LAPORAN KALIBRASI ALAT UKUR VOLUMETRIK

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR KIMIA ANALITIK I PERCOBAAN I PENERAPAN VOLUMETRI OLEH : FITRI HANDAYANI HAMID STAMBUK : F1C : MUHAMMAD SYAHRIL

Cara pengujian Supositoria dibelah secara longitudinal lalu diamati bagian internal dan bagian eksternalnya

Lampiran 1. Spesifikasi Kalsium Laktat Glukonat Name : Calcium Lactate Gluconate 13 Chemical Formula : C 9 H 16 O 10 Ca : Free flowing powder

UM UGM 2016 Fisika. Soal. Petunjuk berikut dipergunakan untuk mengerjakan soal nomor 01 sampai dengan nomor 20.

Oleh: Oe Tiny Agustini Koesmawati PUSAT PENELITIAN KIMIA

LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENTASI DAN PENGUKURAN

PEMELIHARAAN PERALATAN LABORATORIUM

Jadi F = k ρ v 2 A. Jika rapat udara turun menjadi 0.5ρ maka untuk mempertahankan gaya yang sama dibutuhkan

MELAKUKAN VERIFIKASI ALAT UKUR

Modul l Modul 2 Modul 3

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

Nama Alat Fungsi Cara Kerja Alat Cara Membersihkan 1. Labu Ukur Untuk mengencerkan suatu larutan.

pengukuran karakteristik I-V transistor. Kemudian dilanjutkan dengan penyesuaian (fitting) hasil tersebut menggunakan model TOM.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu Penelitian

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA I PEMERIKSAAN KESALAHAN-KESALAHAN. Oleh : Nama : I Gede Dika Virga Saputra NIM : Kelompok : IV.

SOAL UJIAN OLIMPIADE SAINS NASIONAL 2014

BAB VI TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS

TURBIN AIR A. TURBIN IMPULS. Roda Pelton

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai konsep dasar masalah. penjadwalan kuliah, algoritma memetika serta komponen algoritma

Penghitungan panjang fetch efektif ini dilakukan dengan menggunakan bantuan peta

KETERAMPILAN LABORATORIUM DAFTAR ALAT LABORATORIUM

Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sektor layanan kesehatan merupakan sektor yang sangat penting bagi setiap

MATA KULIAH : FISIKA DASAR (4 sks) GERAK BENDA DALAM BIDANG DATAR DENGAN PERCEPATAN TETAP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Penelitian ini akan dilakukan dengan dua tahap, yaitu : Tahap I: Tahap perlakuan awal (pretreatment step)

Basic laboratory skills terampil menggunakan alat dasar

Tujuan Pembelajaran Umum Setelah membaca modul mahasiswa memahami penggunaan atau penerapan persamaan momentum untuk aliran saluran terbuka.

PEMODELAN MATEMATIS UNTUK MENGHITUNG KEMAMPUAN PRODUKSI SUMUR GAS

BAB VIII ALIRAN DI BAWAH PINTU

p da p da Gambar 2.1 Gaya tekan pada permukaan elemen benda yang ter benam aliran fluida (Mike Cross, 1987)

LAMPIRAN. Lampiran 1. Hasil Wawancara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Beberapa Alat dalam Laboratorium Beserta Fungsinya

Analisis Pengaruh Jarak Sirip Vertikal Dan Kecepatan Angin Terhadap Perpindahan Panas Pada Motor 4 Tak

Modul Praktikum Fisika Matematika: Mengukur Koefisien Gesekan pada Osilasi Teredam Bandul Matematika.

Ada beberapa jenis timbangan yang sering digunakan akan tetapi secara garis besar timbangan yang digunakan dibedakan menjadi 3 yaitu :

LAB PERCOBAAN # 3B: ANALISIS HYDROMETER

ABSTRAK. diperoleh titik isoelektiknya yaitu pada ph 3. Kata Kunci: Gelatin, Titik Isoeletrik, Viskometer Oswald dan Sol liofil.

MODUL I Pembuatan Larutan

SMA JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN XI (SEBELAS) FISIKA GERAK HARMONIK

PENENTUAN KADAR ASAM ASETAT DALAM ASAM CUKA DENGAN ALKALIMETRI

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 3: Oksida-oksida sulfur (SO X ) Seksi 2: Cara uji dengan metoda netralisasi titrimetri

LABORATORIUM OPERASI TEKNIK KIMIA JURUSAN TEKNIK KIMIA UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA CILEGON BANTEN

BAB III METODE PENELITIAN

SOLUSI. m θ T 1. atau T =1,25 mg. c) Gunakan persaman pertama didapat. 1,25 mg 0,75mg =0,6 m 2 l. atau. 10 g 3l. atau

Oleh: Tjandra Satria Gunawan

MENGOPERASIKAN PIPET

VERIFIKASI METODA GRAVIMETRI UNTUK PENENTUAN THORIUM

Percobaan 1 PENGGUNAAN ALAT DASAR LABORATORIUM

Air dan air limbah - Bagian 22: Cara uji nilai permanganat secara titrimetri

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

Udara ambien Bagian 4: Cara uji kadar timbal (Pb) dengan metoda dekstruksi basah menggunakan spektrofotometer serapan atom

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat yang digunakan: Tabel 3. Alat yang digunakan pada penelitian

SIFAT FISIK CAMPURAN MULTIKOMPONEN (MUL)

BAB I PENDAHULUAN. alat ukur suhu yang berupa termometer digital.

KALIBRASI PERALATAN ALAT LABORATORIUM:

PERCOBAAN I PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS

1 Posisi, kecepatan, dan percepatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kangkung (Ipomea sp.) tumbuh liar diberbagai tempat, baik di

Minyak terpentin SNI 7633:2011

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di laboratorium kimia D-3 Analis Kesehatan Fakultas Ilmu

NERACA. Neraca Ohauss

METODE PENGUJIAN KEPADATAN BERAT ISI TANAH DI LAPANGAN DENGAN BALON KARET

PENUNTUN PRAKTIKUM FISIKA TANAH

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1 : Gaya pada roket Sumber : (Benson, 2010)

Gambar II.1. Skema Sistem Produksi

KETERAMPILAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI PESERTA DIDIK SMA PADA PEMBELAJARAN KONSEPPROTISTAMELALUI PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING. Oleh : Fathul Zannah *

KAJIAN TEORITIK DAN EXPERIMENTAL FRICTION FACTOR PADA PIPA GALVANISH DENGAN ALIRAN FLUIDA AIR PANAS

a. Tentukan bentuk akhir dari tiga persamaan di atas yang menampilkan secara eksplisit

LAMPIRAN 1 CARA KERJA PENGUJIAN FISIKOKIMIA

FMIPA FISIKA UNIVERSITAS TANJUNGPURA Page 1

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 12: Penentuan total partikel secara isokinetik

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli September 2013 bertempat di

BAB III METODOLOGI. Pengambilan sampel dilakukan pada pukul WIB. Analisis dilakukan pada tanggal 05 Januari s / d 10 Januari 2011

Emisi gas buang Sumber tidak bergerak Bagian 8: Cara uji kadar hidrogen klorida (HCl) dengan metoda merkuri tiosianat menggunakan spektrofotometer

BAB III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari Bulan Januari sampai dengan bulan Juni 2015

ANALISIS KARAKTERISTIK GELOMBANG DAN PASANG SURUT PADA DAERAH PANTAI PAAL KECAMATAN LIKUPANG TIMUR KABUPATEN MINAHASA UTARA

2 H g. mv ' A, x. R= 2 5 m R2 ' A. = 1 2 m 2. v' A, x 2

! 2 H g. &= 1 2 m 2 SOLUSI OSN A. Waktu bola untuk jatuh diberikan oleh : t A= Jarak d yang dibutuhkan adalah d =v 0 g

LAPORAN PRAKTIKUM STANDARISASI LARUTAN NaOH

III. METODE PENELITIAN

Air dan air limbah Bagian 19: Cara uji klorida (Cl - ) dengan metode argentometri (mohr)

BAB I PENDAHULUAN. 1.2 Prinsip Pengukuran tegangan permukaan berdasarkan metode berat tetes

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

HIDRAULIKA DRIVE PIPE PADA POMPA HIDRAM

BAB V METODOLOGI. Dalam percobaan yang akan dilakukan dalam 3 tahap, yaitu:

BAB V METODOLOGI. 5.1 Alat dan Bahan yang Digunakan Alat yang Digunakan

STUDI ANALISA PERHITUNGAN DAN PENGATURAN RELAI ARUS LEBIH DAN RELAI GANGGUAN TANAH PADA KUBIKEL CAKRA 20 KV DI PT XYZ. Budi Yanto Husodo 1,Muhalan 2

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April Penelitian ini

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK DASAR : PIPET, TIMBANGAN, PEMBUATAN LARUTAN

Tabel klasifikasi United State Department of Agriculture (USDA) fraksi tanah (Notohadiprawiro, 1990).

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Cara uji kelarutan aspal

BAB III METODE PENELITIAN

Cara uji penetrasi aspal

BAB III METODE PENELITIAN

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FISIKA PENENTUAN BERAT MOLEKUL BERDASARKAN PENGUKURAN MASSA JENIS GAS. Oleh:

Transkripsi:

LAPORAN KALIBRASI ALAT UKUR VOLUMETRIK I. JUDUL PRAKTIKUM : KALIBRASI ALAT UKUR VOLUMETRIK II. TANGGAL PRAKTIKUM : Selasa, 12 Austus 2014 III. TANGGAL LAPORAN: Rabu, 20 Austus 2014 IV. GURU PEMBIMBING : V. TUJUAN PRAKTIKUM : 1. Untuk menetahui layak atau tidaknya alat ukur elas yan akan diunakan di laboratorium 2. Dapat membandinkan 2 prosedur kalibrasi yan berbeda 3. Dapat merekomendasikan kepada pihak laboratorium bahwa alat tersebut tidak layak di unakan untuk menukur secara teliti VI. PRINSIP KERJA : Kalibrasi alat ukur volume dilakukan denan menukur bobot suatu volume air destilat yan dikeluarkan oleh alat ukur volume. Bobot ini kemudian dibandinkan denan bobot jenis air pada suhu penukuran volume tersebut dilakukan, sehina dapat ditentukan nilai ketepatannya. Kalibrasi alat ukur volume dilakukan untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perankat penukuran volume aar sesuai denan besaran dari standar yan diunakan dalam akurasi tertentu (Keenan, 1991). VII. DASAR TEORI : Peralatan elas misalnya erlenmeyer, elas beker, pipet volum, banyak diunakan di laboratorioum kimia baik sebaai penampun maupun media transfer cairan/larutan. Peralatanperalatan elas tersebut pada awalnya dibuat dalam kondisi tertentu dan dimaksudkan untuk menukur pada kondisi tertentu pula. Misalnya piknometer merek Pyrex, tepat menukur 10 pada suhu 250C dan tekanan 1 atmosfir. Karena adanya perbedaan eorafis tempat pemakaian peralatan elas, kalibrasi peralatan elas perlu dilakukan untuk mendapatkan hasil penukuran yan akurat. Menurut ISO/IEC Guide 17025:2005 dan Vocabulary of International Metroloy (VIM), kalibrasi adalah keiatan yan menhubunkan nilai yan ditunjukkan oleh instrumen ukur atau nilai yan diwakili oleh bahan ukur denan nilai-nilai yan sudah diketahui tinkat kebenarannya (yan berkaitan denan besaran yan diukur). (Rouessac 2007). Kalibrasi biasa dilakukan denan 1

