MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 17/PUU-V/2007

dokumen-dokumen yang mirip
MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 17/PUU-V/2007

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XV/2017

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 8/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 20/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 67/PUU-XV/2017

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP) TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 4/PUU-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-XIII/2015

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 015/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 18 TAHUN 2003 TENTANG ADVOKAT TERHADAP UUD 1945

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PHPU.D-VI/2008

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XIII/2015

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 12/PUU-VI/2008

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 126/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 102/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 28/PUU-V/2007

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 90/PUU-XV/2017

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 129/PUU-VII/2009

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

ACARA PEMERIKSAAN PERBAIKAN PERMOHONAN (II)

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 129/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XIII/2015

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-V/2007

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 49/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-XVI/2018

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-VI/2008

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 76/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 6/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 106/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIII/2015

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 28/PUU-V/2007

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XVI/2018

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 89/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 49/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 110/PUU-XII/2014

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 5/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN UU NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 25/PUU-VII/2009

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 116/PUU-XII/2014

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 024/PUU-IV/2006

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 50/PUU-IX/2011

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-V/2007

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 107/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 52/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XIII/2015

SELASA, 24 AGUSTUS 2004

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 47/PUU-VIII/2010

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 91/PUU-XIV/2016

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 012/PUU-IV/2006

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 46/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 74/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 100/PUU-XV/2017

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 26/PUU-VI/2008

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-XIV/2016

RISALAH SIDANG PERKARA NO. 012/PUU-IV/2006 PERIHAL PENGUJIAN UU NO. 30 TAHUN 2002 TENTANG KOMISI PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA KORUPSI TERHADAP UUD 1945

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 62/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 127/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 9/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 85/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 43/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 22/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 53/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 31/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 139/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 94/PUU-XV/2017

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 3/PUU-VIII/2010

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 15/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 62/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 32/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 7/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-VI/2008

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 117/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 75/PUU-XIII/2015

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 14/PUU-V/2007

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 82/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 128/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 93/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 45/PUU-XII/2014

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 5/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 61/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 23/PUU-XIV/2016

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 48/PUU-XIV/2016

RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-VIII/2010

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 113/PUU-XIII/2015

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxp;;;;;;;;;;;;;;;;;;; ;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;;

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 107/PUU-XI/2013

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 77/PUU-X/2012

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 24/PUU-XV/2017 PERKARA NOMOR 69/PUU-XV/2017

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 83/PUU-XIII/2015

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 44/PUU-XI/2013

Transkripsi:

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA --------------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 17/PUU-V/2007 PERIHAL PENGUJIAN UNDANG-UNDANG NOMOR 23 TAHUN 2003 TENTANG PEMILIHAN UMUM PRESIDEN DAN WAKIL PRESIDEN, UNDANG-UNDANG NOMOR 24 TAHUN 2003 TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI, UNDANG-UNDANG NOMOR 5 TAHUN 2004 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 14 TAHUN 1985 TENTANG MAHKAMAH AGUNG, UNDANG-UNDANG NOMOR 32 TAHUN 2004 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH, UNDANG-UNDANG NOMOR 15 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PEMERIKSA KEUANGAN TERHADAP UNDANG-UNDANG DASAR 1945 ACARA PEMERIKSAAN PERBAIKAN PERMOHONAN (II) JAKARTA KAMIS, 2 AGUSTUS 2007

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA -------------- RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 17/PUU-V/2007 PERIHAL Pengujian Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum Presiden Dan Wakil Presiden, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi, Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 Tentang Mahkamah Agung, Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan Terhadap Undang-Undang Dasar 1945 PEMOHON Hendry Yosodiningrat, dkk ACARA Pemeriksaan Perbaikan Permohonan (II) Kamis, 2 Agustus 2007, Pukul 11.00 11.24 WIB Ruang Sidang Gedung Mahkamah Konstitusi RI, Jl. Medan Merdeka Barat No. 7, Jakarta Pusat SUSUNAN PERSIDANGAN 1) I Dewa Gede Palguna, S.H., M.H. K e t u a 2) Prof. H.A.S Natabaya, S.H., LL.M Anggota 3) Maruarar Siahaan, S.H. Anggota Ida Ria Tambunan,S.H. Panitera Pengganti 1

Pihak yang Hadir: Kuasa Hukum Pemohon : Nur Ismanto, S.H., M.Si. Sugito, S.H. 2

SIDANG DIBUKA PUKUL 11.00 WIB 1. KETUA :I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Sidang Panel dalam rangka pemeriksaan pendahuluan untuk permohonan Nomor 17/PUU-V/2007 dengan ini saya nyatakan dibuka dan terbuka untuk umum. KETUK PALU 3X Saudara Pemohon, sebelum kita melanjutkan persidangan ini saya persilakan dulu untuk memperkenalkan diri siapa saja yang hadir pada kesempatan ini, silakan. 2. KUASA HUKUM PEMOHON : NUS ISMANTO, S.H., M.Si. Terima kasih Majelis Panel Mahkamah yang kami hormati, yang hadir pada hari ini tiga kuasa hukum, pertama saya Nur Ismanto S.H., M.Si. 3. KUASA HUKUM PEMOHON : ARI YUSUF AMIR, S.H., M.H. Saya Ari Yusif Amir S.H., M.H. 4. KUASA HUKUM PEMOHON : SUGITO, S.H. Saya Sugito S.H. 5. KETUA :I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Baiklah, jadi Pemohon materil tidak ada yang hadir ya? Baik, kalau begitu karena ini sudah merupakan sidang yang kedua dalam rangka perbaikan permohonan, maka sepantasnya apabila Saudara terlebih dahulu menyampaikan walaupun sudah tertulis di sini, menyampaikan, mungkin tidak seluruhnya, tapi karena ini sifatnya sidang terbuka supaya publik juga tahu apa saja bagian-bagian dari permohonan ini yang telah Saudara perbaiki, misalnya sesuai dengan nasihat yang telah disampaikan oleh Panel Hakim pada persidangan terdahulu, silakan. 3

6. KUASA HUKUM PEMOHON : NUS ISMANTO, S.H., M.Si. Terima kasih atas waktu yang diberikan untuk kami menyampaikan beberapa poin-poin tentang perbaikan berdasarkan sidang pendahuluan yang lalu. Hal yang pertama, kita menegaskan bahwa dalam permohonan kita di halaman 4 poin 10, di sana disebutkan sebagaimana yang telah tertera persyaratan tidak dijatuhi pidana penjara. Kalimat seorang warga negara dapat terkena pidana dan hukum penjara karena sifat jahat, terbukti juga bukan karena sifat jahatnya melainkan suatu peristiwa pidana tidak pernah diinginkan apa lagi dipikirkan. Kalimat tersebut dinyatakan tidak pernah dijatuhi pidana penjara dalam putusan pengadilan, itu kita nyatakan masih bersifat umum atau menimbulkan ketidakadilan itu dihapus. Jadi istilah rumusan yang menimbulkan ketidakadilan itu dihapus. Lalu juga pada halaman 5 poin 11, maaf salah halaman 8 poin 3, istilah sehingga oleh karenanya harus dibuka seluasluasnya karena hak atas, ini diganti menjadi hak masyarakat atas. Jadi untuk hak atas menjadi hak masyarakat atas partisipasi masyarakat, hanya lebih formulasi kalimat supaya lebih dipahami. Halaman 9 poin 6 ada pembukaan kalimat, bahwa hal tersebut. Hal tersebut ini juga kita revisi menjadi bahwa yang tertuang dalam posita angka 5. Jadi itu menyebutkan tersebut itu adalah formulasi posita angka 5. Kemudian halaman 9 poin 8, jadi disebut ada kata-kata para Pemohon dan seterusnya yang mengatakan telah diperintahkan oleh Undang-Undang Dasar 1945, itu dirumuskan menjadi telah dijamin. Jadi kata-kata diperintahkan oleh Undang-Undang Dasar dinyatakan dijamin oleh Undang-Undang Dasar, jadi bukan diperintahkan. Dan halaman 10 poin 2 itu ada kalimat atau istilah asing, kalimat tersebut dihapus, tidak jadi digunakan. Kemudian halaman 12 poin 11 telah ditambah kalimat bahwa adanya persyaratan sebagaimana tersebut dalam Pasal 6 huruf F dan seterusnya itu tidak dapat menjamin. Kalimat itu sebagai tambahan saja dari yang tertera dalam halaman 12 poin 11. Halaman 12 poin 12 ini juga formulasinya bahwa selain itu. Kata-kata selain itu bahwa ketentuan Pasal 6 huruf, dibunyikan sebagai bahwa ketentuan, istilah selain itu bahwa ketentuan Pasal 6 huruf F. Kemudian halaman 13 poin 13, kalimat tersebut, pasal-pasal rumusan tersebut itu diganti kalimat undang-undang yang tidak membatasi hak warga negara dalam partisipasi baik politik maupun hukum di antaranya menyebutkan tentang ketentuan-ketentuan pasal yang tidak memberlakukan diskriminasi pada warga negara. Kemudian halaman 17 poin 12 diganti dan berubah menjadi poin 15 dalam halaman 17, sedangkan halaman 17 pon 13 diganti dan berubah menjadi halaman 17 poin 16. Demikian juga halaman 17 di poin 13 berubah menjadi halaman 17, 16 sama yang 17, 13 tadi. Kalimatnya berbunyi, bahwa dengan demikian lahirnya Pasal 6 huruf F dan seterusnya, jadi kalimat demikian 4

