KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI CERITA ANAK SISWA KELAS VII SMP N 3 SOLOK SELATAN ARTIKEL ILMIAH Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (Strata 1) NOVIA ANGRIANI NPM 11080210 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG 2016
KEMAMPUAN MENULISKAN KEMBALI CERITA ANAK SISWA KELAS VII SMP N 3 SOLOK SELATAN Oleh: Novia Angriani 1, Silvia Marni 2, Refa Lina Tiawati R. 3 1) Mahasiswa STKIP PGRI Sumatera Barat 2) 3)Dosen Program StudiPendidikanBahasadanSastra Indonesia (STKIP) PGRI Sumatera Barat ABSTRAK Penelitian ini dilatarbelakangi oleh empat permasalahan pertama, siswa pasif dan kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran menulis karena guru menyampaikan materi dengan ceramah. Kedua, siswa kurang berminat dalam proses menulis cerita anak karena menurut mereka pembelajaran menulis sangat membosankan. Ketiga, siswa mengalami kesulitan dalam mengemukakan ide-ide, kedalam bentuk tulisan,hal ini disebabkan oleh siswa kurang membaca sehingga siswa memiliki sedikit kosa kata. Keempat, teknik pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik sehingga perlu digunakan teknik pembelajaran yang lebih menarik untuk meningkatkan minat siswa dalam menulis. Tujuan penelitian ini adalah bagaimanakah kemampuan menuliskan kembali cerita anak siswa kelas VII SMP N 3 Solok Selatan. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Populasi penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 3 Solok Selatan pada tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah 147 siswa, yang tersebar dalam lima kelas. Berdasarkan anlisis data dan pembahasan diperoleh hasil keterampilan menuliskan kembali cerita anak siswa kelas VII SMPN 3 solok selatan berdasarkan keempat indikator yang diteliti yaitu, pertama, kemampuan menuliskan kembali cerita anak untuk indikator 1 ( tema) tergolong (S) dengan rata-rata 96,58 yang terdapat pada rentangan 96-100%. Kedua, keterampilan menuliskan kembali cerita anak untuk indikator 2 (latar) tergolong (LDC) dengan rata-rata 73,62 yang terdapat dalam rentangan 66-75%. Ketiga, kemampuan menuliskan kembali cerita anak untuk indikator 3 tokoh tergolong (C) dengan rata-rata 65,62 yang terdapat dalam rentangan 66-75%. Keempat kemampuan menuliskan kembali cerita anak indikator 4 alur tergolong (B) dengan rata-rata 82,93 yang terdapat dalam rentangan 76-85%. Kelima, keterampilan menuliskan kembali cerita anak untuk gabungan keempat indikator tergolong baik (B) dengan rat-rata 79 yang terdapat dalam rentangan 76-85%. Kata Kunci: Menuliskan,Cerita Anak
THE ABILITY WHORE BACK STORY CHILDREN STUDENT VII JUNIOR HIGH SCHOOL N 3 SOLOK SELATAN Oleh: Novia Angriani 1, Silvia Marni 2, Refa Lina Tiawati R 3 1) West Sumatra STKIP PGRI students 2) 3) West Sumatra STKIP PGRI Education of Indonesian and Literature Department Lecturers ABSTRACT This recearch supported by four problems. First, students passive and less participate in the process of learning writing because teacers convey matter with lectures. Second, students do not want to in the process of write a story for child because learning writing very borring. Third, students exprerienced difficulty in said ideas into the shape of the writing, this is caused by students less read so few students have a vocabulary of. Fourth, learning technigues used teacher less compelling that need to used techningues learning in more attractive to intelest student in writing. The purpose of this recearch is how the ability wrote back story children students VII junior high school n 3 solok selatan. The kind of research this is quantitative research by using the method descriptive. Population this research is a students VII junior high school n 3 solok selatan in the academic year 2015/2016. The number