membandinkan suatu standar yan terhubun denan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi. Ada tia metode umum yan diunakan dalam kalibrasi peralatan elas volumetric yaitu: 1. Metode kalibrasi lansun Metode lansun adalah metode kalibrasi yan ditentukan secara lansun dan merupakan kalibrasi absolut. Metode kalibrasi lansun didasarkan pada volum air yan ditampun dalam erlenmeyer atau ditransfer denan pipet volum atau buret, yan ditentukan secara lansun dari berat dan kerapatan air. 2. Metode kalibrasi tidak lansun Metode tidak lansun atau serin jua disebut meode kalibrasi perbandinan, jua merupakan kalibrasi absolut. Pada metode kalibrasi tidak lansun, alat elas yan akan dikalibrasi pada suhu tertentu dibandinkan denan alat elas lain yan sudah dikalibrasi, dimana volum berhubunan lansun denan massa dan kerapatan air. Metode ini biasanya dilakukan apabila peralatan elas yan akan dikalibrasi dalam jumlah banyak. 3. Metode kalibrasi relatif Kadankala perlu diketahui hubunan antara dua hal dari peralatanelas tanpa menetahui volum absolut dari keduanya. Misalnya, dari 250 larutan dalam erlenmeyer diambil 50 denan pipet volum untuk dititrasi. Pada perhitunan tidak perlu diketahui berapa volum absolut dari erlenmeyer ataupun pipet, tetapi yan perlu diketahui adalah bahwa pipet volum benar-benar mentransfer 50 larutan, sama banyak denan berkurannya volum larutan dalam erlenmeyer. Persyaratan Kalibrasi 1. Standar acuan yan mampu telusur ke standar Nasional / Internasional 2. Metoda kalibrasi yan diakui secara Nasional / Internasional 3. Personil kalibrasi yan terlatih, yan dibuktikan denan sertifikasi dari laboratorium yan terakreditasi 4. Ruanan / tempat kalibrasi yan terkondisi, seperti suhu, kelembaban, tekanan udara, aliran udara, dan kedap etaran 5. Alat yan dikalibrasi dalam keadaan berfunsi baik / tidak rusak Sistem manajemen kualitas memerlukan sistem penukuran yan efektif, termasuk di dalamnya kalibrasi formal, periodik dan terdokumentasi, untuk semua perankat penukuran. ISO 9000 dan ISO 17025 memerlukan sistem kalibrasi yan efektif. Kalibrasi diperlukan untuk: 1. Perankat baru 2. Suatu perankat setiap waktu tertentu 3. Suatu perankat setiap waktu penunaan tertentu (jam operasi) 2

4. Ketika suatu perankat menalami tumbukan atau etaran yan berpotensi menubah kalibrasi 5. Ketika hasil penamatan dipertanyakan Kalibrasi, pada umumnya, merupakan proses untuk menyesuaikan keluaran atau indikasi dari suatu perankat penukuran aar sesuai denan besaran dari standar yan diunakan dalam akurasi tertentu. Contohnya, termometer dapat dikalibrasi sehina kesalahan indikasi atau koreksi dapat ditentukan dan disesuaikan (melalui konstanta kalibrasi), sehina termometer tersebut menunjukan temperatur yan sebenarnya dalam celcius pada titik-titik tertentu di skala. Hasil kalibrasi harus disertai pernyataan "traceable uncertainity" untuk menentukan tinkat kepercayaan yan di evaluasi denan seksama denan analisis ketidakpastian. Peralatan yan palin lazim dalam analisis titrimetri (volumetri) adalah labu volumetri, buret dan pipet. Alat berskala untuk analisis kuantitatif umumnya dibuat mematuhi batas-batas spesifikasi, terutama yan menyankut ketepatan kalibrasi. Di Inris terdapat dua taraf peralatan, yan ditandai sebaai kelas A dan kelas B oleh British Standards Instution. Batas toleransi untuk alat-alat kelas A lebih ketat, dan peralatan semacam ini dimaksudkan untuk diunakan dalam pekerjaan denan kecermatan tini sedankan alat-alat kelas B diunakan untuk kerja rutin. Di Amerika Serikat spesifikasi untuk hanya satu tahap tersedia di National Bureau of Standars di Washinton dan ini setara denan kelas A Inris. A. LABU BERSKALA (LABU UKUR) Suatu labu berskala (dikenal sebaai labu volumetri atau labu ukur), adalah suatu wadah berdasar datar, berbentuk alpuket, denan leher panjan dan sempit. Suatu linkaran tipis yan dietsa pada leher menunjukan volumenya pada temperatur tertentu, biasanya 20 0 C (baik kapasitas maupun temperatur ini tertera jelas pada labu itu). Labu hendaknnya dibuat sesuai denan BS 1792 dan mulutnya hendak diasah sesuai denan spesifikasi standar (dapat dipertukarkan) dan pas denan suatu tutup kaca atau plastik (biasanya polipropilena) yan dapat dipertukarkan. Labu ini hendaknya sesuai denan spesifikasi atau kelas A atau kelas B, contoh toleransi yan diperbolehkan untuk taraf B adalah sebaai berikut : Labu ukuran 5 25 100 250 1000 cm3 Toleransi 0,04 0,06 0,15 0,30 0,80 cm3 3