dihapus Jadi bahwa dengan lahirnya, maksudnya begitu, di dalam halaman tersebut. Kemudian halaman 17 poin 14 itu berubah menjadi halaman 17 poin 17, jadi yang tujuh belas empat belas, menjadi tujuh belas poin 17, sedangkan petitum itu sesuai dengan saran Majelis Panel Mahkamah bahwa perlu diintegrasikan tentang syarat-sarat yang menjadi, kita uji oleh Pemohon atau dijadikan satu dengan menyebut pasal huruf dari sekian undang-undang yang menyatakan sama tentang rumusan yang untuk membatasi kebebasan warga negara. Demikian juga pada angka tiganya menyatakan juga itu kita integrasikan untuk digabung menjadi tidak mempunyai hukum yang mengikat dari syarat, ayat maupun pasal yang mempunyai formulasi atau makna yang sama yang itu dianggap merasakan menggangu kebebasan atau hak warga negara dan berkonstitusi negara kita. Jadi kami rasa itu, jadi kita tidak merubah substansi. Hanya lebih memformulasikan kalimat dan mengintegrasikan argumen-argumen yang itu memang punya kesetaraan. Sementara itu, terima kasih. Mungkin ada yang mau menambahkan? 7. KETUA :I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Baiklah, sebelum saya nanti akan memberikan kesempatan kepada Bapak Hakim anggota yang lain, dulu pada persidangan yang pertama juga Saudara sudah dinasihati untuk lebih menajamkan pada persoalan legal standing maksudnya yang berkaitan dengan kepentingan dari Pemohon. Memang di sini pada bagian awal Saudara di angka II angka 1 sampai dengan 11 itu memang sudah Saudara uraikan, jadi ini yang kami terima sebagai permohonan karena waktu sudah tidak ada lagi untuk melakukan perbaikan. Walaupun sebenarnya pada waktu itu yang diharapkan sesungguhnya adalah bagaimana Saudara bisa menjelaskan bahwa kerugian itu ada? Misalnya di antara para Pemohon ini, seperti Saudara Pemohon Ahmad Taufik umpamanya dulukan menerangkan bahwa dia sedang mengajukan lamaran untuk menjadi anggota KPK lalu ditolak karena ada persyaratan ini, sebenarnya itu yang lebih kita harapkan untuk masuk sebagai bagian dari argumen ini sehingga betul tampak ada kerugian ini, kerugian aktual ini. Tapi kalau seperti ini, ya inilah yang akan kita terima ya? Tapi baiklah itu. Kemudian mengenai pengintegrasian dari petitum, itu sudah Saudara lakukan dan sudah juga disampaikan perbaikannya dan kemudian juga memperjelas apa yang Saudara minta yang dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar dan kemudian sebagai konsekuensinya tidak mempunyai kekuatan hukum yang mengikat itu juga sudah Saudara sampaikankan dengan pengatar perbaikan yang Saudara jelaskan tadi. Tapi Saudara belum membuat daftar bukti ya? Daftarnya, maksud saya yang menjelaskan itu P-1-nya apa? P-2-nya 5

