BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL (JOSHI) BAHASA JEPANG 2.1. Pengertian Partikel (Joshi) Menurut Iwabuchi Tadasu dalam Sudjianto dan Dahidi (2007:150), partikel atau joshi memiliki beberapa pengertian.salah satu pengertian joshi dapat dilihat dari penulisannya. Istilah joshi ditulis dengan dua buah huruf kanji, yang pertama dibaca jo dapat juga dibaca tasukeru yang berarti bantu, membantu, atau menolong. Sedangkan yang kedua dibaca shi memiliki makna yang sama dengan istilah kotoba yang berarti kata, perkataan, atau bahasa. Oleh karena itu, dari kedua huruf kanji ini dapat diterjemahkan joshi dengan istilah kata bantu. Namun ada juga yang menerjemahkan joshi ke dalam bahasa Indonesia dengan istilah postposisi. Istilah postposisi ini berdasarkan pada letak joshi pada kalimat yang selalu menempati posisi di belakang setelah kata yang lain. Sebagai contoh kalimat Watashi wa heya de nihon no rekishi o yomimashita. Yang terdiri dari lima bunsetsu yakni watashi wa, heya de, nohon no, rekishi o, yomimashita. Joshi dalam bunsetsu-bunsetsu pada kalimat ini adalah wa, de, no, dan o. Joshi wa menempati posisi setelah nomina watashi, joshi de menempati posisi setelah nomina heya, joshi no menempati posisi setelah nomina nihon, dan joshi o menempati posisi setelah nomina rekishi. 5
Menurut Iwabuchi Tadasu dalam Sudjianto (2007:157) karena joshi dengan sendirinya tidak dapat membentuk sebuah bunsetsu.joshi tidak mengalami perubahan (konjugasi/deklinasi). Kelas kata seperti ini dalam bahasa Inggris biasanya dipakai sebelum nomina atau sebelum kelas kata lain. Contoh kalimat yang disebutkan di atas Watashi wa heya de nihon no rekishi o yomimashita. Partikel-partikel wa, de, no, dan o tidak memiliki arti bila tidak digabungkan dengan kata-kata lain dalam suatu konteks kalimat. Partikel-partikel tersebut akan menunjukkan makna yang jelas setelah digabungkan dengan kata lain yang dapat berdiri sendiri dan dapat membentuk sebuah bunsetsu. Kelas kata lain yang termasuk fuzokugo adalah jodooshi (verba bantu0. Menurut Iwabuchi Tadasu dalam Sudjianto (2007:157) serta Yone dan Keiko (2001:34), perbedaan joshi dengan jodooshi adalah di antaranya joshi tidak mengalami perubahan sedangkan jodooshi mengalami perubahan. 2.2. Jenis-jenis Partikel Jenis-jenis partikel menurut Iwabuchi Tadasu dalam Sudjianto (2007:158), berdasarkan penggunaannya dalam kalimat bahasa Jepang, yaitu kakujoshi, fukujoshi, shujoshi dan setsuzokushi. 2.2.1. Kakujoshi Kakujoshi adalah partikel atau joshi untuk menyatakan hubungan satu bunsetsu dengan bunsetsu lainnya.kakujoshi biasanya dipakai setelah taigen, Iwabuchi Tadasu dalam Sudjianto (2007:48). 6
Joshi atau partikel yang termasuk kakujoshi, yaitu de, o, ni, e, to, kara, yori dan ya. Contoh kalimat : 1. 私は部屋で日本語の雑誌を読む Watashi wa heya de nihon no zasshi o yomu. Saya membaca majalah tentang Jepang di kamar. 2. マツオ先生は教室にいる Matsuo sensei wa kyoushitsu ni iru Pak Matsuo ada di ruang kelas (Di dalam kalimat di atas deijelaskan bahwa kakujoshi de menunjukkan tempat beraktivitas) 3. 毎日私は自転車で大学へ行く Mainichi watashi wa jitensha de daigaku e iku Setiap hari saya pergi ke kampus dengan sepeda 4. バナナはりんごより安い Banana wa ringo yori yasui Pisang lebih murah dari apel 5. 私はパンと卵を買う Watashi wa pan to tamago o kau Saya membeli roti dan telur 7
2.2.2. Fukujoshi Fukujoshi adalah joshi yang menghubungkan kata-kata yang ada sebelumnya dengan katap-kata yang ada pada bagian berikutnya.yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah kata bantu partikel bakari, mo, dake, wa, sae, made, shika, hodo, kurai, dan nado.dan joshi yang termasuk kelompok fukujoshi biasanya dipakai setelah nomina, verba, kata sifat-i dan kata sifat-na. Contoh kalimat : 1. 家から学校まで歩いていく Uchi kara gakkoo made aruite iku Pergi jalan kaki dari rumah sampai sekolah 2. 私はそれしか知らない Watashi wa sore shika shiranai Saya hanya tahu itu saja 3. 私はお金が五千ルピアだけある Watashi wa okane ga gosen rupia dake aru Saya hanya mempunyai uang lima ribu rupiah 4. 田中さんは先生だ 木村さんも先生だ Tanaka san wa sensei da. Kimura san mo sensei da. Tuan Tanaka adalah guru. Tuan Kimura juga guru. 8
