BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA PERMASALAHAN

BAB II LANDASAN TEORI

Produktivitas dipengaruhi oleh efisiensi, efektivitas dan kualitas. Bersama dengan inovasi dan kualitas kerja, produktivitas menentukan kinerja

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 BAB II LANDASAN TEORI

Model Pengukuran Produktivitas

BAB II LANDASAN TEORI

Simposium Riset Ekonomi II Surabaya, November Permasalahan Pengukuran Produktivitas 1.3 Tujuan Pengukuran Produktivitas

Strategi Peningkatan Produktivitas di Lantai Produksi Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX)

BAB II LANDASAN TEORI

3 METODOLOGI. 3.3 Pengumpulan Data

APLIKASI SISTEM PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KAITANNYA DENGAN PENGUPAHAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat oleh karena itu menuntut setiap perusahaan untuk selalu

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS UMKM MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX

BAB II LANDASAN TEORI dalam sebuah makalah yang disusun dan ditulis oleh Francis Quesnay

Bab 2 Tinjauan Pustaka

BAB II LANDASAN TEORI

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN MODEL MUNDEL DAN APC UNTUK MENCIPTAKAN KEUNGGULAN BIAYA PRODUKSI (Studi Kasus : PT.

TUGAS AKHIR ANALISA PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA DEPARTEMEN PRODUKSI PT. MACROPRIMA PANGANUTAMA

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Produktivitas

BAB II KERANGKA TEORETIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

ANALISIS PENGUKURAN PRODUKTIVITAS DENGAN MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL DI PTPN IV PKS PABATU, TEBING TINGGI

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA BAGIAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus Di CV CARI RASA Kota Bandung)

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek yang diteliti dalam penelitian ini adalah produktivitas parsial di PT.

Analisis Peningkatan Produktivitas Di Lantai Produksi dengan Menggunakan Metode Objective Matrix (OMAX) *

USULAN PENINGKATAN PRODUKTIVITAS DI LANTAI PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) (Studi Kasus di PT Agronesia Divisi Industri Karet) *

MANAJEMEN PRODUKTIVITAS

ANALISA PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN FUNGSI PRODUKSI COBB-DOUGLAS PADA DEPARTEMEN PRODUKSI DI PT. MARGA CIPTA PRESISI

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan efisiensi (sumber daya) dan efektivitas (daya guna) kerja yang

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas Secara Umum Pengertian produktivitas

Bab II Landasan Teori

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. produk hasil pertanian. Dalam proses ini dipengaruhi oleh beberapa faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

atau keluaran yang dihasilkan dari proses.

Analisis Produktivitas dengan Menggunakan Metode Parsial POSPAC dan Total David J. Sumanth di PT.Yudhistira Ghalia Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. dunia industri, terutama untuk masalah produksi. Perusahaan dapat

ANALISIS PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN METODE AMERICAN PRODUCTIVITY CENTER DI PT GFI SIDOARJO

BAB II LANDASAN TEORI

Productivi ty = Measurement. Productivity: Definition. Proses produksi. Beberapa pengertian produktivitas yang lain adalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA & DASAR TEORI

serta saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya. BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS PRODUKTIVITAS LANTAI PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2 BAB II 3 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGANTAR ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM KERJA. Dosen Pengampu : Amalia, S.T., M.T.

Jurusan Teknik Industri Itenas No.03 Vol.02 Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Juli 2014

ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI DI PABRIK GULA TOELANGAN PT PERKEBUNAN NUSANTARA X SIDOARJO DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX)

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PT. PERKEBUNAN NUSANTARA XIII PMS NGABANG (PERSERO) MENGGUNAKAN METODE MARVIN E. MUNDEL. Daniel Roy Sibarani

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PEDAHULUAN. perlu adanya peningkatan performansi produksi agar mampu. efisien sumber daya yang ada untuk mencapai hasil yang optimal.