of students who were population in this lesearch is 147 students who are widely scattered in classrooms. Based on data analysis and discussion the resulth skill. Whore back students VII junior high school n 3 solok selatan. Based on fourth indicators subjects n 3 firsh, the ability whote back story child to indicators ( the theme) as (S) averege 96,58, which is found in lateral extent 96-100%. Second, the ability whote back story child to indicator 2 ( setting) as (LDC) averege 73,62 which is found in lateral extent 66-75%. Fourth the ability whote back story child to indicator 4 (slot) as (B) averege 82,93 which is found in lateral extent 76-85%. Fifth, the ability whore back story to joint fourth indicators averege (B) which is found in latteral extrent 76-85%. Keyword: whore, story children
A. Pendahuluan Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif yang dapat menggunakan gagasan, pikiran, dan pendapat secara tertulis. Menurut Tarigan (2008:22), menulis merupakan menurunnya atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahas yang dipahami seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang tersebut. Maka pembelajaran menulis penting untuk dikuasi oleh siswa. Salah satu pembelajaran menulis adalah menulis cerita pendek. Cerita anak merupakan cerita kehidupan yang dikisahkan dengan pertimbangan dapat dijangkau oleh anak sesuai dengan tingkat perkembangan kejiwaannya. Nurgiantoro (2010:218:220) menyatakan cerita anak adalah karakteristik cerita anak tidak jauh berbeda dengan hakikat sastra umumnya, cerita anak merupakan citra kehidupan sastra yang dapat dipahami sebagai penggambaran secara konkret tentang model-model kehidupan sebagaimana yang dijumpai dalam kehidupan yang sesungguhnya didunia sehingga mudah di imajinasikan oleh pembaca anak. Nurgiantoro (1988:35) mengatakan unsur intrinsik cerpen terdiri dari penokohan, alur, latar, amanat, sudut pandang dan gaya bahasa, yang termasuk kedalam unsur utama adalah semua hal yang berkaitan pemberian makna melalui bahasa seperti penokohan, alur, latar, tema, dan amanat. Sedangkan yang termasuk unsur penunjang adalah segala upaya yang digunakan dalam memanfaatkan bahasa seperti: sudut pandang, dan gaya bahasa. Berdasarkan wawancara yang dilakukan secara informal dengan salah seorang guru bahasa Indonesia di SMP N 3 Solok Selatan Rosmayeti, S.Pd. diketahui bahwa adanya kesulitan yang dialami siswa dalam latihan menulis cerita anak. Beberapa permasalahan yang dialami siswa, di antaranya (1) siswa pasif dan kurang berpartisipasi dalam proses pembelajaran menulis karena guru menyampaikan materi dengan ceramah (2) siswa kurang berminat dalam menulis cerita anak karena menurut mereka pembelajaran menulis sangat membosankan (3) siswa mengalami kesulitan dalam mengemukakan ide-ide kedalam bentuk tulisan, hal ini disebabkan oleh siswa kurang membaca sehingga siswa memiliki sedikit kosa kata. (4) teknik pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik sehingga diperlukan teknik pembelajaran yang lebih menarik untuk meningkatkan minat siswa dalam menulis. B. Metodologi Penelitian Penelitian yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan metode deskriptif. Penelitian kuantitatif merupakan data yang menghasilkan angka-angka yang diperoleh dari hasil tes akhir kemampuan menuliskan kembali cerita anak siswa kelas VII SMP N 3 Solok Selatan. Hasil tes tersebut dianalisis dengan menggunakan rumus statistik. Menurut Sugiono (2013:12) Penelitian kuantitatif data penelitiannya berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP N 3 Solok Selatan yang terdaftar tahun ajaran 2015/2016. Jumlah siswa yang terdaftar pada tahun ajaran tesebut 147 yang tersebar dalam 5 kelas. Penelitian ini menggunakan tes unjuk kerja, yaitu tes menulis cerita anak. Tujuan dari tes ini untuk mengetahui bagaimana menuliskan kembali cerita anak siswa kelas VII. Indikator penilaian yang digunakan yaitu tema,tokoh, alur, latar. Langkah-langkah pengumpulan data penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, guru membagikan instrumen penelitian. Kedua, guru menjelaskan instrumen penelitian. Ketiga, guru menugaskan siswa menulis cerita anak berdasarkan instruksi yang ada dalam instrumen penelitian. Keempat, guru mengumpulkan hasil kerja siswa. Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis melalui tahap-tahap berikut. Pertama, memeriksa hasil karangan cerita anak siswa sesuai dengan indikator yang diteliti. Kedua, mengolah skor mentah menjadi nilai dengan menggunakan rumus persentase. Ketiga, menyajikan nilai yang diperoleh ke dalam tabel distribusi frekuensi. Nilai siswa ditulis dan diurutkan dari yang tertinggi sampai yang terendah. Keempat, menentukan nilai rata-rata hitung kemampuan menulis cerita anak siswa. Kelima, mengklasifikasikan kemampuan menulis cerita anak siswa kelas VII SMP N 3 Solok Selatan. Keenam, membuat histogram kemampuan menuliskan kembali cerita anak siswa kelas VII SMP N 3 Solok Selatan. Ketujuh, menganalisis data penelitian. Kedelapan, menyimpulkan hasil analisis dari pembahasan.
C. Hasil Penelitian Hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menuliskan kembali cerita ana siswa kelas VII SMP N 3 Solok Selatan untuk indikator 1 yang menjelaskan tentang tema tergolong sempurna (S). Indikator latar dikatakan mendapat skor 3 apabila semua peristiwayang ditulis dalam cerita anak sesuai dengan tema cerita yang diperdengarkan. Indikator tema dikatakan mendapat skor 2 apabila terdapat satu peristiwa yang ditulis dalam cerita anak tidak sesuai dengan tema cerita yang diperdengarkan. Indikator tema dikatakan mendapat skor 1 apabila lebih dari satu peristiwa yang ditulis siswa tidak sesuai dengan tema cerita yang diperdengarkan. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna berjumlah 26 orang (89.65%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup berjumlah 3 orang (10,34%). Nilai rata-rata kemampuan menuliskan kembali cerita anak siwa kelas VIISMP N 3 Solok Selatan dilihat dari indikator tema adalah 96,58 berada pada kualifikasi sempurna. Hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menuliskan kembali cerita anak siswa kelas VII SMP N 3 Solok Selatan untuk indikator 2 yang menjelaskan tentang latar tergolong lebih dari cukup (LDC). Indikator latar dikatakan mendapat skor 3 diberikan apabila terdapat 3 latar (latar tempat,waktu,suasana). Indikator alur dikatakan mendapat skor 2 diberikan apabila terdapat 2 latar (latartempat, waktu,suasana). Indikator alur dikatakan mendapat skor 1 diberikan apbila terdapat 1 latar( latar waktu,tempat, suasana). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna(s) berjumlah 12 orang (41,37%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup (LDC) berjumlah 11 orang (37,93%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sangat kurang (SK) berjumlah 6 orang (20,68%). Nilai rata-rata kemampuan menuliskan kembali cerita anak siswa kelas VII SMP N 3 Solok Selatan dilihat dari indikator latar adalah 73,62 berada pada kualifikasi lebih dari cukup Hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menuliskan kembali cerita anak siswa kelas VII SMP N 3 Solok Selatan untuk indikator 3 yang menjelaskan tentang tokoh tergolong cukup (C). Indikator tokoh dikatakan mendapat skor 3 apabila pada cerita anak yang ditulis siswa terdapat 8-9 tokoh yang diceritakan. Indikator tokoh dikatakan mendapat skor 2 apabila pada cerita anak yang ditulis siswa terdapat 5-7 tokoh yang diceritakan. Indikator tokoh dikatakan mendapat skor 1 apabila pada cerita anak yang ditulis siswa terdapat 1-4 tokoh yang diceritakan. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna berjumlah 6 orang (20,68%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup berjumlah 16 orang (55,17%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sangat kurang berjumlah 7 orang (24,13%). Nilai rata-rata kemampuan menuliskan kembali cerita anak siswa kelas VII SMP N 3 Solok Selatan dilihat dari indikator tokoh adalah 65,62 berada pada kualifikasi cukup. Hasil analisis data menunjukan bahwa tingkat penguasaan kemampuan menuliskan kembali cerita anak siswa kelas VII SMP N 3 Solok Selatan untuk indikator 4 yang menjelaskan tentang alur tergolong baik (B). Indikator alur dikatakan mendapat skor 3 apabila alur sesuai dengan alur cerita yang diperdengarkan. Indikator tokoh dikatakan mendapat skor 2 apabila alur yang ditulis siswa berbanding terbalik dengan alur cerita yang diperdengarkan. Indikator tokoh dikatakan mendapat skor 1 apabila alur yang ditulis siswatidak sesuai dengan alur cerita yang diperdengarkan. Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi sempurna berjumlah 14 orang (48,27%). Siswa yang memperoleh nilai dengan kualifikasi lebih dari cukup berjumlah 15 orang (51,72%). Nilai rata-rata kemampuan menuliskan kembali cerita anak siswa kelas VII SMP N 3 Solok Selatan dilihat dari indikator alur adalah 82,93 berada pada kualifikasi baik.
D. Penutup 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kemampuan menuliskan kembali cerita anak siswa kelas VII SMP N 3 Solok Selatan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Pertama, kemampuan siswa dalam menulis inti permasalahan atau tema sempurna (S) dengan rata-rata penguasaan 96,58 berada pada rentangan 96-100%. Kedua. Kemampuan siswa dalam menempatkan latar tergolong lebih dari cukup (LDC), dengan ratarata penguasaan 73,62 berada pada rentangan 66-75%. Ketiga, kemampuan siswa dalam menghadirkan tokoh menulis cerita anak tergolong cukup (C) dengan rata-rata 56-65%. Keempa, kemampuan siswa dalam menulis alur cerita tergolong baik ( B) dengan ratarata82,93berada pada rentangan76-85%. Jadi, dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan kemampuan menuliskan kembali cerita anak siswa kelas VII SMP N 3 Solok Selatan tergolong baik dengan rata-rata penguasaan 79 berada pada rentangan 76-85%. 2. Saran Berdasarkan simpulan di atas, diajukan tiga saran berikut. Pertama, bagi siswa SMPN 3 Solok selatan untuk selalu menulis agar hasil tulisannya bermanfaat dan semakin baik lagi terutama dalam menulis cerita anak. Kedua, bagi guru bahasa indonesia dapat menerapkan dalam pembelajaran menulis khususnya menulis cerita anak. Ketiga, bagi lainnya agar dapat memotivasi siswa dalam menulis, khususnya menulis ceita anak. Keempat, bagi peneliti sendiri, sebagai penambah wawasan peneliti serta pengetahuan tentang penggunaan teknik dalam pembelajaran. E. KEPUSTAKAAN Abdurrahman dan Elya Ratna. 2003. Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Buku ajar. Padang: FBSS UNP. Arikunto,Suhartimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Edisi Revisi II. Jakarta. Rineka cipta. Atmazaki. 2007. Ilmu Sastra teori dan Terapan. Padang: UNP Gani, Rizanu. 1988. Pembelajaran Sastra Indonesia Respons dan Analisis. Padang: Dian Dinamka Pres. Kurniawan, Heru.2009. Sastra Anak dalam Kajian Strukturalisme, sosiologi, semiotika hingga penulisan kreatif. Jogjakarta: Graha ilmu Muhardi dan Hasanuddin, WS. 1992. Prosedur Analisis Fiksi. Padang:IKIP Padang Nurgiantoro, Burhan. 1995. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas Press. Ramadansyah. 2012. Paham dan Terampil Berbahasa dan Bersastra Inonesia. Bandung: Dian Dinamka Pres. Tarigan, Hendri Guntur.2008. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa