80cm²

MOLEKUL, ZAT PADAT DAN PITA ENERGI MOLEKUL ZAT PADAT PITA ENERGI

BAB I TEORI RANGKAIAN LISTRIK DASAR

STRUKTUR ATOM. Perkembangan Teori Atom

Saat mempelajari gerak melingkar, kita telah membahas hubungan antara kecepatan sudut (ω) dan kecepatan linear (v) suatu benda

VI. Teori Kinetika Gas

Transkripsi:

PARTIKEL DALAM SUATU KOTAK SATU DIMENSI Atom terdiri dari inti atom yang dikelilingi oleh elektron-elektron, di mana elektron valensinya bebas bergerak di antara pusat-pusat ion. Elektron valensi geraknya dibatasi akibat adanya gaya tarik elektrostatik antara pusat-pusat ion positif dengan elektron-elektron valensinya. Tingkah laku elektron-elektron yang bergerak di dalam logam dianggap sama dengan tingkah laku atom atau molekul di dalam gas mulia, oleh sebab itu elektron-elektron ini biasa disebut sebagai Gas Elektron Bebas, dengan sifat; bermuatan negatif, dan konsentrasinya jauh lebih besar dibandingkan dengan konsentrasi molekul dalam gas biasa. Sommerfeld memperlakukan elektron valensi dengan cara menggunakan statistika kuantum, sehingga tingkatan energi elektron di dalam kotak potensial dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan Scrodinger. Contoh Tinjaulah sebuah electron bermassa m yang bebas bergerak di dalam kotak potensial 1 dimensi yang sangat tebal, lebar kotak L dan tingginya ~ (lihat gambar). Kajilah sifat-sifat dan perilaku electron tersebut di dalam kotak, ditinjau dari tingkatan energi, dan fungsi gelombangnya. Langkah-langkah yang perlu Anda perhatikan dalam mengkaji sifat-sifat dan perilaku elektron di dalam kotak potensial tersebut adalah: (1) tentukan terlebih dahulu potensial elektron di dalam maupun di luar kotak, (2) hitung tingkat energinya ketika berada pada suatu posisi tertentu, dan (3) lukiskan kerapatan probabilitas elektron dari fungsi gelombang yang terbentuk. ENERGI POTENSIAL ELEKTRON. Energi potensial elektron di dalam kotak sama dengan nol, sebab elektron bebas tidak memiliki energi potensial, sedangkan potensial elektron di luar kotak adalah tak berhingga sebab dinding kotak cukup tebal sehingga tidal dimungkinkan elektron tersebut keluar dari

dalam kotak. Informasi ini jika dituliskan dalam formulasi matematik, maka bentuknya adalah: (1) TINGKAT ENERGI ELEKTRON DI DALAM KOTAK Langkah kedua adalah, kita harus menghitung tingatan energi electron ketika electron tersebut berada pada suatu posisi tertentu. Besarnya energi total electron yang berada di dalam kota adalah (2) di mana adalah operator energi kinetik dan adalah energi potensial. Karena energi potensial elektron di dalam kotak V(x) = 0, dan dengan merumuskan energi kinetik, serta mengalikan fungsi gelombang di ruas kiri dan ruas kanan, maka pers.(2) dapat dituliskan sebagai (3) di sini adalah merupakan operator momentum linear untuk 1- dimensi. Apabila harga operator momentum linear dimasukkan ke dalam pers.(3) dan semua variabelnya disusun di sebelah kiri, maka hasilnya adalah: (4) di mana (5)

Perhatikanlah bahwa pers. (4) adalah merupakan persamaan difrensial orde-2 yang dapat diselesaikan melalui persamaan karakteristik. Misalkan solusi pers.(4) berbentuk: jika pers.(6) disubstitusikan ke pers.(4) diperoleh: (6) (7) pada pers.(7), sebab jika demikian kita tidak akan mendapatkan arti fisis apa-apa darinya. Jadi yang harus berharga nol adalah, sehingga dengan mengingat bahwa harga (i = imaginary), maka harga dari pers.(7) adalah: bila pers.(8) disubstitusikan ke dalam pers.(6) diperoleh: (8) A, dan B adalah merupakan konstanta. Bila exponensial pada pers.(9) diuraikan ke dalam fungsi sinus dan cosinus, hasilnya adalah: di mana C = A+B (bagian real), dan D = (A-B) i (bagian imaginernya). (10) Harga C dan Ddari pers.(10) dapat ditentukan melalui masalah syarat batas (boundary value problem). Marilah kita mencoba untuk menganalisa kotak potensial. Bila kita tinjau dari arah sebelah kiri pada daerah x = 0, terlihat bahwa sebelah kanan pada daerah x = L, maka, tetapi jika kita tinjau dari arah

Jika x = 0; pers.(10) dapat ditulis: (11) supaya pers.(11) memiliki arti fisis, maka C = 0 dan D 0, sehingga pers.(11) dapat dituliskan menjadi: Sebelum kita menghitung harga D, terlebih dahulu kita tentukan harga k melalui syarat batas pula, yaitu Jika x = L; pers.(12) dapat ditulis: (12) (13) pada pers.(13) harga D 0, tetapi yang harus bernilai nol adalah sin kl, dengan demikian harga k dapat dituliskan sebagai; (14) Untuk mengetahui besarnya tingkatan energi elektron tingkat ke-n yang berada di dalam kotak potensial, substitusikan pers.(14) ke dalam pers.(5) hasilnya adalah: (15) Pers.(15) merupakan energi elektron tingkat ke-n didalam kotak yang biasa disebut sebagai nilai eigen (eigen value). Dari persamaan tersebut terlihat bahwa elektron yang terperangkap dalam kotak potensial selalu berada pada suatu tingkatan-tingkatan energi tertentu. Hal ini dapat memberi penjelasan kepada kita, bahwa spectrum suatu atom tidaklah bersifat kontinu, tetapi bersifat diskrit.

FUNGSI EIGEN DAN RAPAT PROBABILITAS Untuk menentukan fungsi eigen dan rapat probabilitas elektron di dalam kotak potensial, kita harus menentukan harga D (konstanta normalisasi) dari pers.(13) melalui syarat normalisasi, yaitu: pers.(16) dapat diselesaikan melalui pengintegralan yang standar, dengan mengingat bahwa: (16) Bila pers.(17) disubstitusikan ke dalam pers.(16), maka hasilnya (turunkan sebagai latihan) adalah: (17) (18) harga pada pers.(18) adalah nol, sehingga nilai konstanta D dari pers.(18) adalah: (19) Jika factor normalisasi D sebesar gelombang elektron pada tingkat ke-n adalah: ini dimasukkan ke dalam pers. (13), maka fungsi (20) pers.(20) ini yang dikenal sebagai fungsi eigen (eigen function) menunjukkan bahwa disamping elektron memiliki tingkat-tingkat energi tertentu, dia juga bergerak di dalam kotak dalam bentuk gelombang sinusoidal menurut tingkatan energinya, seperti digambarkan pada

fungsi gelombang, dan rapat probabilitas sebagai fungsi dari posisi berikut ini. Fungsi Gelombang elektron Rapat Probabilitas elektron