BAB II LANDASAN TEORI

EVALUASI PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN PENDEKATAN METODE RASIO OUTPUT/INPUT UNTUK MENINGKATKAN SUMBER DAYA DI DIVISI COLD ROLLING MILL PT.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PENINGKATAN PRODUKTIVITAS MENGGUNAKAN OBJECTIVE MATRIX DAN FAULT TREE ANALYSIS DI DIVISI ASSEMBLY MASTER CYLINDER

BAB I PENDAHULUAN. sangat cocok dijadikan camilan. Kacang dapat diolah menjadi kacang

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS PRODUKSI DENGAN METODE OBJECTIVE MATRIX (OMAX) DI PG.KREBET BARU MALANG

perusahaan untuk meningkatkan kinerjanya agar mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Produktivitas dapat menjadi suatu indikator

PENGUKURAN DAN ANALISIS PRODUKTIVITAS LINI PRODUKSI PT.XYZ DENGAN MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX ABSTRAK

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA. data yang diperoleh pada bab ini akan digunakan untuk mengukur nilai indikator

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metodologi Penelitian

ADVANCED MANAGEMENT ACCOUNTING (Akuntansi Manajemen Lanjut)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan definisi Operasional

ABSTRAK. Kata kunci : Produktivitas, Metode Marvin E. Mundell, Diagram Sebab Akibat, Output

PRODUKTIVITAS INDUSTRI DAN SISTEM PENGUKURAN

BAB 3 LANDASAN TEORI

Analisa Produktivitas Proses Perakitan Pada Produksi Ban Memakai Metode OEE

Evaluasi Penerapan Metode 5R Dalam Peningkatan Produktivitas Pembuatan Radiator Body Protector * (Studi Kasus di PT. Alba Unggul Metal)

BAB III METODE PENELITIAN

MODEL PENGUKURAN PRODUKTIVITAS BERDASARKAN PENDEKATAN RASIO OUTPUT PER INPUT

3 METODOLOGI. Gambar 2 Peta lokasi penelitian

Didien Suhardini, Arnolt Kristian Pakpahan dan Arum Tri Astuti;

BAB III METODOLOGI PENILITIAN

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Produktivitas tinggi apabila kegiatan untuk menghasilkan produk pun

BABH TELAAH PUSTAKA. Sumber daya manusia menempati posisi yang amat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. kecil adalah realitas bahwa produktivitasnya rendah. Sudah menjadi pengertian

PENGUKURAN PRODUKTIVITAS PRODUKSI TEH GELAS MENGGUNAKAN METODE OBJECTIVE MATRIX (Studi Kasus : PT CS2 POLA SEHAT)

BAB II LANDASAN TEORITIS. Kompensasi adalah segala sesuatu yang di terima para karyawan sebagai

ANALISIS PENGUKURAN DAN EVALUASI PRODUKTIVITAS DENGAN METODE OMAX DI BAGIAN PRODUKSI PABRIK GULA GEMPOLKEREP MOJOKERTO. Oleh: Sudiyarto dan Waskito

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa, sehingga persaingan antar industri-industri sejenis semakin

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

Analisis Produktivitas dengan Metode Objective Matrix (OMAX) di PT. X

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Produktivitas 2.1.1 Pengertian Produktivitas Produktivitas sebagai konsep output dengan input, pertama kali dicetuskan oleh David Ricardo dan Adam Smith tahun 1810. Inti konsep adalah bagaimana output akan berubah apabila bersama input berubah. Istilah atau kata Produktivitas muncul pada artikel Francois Quesnay tahun 1766, ekonom Perancis. Kemudian pada tahun 1883, Littre adalah Faculty of produce. 2.2 Metode Pengukuran Produktivitas 2.2.1 Metode OMAX (Objective Matrix) Model sistem penilaian ini pertama kali dikembangkan di Oregon State University oleh seorang profesor produktivitas di Departement of Industrial Engineering yaitu James L. Riggs. OMAX adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas dari tiap bagian perusahaan dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengankeberadaan bagian tersebut. Model pengukuran produktivitas OMAX mengatasi masalah- masalah kerumitan dan kesulitan pengukuran produktivitas 9

