BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. membayar pajak secara langsung maupun tidak langsung. negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat (Tansuria, 2010).

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Penghitungan Pajak yang Dilakukan oleh PT Semar Jaya Indah Tahun

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Kondisi yang Melatarbelakangi Kesalahan atas Kewajiban Pemotongan PPh 23

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Pelaporan Pajak Tahun Sebelum Pembetulan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. kewajiban perpajakannya, khususnya atas Pajak Pertambahan Nilai (PPN).

BAB 4. Pembahasan Hasil Penelitian

OLEH: Yulazri SE. M.Ak. Akt. CPA

BAB IV ANALISIS HASILDAN PEMBAHASAN. 1. Faktor-Faktor yang Menyebabkan PT. Kuei Meng Chain Indonesia

Self assessment : WP membayar pajak sesuai UU tidak tergantung SKP

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. bergerak di bidang teknologi Access Management yang dapat memudahkan konsumen

Kementerian Keuangan RI Direktorat Jenderal Pajak PJ.091/PL/S/006/

ANALISIS DEVIASI PERHITUNGAN PAJAK BADAN OLEH WAJIB PAJAK DENGAN PEMERIKSA PAJAK PADA PT.XX

ANALISIS PENERAPAN PEMENUHAN KEWAJIBAN PERPAJAKAN PADA PT SM ANUGRAH RAYA TAMA

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Perhitungan Pajak Pertambahan Nilai. IV.1.1 Analisis Perolehan Barang Kena Pajak (Pajak Masukan)

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. MRC adalah perusahaan swasta yang bergerak di bidang jasa konstruksi.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1 Analisis Mekanisme Pajak Penghasilan Pasal 22 di PT. KAS

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

bahwa Surat Tagihan Pajak Nomor 00097/107/12/029/15 tanggal 28 September 2015 tidak termasuk

BAB IV PEMBAHASAN. Dalam analisa penghitungan dan pelaporan Pajak Pertambahan Nilai, penulis

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK LAMPIRAN I SURAT EDARAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR SE-08/PJ/2012 TENTANG

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. hewan) yang telah dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak (PKP) pada

Evaluasi Pelaksanaan Pajak Pertambahan Nilai di PT IO

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. sebelumnya, maka penulis membuat simpulan dari seluruh pembahasan yaitu sebagai

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS DATA

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.42997/PP/M.XIII/99/2013. Tahun Pajak : 2010

BAB III GAMBARAN DATA PENERAPAN SANKSI ADMINISTRASI. namun untuk kepentingan administrasi perpajakan saat terutangnya pajak tersebut

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Alur Restitusi PT.KAJ atas PPN Lebih Bayar Bulan Desember 2013

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN. memiliki pengenaan pajak pada Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 23 yang penjelasaannya. telah diatur dalam UU PPh Nomor 36 Tahun 2008.

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

Pengantar Perpajakan bagi Account Representative Dasar

DAFTAR BLANKO/FORMULIR YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN PSL PPN & PPn BM

DAFTAR PUSTAKA. Tjahjono, Ahmad dan Huesein, M. Fakhri. 2000, Perpajakan, Yogyakarta, UPP AMP YUPN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. dan dry clean. CV. Xpress Clean Bersaudara berdiri pada tahun 1995 dengan akta

KEMENTERIAN KEUANGAN DIREKTORAT JENDERAL PAJAK SOSIALISASI

BAB III PEMBAHASAN. A. Pembahasan Masalah. Tahun 2015 ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Pajak sebagai

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. HAJ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang perusahaan dagang

PENGANTAR PERPAJAKAN HAK WAJIB PAJAK

Kewajiban yang harus dipenuhi oleh wajib pajak badan setelah memperoleh NPWP

PROSEDUR PEMERIKSAAN PPN DAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. berhubungan dengan penghasilan juga berhubungan dengan Pajak

BAB IV PEMBAHASAN. komersial, namun untuk menjadi dasar pelaporan SPT Tahunan, PT. Dipta Adimulia

RESUME SANKSI PERPAJAKAN SANKSI BUNGA

NO. Jenis Formulir Kode Formulir Ukuran Rangkap I. PPh Badan/Orang Pribadi F F F

BAB IV PEMBAHASAN. Pengenaan Pajak atas Penghasilan PT PIBS. PT PIBS adalah perusahaan yang bergerak di bidang konstruksi.

Bab 4 PEMBAHASAN. PT. XYZ merupakan Perusahaan yang bergerak dalam bidang manufaktur

KUP KETETAPAN DAN PENAGIHAN PAJAK

BAB IV PEMBAHASAN. dan sesudah perubahan Undang-undang No.42 Tahun 2009, penulis melakukan

Kertas Kerja Pemeriksaan, Laporan Hasil Pemeriksaan, dan Nota Penghitungan

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT /2012/PP/M.IIIA Tahun 2018

Nama :... (1) NPWP :... (2) Alamat :... (3) Daftar Jumlah Penghasilan dan Pembayaran PPh Pasal 25. Peredaran Usaha (Perdagangan) Alamat

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA. oleh pelanggan untuk di jadikan sepatu atau sandal.

