BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tes Pada bab ini penulis akan mendekripsikan hasil analisis data mengenai kesalahan responden dalam menggunakan keigo. Instrumen berupa tes dan non tes disebarkan dengan teknik one shot model pada tanggal 20 Juli 2011 kepada responden tingkat III Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Tahun Ajaran 2011/2012. Tes terdiri dari 20 soal dengan waktu pengerjaan ±50 menit. Sedangkan non tes berupa wawancara. Wawancara dilakukan dengan waktu tiap responden ±15 menit. Berdasarkan hasil dari pemeriksaan, kesalahan kesalahan yang muncul dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel frekuensi dan presentase jawaban yang salah No. Materi Sub materi F P Peringkat 1. Fungsi/makna Menyatakan penghormatan (6,10,11,15,17,20) Menjaga martabat (8,9,12,13,16,19) Menyatakan perasaan formal (7,14.18) 2. Jenis Mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus sonkeigo (1,2) Mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus kenjoogo (3,4) Mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus teineigo (5) Tabel 4.1

2 Berdasarkan tabel diatas, kesalahan yang paling banyak muncul adalah kesalahan dalam materi fungsi/makna keigo sebesar 56.6%. Sedangkan kesalahan yang paling sedikit adalah Mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus teineigo sebesar 23.3% Untuk memastikan kesalahan tersebut adalah error atau mistake, dan mengetahui penyebabnya penulis melakukan wawancara dengan responden. Setelah wawancara dilakukan, maka didapatkan hasil kesalahan error yang digambarkan pada tabel berikut: Tabel frekuensi dan presentase kesalahan error No. Materi Sub materi F P Peringk at 1. Fungsi/makna Menyatakan penghormatan (sonkeigo) (6,11,15,20) Menjaga martabat (kenjoogo) (8,9,12,19) Menyatakan perasaan formal (teineigo) (7,14.) 2. Jenis Mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus sonkeigo (1,2) Mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus kenjoogo (3) Mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus teineigo (5) Tabel 4.2 berikut : Dari tabel diatas, dapat diketahui bahwa jenis kesalahan yang mucul adalah sebagai 1. Makna yang mencakup makna yang menyatakan penghormatan (sonkeigo) dengan presentase sebesar 75%. 2. Makna yang mencakup makna yang menyatakan menjaga martabat (kenjoogo) dengan presentase sebesar 71.67%.

3 3. Jenis yang mencakup dalam morfologi dan gramatikal yaitu mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus sonkeigo dengan presentase sebesar 56.67%. 4. Jenis yang mencakup dalam morfologi dan gramatikal yaitu mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus kenjoogo dengan presentase sebesar 56.67%. 5. Makna yang mencakup makna yang menyatakan perasaan formal (kenjoogo) dengan presentase sebesar 50%. 6. Jenis yang mencakup dalam morfologi dan gramatikal yaitu mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus teineigo dengan presentase sebesar 23.33%. B. Penyebab Munculnya Kesalahan Berdasarkan tabel 4.2 dapat diketahui bahwa kesalahan error tardapat dalam seluruh bagian keigo. Pada bagian ini, penulis akan menyajikan munculnya kesalahan dengan memnbahas setiap kesalahan yang ditemukan dalam insrumen tes. 1. Kesalahan fungsi/makna Kesalahan yang sering muncul pada penelitian ini adalah fungsi/makna keigo sesuai jenisnya. Lebih jelasnya, analisis kesalahan makna menjadi temuan dalam penelitian ini akan dijelaskan secara terperinci sebagai berikut: a. Makna yang meyatakan penghormatan (sonkeigo) Kesalahan dalam membuat kalimat: (1) 森だ先生は もういらしゃったようです (2) 森だ先生は もうお帰ったようす (3) 森だ先生は もう帰ったようです

4 Seharusnya: 森だ先生は もう帰られた帰られたようです atau 森だ先生は もうお帰りになったようです (4) 田中 : 部長は AB 貿場の谷さんが転勤くださるのを知ってるか 部長 : うん ずいぶん急な話だったらしいね (5) 田中 : 部長は AB 貿場の谷さんが転勤させたを知ってるか 部長 : うん ずいぶん急な話だったらしいね Seharusnya : 田中 : 部長は AB 貿場の谷さんがお転勤したお転勤したのをごぞんじごぞんじですか 部長 : うん ずいぶん急な話だったらしいね Kesalahan terjemahan: Soal : Kepala perusahaan akan pergi ke luar negeri. (6) 社長は海外へ行きます (7) 社長は海外へ行かれます Seharusnya : Kepala perusahaan akan pergi ke luar negeri 社長は海外へいらっしゃいます Soal : 田中先生は授業のことをおっしゃいます (8) Pak Tanaka memberi tahu tugas.

5 (9) Pak Tanaka berbicara tentang kelulusan. (10) Pak Tanaka mengetahui pelajaran. Seharusnya : 田中先生は授業のことをおっしゃいます Pak Tanaka berbicara tentang hal pelajaran. Pada kalimat (1) kesalahan diakibatkan oleh Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna), dalam hal ini terdapat kesalahan dalam pembentukan verba keigo. Responden mengaku sering tertukar antara perubahan verba sonkeigo yang terdiri atas beberapa perubahan bentuk yang memiliki ciri khas tertentu,ini disebabkan jarangnya responden mengaplikasikan keigo dalam membuat kalimat sehingga pemahaman keigo yang telah didapatkanpun tertukar dengan pemehaman jenis verba yang lain. Pada kalimat (2) kesalahan bisa dikategorikan sebagai False concepts hypothesized (salah menghipotesiskan konsep), dalam hal ini responden menambah kata お sebagai bentuk kata kerja hormat sedangkan yang dimaksud dalam soal ini adalah perubahan kedalam kata kerja bentuk pasif (RARERU) atau kata kerja bentuk MASU. Ini disebabkan kebiasaan responden yang jarang mengulang pembelajaran. Lain halnya kesalahan yang terjadi pada kalimat (3) kesalahan bisa dikategorikan sebagai over generalization yang disebabkan responden menganggap semua perubahan bentuk kata kerja bisa dirubah kedalam bentuk biasa (futsukei). Pada kalimat (4) kesalahan dikategorikan sebagai False concepts hypothesized,penyebabnya responden masih belum mengerti perubahan khusus verba sonkeigo. Sama halnya kesalahan pada kalimat (5 )kesalahan disebabkan False concepts hypothesized,

6 pada soal ini responden merubah kata kerja khusus sonkeigo kedalam bentuk shieki, penyebabnya responden masih belum mengerti perubahan khusus verba sonkeigo. Dalam hal terjemahan, kalimat (6) dan (7) merupakan terjemahan bahasa Indonesia ke bahasa Jepang untuk mengetahui pemahaman responden makna yang tepat jika dilihat dari subjek yaitu kepala perusahaan yang mempunyai jabatan tinggi. Kesalahan yang dikategorikan kedalam sebagai False concepts hypothesized (salah menghipotesiskan konsep), dalam hal ini responden merubah verba khusus sonkeigo kedalam bentuk kata kerja biasa dan bentuk kata kerja pasif. Responden mengaku kurang memahami perubahan kata kerja setiap jenis keigo. Pada kalimat (8),(9) dan (10) merupakan terjemahan dari bahasa Jepang ke bahasa Indonesia untuk mengetahui pemahaman responden terhadap makna kata kerja berbicara 言う menjadi おっしゃいます yang telah dirubah kedalam bentuk kata kerja khusus sonkeigo. Pada kalimat (8) dan (9) kesalahan dapat dikategorikan kedalam over generalization yang disebabkan kekurangpahaman responden. Responden dalam hal ini salah menerjemahkan kata kerja sonkeigo おっしゃる menjadi memberitahu dan mengetahui, sedangkan arti yang sebenarnya adalah berbicara. Lain halnya pada kalimat (10) kesalahan yang terjadi dikategorikan kedalam Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna),responden melakukan kekeliruan dalam menerjemahkan kata benda 授業 yang diartikan oleh beberapa responden dengan arti kelulusan sedangkan arti sebenarnya adalah kuliah atau pelajaran. Hal ini disebatkan oleh faktor kompetensi terhadap penguasaan kosakata. b. Makna menjaga martabat (kenjoogo)

7 Kesalahan dalam membuat kalimat: (11) お忙しいところ お待たせられて すみません (12) お忙しいところ 待たせて すみません (13) お忙しいところ お待たさせて すみません Seharusnya : お忙しいところ お待たせてお待たせて すみません (14) 明日 お宅にいらしゃっても いいですか (15 明日 お宅に行っても いいですか (16) 明日 お宅に行かれてても いいですか Seharusnya : 明日 お宅に参りても参りても いいですか Kesalahan terjemahan: Soal : Saya akan pergi pukul 8 ke sekolah. Bapak akan berangkat pukul berapa? (17) 私は八時に行きます 先生は何時に行きますか (18) 私は八時に行きます 先生は何時にいらしゃいますか (19) 私は八時に行って 先生は何時に行になりますか Seharusnya : 私は八時に参ります参ります 先生は何時にいっらしゃいますいっらしゃいますか Soal : リーサさんのお母さんにもうします (20) Ibu Risa berbicara.

8 (21) Saya mamanya Risa Seharusnya : リーサさんのお母さんにもうします Saya berbicara dengan ibunya Risa. Pada kalimat (11) dan (12) terdapat kesalahan yang sama yaitu perubahan kata kerjanya menggunakan O dan dirubah kedalam bentuk pasif. Hal ini sangat jelas salah, karena yang dimaksud untuk pola kalimat tersebut adalah perubahan kedalam bentuk pasif saja tanpa ditambah O, karena kalimat ini termasuk kedalam bentuk sonkeigo. Responden merubahnya kedalam bentuk keigo yang tidak sesuai dengan jenisnya dan tidak dapat dikategorikan kedalam jenis keigo manapun. Kesalahan ini dikategorikan kedalam False concepts hypothesized (salah menghipotesiskan konsep), yaitu kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap struktur bahasa Jepang. Pada kalimat (13) kesalahan yang terjadi relatif kecil, karena pada perubahan kata kerja bentuk kenjoogo hanya kurang O, untuk segi fungsi/makna pada kalimat ini mahasiswa sudah cukup memahami, hanya kurang teliti dalam merubah kata kerjanya. Kesalahan ini bisa dikategorikan kedalam Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna), hal ini disebabkan oleh keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya (Tarigan : 75). Pada kalimat (14) jika dianalisis fungsi/maknanya termasuk kedalam bentuk sonkeigo. Akan tetapi jika dilihat dari subjek yang terdapat dalam kalimat ini termasuk kedalam bentuk kenjoogo. Sudah sangat jelas pada kalimat ini perubahan bentuk kedalam sonkeigo tidak tepat. Kesalahan ini dapat dikategorikan kedalam Incomplete application

9 of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna). Responden merubah kata kerjanya menjadi kata kerja bentuk sonkeigo, sedangkan yang dimaksud kalimat ini merubah kedalam bentuk verba khusus kenjoogo. Kesalahan ini kemungkinan disebabkan oleh faktor kompetensi, mahasiswa kurang memahami struktur bahasa Jepang yang benar. Sama halnya yang terjadi pada kalimat (15) dan kalimat (16) terjadi kekeliruan terhadap perubahan bentuk jenis keigo yang seharusnya dirubah kedalam kenjoogo tetapi dirubah kedalam sonkeigo dan bentuk biasa. Dilihat dari segi fungsi/maknanya sudah pasti salah. Terlihat jelas mahasiswa tidak dapat membedakan perubahan bentuk verba jenis-jenis keigo. Kesalahan ini mungkin disebabkan Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna),kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap jenis-jenis keigo. Pada kalimat (17), (18) dan (19) jika dianalisis dari subjeknya kalimat ini terdapat dua jenis keigo yaitu kenjogoo dan sonkeigo. Responden menerjemahkan kedalam bahasa Jepang dengan kata kerja yang ada kedalam satu jenis keigo saja sehingga terjadi banyak kesalahan. Kesalahan ini disebabkan oleh Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna) yaitu keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya (Tarigan : 75). Pada kalimat (20) dan (21) terjadi kekeliruan dalam menerjemahkan kata kerja sonkeigo 申します yang bermakna berbicara. Responden menerjemahkan kata kerja ini dengan makna bertemu atau memperkenalkan diri. Kesalahan dalam menentukan subjeknya pun terlihat jelas. Kesalahan ini termasuk kedalam kategori False concepts

10 hypothesized (salah menghipotesiskan konsep), yaitu kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap struktur bahasa Jepang. c. Makna menyatakan perasaan formal (teineigo) Kesalahan dalam membuat kalimat: (22) 将来 映画関係の会社で働かれたいと思います (23) 将来 映画関係の会社で働きになると思います (24) 将来 映画関係の会社で働くほしがると思います Seharusnya : 将来 映画関係の会社で働きたい働きたいと思います Kesalahan terjemahan: Soal : Saya meminjam uang kepada teman. (25) 私は友達にお金を課します (26) 私は友達にお金を貸してくれます Seharusnya : Saya meminjam uang kepada teman. 私は友達にお金を借ります借ります Pada kalimat (22) tidak termasuk kedalam fungsi/makna teineigo, karena dilihat dari perubahan kata kerjanya jauh dari perubahan kata kerja teineigo, jika dilhat dari subjeknya yaitu 私, kalimat ini termasuk jenis teineigo yang memiliki fungsi/makna yang menyatakan rasa hormat kepada lawan bicara. Pada kalimat (23) responden