10 dengan mengkombinasikan seluruh criteria produktivitas yang pentingdalam suatu bentuk matrix yang terpadu dan saling terkait satu sama lain, sehinggamudah untuk dikomunikasikan. Dalam pengukuran kinerja, metode ini dipergunakan dengan tujuan untuk mengatasi permasalahan yang terjadi pada saat pengukuran kinerja yang didalamnya terdapat unsur manusia. Permasalahannya adalah pengaruh sifat manusia yang sulit diukur. Hal tersebut diatasi dengan menerjemahkan kinerja manusia ke dalam sesuatu yang lebih kuantitatif. Langkah langkah yang dilakukan dalam proses OMAX adalah : Gambar 2.1. Langkah proses dalam OMAX Dari kesebelas blok tersebut, terdapat tiga aspek yang terpenting yaitu : 1. Awareness, yaitu a. Mengerti masalah produktivitas b. Ada kemungkinan peningkatan produktivitas c. Mampu meningkatkan produktivitas

11 2. Improve a. Know how to do it (Mengetahui Bagaimana Melakukannya) b. Mampu dan mau menjalankan perbaikan. 3. Maintenance a. Mempertahankan kemajuan b. Memelihara semangat untuk maju Struktur OMAX Pengukuran dengan OMAX dilakukan pada sebuah matriks objektif. Bentuk matriks tersebut sebagai berikut : Tabel.2.1. StrukturOMAX Keterangan : A. Blok Pendefinisian, terdiri atas :

12 1. Kriteria produktivitas, yaiyu kriteria yang menjadi ukuran produktivitas pada bagian atau departemen yang akan diukur produktivitasnya. Misalnya untuk departemen produksi yang menjadi kriteria adalah Output / jam, Scrap/100 unit, dll.kriteria sebaiknya lebih dari satu. 2. Performansi sekarang, yaitu nilai tiap produktivitas berdasarkan pengukuran terakhir. Misalnya Output / jam = 100, Scrap / 100 Unit. B. Blok Kuantifikasi, terdiri atas : 1. Skala, yaitu angka-angka yang menunjukan tingkat performansi dari pengukuran tiap kriteria produktivitas terdiri dari sebelas bagian dari 0 sd 10 Semakin besar skala, semakin baik produktivitasnya. Kesebelas Skala tersebut dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : a) Level 0, yaitu nilai produktivitas yang terburuk yang mungkin terjadi. b) Level 3, yaitu nilai produktivitas performansi sekarang. c) Level 10, yaitu nilai produktivitas yang diharapkan sampai periode tertentu. Kenaikan nilai produktivitas disesuaikan dengan cara Interpolasi. 1. Skor, yaitu nilai leveldimana level pengukuran produktivitas berada. Misalnya, jika Output / jam = 100 terletak di level 5, maka skor untuk pengukuran itu adalah 5. Jika terdapat pengukuran yang tidak tepat sesuai angka pada matriks, lakukan pembulatan ke bawah. 2. Bobot, yaitu besarnya bobot dari tiap kriteriaa produktivitas terhadaap total produktivitas. Jumlah bobot dari tiap kriteria adalah 100.

13 3. Nilai, merupakan perkalian tiap skor dengan bobotnya. 4. Indikator Produktivitas, merupakan jumlah dari tiap nilai Index Produktivitas (IP) maka dihitung sebagai prosentase kenaikan / penurunan terhadap performansi sekarang. Kriteria performansi sekarang = 300, Index Produktivitas adalah : 2.2.2. Model Marvin E. Mundel Dengan metoda ini Indeks Produktivitas dapat diukur sebagai berikut : Dimana : o IP = Index Productivity o AOMP = Aggregated Output, Measured Period, yaitu total Output pada waktu pengukuran. o RIMP = Resource Input, Measured Period yaitu Total Input yang digunakan pada waktu pengukuran. o AOBP = Aggregated Outputs, Base Period yaitu Total Output pada waktu dasar pengukuran. o RIBP = Resource Inputs, Base Period yaitu Total Input yang digunakan pada waktu dasar pengukuran. AOMP/RIMP disebut sebagai Current Performance Index (CPI) pada waktu pengukuran. AOBP/RIBP disebut sebagai Base Performance Indeks (BPI) pada waktu dasar.