Y. PEMBERITAHUAN PERPANJANGAN JANGKA WAKTU PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh WP ORANG PRIBADI FORMULIR TAHUN PAJAK

BAB I PENDAHULUAN. keperluannya pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Untuk mencapai tujuan

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Analisis terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai

menggunakan PTKP lama dan baru serta penghitungan kompensasi kelebihan bayar pph 21 akibat perubahan PTKP pada PT. PJK.

Dilarang memperbanyak MOJAKOE ini tanpa seizin SPA FEUI. Mojakoe dapat didownload di

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.39513/PP/M.IV/99/2012. Jenis Pajak : Pajak Penghasilan Pasal 26. Tahun Pajak : 2010

Pajak Penghasilan. Pasal 25

RINGKASAN KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB II LANDASAN TEORI

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PAJAK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN BAB I KETENTUAN UMUM.

Tabel Nilai Sengketa atas Objek Pajak sampai dengan Surat Banding N o. 1. Koreksi Positif Penyerahan yang PPN-nya harus dipungut Rp

BAB 4 HASIL DAN BAHASAN

PPN (Rupiah) CV Lubrima Pratama Agust

Soal Kasus Pembukuan atau Pencatatan( contoh ini menggunakan aturan lama untuk ptkpnya lebih baik lihat aturan terbaru)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

MANAJEMEN PERPAJAKAN

BADAN KANTOR PELAYANAN PAJAK ORANG PRIBADI. Syarat Objektif Syarat Subjektif. Wilayah tempat kedudukan. Wilayah tempat tinggal

PENETAPAN DAN KETETAPAN

NPWP dan Pengukuhan PKP

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata CaraPerpajakan

ANALISIS PENERAPAN RESTITUSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PT. PP (PERSERO) TBK

AKUNTANSI PERPAJAKAN KELOMPOK : IV APRIDA DEWI DEVI JUNIANTY ( ) TASLIM GOTAMI

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : PUT.36766/PP/M.XII/99/2012

Pengabdian Masyarakat 2016 BAGIAN 3 PELATIHAN PENYUSUNAN SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) TAHUNAN WAJIB PAJAK BADAN PADA KOPERASI DI KOTA BANDUNG

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN Evaluasi Terhadap Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. PT. Mejoi merupakan perusahaan distributor yang bergerak dalam

LEMBAR ISIAN HASIL PEMERIKSAAN PROGRAM PENGKAJIAN PENGISIAN SPT WAJIB PAJAK BADAN. 6. Status Badan : (a) Pusat (b) Pusat (c) BUT

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Nilai PT TCI. Maka penulis memberi simpulan sebagai berikut:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan Pajak Masukan dan Pajak Keluaran

Putusan Pengadilan Pajak Nomor : Put.29320/PP/M.I/15/2011. Tahun Pajak : 2006;

Keputusan Dirjen Pajak KEP-537/PJ./2000 tgl 29 Desember 2000

: bahwa yang menjadi pokok sengketa adalah pengajuan gugatan terhadap Surat

SKEMA KEMUNGKINAN PENGEMBALIAN PAJAK

SURAT PEMBERITAHUAN MASA PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (SPT MASA PPN) BAGI PEMUNGUT PPN Bacalah terlebih dahulu Buku Petunjuk Pengisian SPT Masa PPN

1

Kementerian Keuangan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pajak

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PAJAK

BAB IV. EVALUASI PROSES PEMOTONGAN, PENYETORAN DAN PELAPORAN PPh PASAL 23/26 PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE

Pengertian & Tujuan Pemeriksaan

BAB IV EVALUASI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI DI LEMIGAS. IV. 1 Objek Penelitian dan Evaluasi mekanisme PPN di LEMIGAS

a. Rp ,00 d. Rp ,00 b. Rp ,00 e. Rp ,00.

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PAJAK NOMOR PER - 32/PJ/2010 TENTANG

, No.1645 sanksi tersebut dikenakan karena kekhilafan Wajib Pajak atau bukan karena kesalahannya; c. bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 23 Undan

Transkripsi:

BAB 4 PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN Pada bagian ini penulis akan mengamati kasus yang penulis dapatkan selama menjalankan Praktek Kerja Lapangan di KKP Anton dan Rekan yaitu tentang pemeriksaan pajak tahun 2015 terhadap salah satu kliennya yaitu PT. XX atas SPT PPh Tahunan Badan Tahun pajak 2013. Dari hasil pemeriksaan tersebut penulis ingin mengetahui apa yang menjadi alasan dilakukannya pemeriksaan dan mengetahui bagaimanakah sanksi administratif atas hasil pemeriksaan PT. XX tersebut. 4.1 Dasar dan Alasan Dilakukannya Pemeriksaan Pajak Dari hasil pengumpulan data, penulis dapat mengetahui apa yang menjadi dasar dilakukannya pemeriksaan pajak pada PT. XX. Pada mulanya SPT PPh Tahunan Badan Wajib Pajak Tahun Pajak 2013 dilakukan pemeriksaan pajak pada tanggal 27 Mei 2015 dengan surat Perintah Pemeriksaan Nomor PRIN- 00032/WPJ.32/KP.0405/2015 oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang dari SPT PPh Tahunan Badan. PT. XX merupakan perusahaan yang bergerak di bidang Industri Karoseri di Magelang dan menjadi salah satu klien dari KKP Anton & Rekan dimana penulis melakukan PKL disana. Perusahaan ini mengalami Pemeriksaan Pajak pada tahun 2013 oleh KPP Pratama Magelang. Dengan adanya peraturan baru di 61

tahun 2013 yaitu PP Nomor 46 Tahun 2013, sehingga KPP Pratama Magelang melakukan pemeriksaan secara acak pada perusahaan-perusahaan di sekitar Magelang. Salah satu perusahaan yang terkena pemeriksaaan secara acak adalah PT XX. Dari SPT Tahunan yang di laporkan oleh PT.XX tahun 2013 sebenarnya tidak ada masalah yang mencurigakan. Namun pada saat terkena pemeriksaan dari KPP Pratama Magelang, pemeriksa menemukan kesalahan yang terjadi pada laporan L/R di PT. XX tersebut. PT.XX belum melaporkan peredaran usaha secara keseluruhan di tahun 2013 tersebut, PT.XX mengalami salah hitung. Sehingga terdapat perbedaan perhitungan laporan L/R tahun 2013 antara PT.XX dengan pemeriksa pajak. Berikut ini adalah uraian L/R PT. XX adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Perhitungan L/R PT.XX sebelum pemeriksaan Pendapatan/Peredaran Usaha 1.492.636.359 HPP Barang Dalam Proses Awal 376.300.000 Persediaan Awal Bahan Baku 78.436.000 Bahan Pembantu 62.791.000 141.227.000 Pembelian Bahan Baku 610.341.908 Bahan Pembantu 862.766.645 1.473.108.553 Persediaan Akhir Bahan Baku (168.648.000) Bahan Pembantu (153.424.000) (322.072.000) 1.292.263.553 Biaya Tenaga Kerja Langsung 119.400.000 Biaya Produksi 1.411.663.553 Biaya Overhead 27.389.000 62

Barang Tersedia 1.815.352.553 Barang Dalam Proses Akhir (701.621.000) HPP 1.113.731.553 Laba Kotor 378.904.806 Biaya-biaya Gaji 175.500.000 Listrik dan Air 44.390.652 Telepon 8.265.356 Biaya administrasi dan umum 2.349.000 Biaya pos dan materai 524.036 Biaya bank 180.000 Biaya bunga 49.048.978 Biaya penyusutan 20.460.938 Biaya transportasi/bbm 18.096.400 Biaya lain-lain 3.682.000 322.497.360 Laba 56.407.446 Sumber : Data Olahan Laporan L/R PT. XX Tahun 2013 Menurut Wajib Pajak Badan Dari data L/R di atas berasal dari pendapatan/peredaran usaha sebesar Rp 1.492.636.359 dan HPP Rp 1.113.731.553 sehingga laba kotor sebesar Rp 56.407.446. Dari laba kotor tersebut dikurangi biaya-biaya sehingga mengalami laba bersih sebesar Rp 56.407.446. Dari data di atas sebenarnya tidak ada masalah yang mencurigakan. Namun pada saat terkena pemeriksaan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang, pemeriksa menemukan kesalahan yang terjadi pada laporan L/R di PT. XX tersebut. Kemudian terjadi pemeriksaan pajak pada tanggal 27 Mei 2015 dengan surat Perintah Pemeriksaan Nomor PRIN-00032/WPJ.32/KP.0405/2015 oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang dari SPT PPh Tahunan Badan. 63

Gambar 4.1 Proses Pemeriksaan Sumber : www.pajak.go.id/content/pemeriksaan-pajak-dan-sanksi-administrasi Pemeriksa pajak/penyidik pajak melaksanakan pemeriksaan sesuai dengan standar pemeriksaan yang ada dan berdasarkan adanya surat perintah pemeriksaan dari KPP Pratama Magelang. Dengan demikian maka muncullah hasil koreksi atas jumlah pajak yang terutang menurut pemeriksa yaitu KPP Pratama Magelang, kemudian setelah itu KPP Pratama Magelang menerbitkan STP untuk melakukan tagihan pajak dan sanksi administrasi berupa bunga/denda pada PT.XX. 4.2 Hasil Pemeriksaan Pajak Pada PT. XX Oleh KPP Pratama Magelang Saat KPP Pratama Magelang melakukan pemeriksaan kepada PT. XX yang menyangkut SPT Tahunan Badan Wajib Pajak tahun 2013 terutama pada laporan L/R nya, sehingga memunculkan hasil koreksi menurut pemeriksa pajak. Berikut ini adalah uraian L/R menurut pemeriksa adalah sebagai berikut : 64