11 merubahnya kedalam bentuk sonkeigo sedangkan pada kalimat (24) responden merubahnya kedalam bentuk yang tidak lazim. Jika dilihat dari kesalahannya ini bisa dikategorikan kedalam kategori False concepts hypothesized (salah menghipotesiskan konsep), Artinya siswa belum memahami sistem lingustik bahasa yang digunakan ( Tarigan:76). Pada kalimat (25) dan kalimat (26) responden salah dalam pemilihan kata kerja meminjam dengan meminjamkan, hal ini menyebakan kesalahan dalam menerjemahkan kalimat ini yang seharusnya menggunakan kata kerja meminjam. Dilihat dari posisi subjeknya yaitu teman si pembicara seharusnya cukup menggunakan teineigo saja. Kesalahan ini disebabkan oleh faktor Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna),faktor kompetensi salah satu penyebabnya yaitu kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap struktur bahasa Jepang. 2. Kesalahan morfologi dan gramatikal a. Mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus sonkeigo Soal no.1 : 先生は自転車に ( 乗る ) Kesalahan : (27) 先生は自転車にいらっしゃいます (28) 先生は自転車にお乗ります (29) 先生は自転車に乗ります Seharusnya : 先生は自転車に乗られます atau お乗りになります

12 Pada kalimat (27) terjadi kekeliruan yang dilakukan oleh responden mengubah kata kerja 乗る menjadi いらっしゃいます yang merupakan perubahan kata kerja khusus 行く, いる, 来る. Kesalahan ini bisa dikategorikan kedalam Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna), hal ini disebabkan oleh keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya (Tarigan : 75). Sedangkan pada kalimat (28) kesalahan ini bisa dikategorikan kedalam Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna), hal ini disebabkan oleh keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya (Tarigan : 75). Pada kalimat (29) responden merubahnya kedalam bentuk biasa (futsikei). Kesalahan ini dikategorikan kedalam False concepts hypothesized (salah menghipotesiskan konsep), yaitu kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap struktur bahasa Jepang. Soal no.2 : リーニさんはお母さんに会った Kesalahan : (30) リーニさんはお母さんに会いました (31) リーニさんはお母さんに会った (32) リーニさんはお母さんに会われます Seharusnya : リーニさんはお母さんにお会いになりましたお会いになりました

13 Pada kalimat (30) dan (31) kesalahan yang muncul hampir sama, kedua kalimat tersebut merubah bentuk kata kerja keigo kedalam bentuk biasa (futsukei). Akan tetapi jika dianalisis dari subjek kalimat ini termasuk kedalam sonkeigo, jadi perubahan bentuk kata kerjanya harus disesuaikan dengan jenis keigonya. Kesalahan ini mungkin disebabkan oleh False concepts hypothesized (salah menghipotesiskan konsep), yaitu kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap struktur bahasa Jepang. Pada kalimat (32) kata kerja keigo dalam kalimat ini memang susah dirubah kedalam bentuk sonkeigo, tetapi perubahan untuk kata kerja ini masih salah. Hal ini dikarenakan beberapa mahasiswa merubahnya kedalam bentuk RARERU atau pasif, seharusnya kata kerja tersebut dirubah kedalam bentuk verba khusus sonkeigo. Kesalahan pada kalimat (32) kemungkinan disebabkan oleh generalisasi yang berlebihan (over generalization), yaitu mahasiswa menganggap bahwa semua kata kerja sonkeigo bisa dirubah kedalam bentuk pasif. b. Mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus kenjoogo Soal no.3 : 私はこの事について説明する Kesalahan : (33) 私はこの事について説明いたします (34) 私はこの事について説明くださる (35) 私はこの事について説明される Seharusnya : 私はこの事について説明させていただきます説明させていただきます

14 Pada kalimat (33), kalimat (34) dan (35) yang dimaksud pada kalimat ini adalah perubahan bentuk kenjogoo, akan tetapi dari ketiga kalimat ini tidak satupun yang merubahnya kedalam bentuk kenjoogo. Responden mengubahnya kedalam bentuk kata kerja bentuk sonkeigo. Kesalahan ini disebabkan oleh Incomplete application of rules (penerapan kaidah yang tidak sempurna),faktor kompetensi salah satu penyebabnya yaitu kurangnya pemahaman mahasiswa terhadap struktur bahasa Jepang. c. Mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus teineigo Soal no.5 : 始めまして ハディと申します Kesalahan : (36) 始めまして ハディとおっしゃいます (37) 始めまして ハディと言います (38) 始めまして ハディと言われます Seharusnya : 始めまして ハディと申します申します Pada kalimat (36) responden mengubah bentuk kata kerja khusus teineigo kedalam bentuk kata kerja khusus sonkeigo hal ini sudah jelas salah tidak. Jika dilihat dari kesalahanya ini bisa dikategorikan kedalam concepts hypothesized (salah menghipotesiskan konsep) hal ini disebabkan oleh faktor kompetensi. Sedangkan kalimat (37) dan kalimat (38) responden merubah kata kerjanya kedalam bentuk sonkeigo dan bentuk biasa (futsukei), hal ini tentu saja salah. Jika dilihat dari kesalahanya ini bisa dikategorikan kedalam concepts hypothesized (salah menghipotesiskan konsep),, hal ini

15 disebabkan oleh faktor kompetensi. Artinya siswa belum memahami sistem lingustik bahasa yang digunakan (Tarigan:76). C. Pembahasan 1. Kesalahan Hasil analisa data sebelumnya, kesalahan yang muncul terdapat pada bagian fungsi/makna, morfologi, dan gramatikal. Kesalahan pertama yang paling banyak mucul adalah kesalahan dalam materi mengenai makna yang mencakup makna yang menyatakan makna penghormatan dengan presentase 75%. Responden belum mampu membedakan ketiga makna keigo dalam konteks kalimat. Bahkan beberapa responden ada yang mengubah nya kedalam bentuk biasa (futsukei), adapula yang mengubah kedalam bentuk kata kerja yari-morai. Kesalahan kedua dalam materi mengenai makna yang mencakup makna yang menyatakan menjaga martabat (kenjoogo) dengan presentase sebesar 71.6%. Responden belum mampu membedakan ketiga makna keigo dalam konteks kalimat. Beberapa responden merubah kata kerjanya menjadi kata kerja bentuk sonkeigo, sedangkan yang dimaksud kalimat ini merubah kedalam bentuk verba khusus kenjoogo. Responden masih sering melakukan kekeliuran karena masih sering tertukar dengan jenis makna keigo yang lainnya. Kesalahan ketiga adalah mengenai jenis mencakup morfologi dan gramatikal yaitu mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus sonkeigo dengan presentase sebesar 56.6%. Kesalahan terjadi pada perubahan kata kerja sesuai jenisnya. Beberapa responden sering tertukar antara jenis keigo satu dengan lainnya. Kesalahan lainnya yang terjadi relatif kecil, karena pada perubahan kata kerja bentuk kenjoogo hanya kurang O, untuk segi fungsi/makna pada kalimat ini mahasiswa sudah cukup memahami, hanya kurang teliti dalam merubah kata kerjanya. Hal ini