Untuk labu kelas A toleransinya hampir separuhnya: labu semacam itu dapat dibeli sertifikat kalibrasi kerja, atau denan sertifikat BST (British Standard Test). Labu berskala tersedia denan kapasitas sebaai berikut: 1, 2, 5, 10, 20, 50, 100, 200, 250, 500, 1000, 2000 dan 5000 cm3. Labu-labu ini diunakan untuk membuat larutan standar ke suatu volume tertentu, dapat jua diunakan untuk memperoleh baian-baian alikuot suatu larutan zat yan akan dianalisis, untuk itu diunakan pipet. Kalibrasi Untuk kebanyakan labu dari standar kelas A dapat diunakan tanpa kalibrasi, tetapi untuk ketepatan setinitininya, semua labu (kecuali yan baru diertai sertifikat BTS) hendaknya dikalibrasi, ini mencankup penentuan bobot air yan diwadahi oleh labu itu bila berisi sampai tanda. B. PIPET Pipet transfer terdiri dari balon silindris yan kedua ujunnya disambun denan pipa atas (pipa isap), sedankan pipa bawah (pipa penhantaran) diruncinkan sehina ujunnya sanat sempit, yan hanya mempunyai satu aris tanda dan menantarkan cairan denan volume konstan yan kecil pada kondisi tertentu yan ditetapkan. Pipet transfer terbuat denan kapasitas 1, 2, 5, 10, 20, 25, 50 dan 100 cm3. Pipet 10, 25 dan 50 cm3 palin serin diunakan dalam kerja makro. Pipet-pipet ini haruslah memenuhi BS 1583 dan harus diberi cincin kode berwarna pada pipa isapnya untuk menunjukkan kapasitasnya (BS 3996), serinkali diberi suatu balon keamanan di atas tanda raduasi. Pipet ini dapat dibuat dari kaca soda maupun kaca Pyrex, dan pipet-pipet mutu tini dibuat dari kaca Corex (Cornin Glass Works, USA). Kaca ini telah dikenai proses pertukaran ion yan memperkuat kaca dan jua meninkatkan kekerasan permukaannya, jadi kaca itu lebih tahan oresan dan sumbin. Pipet tersedia denan spesifikasi kelas A dan kelas B. Untuk kelas B nilai toleransi yan khas adalah : Kapasitas 5 10 25 50 100 cm3 pipet Toleransi 0,01 0,04 0,06 0,08 0,12 cm3 Sedankan untuk kelas A, toleransi kira-kira separuhnya. C. BURET Buret merupakan suatu pipa silindris panjan denan rona yan seraam sepajan baian yan berskala, yan ujun 4