Tabel 4.2 Perhitungan L/R PT.XX Menurut KPP Pratama Magelang Pendapatan/Peredaran Usaha 1.816.201.085 HPP Barang Dalam Proses Awal 376.300.000 Persediaan Awal Bahan Baku 78.436.000 Bahan Pembantu 62.791.000 141.227.000 Pembelian Bahan Baku 1.308.507.362 Bahan Pembantu 1.132.050.221 2.440.557.583 Persediaan Akhir Bahan Baku (108.239.000) Bahan Pembantu (92.473.000) (200.712.000) 2.381.072.583 Biaya Tenaga Kerja Langsung 248.750.000 Biaya Produksi 2.629.822.583 Biaya Overhead 48.369.000 Barang Tersedia 3.054.491.583 Barang Dalam Proses Akhir 2.398.707.666 HPP 655.783.917 Laba Kotor 1.160.417.168 Biaya-biaya Gaji 275.425.000 Listrik dan Air 2.700.000 Telepon 2.320.000 Biaya administrasi dan umum 1.159.900 Biaya pos dan materai 50.000 Biaya bank 360.000 Biaya bunga 708.402 Biaya penyusutan 38.623.448 Biaya transportasi/bbm 853.735 Biaya lain-lain 65

322.200.485 Laba 838.216.683 Sumber : Data Olahan Laporan L/R PT. XX Tahun 2013 Menurut Pemeriksa Dari data diatas bisa dilihat bahwa laporan L/R menurut Wajib Pajak dan Pemeriksa cukup berbeda. Merupakan perubahan yang cukup signifikan setelah melihat hasil dari pemeriksaan tersebut. Dan berikut ini adalah pembahasan akhir hasil pemeriksaan: PPh Badan Tabel 4.3 Koreksi Pemeriksaan PT.XX Menurut KPP Pratama Magelang Menurut Uraian Ref Koreksi (Rp) SPT WP (Rp) Pemeriksa Penghasilan Kena Pajak 56.407.446 838.216.683 781.809.237 PPh Badan Terutang 7.050.875 104.777.000 97.726.125 Kredit Pajak 7.050.875 8.254.440 (1.203.565) B PPh Badan Kurang (Lebih) Bayar 96.522.560 96.522.560 Sanksi Administrasi 44.400.378 44.400.378 PPh Badan yang Masih Harus Dibayar 140.922.938 140.922.938 STP PPh Badan 354.506 354.506 PPh Pasal 21 Objek PPh Pasal 21 614.175.000 614.175.000 PPh Pasal 21 Terutang 6.475.000 6.475.000 Kredit Pajak 6.475.000 5.988.460 486.540 PPh Pasal 21 Kurang (Lebih) Bayar 486.540 486.540 Sanksi Administrasi 223.808 223.808 PPh Pasal 21 ymh. (Lebih) Dibayar 710.348 710.348 66

STP PPh Pasal 21 PPh Final Pasal 4 Ayat (2) objek PPh Final Pasal 4 Ayat (2) 1.714.589.087 2.253.045.051 538.455.964 PPh Final Pasal 4 Ayat (2) Terutang 8.486.800 22.530.451 14.043.651 Kredit Pajak 8.486.800 8.486.800 - K PPh Final Pasal 4 (2) Kurang (Lebih) Dibayar 14.043.651 14.043.651 Sanksi Administrasi 6.668.650 6.668.650 PPh Final Ps. 4 (2) ymh. (Lebih) Dibayar 20.712.301 20.712.301 STP PPh Final Pasal 4 Ayat (2) - - - PPN Penyerahan BKP/JKP DPP PPN yang Harus Dipungut Sendiri 3.069.498.173 3.869.700.685 800.202.512 Pajak Keluaran yang Harus Dipungut Sendiri 306.949.813 386.970.064 80.020.251 Pajak Masukan yang Dapat Diperhitungkan 307.139.799 306.864.195 275.604 PPN yang Kurang (Lebih) Bayar (189.986) 80.105.869 80.295.855 N Dikompensasikan 189.986 189.986 - PPN Kurang (Lebih) Bayar 80.295.855 80.295.855 Sanksi Administrasi 38.590.509 38.590.509 PPN ymh. (Lebih) Dibayar 118.886.364 118.886.364 STP PPN 16.610.758 16.610.758 Sumber : Data Olahan Menurut Pemeriksa (KPP Pratama Magelang) Daftar Temuan Pemeriksaan, Masa dan Tahun Pajak : Januari Desember 2013 Dasar koreksi pemeriksa pajak berdasarkan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan ( SPHP) : 1. PPh Badan Atas PKP (Penghasilan Kena Pajak) 67