apa? Kecuali memang buktinya sudah ada tapi daftar yang menjelaskan itu apakah Saudara memang belum atau saya yang tidak menerima? 8. KUASA HUKUM PEMOHON : NUS ISMANTO, S.H., M.Si. Dalam susulan perbaikan kita menyempurnakan. Jadi ada tambahan karena kita mengintegrasi juga bukti yang lama. Jadi kita hanya menambah surat kuasa kemudian identitas Pemohon. 9. KETUA :I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Ya, kalau ini sudah saya terima yang diregistrasi yang di awal itu, sudah ada. Jadi yang tambahannya berarti yang ada di permohonan di Saudara ini ya, yang di tambahan alat bukti itu dari mulai P-18 sampai P- 23 itu? Itu tambahannya ya? Betul? 10. KUASA HUKUM PEMOHON : NUS ISMANTO, S.H., M.Si. Kami akan menyusulkan lagi (...) 11. KETUA :I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Jadi sekarang ada lagi? 12. KUASA HUKUM PEMOHON : NUS ISMANTO, S.H., M.Si. Ada undang-undang yang dan putusan pengadilan, tapi masih ada dua orang yang masih dalam proses; yang satu sudah inprinsipal. Putusan kita sudah punya, sudah mau kita serahkan kalau hari ini bisa. 13. KETUA :I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Kalau masih ada itu sambil berjalan saja, jadi kami akan sahkan dari apa yang ada ini, tapi nanti dulu setelah barangkali Bapak-bapak yang lain yang mau tanya, silakan siapa yang lebih dahulu? Bapak ada? Pak Siahaan tidak ada? Pak Natabaya tidak ada? Baik, kalau begitu Saudara jadi perbaikan inilah yang kami terima sebagai perbaika permohonan karena itu sudah tidak ada lagi yang Saudara sampaikan. Dan oleh karena itu sekarang saya akan mengesahkan namanya daftar bukti yang Saudara sampaikan pada kesempatan ini. Bukti P-1, adalah kutipan dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden, khususnya menyangkut Pasal 6, begitu ya? Walaupun di sini, itu betul ya Saudara? Ini apa ini? Sumbernya ini buku atau apa? 6

14. KUASA HUKUM PEMOHON : NUS ISMANTO, S.H., M.Si. Itu dulunya dari buku. Dari buku sekarang yang dari Sekab Sekretaris Kabinet, baru kita peroleh hari kemarin Pak? 15. KETUA :I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Oh, yang dilampirkan ini yang masih dari? 16. KUASA HUKUM PEMOHON : NUS ISMANTO, S.H., M.Si. Dari buku. 17. KETUA :I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Jadi nanti yang? 18. KUASA HUKUM PEMOHON : NUS ISMANTO, S.H., M.Si. Dari Sekab nanti kita susul. 19. KETUA :I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Sudah Saudara bawa? 20. KUASA HUKUM PEMOHON : NUS ISMANTO, S.H., M.Si. Sudah. 21. KETUA :I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Nah, itu yang kita sahkan, jadi tetap yang P-1 ini ya? Baik P-2, ini adalah kutipan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003, sama juga berarti ini ya? Tentang Mahkamah Konstitusi, Pasal 16. P-3, adalah kutipan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung, Pasal 7 7

Kemudian yang P-4, kutipan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pasal 58. Ini masih dari buku. Kemudian, P-5 kutipan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan, Pasal 13 ya? ya? P-6, fotokopi Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945, betul P-7, fotokopi kutipan Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia; Pasal 5, Pasal 15, dan Pasal 43, iya? P-8, kutipan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, DPRD, Pasal 60. Kemudian bukti P-9, fotokopi kutipan Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Pasal 29 dan Pasal 57. 8