16 disebabkan oleh keterbatasan dalam mengingat sesuatu atau kelupaan menyebabkan kekeliruan dalam melafalkan bunyi bahasa, kata, urutan kata, tekanan kata atau kalimat, dan sebagainya (Tarigan : 75). Kesalahan keempat adalah mengenai jenis yang mencakup dalam morfologi dan garamatikal yaitu mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus kenjoogo dengan presentase sebesar 56.6%. Kesalahan terjadi responden sering tertukar antara jenis keigo satu dengan lainnya terutama pada bentuk kata kerja khusus masing-masing jenis keigo. Bahkan beberapa responden sering tertukar dalam merubah bentuk kata kerja khusus sonkeigo dan teineigo, selain itu ada juga yang merubahnya kedalam bentuk biasa (futsukei). Kesalahan kelima adalah materi mengenai makna yang mencakup makna yang makna menyatakan perasaaan formal (teineigo) dengan presentase sebesar 43.3%. Kesalahan ini lebih sedikit daripada kesalahan pada materi makna mencakup makna yang menyatakan penghormatan dan makna yang menyatakan menjaga martabat. Pada materi makna menyatakan perasaan formal ini tertukar dengan makna menyatakan penghormatan. Hal ini menunjukkan bahwa responden belum cukup memahami perbedaan ketiga makna tersebut. Kesalahan paling sedikit terjadi pada materi mengenai jenis mencakup morfologi dan gramatikal yaitu mengubah V る kedalam bentuk kata kerja khusus teineigo dengan presentase sebesar 23.3%. Meskipun jumlah kesalahannya lebih sedikit dibandingkan kesalahan lainnya, tetapi hal ini cukup mengkhawatirkan karena responden masih sering tertukar merubah bentuk kata kerja khusus teineigo ke bentuk kata kerja jenis keigo lainnya. Misalnya responden mengubah bentuk kata kerja khusus teineigo kedalam bentuk kata kerja khusus sonkeigo. 2. Faktor Penyebab Kesalahan dan Upaya Mengatasi Kesalahan

17 Kesalahan- kesalahan yang terjadi merupakan kesalahan interbahasa dan kesalahan berbahasa intrabahasa. Kesalahan Kesalahan antarbahasa (interlanguage errors), yaitu kesalahan yang disebabkan oleh interferensi bahasa ibu sang siswa terhadap bahasa asing yang dipelajari. Sedangkan kesalahan intrabahasa (intralingual errors), yaitu kesalahan yang merefleksikan ciriciri umum kaidah yang dipelajari seperti kesalahan generalisasi, aplikasi yang tidak sempurna terhadap kaidah-kaidah, dan kegagalan mempelajari kondisi-kondisi penerapan kaidah dan kesalahan yang diakibatkan oleh faktor kompetensi responden. Faktor yang pertama adalah Ignorence of rule restrictions atau ketidaktahuan akan batasbatas suatu bahasa ke bagian lain yang tidak menggunakan aturan itu. Jenis kesalahan ini hampir sama dengan jenis kesalahan sebelumnya yang menganggap terlalu tahu, tetapi jenis kesalahan ini bertolak dari kondisi yang tidak tahu.( Richards,1971) dan Fisiak (1985:174) dalam (Tarigan dan Tarigan, 2005:86). Ignorence of rule restrictions atau ketidaktahuan akan batas-batas suatu bahasa ke bagian lain yang tidak menggunakan aturan itu dalam penelitian ini dikarenakan repsonden sering tertukar dengan perubahan bentuk kata kerja khusus setiap jenis keigo. Contohnya dalam mengubah verba bentuk kamus kedalan verba khusus keigo responden menyatakan telah memahami perubahan tersebut. Hanya sebagian kecil responden yang benar-benar tidak memahami perubahan sehingga melakukan kesalahan (error). Selain upaya bagi pengajar, hendaknya pembelajar selalu mengulang materi yang telah disampaikan oleh pengajar, baik guru maupun dosen, dan aktif mencari referensi, Referensi yang akan dipelajari diutamakan buku tata bahasa yang berbahasa jepang untuk menambah wawasan dan memperdalam pengetahuan. Selain itu pembelajar bisa menambah wawasan dan

18 memperdalam pengetahuan dengan membaca novel atau buku sumber berbahasa jepang, mendengarkan musik berbahasa jepang dan menonton dorama atau anime. Hal tersebut bisa membantu pembelajar untuk lebih mudah mempelajari materi. Faktor yang kedua adalah False concept of hypothesized atau salah menghipotesiskan konsep, yaitu sejenis kesalahan yang seringkali berkaitan dangan gradasi butir-butir pengajaran yang tidak selaras.( Richards,1971) dan Fisiak (1985:174) dalam (Tarigan dan Tarigan, 2005:86). False concept of hypothesized atau salah menghipotesiskan konsep, yaitu sejenis kesalahan yang seringkali berkaitan dangan gradasi butir-butir pengajaran yang tidak selaras, Kesalahan ini terdapat pada fungsi/makna dalam kalimat keigo. Beberapa responden tidak memahami perbedaan makna menyatakan penghormatan, makna menjaga martabat dan makna yang menyatakan perasaan formal. Hal ini dikarenakan kurangnya jam belajar mahasiswa dan kurang lengkapnya bahan ajar yang berhubungan dengan materi keigo yang pada akhirnya tidak memahami konsep perbedaan ketiga makna tersebut. Upaya penanggulan terhadap kesalahan karena ketidaktahuan akan pembatasan kaidah dan salah dalam menghipotesiskan konsep sama halnya dengan upaya dalam menanggulangi Ignorence of rule restrictions atau ketidaktahuan akan batas-batas suatu bahasa ke bagian lain yang tidak menggunakan aturan itu. Faktor selanjutnya yang sering banyak mucul adalah Over generalization atau generalisasi berlebihan, yaitu menganggap suatu aturan bahasa berlaku untuk bagian-bagian bahasa lain yang diperkirakan sama. Para pembelajar menciptakan struktur yang menyimpang..( Richards,1971) dan Fisiak (1985:174) dalam (Tarigan dan Tarigan, 2005:86).