PPh Badan Uraian Tabel 4.4 Uraian PPh Badan Atas PKP Menurut SPT WP Pemeriksa (Rp) Koreksi (Rp) Penghasilan Kena Pajak 56.407.446 838.216.683 781.809.237 a. Peredaran Usaha Menurut SPT WP Rp 1.492.636.359 Menurut Pemeriksa Rp 1.816.201.085 - Koreksi Rp 323.564.726 Dasar dilakukannya koreksi adalah karena Wajib Pajak belum melaporkan peredaran usaha secara keseluruhan. b. Harga Pokok Penjualan (HPP) Menurut SPT WP Rp 1.113.731.360 Menurut Pemeriksa Rp 655.783.917 - Koreksi Rp 457.947.636 Menurut KPP Pratama Magelang, dasar dilakukannya koreksi adalah karena Wajib Pajak salah hitung. c. Biaya Usaha Lainnya Menurut SPT WP Rp 322.497360 Menurut Pemeriksa Rp 322.200.485 - Koreksi Rp 296.876 Menurut KPP Pratama Magelang, dasar dilakukannya koreksi adalah karena Wajib Pajak salah hitung di pos biaya penyusutan. 68

PPh Badan Uraian Tabel 4.5 Uraian PPh Badan Atas PKP Menurut SPT WP (Rp) Pemeriksa Koreksi (Rp) Penghasilan Kena Pajak 56.407.446 838.216.683 781.809.237 Maka dapat disimpulkan bahwa PPh Badan mengenai Penghasilan Kena Pajak (PKP) menurut pemeriksa menghasilkan angka Rp 838.216.683 adalah hasil dari pengurangan menurut pemeriksa yaitu : Peredaran Usaha (menurut pemeriksa) Rp 1.816.201.359 HPP (menurut pemeriksa) Rp 655.783.917 Biaya Usaha Lainnya (menurut pemeriksa) Rp 322.200.485 Koreksi Rp 838.216.683 Sehingga PKP Badan dari Rp 56.407.446 setelah dilakukan pemeriksaan sebesar Rp 838.216.683 maka muncul koreksi sebesar selisih dari Rp 838.216.683 dan Rp 56.407.446 yaitu Rp 781.809.237. Angka itulah yang nantinya menjadi kurang bayar PT. XX atas SPT Badan Tahun 2013 setelah terdapat pemeriksaan dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang. Tabel 4.6 Uraian PPh Badan Uraian Menurut SPT WP (Rp) Pemeriksa Koreksi (Rp) PPh Badan PPh Badan Terutang 7.050.875 104.777.000 97.726.125 Kredit Pajak 7.050.875 8.254.440 (1.203.565) PPh Badan Kurang (Lebih) Bayar 96.522.560 96.522.560 Sanksi Administrasi 44.400.378 44.400.378 PPh Badan yang Masih Harus Dibayar 140.922.938 140.922.938 STP PPh Badan 354.506 354.506 69

PPh Badan Terutang : Penghasilan netto Rp 838.216.683 PKP Rp 838.216.683 PPh terutang Rp 104.777.000 Jumlah PPh terutang Rp 104.777.000 Kredit pajak PPh pasal 25 Rp 6.969.438 PPh pasal 29 Rp 1.285.002 + Jumlah yang dapat dikreditkan Rp 8.254.440 - Pajak kurang bayar Rp 96.522.560 Sanksi administrasi Bunga pasal 13 (2) KUP Rp 44.400.378 + Jumlah PPh yang harus dibayar Rp 140.922.938 Tarif PPh Badan dengan omset < 4,8 M/tahun (sebelum Juli 2013) yaitu = 50% x 20% x Pengahsilan Neto Tarif PPh Badan dengan omset < 4,8 M/tahun (mulai Juli 2013 hingga sekarang) menggunakan tarif yaitu = 1% x Omset (PP No 46/ PPh Pasal 4 ayat 2) Maka perhitungannya = 50% x 20% x Penghasilan Neto = 50% x 20% x 838.216.683 = 104.777.085 lalu dibulatkan = 104.777.000 Sedangkan sanksi administrasi bunga pasal 13 (2) KUP dikarenakan adanya kekurangan pembayaran dihitung sejak berakhirnya masa pajak untuk paling lama 24 bulan, dengan sanksi 2% per bulan. 70

Bulan keterlambatan : Januari - Dessember 2013 26 November 2015 23 bulan Tanggal penerbitan SKPKB Bunga Pasal 13 (2) KUP = Pajak kurang bayar x 2% x bulan keterlambatan = Rp 96.522.560 x 2% x 23 bulan = Rp 44.400.378 STP PPh Badan : Angsuran pajak/pokok pajak yang harus dibayar Telah dibayar Rp 0 Kurang bayar Rp 0 - Sanksi administrasi Rp 0 Denda Pasal 7 KUP Rp 100.000 Denda Pasal 8 (2) KUP Rp 0 Denda Pasal 8 (2) KUP Rp 0 Bunga Pasal 9 (2a) KUP Rp 254.504 Bunga Pasal 9 (2b) KUP Rp 0 Bunga Pasal 14 (3) KUP Rp 0 Bunga Pasal 19 (3) KUP Rp 0 + Jumlah Rp 354.506 + Jumlah yang masih harus dibayar Rp 354.506 Dengan demikian maka PT.XX akan membayar Rp 96.522.560 tahun pajak 2013 atas SKPKB Pajak Penghasilan dan Rp 354.506 untuk STP PPh Badan masa pajak januari-juni 2013. 71

Tabel 4.7 Penjelasan Sanksi Administrasi STP PPh Badan Pasal Penjelasan Sanksi Keterangan 7 (1) SPT terlambat disampaikan : a.masa b.tahunan 9 (2a dan Keterlambatan pembayaran 2b) pajak masa dan Tahunan Sumber : www.pajak.go.id (2012) Rp 100.000 atau Rp 500.000 Rp 100.000 atau Rp 1.000.000 2% Per SPT Per SPT Per bulan, dari jumlah terutang Pasal 9 (2) KUP Pengenaan bunga atas keterlambatan pembayaran/ penyetoran pajak. Berasal dari angsuran PPh Pasal 25 PT.XX tahun 2013 sejumlah = 2% x bulan terlambat, dihitung dari masa pajak terutang sampai dengan diterbitkannya SKPKB. Perhitungan Bunga Pasal 9 (2) KUP = PPh Pasal 25 x 2% x bulan keterlambatan 1 tahun = Rp 6.969.438 x 2% x 22 bulan 12 = Rp 580.786,5 x 2% x 22 bulan = Rp 11.615,73 x 22 bulan = Rp 254.504 72

2. PPh Pasal 21 Tabel 4.8 Uraian PPh Pasal 21 Uraian Menurut SPT WP (Rp) Pemeriksa Koreksi (Rp) PPh Pasal 21 Objek PPh Pasal 21 614.175.000 614.175.000 - PPh Pasal 21 Terutang 6.475.000 6.475.000 - Kredit Pajak 6.475.000 5.988.460 486.540 PPh Pasal 21 Kurang (Lebih) Bayar 486.540 486.540 Sanksi Administrasi 223.808 223.808 PPh Pasal 21 ymh. (Lebih) Dibayar 710.348 710.348 STP PPh Pasal 21 Objek PPh Pasal 21 : Menurut SPT WP Rp 614.175.000 Menurut Pemeriksa Rp 614.175.000 - Koreksi Rp 0 Menurut Fiskus tidak ada koreksi karena Wajib Pajak telah menghitung dan melaporkan PPh Pasal 21 sesuai data yang ada. PKP/DPP Rp 614.175.000 PPh Pasal 21 terutang Rp 6.475.000 Kredit Pajak PPh ditanggung pemerintah Rp 0 Setoran masa Rp 5.988.460 STP (pokok kurang bayar) Rp 0 Kompensasi kelebihan ke masa pajak Rp 0 Lain-lain Rp 0 + Jumlah Rp 5.988.460 - Pajak kurang bayar Rp 486.540 Sanksi administrasi 73

Bunga pasal 13 (2) KUP Rp 223.808 Kenaikan Pasal 13 (3) KUP Rp 0 Bunga pasal 13 (5) KUP Rp 0 Kenaikan pasal 13A KUP Rp 0 + Jumlah Rp 223.808 + Jumlah PPh yang masih harus dibayar Rp 710.348 Sanksi administrasi bunga pasal 13 (2) KUP dikarenakan adanya kekurangan pembayaran pajak dalam SKPKB dihitung sejak berakhirnya masa pajak untuk paling lama 24 bulan, dengan sanksi 2% per bulan. Bulan keterlambatan : Januari - Dessember 2013 26 November 2015 23 bulan Tanggal penerbitan SKPKB Bunga Pasal 13 (2) KUP = Pajak kurang bayar x 2% x bulan keterlambatan = Rp 486.540 x 2% x 23 bulan = Rp 223.808 3. PPh Pasal 4 ayat (2) PPh Pasal 4 ayat (2) Final tahun 2013 menurut SPT Tahunan pada PT.XX sebesar Rp 1.714.589.087 sehingga dikenakan tarif 1% x Rp 1.714.589.087 = Rp 17.145.891. 74