Kemudian P-10, kutipan Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, Pasal 9. Betul? P-11, fotokopi kutipan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2004 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum, Pasal 14. P12, fotokopi kutipan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, Pasal 14. Betul? Kemudian P-13, kutipan buku Prof. Dr. Sudikno Martokusumo, Mengenal Hukum: Suatu Pengantar, dari penerbit Liberty, tahun 2005 halaman 9. P-14, kutipan buku R. Achmad Sumadipradja dan Romli Atmasasmita, Sistem Pemasyarakatan di Indonesia, yang diterbitkan oleh Badan Pembinaan Hukum Nasional, Departemen Kehakiman dan Bina Cipta tahun 1979, betul ya? Kemudian P-15, kutipan buku Prof. Mr. Dr. L. J. Appledorn, Pengantar Ilmu Hukum, dari P.T. Pradnyaparamita, Jakarta tahun 2000, benar ya Saudara? 9

Lalu P-16, kutipan buku Romli Atmasasmita, Asas-asas Perbandingan Hukum Pidana, yang diterbitkan oleh YLBHI tahun 1989, halaman 79. P-17, kutipan buku Dr. H.R. Abdul Salam, S.I.K., S.H., M.H., Prospek Hukum Pidana Indonesia Dalam Mewujudkan Rasa Keadilan Masyarakat: Hukum Pidana Materiil, diterbitkan oleh Restu Agung tahun 2006, halaman 21 dan 22. Jadi itu, tapi sebenarnya kalau Saudara mem-fotokopi nanti, kali lain ya, ini seharusnya kalau sebuah buku jangan cuma halaman yang diperlukan yang difotokopi, tapi juga kutipan yang depannya, undangundangnya juga begitu. Sehingga orang nanti tidak bingung walaupun Saudara sebutkan dalam daftar, oh ini pasal sekian dari undang-undang yang ini, terlihat di depannya. Jadi judul undang-undangnya. Lalu P-18, identitas Pemohon I, betul? P-19, identitas Pemohon II P-20, identitas Pemohon III, P-21, P-22, P-23, masing-msing adalah surat kuasa dari Pemohon I, Pemohon II, dan surat kuasa dari Pemohon III, betul ya? 10

Nanti untuk tambahan alat bukti tulis yang lain itu bisa Saudara susulkan kepada Panitera, untuk yang ada sekarang ini dengan demikian alat buktinya sudah kami sahkan. Saudara apakah ada pertanyaan lagi setelah ini? Apakah ada hal-hal yang mau dikemukakan? 22. KUASA HUKUM PEMOHON : NUS ISMANTO, S.H., M.Si. Kami mohon penjelasan saja kepada Majelis Panel Mahkamah bahwa penambahan alat bukti ini apakah dalam sidang berikutnya atau sebelum sidang? 23. KETUA : I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Sebelum sidang bisa nanti disampaikan kepada Panitera yang penting diberi nomor sesuai urutannya. Langsung saja Saudara berkomunikasi dengan Panitera. Ada lagi Saudara? 24. KUASA HUKUM PEMOHON : NUS ISMANTO, S.H., M.Si. Ini soal teknis, apakah bukti ini harus rangkap dua belas sebagaimana permohonan atau cukup satu saja? 25. KETUA : I DEWA GEDE PALGUNA, S.H., M.H. Seharusnya begitu, sebab di sini Saudarakan tidak dipungut biaya. Karena nanti kepada dua belas, nanti logikanya adalah hakimnya ada sembilan, kemudian Panitera satu, dan seterusnya. Dengan demikian maka pemeriksaan untuk tingkat panel, pemeriksaan pendahuluan sudah kami nyatakan selesai dan nanti tinggal kami melaporkan kepada Pleno dalam Rapat Permusyawaratan sembilan Hakim Konstitusi tentang dari kelanjutan permohonan ini. Jadi nanti Saudara akan diberitahukan oleh Panitera tentang bagaimana hasil dari Rapat Permusyawaran sembilan Hakim Konstitusi atau Rapat Pleno Hakim itu. Kalau tidak ada lagi yang disampaikan untuk persidangan hari ini saya nyatakan cukup. 11

Baik, dengan demikian maka sidang hari ini untuk Perkara Nomor 17/PUU-V/2007 dalam rangka pemeriksaan pendahuluan saya nyatakan ditutup. KETUK PALU 3X SIDANG DITUTUP PUKUL 11.24 WIB 12