19 Over generalization atau generalisasi berlebihan dalam penelitian ini dikarenakan materi yang telah didapatkan semakin lama semakin beragam dan memilki kesamaan antara satu sama lain. Pada tahap dimana mahasiswa telah mendapatkan hampir seluruh materi tata bahasa, justru lebih sering ditemukan over generalization atau generalisasi berlebihan seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Timur Sri Astani yang telah dipaparkan dalam bab II. Setelah ditelaah lebih dalam, kesalahan yang terjadi umumnya karena faktor kompetensi atau kesalahan intrabahasa. Responden belum memahami kalimat keigo baik dari pola kalimat, makna, konjugasi dan materi yang terkait lainnya. Selain itu, pemahaman responden mngenai pola kalimat lain yang memiliki kemiripan dengan keigo pun masih kurang. Mengingat kesalahan yang terjadi karena faktor kompetensi, sebaiknya pengajar dan pembelajar terus meminimalisir kesalahan. Untuk mengatasi kesalahan tersebut, selain diperlukan pengajaran remedial dari pengajar yang menyangkut susunan pola kalimat, penempatan subjek dan objek, penempatan partikel dan juga pembentukan verba, diperlukan juga pemberian tugas mandiri kepada responden. Responden juga hendaknya lebih sering membuat berbagai macam kalimat dalam bahasa Jepang, serta untuk mengetahui apakah kalimat yang telah dibuat tepat atau tidak, ada baiknya responden berdiskusi dengan pengajar atau orang yang dianggap mempunyai potensi untuk menganalisa tepat atau tidak tepatnya kalimat tersebut. Apabila kalimat yang dibuat responden belum tepat,untuk bahan evaluasi bagi responden, responden harus mengetahui letak kesalahan dari kalimat tersebut dan apa yang harus dilakukan supaya kalimat tersebut menjadi lebih tepat. ini diperlukan supaya kesalahan yang sama tidak muncul kembali disaat membuat kalimat.

20 Upaya lainnya seperti menambah buku-buku sumber yang lebih kompeten untuk menunjang materi ajar yang terus berkembang. Pembelajar pun senantiasa melakukan latihan dan mengulang materi yang telah diberikan dalam proses pembelajaran. Selain itu upaya yang bisa dilakukan dengan cara mengadakan jam belajar tambahan untuk lebih memperdalam materi yang telah diajarkan. Mencari referensi baik mengenai materi kalimat keigo maupun pola kalimat lainnya dapat menjadi salah satu upaya dengan penguasaan yang baik.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi. Lampiran 1 Soal Pre Test Terjemahkan kedalam bahasa jepang! 1. Anda boleh mengambil foto. ~てもいいです 2. Mandi ofuro Sambil bernyanyi. ~ ながら 3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm dan Jensen dalam Wiryanto (2004, hal.44), mengatakan bahwa komunikasi antara dua orang

Lebih terperinci

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah : LAMPIRAN PROGRAM TAHUNAN Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Satuan Pendidikan : Sekolah Menengah Atas Kelas / Program : X Tahun Pelajaran : 2008 / 2009 Semester : 1 dan 2 Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi

Lebih terperinci

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs. M.A. Work Shop Pendidikan Bahasa Jepang FPS UPI 2009 FAKTOR KEMAMPUAN BERCAKAP-CAKAP Faktor kemampuan memahami melalui

Lebih terperinci

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,.

membahas dari penggunaan dan arti tiga kata kerja tersebut,...ok,...he,.,he,.,he,.,. 1.Dasar nya :Unkapan Pemberian dan Penerimaan Di bagian ini saya akan membahas lebih dalam mengenai pola kalimat sopan,.yang inti dari pelajaran bahasa jepang level 3 yaitu pola kalimat sopan,bentuk sopan

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan seiringnya waktu, bahasa terus mengalami perkembangan dan perubahan. Bahasa disampaikan oleh

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam penulisan skripsi ini. Teori tersebut antara lain, Teori Keigo yang berupa sonkeigo ( 尊敬語 ) dan kenjoogo

Lebih terperinci

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008 PANDUAN MATERI SMA DAN MA BAHASA JEPANG PROGRAM STUDI BAHASA PUSAT PENILAIAN PENDIDIKAN BALITBANG DEPDIKNAS KATA PENGANTAR Dalam rangka sosialisasi kebijakan dan

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal BAB 3 ANALISIS DATA Dalam Bab 3 ini, saya akan menjelaskan mengenai spesifikasi kuesioner dan validasi instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal kuesioner yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kesalahan dalam berbahasa lumrah terjadi dalam proses belajar bahasa, karena dengan adanya kesalahan pembelajar berusaha untuk mengerti dan memahami apa yang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Keigo Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang akan digunakan untuk menganalisis data. 2.1.1 Defenisi Keigo Menurut Hirabayashi, Hama (1988:1) dalam 外国人のため日本語例文

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Mempelajari bahasa kedua terjadi di seluruh dunia karena berbagai sebab seperti imigrasi, kebutuhan perdagangan dan ilmu pengetahuan serta pendidikan. Belajar bahasa

Lebih terperinci

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran SILABUS Seklah : SMPN 2 CIAMIS Kelas : IX (Sembilan) Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Semester : 1 ( Satu ) Standar : Mendengarkan 1. Memahami lisan berbentuk paparan atau dialg hbi dan wisata 1.1 Mengidentifikasi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tanda Baca Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat atau yang menyatakan sesuatu: dari kejauhan terdengar sirene -- bahaya; 2 gejala: sudah

Lebih terperinci

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III) Hargo Saptaji, Hani Wahyuningtias, Julia Pane, ABSTRAK Dalam Bahasa Jepang, partikel (joshi) sangat

Lebih terperinci

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang.

PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang. PENERAPAN STUDENT CENTERED LEARNING PADA MATA KULIAH DOKKAI SEMESTER 5 Riri Hendriati Fakultas Sastra / Jurusan Sastra Jepang Abstrak Fokus penelitian ini adalah penerapan metode pembelajaran yang berpusat

Lebih terperinci

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり Standar Kompetensi Mengungkapkan informasi secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog sederhana tentang Kehidupan Sekolah. Kompetensi Dasar - Mengidentifikasikan waktu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem lambang bunyi berartikulasi (yang dihasilkan alat-alat ucap) yang bersifat sewenangwenang

Lebih terperinci

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup BAB II SOFTWERE JLOOK UP 2.1 SOFTWERE KAMUS JLOOK UP Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup handal, karena di samping dapat mengartikan bahasa Jepang ke Inggris dan begitu juga

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method = tatacara). Eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini yaitu eksperimen

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活

KISI KISI SOAL POSTTEST. Kompetensi Dasar 毎日の生活 KISI KISI SOAL POSTTEST Satuan Pendidikan : SMA Mata Pelajaran : Bahasa Jepang Kelas / Semester : XII / 2 Alokasi Waktu : 10 Menit Jumlah Soal : 20 butir Penulis : Azka D. Nurilmatin N o Standar Kompetensi

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi Masuoka dan Takubo (1992:8) membagi hinshi 品詞 atau kelas kata ke dalam beberapa jenis, yaitu : 1. Doushi 動詞 (verba), yaitu salah satu jenis kelas kata yang dapat mengalami

Lebih terperinci

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan BAB IV KESIMPULAN Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan dochira terdapat dua makna, yaitu; arti terjemahan atau padanan terjemahan yang berupa padanan dinamis dan arti leksikal