Uraian PPh Final Pasal 4 Ayat (2) Tabel 4.9 Uraian PPh Pasal 4 Ayat (2) Menurut SPT WP (Rp) Pemeriksa Koreksi (Rp) objek PPh Final Pasal 4 Ayat (2) 1.714.589.087 2.253.045.051 538.455.964 PPh Final Pasal 4 Ayat (2) Terutang 8.486.800 22.530.451 14.043.651 Kredit Pajak 8.486.800 8.486.800 - PPh Final Pasal 4 (2) Kurang (Lebih) Dibayar 14.043.651 14.043.651 Sanksi Administrasi 6.668.650 6.668.650 PPh Final Ps. 4 (2) ymh. (Lebih) Dibayar 20.712.301 20.712.301 STP PPh Final Pasal 4 Ayat (2) - - - Data PPh Pasal 4 ayat (2) ini terlampir pada SPT Tahunan PT. XX tahun 2013. Menurut SPT WP Rp 1.714.589.087 Menurut Pemeriksa Rp 2.253.045.051 - Koreksi Rp 538.455.964 Dasar dilakukannya koreksi negatif ini adalah karena Wajib Pajak belum melaporkan omset yang menjadi objek PPh Final secara keseluruhan. Januari 2013 Juni 2013 ada angsuran PPh Pasal 25 yaitu : a. Untuk perhitungan PPh akhir tahun sebagai kredit pajak. b. PPh dihitung dari laba kena pajak dari Laporan L/R. Juli 2013 Desember 2013 : Tidak ada lagi PPh Pasal 25 karena adanya PP 46 Tahun 2013 dan omset dalam 1 tahun masih kurang dari 4,8 M/tahun maka tiap bulan menyetor dan melapor PPh Pasal 4 ayat (2) sebesar 1% dari omset bersifat final. 75

Sedangkan untuk bulan-bulan selanjutnya masih terutang. Berikut adalah PPh Final Pasal 4 Ayat (2) Terutang hasil koreksi 14.043.651: 3.1 Juli 2013 PKP/DPP Rp 427.727.273 PPh Pasal 4 (2) Final yang terutang Rp 4.277.273 (1%) Kredit pajak Setoran masa Rp 681.818 - Pajak kurang bayar Rp 3.595.455 3.2 Agustus 2013 PKP/DPP Rp 388.227.273 PPh Pasal 4 (2) Final yang terutang Rp 3.882.273 (1%) Kredit pajak Setoran masa Rp 3.762.273 - Pajak kurang bayar Rp 120.000 3.3 September 2013 PKP/DPP Rp 346.705.600 PPh Pasal 4 (2) Final yang terutang Rp 3.467.056 (1%) Kredit pajak Setoran masa Rp 3.288.164 - Pajak kurang bayar Rp 178.892 3.4 Oktober 2013 PKP/DPP Rp 565.200.299 PPh Pasal 4 (2) Final yang terutang Rp 5.652.003 (1%) Kredit pajak Setoran masa Rp 0 - Pajak kurang bayar Rp 5.652.003 3.5 November 2013 PKP/DPP Rp 163.673.985 76

PPh Pasal 4 (2) Final yang terutang Rp 1.636.740 (1%) Kredit pajak Setoran masa Rp 754.545 - Pajak kurang bayar Rp 882.195 3.6 Desember 2013 PKP/DPP Rp 36.151.621 PPh Pasal 4 (2) Final yang terutang Rp 3.615.106 (1%) Kredit pajak Setoran masa Rp 0 - Pajak kurang bayar Rp 3.615.106+ Jumlah Juli-Desember Rp 14.043.651 Sedangkan sanksi administrasi menurut fiskus di dapat dari sanksi administrasi bulanan mulai bulan juli 2013 desember 2013, berikut uraian atas sanksi administrasi Bunga Pasal 13 (2) KUP Juli Rp 1.725.818 Agustus Rp 57.600 September Rp 85.868 Oktober Rp 2.712.961 November Rp 432.454 Desember Rp 1.662.949 + Jumlah Rp 6.668.650 PT.XX memperoleh SKPKB PPh Pasal 4 (2) dengan tanggal penerbitan 26 November 2015 atas bunga Pasal 13 (2) KUP tersebut dengan total Rp 6.668.650 dibayar sebelum tanggal jatuh tempo yaitu tanggal 24 Desember 2015. 4. PPN Penyerahan BKP/JKP Penyerahan PPN yang harus dipungut sendiri 77

Menurut SPT WP Rp 3.069.498.173 Menurut Pemeriksa Rp 3.869.700.685 - Koreksi Rp 800.202.512 Dasar dilakukannya koreksi ini adalah karena Wajib Pajak belum melaporkan penyerahan BKP secara keseluruhan. 4.3 Konfirmasi Menurut Wajib Pajak dan Hasil Akhir Pembahasan Pemeriksaan Dengan adanya pemeriksaan dari KPP Pratama Magelang pada tanggal 27 Mei 2015 dengan surat Perintah Pemeriksaan Nomor PRIN- 00032/WPJ.32/KP.0405/2015 tersebut, Wajib Pajak dengan didampingi oleh konsultan pajaknya memberikan jawaban sekaligus tanggapannya atas pemeriksaan tersebut bahwa sepenuhnya menyetujui atas semua hasil pemeriksaan yang telah dilakukan serta sehubungan dengan Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan yang telah disampaikan oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang kepada PT. XX. 4.3.1 Tanggapan Wajib Pajak atas PPh Badan : Wajib Pajak tidak menanggapi koreksi atas Peredaran Usaha, HPP dan Biaya Usaha lainnya sebesar Rp 838.216.683 Pendapat pemeriksa pajak dalam pembahasan akhir : Pemeriksa mempertahankan koreksi tersebut. 78