14 AOMP/AOBP disebut sebagai Output Index (OI) yaitu perbandingan pada waktu pengukuran dengan waktu dasar pengukuran. RIMP/ RIBP disebut sebagai Input Index (II) yaitu perbandingan input pada waktu pengukuran dengan pada waktu dasar pengukurannya. Jadi pengukuran ini pada dasarnya adalah membandingkan antara produktivitas pada waktu pengukuran dengan pada waktu dasarnya. Indeks Produktivitas pada waktu dasar pengukuran adalah 100, sehingga indeks produktivitas pada waktu pengukuran ada tiga macam, yaitu : IP < 100, jika produktivitas pada waktu pengukuran lebih kecil dibandingkan dengan produktivitas waktu dasar pengukuran. IP = 100, jika produktivitas pada waktu pengukuran sama dengan produktivitas waktu dasar pengukuran. IP > 100, jika produktivitas pada waktu pengukuran lebih besar dibandingkan dengan produktivitas waktu dasar pengukuran. Semakin baik produktivitas suatu perusahaan berarti semakin naik IP-nya (diatas 100). 2.2.3. Metode Pengukuran Produktivitas Parsial Pengukuran produktivitas parsial akan mengukur produktivitas unit proses secara spesifik sehingga lebih obyektif, mudah dipantau, dipelihara dan diperbaiki. Produktivitas keseluruhan akan baik jika produktivitas parsialnya baik. Jadi peningkatan produktivitas total dapat dilakukan dengan memperbaiki produktivitas parsial.

15 Metode pengukuran produktivitas parsial : 1. Model APC 2. Habberstad Productivity Wheel 3. Objective Matrix (OMAX) Beberapa definisi produktvitas antara lain : a. Menurut Sumarth tahun 1979, Produktivitas total adalah rasio antara tangible output dengan tangible input. b. Menurut Gordon K.C.Chen adalah perbandingan antara output yang diproduksi dengan unit sumberdaya yang digunakan selama proses. Output yang diukur merupakan agregat output produksi sedangkan inputnya adalah segala bentuk sumberdaya yang digunakan dalam proses. Dalam produktivitas, berhubungan dengan efektivitas dalam mencapai hasil dan menggunakan sumberdaya dengan efisien.menurut Kendrick dan Cremer, produktivitas merupakan definisi fungsional untuk produktivitas parsial, produktivitas total dan faktor total produktivitas. c. Menurut Siegel, produktivitas berkenaan dengan sekumpulan perbandingan antara output dengan input. d. Menurut Rome Conference, European Productivity Agency, Th. 1958, yaitu : 1. Produktivitas adalah derajat efisiensi dan efektivitas dalam penggunaan elemen produksi. 2. Di atas semuanya produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mencari perbaikan terhadap apa yang telah ada.

16 e. Berdasarkan Piagam Produktivitas Oslo tahun 1994, antara lain : 1. Produktivitas adalah konsep yang universal, dimaksudkan untuk menyediakan semakin banyak barang dan jasa untuk kebutuhan semakin banyak orang, dengan menggunakan sumberdaya yang sesedikit mungkin. Produktivitas didasarkan pada pendekatan multi disiplin yang secara efektif merumuskan tujuan, rencana, pengembangan dan pelaksanaan cara-cara produktif, dengan menggunakan sumber-sumber daya secara efisien namun tetap mempertahankan kualitas. 2. Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan menggunakan ketrampilan, modal, teknologi, manajemen, informasi, energy dan sumber-sumber daya lainnya untuk perbaikan mutu kehidupan yang mantap bagi seluruh manusia melalui pendekatan konsep produktivitas secara total. f. Pengertian produktivitas menurut Dewan Produktivitas Nasional RI yang dirumuskan tahun 1983, ialah : 1. Produktivitas secara terpadu melibatkan semua usaha manusia dengan produktivitas mengandung sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa kehidupan hari ini lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. 2. Produktivitas dan Produksi merupakan dua pengertian yang berbeda. Peningkatan Produksi menunjukkan penambahan jumlah hasil yang dicapai, sedangkan peningkatan produktivitas mengandung pengertian pertambahan hasil dan perbaikan cara produksi. Peningkatan produksi tidak