Lebih terperinci

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG Sugihartono, Drs.,M.A. media_pembelajaran@yahoo.co.jp Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang FPBS Universitas Pendidikan Indonesia Tujuan Perkuliahan 1. Mahasiswa memiliki

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd

ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA. Oleh: Juju Juangsih, M.Pd ANALISIS KESALAHAN BAHASA JEPANG DILIHAT DARI LATAR BELAKANG CARA PEMEROLEHAN BAHASANYA Oleh: Juju Juangsih, M.Pd Abstraksi Penelitian ini menganalisis tentang kesalahan pembelajar bahasa Jepang dilihat

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan : 品詞というのはその語が文の中でどう使われているかで分類したものではなく ひとつひとつの語が潜在的な性質を調べて 日本語なら日本語の中にあるすべての語をグループ分けしたものです

Lebih terperinci

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN

KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN KARAOKE SEBAGAI MEDIA UNTUK DEALING BISNIS DAN RELAKSASI BAGI PELAKU BISNIS DAN WISATAWAN ASING DI JUN EXECUTIVE KARAOKE HOTEL SAVOY HOMANN SAVOY HOMANN ホテルのエグセクテイブカラオケ JUN はビジネスマンの商談や海外の旅行者をリラックスさせるための憩いの憩いの場所

Lebih terperinci

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada)

PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) ABSTRAK PENGGUNAAN UNGKAPAN BAHASA JEPANG TULIS (Studi kasus pada mahasiswa Jurusan Jepang Univ.Darma Persada) Tia Martia, Metty Suwandany, Zainur Fitri, Irawati Agustine, Syamsul Bachri Jurusan Sastra

Lebih terperinci

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか

SOAL PRE TEST. A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! は に を ) やすみですか Lampiran I SOAL PRE TEST NIM : A. Pilihlah jawaban yang tepat untuk melengkapi kalimat di bawah ini! れいあした例 : 明日 授業 ( は に を ) やすみですか くうこう 1. 私は母とタクシー ( に を で ) 空港へ行きました はいたた 2. 歯 ( で は が ) 痛いですから 何も食べないです

Lebih terperinci

BAB 2. Tinjauan Pustaka

BAB 2. Tinjauan Pustaka BAB 2 Tinjauan Pustaka Untuk mendukung penulis dalam menganalisa data, penulis akan menjelaskan teoriteori yang akan digunakan dalam penulisan ini. Teori yang akan digunakan mencakup konsep kanji dan teori

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORITIS BAB II LANDASAN TEORITIS 2.1Definisi Keigo Ragam bahasa halus atau sopan bahasa Jepang disebut keigo. Definisi keigo menurut Terada dalam Dahidi (1984: 238) adalah Bahasa yang mengungkapkan rasa hormat

Lebih terperinci

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析 エマラマアジザ 1000878012 ビナヌサンタラ大学 文学部日本語科 2011 Angket Kemampuan Penggunaan Hyougen ~te aru ~ てある dan ~te oku ~ ておく Sumber soal adalah Kiso Hyougen 50 to Sono

Lebih terperinci

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NAMA SEKOLAH : SMA NEGERI 1 KRIAN MATA PELAJARAN : BAHASA JEPANG MATERI POKOK : SALAM, UNGKAPAN dan HURUF KELAS / SEMESTER : X / I ALOKASI WAKTU : 6 Jam Pelajaran ( 6 x

Lebih terperinci

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II

SILABUS PERKULIAHAN CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II SILABUS PERKULIAHAN SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2011/2012 CHUKYU BUNPO I (JP 201) SEMESTER 3 /TINGKAT II TEAM PENYUSUN Dra. MELIA DEWI JUDIASRI, M.Hum., M.Pd. Drs. DEDI SUTEDI, M.A., M.Ed. DIANNI RISDA,

Lebih terperinci

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA

ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ENJO KOUSAI SEBAGAI SALAH SATU BENTUK PENYIMPANGAN REMAJA DI JEPANG SKRIPSI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU PRASYARAT MENDAPAT GELAR SARJANA SASTRA ICHSAN SALIM 2012110152 PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Linguistik dipelajari dengan pelbagai maksud dan tujuan. Untuk sebagian orang, ilmu itu dipelajari demi ilmu itu sendiri; untuk sebagian yang lain, linguistik

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sebuah kegiatan penelitian, tidak akan terlepas dari metode penelitian yang digunakan untuk menjawab seluruh masalah penelitian. Selain mencakup metode, penelitian

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Pelaksanaan pengumpulan data Dalam bab ini akan dijelaskan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada mahasiswa tingkat II Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang

Lebih terperinci

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ. (Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) こんじょう Percakapan: まま : さすが ママの子 いざとなると 根性あるわっ あさり ガンバレ! Terjemahan: Mama: Anak mama memang hebat. Walau dalam keadaan susah, tetap bersemangat. Berusaha Asari! b.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode analisis kesalahan. Penelitian ini disusun sebagai penelitian induktif yakni mencari dan mengumpulkan

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: mitra tutur, ungkapan yang digunakan responden disesuaikan dengan BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. KESIMPULAN Dari analisa data yang diperoleh dari kuisoner yang diberikan kepada responden, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam mengungkapkan penolakan terhadap

Lebih terperinci

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA

ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA ANALISIS KONTRASTIF PENGGUNAAN KONJUNGSI /-TARA/ BAHASA JEPANG DENGAN KONJUNGSI /KALAU/ BAHASA INDONESIA Bahasa adalah milik manusia yang merupakan pembeda utama antara manusia dengan makhluk lainnya didunia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data

BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA. pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data BAB IV ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA Pada bab ini akan diuraikan analisis terhadap data tes mengenai pemahaman mahasiswa terhadap Kotowari Hyōgen. Proses pengumpulan data pada penelitian ini yaitu pengumpulan

Lebih terperinci

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh.

ぽん ぼん. Morfem. Kata. Alomorf adalah. morfem. Morfem Bebas. Morfem Terikat 形態素 自由形態素 拘束形態素. Contoh. bagan. Definisi. Alomorf. Contoh. Kanji MORFOLOGI BAHASA JEPANG Pengantar Linguistik Jepang 7 April 2014 morfologi 形態論 けいたいろん Definisi Objek Kajian Morfologi merupakan salah satu cabang linguistik yang mengkaji tentang kata dan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat komunikasi makhluk hidup di seluruh dunia. Fungsi bahasa merupakan media untuk menyampaikan suatu pesan kepada seseorang baik secara lisan

Lebih terperinci

BAB 2. Landasan Teori

BAB 2. Landasan Teori BAB 2 Landasan Teori Dalam bab ini, penulis akan menguraikan landasan teori yang dibagi menjadi tiga bagian yaitu teori hinshi 品詞, teori kandoushi 感動詞, dan teori iya い や. 2.1 Teori Hinshi 品詞 Masuoka dan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Bab 1. Pendahuluan. hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat komunikasi untuk menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat, dan keinginan (Sutedi, 2003:2). Selain bahasa tentunya dalam, berkomunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan, BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat komunikasi dalam kehidupan seharihari. Bahasa yang digunakan bisa beragam sesuai bangsa

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Pengantar Bahasa Kode : MR 102 Bobot : 2 SKS Semester : 2 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs. Mulyana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bahasa Jepang merupakan bahasa yang kaya akan struktur. Keberagaman struktur inilah menjadikan struktur bahasa Jepang menarik. Salah satunya disebabkan karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan 1.1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak lepas dari bahasa karena bahasa merupakan alat penghubung atau alat untuk berkomunikasi

Lebih terperinci

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018 - Registrasi ulang dimulai sejak pukul 7.30 09.00. Jika Telat diharuskan untuk registrasi ulang di bagian sekretariat, dan akan berpengaruh

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perbedaan budaya antara suatu negara tentu saja menghasilkan suatu cara komunikasi yang berbeda antara Negara yang satu dengan Negara yang lain. Salah satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Joshi dalam bahasa Jepang yang dikenal dengan istilah partikel, kata bantu, atau postposisi termasuk dalam kelompok fuzokugo. Menurut Sudjianto dan Dahidi (2007:181),

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam Bab 2 Landasan Teori Pada bab ini penulis akan mengemukakan beberapa teori yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. Di antaranya teori mengenai konsep kemampuan berbahasa, penerjemahan dan Keigo. Teori

Lebih terperinci

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu

BAB 3. Analisis Data. Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu BAB 3 Analisis Data Pada bab ini, peneliti akan melakukan analisis dalam kalimat yang menggunakan verba bantu のだ dalam novel Yaneura no Shoujo dan membaginya menjadi empat sub bab. 3.1 Analisis Fungsi

Lebih terperinci

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析

映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 映画 野ブタをプロデュース における社会的 現象 苛め の分析 ノフィセチアワチ 0142012 マラナターキリスト教大学文学部日本語学科バンドン 2007 序論 苛めとは 弱い者を痛めつけることである 痛めつける方法は肉体的にも非肉体的つまり精神的によって為すことが出来る それにより 苛めを受ける人間は苦悩を味わうのである よく言われるように 日本の社会では集団が大きな役割を果しているのである 中根

Lebih terperinci

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM MENYIMAK BAHASA JEPANG TERKAIT DENGAN BENTUK PILIHAN JAWABAN SOAL YANG DIALAMI MAHASISWA DI BALI

IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM MENYIMAK BAHASA JEPANG TERKAIT DENGAN BENTUK PILIHAN JAWABAN SOAL YANG DIALAMI MAHASISWA DI BALI IDENTIFIKASI PERMASALAHAN DALAM MENYIMAK BAHASA JEPANG TERKAIT DENGAN BENTUK PILIHAN JAWABAN SOAL YANG DIALAMI MAHASISWA DI BALI Desak Made Sri Mardani Jurusan Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Pendidikan

Lebih terperinci

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK

PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK PERLUASAN MAKNA PARTIKEL DE UNTUK MENYATAKAN BAHAN DASAR PRODUKSI DALAM MAJALAH KYOU NO RYOURI ABSTRAK Secara umum, bahasa merupakan alat komunikasi yang hanya dimiliki oleh manusia. Ilmu yang mempelajari

Lebih terperinci

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu

ABSTRAK. lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu ABSTRAK Bahasa adalah sistem lambang yang berwujud bunyi atau ujaran.sebagai lambang tertentu ada yang dilambangkan. Maka yang dilambangkan disini yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu ide, atau

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO. Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PARTIKEL GURAI DAN GORO 2.1 Pengertian Partikel Menurut Drs. Sugihartono ( 2001:178 ), joshi adalah jenis kata yang tidak mengalami perubahan dan tidak bisa berdiri sendiri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 10 2.1 Ungkapan Yari-Morai BAB II LANDASAN TEORI Ungkapan yari-morai digunakan untuk mengunkapkan kelompok verba yang menyatakan perbuatan memindahkan benda (pindah) dari suatu tempat ke tempat lain. Verba-verba

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Bab 3 Analisis Data 3.1 Analisis Giri dan Ninjou Dalam Urashima Tarou Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima Tarou dalam Nihon Ohanashi Meisakuzensyuu 2 Urashima Tarou

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan sebagai alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada orang lain. Bahasa pun bersifat unik, dalam arti setiap bahasa mempunyai

Lebih terperinci

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan,

ABSTRAK. tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, ABSTRAK Bahasa merupakan sarana komunikasi untuk menyampaikan suatu maksud dan tujuan. Ketika kita berbahasa, orang lain dapat mengerti apa maksud, ide, pesan, perasaan dan pendapat yang kita utarakan.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Setiap bahasa yang ada di dunia memiliki keunikan kekhasan masingmasing termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah aya penggunaan 助詞 joshi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke - 1 - BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring berkembangnya era globalisasi jumlah orang asing yang datang ke Indonesia pun bertambah dengan berbagai macam tujuan, seperti bisnis, rekreasi,

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Hinshi 品詞 Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau シンタクス. Sutedi (2003, hal.61) berpendapat bahwa sintaksis adalah cabang linguistik yang mengkaji

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini

Bab 3. Analisis Data. oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini Bab 3 Analisis Data Dalam bab ini, penulis akan menganalisis penyebab gangguan depresi yang dialami oleh tokoh ibu, yang tercermin melalui drama Freeter, Ie wo Kau. Dalam drama ini diceritakan tentang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di dalam sebuah kehidupan bermasyarakat, saling berkomunikasi dan berinteraksi adalah hal yang selalu terjadi setiap saat. Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat

Lebih terperinci

Bab 3. Analisis Data. remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh

Bab 3. Analisis Data. remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh Bab 3 Analisis Data Dalam penelitian ini, penulis akan menganalisis penyebab utama kenakalan remaja yang dilakukan oleh dua tokoh dalam drama Hanmaa Sesshon. Tokoh pertama yang dibahas adalah tokoh Yusei

Lebih terperinci

Bab 2. Tinjauan Pustaka

Bab 2. Tinjauan Pustaka Bab 2 Tinjauan Pustaka 2.1. Teori Pragmatik Pragmatik merupakan suatu cabang dari linguistik yang menjadi objek bahasa dalam penggunaannya, seperti komunikasi lisan maupun tertulis. Menurut Leech (1999:

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia, bahasa mempunyai fungsi sebagai alat untuk berkomunikasi (Chaer, 2003: 31). Dengan adanya bahasa kita dapat menyampaikan informasi

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Linguistik merupakan ilmu bahasa yang diperlukan sebagai dasar untuk meneliti suatu bahasa. Ilmu linguistik terdapat dalam semua bahasa. Bahasa merupakan media komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk sosial tak lepas dari interaksi berupa komunikasi antara manusia satu dan manusia lainnya. Pembelajar bahasa Jepang sebagai pelaku komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada dasarnya, mempelajari bahasa bertujuan untuk memperoleh empat keterampilan berbahasa (language competence) yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

Lebih terperinci

BAB III. keluar dari kamarnya. Satoshi adalah seorang NEET yang menarik diri dari masyarakat

BAB III. keluar dari kamarnya. Satoshi adalah seorang NEET yang menarik diri dari masyarakat BAB III ANALISIS NEET DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT JEPANG 3.1. Menarik Diri dari Masyarakat (Tsunagari wo Ushinau) NEET jenis ini memiliki kemampuan sosialisasi yang rendah. Kemampuan sosialisasi yang rendah

Lebih terperinci

Pergi kemana? どこへ行きますか

Pergi kemana? どこへ行きますか Pergi kemana? どこへ行きますか i Oleh : Ahmad Hasnan www.oke.or.id doko e ikimasuka. pergi kemana, pertanyaan ini mudah dan sering digunakan dalam bepergian,dalam artikel edisi ini akan di bahas cara bertanya

Lebih terperinci

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kata kerja bantu dalam bahasa Jepang terbagi menjadi dua jenis, yaitu jodoushi dan hojodoushi. Jodoushi adalah kata kerja bantu murni yang tidak bisa berdiri

Lebih terperinci

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG

ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG ANALISIS PENGGUNAAN STRATEGI PENOLAKAN TIDAK LANGSUNG DALAM BAHASA JEPANG OLEH MAHASISWA BAHASA JEPANG STBA YAPARI ABA BANDUNG Asteria Permata Martawijaya Pendahuluan Tindak tutur tidak langsung adalah

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Prawiroatmodjo & Hoed (1997:115) dalam Dasar Dasar Linguistik Umum, menyatakan peranan bahasa sebagai berikut: Peranan bahasa dalam kehidupan manusia besar sekali.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan sarana yaitu bahasa. Di dalam bahasa terdapat kalimat yang terangkai dari katakata, frase-frase,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki ciri khas masing-masing. Salah satunya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri. Untuk berkomunikasi antar sesama, manusia menggunakan bahasa. Menurut Sutedi, bahasa digunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa sebagai alat komunikasi untuk berinteraksi antara individu dalam kehidupan sosial masyarakat yang digunakan di berbagai negara sangat beragam. Keberagaman bahasa

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat.

Bab 2. Landasan Teori. kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat. Bab 2 Landasan Teori 2.1 Kelas Kata Seperti halnya bahasa lain, dalam bahasa Jepang juga terdapat kelas kata. Setiap kelas kata memiliki fungsi yang sangat penting dalam pembentukan suatu kalimat. Menurut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam berkomunikasi digunakan kata-kata yang terangkai menjadi sebuah kalimat. Untuk menghubungkan kalimat satu dengan kalimat lainnya, digunakan kata sambung (konjungsi)

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE

SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE SILABUS MATA KULIAH PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE A. Identitas Mata Kuliah Mata Kuliah/Kode : Parawisata Lanjutan Kode : MR 302 Bobot : 2 SKS Semester : 4 Jenjang : S-1 Dosen/Asisten : Drs.

Lebih terperinci

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo

Keyword : Speech Act, Refusal,Keigo Pemahaman Ungkapan Penolakan Bahasa Jepang pada Mahasiswa Semester V Universitas Riau Oleh: Nunung Nurhayati 1 Anggota: 1. Nana Rahayu 2 2. Arza Aibonotika 3 Email: hayatin001@gmail.com, No. HP:082382432073

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan perbedaan. Baik dari segi struktur (sintaksis) maupun makna (semantik). Sehingga tidak mengherankan

Lebih terperinci

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang

BAB I. Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang. setelah pasca perang dunia II diantaranya kekurangan pangan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Pada perang dunia II tahun 1945 Jepang mengalami kekalahan yang mengakibatkan perekonomian Jepang hancur. Adanya perubahan terjadi setelah pasca perang dunia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Menurut Yanagita Kunio (via Danandjaja, 1997: 35-36) salah satu cara yang dapat dilakukan untuk dapat mengerti kepribadian bangsa Jepang, yakni dengan cara mempelajari

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil 50 BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN Pada bab ini, penulis akan menguraikan data-data yang diperoleh dari hasil belajar mengajar menggunakan permainan menemukan gambar sebagai upaya untuk meningkatkan

Lebih terperinci

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG

BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG BAB II RAGAM KESANTUNAN MEMOHON BAHASA JEPANG DAN KURIKULUM B. RAGAM KESANTUNAN DALAM MEMOHON BAHASA JEPANG Menurut Kaneko Shiro dalam Susanti (2007:28-36) ragam memohon bahasa Jepang dikelompokkan ke

Lebih terperinci

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015

PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 PENGGUNAAN FUKUSHI DALAM SURAT KABAR ONLINE ASAHI SHIMBUN EDISI 9 DAN 10 FEBRUARI 2015 SKRIPSI OLEH : IKA KURNIAWATI ANDIANA 115110607111008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA

Lebih terperinci

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN PRONOMINA DEMONSTRATIVA SISWA KELAS XII BAHASA TAHUN AJARAN 2013/2014 DI SMA NEGERI 1 BATU SKRIPSI OLEH FIRA JEDI INSANI NIM : 105110201111050 PROGRAM STUDI S1 SASTRA JEPANG

Lebih terperinci

BAB III PENGGUNAAN VERBA BANTU KEINGINAN DALAM BAHASA JEPANG. pertama dan orang kedua. Yang mana pola kalimat hoshii adalah:

BAB III PENGGUNAAN VERBA BANTU KEINGINAN DALAM BAHASA JEPANG. pertama dan orang kedua. Yang mana pola kalimat hoshii adalah: BAB III PENGGUNAAN VERBA BANTU KEINGINAN DALAM BAHASA JEPANG 3.1. Penggunaan Hoshii Hoshii adalah verba bantu yang menyatakan pengharapan/keinginan orang pertama dan orang kedua. Yang mana pola kalimat

Lebih terperinci

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan

BAB 3 ANALISIS DATA. mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan BAB 3 ANALISIS DATA Berdasarkan pada teori-teori yang ada pada bab dua, pada bab tiga ini, saya akan mencoba untuk menganalisis permasalahan-permasalahan yang telah saya temukan dalam komik yang menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri. Itu artinya, manusia harus berkomunikasi antara satu dengan yang lainnya agar dapat bertahan

Lebih terperinci

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI)

KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) KENDALA YANG DIHADAPI TENAGA KERJA ASING ORANG JEPANG YANG TINGGAL DI INDONESIA (KHUSUSNYA DI WILAYAH JAKARTA DAN BEKASI) SKRIPSI Diajukan sebagai persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Sastra WAETI

Lebih terperinci