Pendapat Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir : Wajib Pajak setuju atas koreksi pemeriksaan dari KPP tersebut. 4.3.2 Tanggapan Wajib Pajak atas PPh Pasal 21 : Tidak ada koreksi atas PPh Pasal 21 Pendapat pemeriksa pajak dalam pembahasan akhir : tidak ada koreksi, pemeriksa mempertahankan koreksi tersebut tetapi ada sanksi administratif yang harus dibayar PT. XX Pendapat Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir : Wajib Pajak setuju dan membayar sanksi administratif tersebut. 4.3.3 Tanggapan Wajib Pajak atas PPh Final Pasal 4 Ayat (2) : Wajib Pajak tidak menanggapi koreksi atas objek PPh Final tersebut Pendapat pemeriksa pajak dalam pembahasan akhir : Pemeriksa mempertahankan koreksi tersebut Pendapat Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir : Wajib Pajak Setuju 4.3.4 Tanggapan Wajib Pajak atas PPN Penyerahan BKP/JKP : Wajib Pajak tidak menanggapi koreksi tersebut Pendapat pemeriksa pajak dalam pembahasan akhir : Pemeriksa mempertahankan koreksi tersebut 79

Pendapat Wajib Pajak dalam Pembahasan Akhir : Wajib Pajak menyetujuinya PT.XX menyetujui sepenuhnya hasil pemeriksaan dari Kantor Pajak Pratama Magelang sebagai pemeriksa karena PT.XX menyadari bahwa di posisi ini PT.XX memang bersalah karena ada beberapa omset yang belum dilaporkan di SPT Tahunannya sehingga terkena pemeriksaan pajak. Selain itu PT.XX juga mentaati peraturan dari Menteri Keuangan tentang PP Nomor 46 Tahun 2013. 4.4 Sanksi Administratif Atas Hasil Pemeriksaan Pajak Pada PT. XX Sanksi administratif yang diberikan kepada PT. XX adalah sesuai dengan PP Nomor 46 Tahun 2013 yaitu sesuai STP yang diberikan oleh KPP Pratama Magelang pada PT.XX. Dengan demikian PT. XX hanya membayar jumlah sebagaimana tercantum pada STP yang telah diberikan setalah dilakukan pemeriksaan. Jumlah pajak yang kurang bayar pajak ditambah dengan sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% (dua persen) per bulan paling lama 24 (dua puluh empat) bulan, dihitung sejak saat terutangnya pajak atau berakhirnya masa pajak, bagian tahun pajak. STP tersebut juga dibagi beberapa item guna mempermudah PT. XX untuk proses pembayarannya. Berikut adalah jenis-jenis SKPKB yang diberikan pada PT. XX atas pemeriksaan yang telah dilakukan 80

TABEL 4.10 Jenis-Jenis SKPKB No Jenis Pajak Pokok Pajak (Rp) Sanksi (Rp) Jumlah (Rp) 1 SKPKB Pajak Penghasilan 96.522.560 44.400.378 140.922.938 2 STP Pajak Penghasilan (jan-jun) - 354.506 354.506 3 SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 21 486.540 223.808 710.348 4 SKPKB Pajak Penghasilan Pasal 4 (2) Juli 3.595.455 1.725.813 5.321.268 Agustus 120.000 57.600 177.600 September 178.892 85.868 264.760 Oktober 5.652.003 2.712.961 8.364.964 November 882.195 423.454 1.305.649 Desember 3.615.106 1.662.949 5.278.055 5 SKPKB PPN Barang dan Jasa - Januari s/d Desember - 16.610.758 16.610.758 Januari 7.773.927 3.731.485 11.505.412 Februari 6.681.818 3.207.273 9.889.091 Maret 10.937.091 5.249.804 16.186.895 April 1.145.454 549.818 1.695.272 Mei 5.818.182 2.792.727 8.610.909 Juni Nihil Nihil - Juli 35.954.545 17.258.182 53.212.727 Agustus 1.475.605 708.290 2.183.895 September 1.788.924 858.684 2.647.608 Oktober 3.565.484 1.711.432 5.276.916 November 2.640.126 1.366.053 4.006.179 Desember 2.514.699 1.156.762 3.671.461 Jumlah 191.348.606 106.848.605 298.197.211 Sumber : Data Olahan Menurut Pemeriksa Oleh Kantor Pelayanan Pajak Pratama Magelang. 81