17 selalu disebabkan oleh peningkatan produktivitas, karena produksi dapat meningkat walaupun produktivitas tetap atau menurun. 3. Peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk : a) Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan meningkat dengan menggunakan sumber daya (input) yang sama. b) Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan sumber daya (input) yang lebih sedikit. c) Jumlah keluaran (output) dalam mencapai tujuan yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya (input) yang relatif lebih kecil 4. Sumber daya manusia memegang peranan yang utama dalam proses peningkatan produktivitas, karena alat produksi dan teknologi pada hakekatnya merupakan hasil karya manusia. Secara umum Produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata maupun fisik (barang-barang dan jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Misalnya saja Produktivitas adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan atau output / input. Masukan sering dibatasi dengan masukan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik bentuk dan nilai. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barangbarang dan jasa-jasa : Produktivitas mengutarakan cara pemanfaatan secara baik terhadap sumber-sumber dalam memproduksi barang- barang.

18 Produktivitas juga diartikan sebagai : a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil b. Perbedaan atara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam satuan-satuan (unit) umum. Maka Produktivitas dapat dihitung sebagai berikut 2.3. Hubungan Produktivitas Dengan Efisiensi dan Efektifitas Efektivitas berorientasi pada hasil atau keluaran (output) yang lebih baik dan efisiensi berorientasi pada Input dan sering digunakan secara bersamaan, sehingga sering mengaburka arti sesungguhnya. Beberapa definisi dari efektivitas dan efisiensi : Efektivitas merupakan derajat pencapaian output dari sistem produksi Efisiensi adalah ukuran yang menunjuk sejauh mana sumber-sumber daya digunakan dalam proses produksi untuk menghasilkan output Jika efektivitas berorientasi pada hasil atau keluaran (output) yang lebih baik dan efisiensi berorientasi pada masukan (input) yang lebih sedikit, maka produktivitas berorientasi pada keduanya. Jika efektivitas membandingkan hasil yang dicapai dan efisiensi membandingkan masukan sumber daya yang digunakan maka produktivitas membandingkan hasil yang dicapai dan sumber daya yang digunakan, yang dapat dihitung dengan rumus :

19 Prinsip Manajemen dalam Produktivitas adalah : Efektif dalam mencapai tujuan dan efisien dalam menggunakan sumber daya Produktivitas adalah kombinasi dari efektivitas dan efisiensi. 2.4. Kesalahan Pengertian Mengenai Produktivitas Pertama, Produktivitas bukanlah produksi atau yang merupakan ukuran dari produksi. Produksi adalah unjuk laku dan hasil-hasil yang dicapai adalah komponen - komponen dari usaha-usaha produktivitas. Antara produksi dengan produktivitas haruslah dibedakan. Kalau produksi berdimensi satu dan berhubu ngan dengan pertanyaan how much?, maka produktivitas memiliki dua dimensi dan berhubungan dengan pertanyaaan how well?. Jadi peningkatan produksi tidak otomatis meningkatkan produktivitas, bahkan produksi dapat meningkat sedangkan produktivitas menurun. Produksi tertuju dengan aktivitas produksi barang/jasa. Sedangkan produktivitas tertuju dengan efisien penggunaan sumber (input) dalam produksi barang/jasa (output) Kedua, Produktivitas bukan efisiensi. Pengertian efisiensi selalu berorientasi ke input. Tindakan yang efisien berarti menghemat penggunaan input atau dapat mendekati suatu standar tertentu. Ketiga, produktivitas bukan pengukuran kerja (work measurement ). Konsep pengukuran kerja bertujuan untuk mengetahui jumlah jam kerja yang dibutuhkan oleh seorang pekerja dalam menyelesaikan suatu tugas yang sesuai dengan suatu standar tertentu. Keempat, produktivitas bukan profitabilitas. Konsep profitabilitas merupakan konsep financial yang diperoleh dengan mengurangi nilai penjualan dengan nilai

20 biaya.karena dinyatakan dalam nilai (rupiah) maka nilai profitabilitas sangat dipengaruhi oleh variabel harga (baik harga input maupun harga output).pada umumnya faktor-faktor yang menentukan tingkat harga berada di luar kontrol perusahaan. Suatu perusahaan disebut produktif kalau dapat mempertahankan tingkat output dengan penggunaan input yang semakin berkurang atau meningkatkan output dengan tidak menambah input. Jadi masalah hubungan input dan output berada dalam kontrol perusahaan. Dalam situasi pasar barang yang disebutkan di atas dapat saja terjadi suatu perusahaan yang tidak produktif akan mengalami kerugian yang besar. Sebaliknya perusahaan yang produktif meskipun pasar sedang lesu tetap dapat mencapai laba positif. Dari uraian terdahulu dapat diketahui bahwa konsep produktivitas adalah hubungan antara output dan input. Jadi orientasi bukan tertuju hanya pada output atau pada input melainkan kepada keduanya. Oleh karena itu konsep produktivitas adalah lebih luas dari konsep-konsep yang hanya berorientasi pada satu segi saja. (seperti efisiensi, produksi dan efektivitas). Jadi dalam kegiatan pengukuran produktivitas maka perlu diukur baik output maupun input. Hubungan antara output dan input biasanya dinyatakan dalam rasio atau indeks (perbandingan rasio dengan rasio). Dapat pula hubungan itu dinyatakan dalam fungsi produksi (seperti dalam bentuk Cobb-Douglas). 2.5. Komponen Dalam Produktivitas Komponen dalam produktivitas mencakup : 1. Output, yaitu semua produk produk utama dan sampingan 2. Input, diantaranya :

21 a. Tenaga kerja : buruh langsung, buruh tak langsung b. Modal : investasi, mesin, peralatan, dll c. Energi : listrik, gas, batubara, dl d. Informasi : harga pasar, standar-standar,peraturan, dll e. Bahan baku : langsung dan tak langsung f. Data : yang akan diproses sehingga menghasilkan informasi Sehingga produktivitas perusahaan dapat dihitung sebagai berikut : Ps adalah produktivitas sistem. Dalam perhitungan ini, baik output maupun input harus dikuantifikasikan. Output: Positif : menghasilkan penerimaan Negatif : menimbulkan pengeluaran Input Menjadi biaya/pengeluaran Ps dapat dinaikkan dengan cara : 1. Kualitas unsur-unsur penyebut diperbaiki 2. Pengendalian input Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan cara : 1. Menaikkan output dengan input tetap 2. Menurunkan input dengan output tetap 3. Menaikkan output dan menurunkan input 4. Menurunkan input dengan tajam dan menurunkan output 5. Menaikkan output dengan tajam dan menaikkan input

22 Dari kelima cara di atas, maka cara ketiga yaitu dengan menaikkan output sekaligus menurunkan input adalah cara yang terbaik. Produktivitas seringkali diidentifikasi dengan efisiensi dalam arti suatu rasio antara keluaran (output) dan masukan (input). Sebagai ukuran efisiensi, produktivitas kerja manusia, maka rasio tersebut umumnya berbentuk keluaran yang dihasilkan oleh aktivitas kerja dibagi dengan jam kerja (man hours) yang dikontribusikan sebagai sumber masukan dengan rupiah atau unit produksi lainnya sebagai dimensi tolak ukurannya. Masih ada pula sumber masukan lainnya yang tidak bisa atau sulit untuk dinilai dan diukur besarnya, akan tetapi cukup penting dalam penentuan tingkat produktivitas kerja. Faktor ini dikenal sebagai masukan bayangan (invisible input), antara lain : Tingkat pengetahuan (degree of knowledge) Kemampuan teknis (technical skill) Metodologi kerja dan pengaturan organisasi (managerial skill) Motivasi kerja Berdasarkan hal-hal tersebut, produktivitas secara umum akan diformulasikan sebagai berikut :

23 2.6. Siklus Produktivitas Peningkatan Produktivitas bukanlah suatu pekerjaan yang sekali jadi, tetapi merupakan suatu proses. Proses yang berkelanjutan sehingga merupakan suatu siklus yang kita sebut sebagai Siklus Produktivitas. Gambar 2.1 Siklus Produktivitas Sebuah perusahaan yang akan menjalankan program produktivitas secara formal, pertama kali haruslah melakukan pengukuran produktivitas. Setelah tingkat produktivitas diketahui, kita akan mengevaluasi atau membandingkannya dengan perencanaan yang dibuat sebelumnya. Berdasarkan pada evaluasi ini tingkat produktivitas yang ditargetkan, direncanakan, baik rencana jangka pendek maupun rencana jangka panjang. Untuk mengetahui seberapa jauh perbaikan tersebut membawa hasil, maka haruslah dilakukan pengukuran produktivitas kembali. Jadi siklus ini berlanjut sepanjang program produktivitas dijalankan di dalam perusahaan atau organisasi tersebut.

24 2.7. Pengukuran Produktivitas Pengukuran Produktivitas merupakan satu cara untuk meningkatkan produktivitas. Hasil pengukuran pada suatu waktu merupakan patokan bagi peningkatan produktivitas di waktu yang akan datang. Manfaat pengukuran produktivitas untuk tingkat perusahaan diantaranya : Perusahaan dapat menilai efisiensi penggunaan sumberdaya dalam menghasilkan barang atau jasa. a. Berguna untuk perencanaan sumberdaya baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. b. Dapat dipakai untuk menyusun kembali tujuan ekonomi dan non ekonomi perusahaan. c. Berdasarkan hasil pengukuran tingkat produktivitas pada saat ini dapat direncanakan target tingkat produktivitas di masa mendatang. David Bain mengemukakan alasan mengapa sulit untuk mendesain, melaksanakan dan mengambil manfaat dari ukuran yang berarti itu karena : a. Ukuran cendrung terlalu luas b. Ukuran biasanya berorientasi pada aktivitas daripada berorientasi pada hasil yang dicapai c. Perusahaan biasanya segan untuk melakukan pengukuran terhadap penggunaan sumber. Dalam dunia usaha dan organisasi pelayanan kadang- kadang timbul keseganan untuk melakukan pengukuran terhadap sumber- sumber yang dimaksudkan untuk menaksir kemajuan perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya.

25 2.7.1 Kriteria Pengukuran Produktivitas yang berarti Pengukuran produktivitas yang lebih teliti dan lebih berguna dalam meningkatkan produktivitas tersebut, menurut David Bain, hendaknya memenuhi beberapa kriteria yang dapat membantu kita untuk memiliki ratio produktivitas berarti, seperti berikut di bawah ini : a. Validitas (keabsahan) Ukuran yang valid adalah ukuran yang dapat secara tepat menggambarkan perubahan dari input menjadi output dalam proses yang sebenarnya. b. Completeness (kelengkapan) Kelengkapan berhubungan dengan ketelitian dengan mana seluruh output atau hasil yang didapat dan input dari sumber yang digunakan dapat diukur dan termasuk didalam ratio produktivitas tersebut. Misalnya dalam menentukan man-hours pada suatu perusahaan manufacturing, kita tidak dapat melihat dari jam kerja pekerja langsung saja tetapi juga harus melihat jam kerja dari pekerja tidak langsungnya sebagai input sumber. c. Comparability (dapat dibandingkan) Produktivitas adalah ukuran relatif. Kita mengukur lalu membandingkannya sekarang dengan kemarin, bulan ini dengan bulan lalu, atau tahun ini dengan tahun lalu. d. Timeliness (waktu yang tepat) Memastikan bahwa data yang dihasilkan cukup tepat bagi manager untuk mengambil tindakan bila ada persoalan yang timbul. Pengukuran produktivitas dimaksudkan sebagai alat yang efektif bagai manajemen, sehingga harus

26 dikomunikasikan pada setiap manager yang bertanggungjawab pada bidangnya.dalam waktu yang secepat-cepatnya tetapi masih dalam batasbatas yang masih praktis untuk dilakukan. 2.7.2 Tipe Dasar Pengukuran Produktivitas Menurut J. Sumanth, beberapa tipe dasar pengukuran produktivitas adalah o Produktivitas Parsial Adalah perbandingan antara output dengan salah satu faktor input. Disebut juga produktivitas factor tunggal. Misalnya produktivitas tenaga kerja merupakan ukuran produktivitas parsial bagi input tenaga kerja yang diukur berdasarkan rasio output terhadap tenaga kerja. o Produktivitas Dua Faktor Adalah perbandingan antara output bersih dengan input tenaga kerja dan kapital, dimana input bersih adalah output total dikurangi jumlah nilai barang dan jasa yang dibeli. o Produktivitas Total Adalah perbandingan agregat output dengan agregat input