5. 私のうちにテレビや 車や ラジオなどがある Watashi no uchi ni terebi ya, kuruma ya, rajio nado ga aru. Di rumah saya ada tv, mobil, radio, dan lain-lain. 2.2.3. Shuujoshi Shuujoshi adalah joshi atau partikel yang dipergunakan pada akhir kalimat atau bagian kalimat.shuujoshi berfungsi untuk menyatakan perasaan pembicara, seperti rasa heran, keragu-raguan, harapan, haru dan lainnya yang berhubungan dengan perasaan. Yang termasuk ke dalam pengelompokan shuujoshi adalah partikel kashira, ka, kke, ne/nee, na/naa, no, sa, tomo, wa, yo, yo, ze, dan zo. Di antara salah satunya partikel na/naa dan yo yang tergolong dalam shuujoshi ini memiliki penjelasan yaitu, partikel na/naa yaitu sebuah partikel yang mempunyai arti melarang orang melakukan sesuatu atau jangan.partikel na/naa sering dipakai pada ragam bahasa lisan dalam percakapan antara teman dekat dalam suasana akrab atau dipergunakan terhadap orang yang lebih muda umurnya atau lebih rendah kedudukannya dari pada pembicara. Pemakaian partikel na/naa terhadap orang yang lebih tua umurnya atau lebih tinggi kedudukannya dari pada pembicara akan terasa kurang sopan. Sedangkan partikel yo yang artinya dapat dipakai untuk menyatakan ketegasan, pemberitahuan, atau peringatan kepada lawan bicara yang menunjukkan suatu perasaan yang memastikan. 9
Contoh kalimat : 1. うそをつくぞ Uso o tsuku zo Kamu berbohong ya. 2. 明日きっと来るよ Ashita kitto kuru yo Besok saya pasti datang. 3. 日本の車は高いね Nihon no kuruma wa takai ne Mobil buatan Jepang mahal ya. 4. 日本語の試験は難しいな Nihongo no shiken wa muzukashii na. Ujian bahasa Jepang sulit ya 5. この花はきれいわ Kono hana wa kirei wa Bunga ini indah ya. 2.2.4. Setsuzokujoshi Setsuzokujoshi adalah joshi yang berfungsi untuk menghubungkan kalimat.pada umumnya dipakai setelah yoogen atau verba, kata sifat-i, kata sifat-na.yang termasuk ke dalam pengelompokan setsuzokujoshi adalah partikel ba, ga, kara, keredomo, nagara, node, noni, shi, tari, te, temo dan to. 10
Di antara salah satunya partikel nagara dan shi yang tergolong dalam Setsuzokujoshi ini memiliki penjelasan yaitu, partikel nagara yaitu sebuah partikel yang mempunyai arti sambil, sembari, seraya yang dipakai setelah verba untuk menyatakan dua aktivitas (yang utama) yang ada setelah partikel nagara dilakukan bersamaan dengan aktivitas (tambahan) yang ada sebelum partikel nagara. Sedangkan partikel shi yakni partikel menunjukkan dua hal/keadaan atau lebih dan memiliki arti dan, dan, lagi, lagi pula, partikel shi ini biasanya dipakai setelah verba bentuk kamus dan bentuk lampau, kata sifat-i bentuk kamus dan bentuk lampau, kata sifat-na bentuk biasa (ditambah da) dan bentuk lampau, dan verba bantu da/data, desu/deshita, masu/mashita. Contoh kalimat : 1. 父はいつもテレビを見ながら ご飯を食べる Chichi wa itsumo terebi o minagara, gohan o taberu Ayah selalu makan sambil menonton TV 2. ここは景色もいいし きこうもすずしいし 本当にいい所だ Koko wa keshiki mo ii shi, kikou mo suzushii shi, hontou ni ii tokoro da. Di sini pemandangannya indah, hawanya sejuk, sungguh tempat yang bagus. 3. お金がたくさんあれば 日本へ行くつもりだ Okane ga takusan areba, nihon e iku tsumori da Kalau mempunyai uang banyak, saya bermaksud akan pergi ke Jepang. 11
4. フランスの靴が高くても 買う Furansu no kutsu ha takakutemo, kau. Meskipun sepatu buatan Perancis mahal, saya akan beli. 5. 休みのとき 買い物したり 映画を見たりする Yasumi no toki, kaimono shitari, eiga o mitari suru Ketika libur, saya berbelanja, menonton film dan lain-lain. 12