bawahnya berupa keran kaca dan ujun runcin. Pada macam yan murah, keran ini diantikan oleh katup jepit karet yan disambun denan bulatan kaca. Keran buret plastik tipe-diafraa tersedia pula dipasar, ini dapat dipasan ke buret biasa dan dapat menendalikan aliran keluar cairan denan halusnya. Seperti denan alat kaca berskala lain, buret dibuat baik denan spesifikasi Kelas A maupun Kelas B, sesuai denan standar yan tepat (BS 846), dan buret kelas A dapat dibeli denan sertifikaat BST. Semua buret kelas A dan beberapa dari kelas B mempunyai tanda raduasi yan sepenuhnya melinkari buret itu, ini merupakan sei yan pentin untuk menhindari kesalahan paralaks dalam membaca buret. Hara yan diizinkan untuk buret Kelas A adalah : Kapasitas 5 10 50 100 cm3 Total Toleransi 0,02 0,02 0,06 0,10 cm3 Untuk kelas B hara-hara itu kira-kira menjadi dua kali. Bila sedan diunakan, buret haruslah ditopan denan kokoh pada suatu standar. Penunaan klem laboraturium yan biasa tidaklah disarankan. Penjepit yan ideal memunkinkan buret itu dibaca tanpa perlu meneserkannya dari standar. Diantara yan lainnya penjepit buret Fisher dan penjepit uret Gallen kamp merupakan penjepit buret yan sanat memuaskan untuk diunakan. Kalibrasi Buret Jika diperlukan untuk menkalibrasi suatu buret, sebelum kalibrasi dilakukan ada beberapa hal yan pentin untuk memastikan bahwa buret itu memuaskan, diantaranya: a. Kebocoran Uji kebocoran, Buret dicuci dan dibilas baik-baik, sumbatan dikeluarkan dari tubuh keran dan kedua baian keran dibersihkan dari semua pelumas, setelah dibasahi denan air deionisasi, keran disusun kembali. Buret ditaruh pada penjepit, di isi denan air sulin (deionesasi), sesuaikan ke tanda nol, dan kerinkan paruh buret denan sepoton kertas isap. Biarkan buret selama sepuluh menit, dan jika meniskus tidak turun lebih dari setenah pembaian skala, buret itu dianap memuaskan sejauh uji kebocoran yan dipersoalkan. b. Waktu hantaran Untuk menuji waktu penhantaran, bonkar lai komponen keran, kerinkan, lumasi dan abun kembali, kemudian diisi buret sampai tanda nol denan air sulin, dan taruh pada penjepitnya. Atur posisi buret sedemikian sehina 5

ujun paruhnya berada dalam leher sebuah labu erlenmeyer yan terletak pada dasar standar buret, tetapi tidak menyentuh dindin dalam labu itu. Buka keran lebar-lebar dan catat waktu diperlukan oleh meniskus untuk mencapai tanda raduasi yan terbawah dari buret itu, waktu ini harus cocok denan waktu yan dicantumkan pada buret, dan dalam kasus apapun waktu itu harus masih dalam batas yan ditentukan oleh BS 846. Jika buret lulus dalam kedua uji ini, barulah kalibrasi dapat dimulai. VIII. ALAT DAN BAHAN : 1. Buret 25 2. Labu ukur 25 3. Pipet seukuran 3 4. Termometer 5. Labu erlenmeyer 6. Botol timban 7. Coron pendek 8. Statif dan klem 9. Tabun reaksi 10.Botol semprot 11.Batan Penaduk 12.Neraca Analitik 13.Kertas Isap 14.Aqua DM IX. LANGKAH KERJA : 1. Sumber : http://file.upi.edu/direktori/fpmipa/jur._pend._kimia/19680 2161994022- SOJA_SITI_FATIMAH/Kuliah_teklab_Kalibrasi/Cara_Kalibrasi _Peralatan_Volumemetri.pdf A.KALIBRASI LABU UKUR 1. Timban labu ukur yan sudah bersih dan kerin, misal beratnya A ram. 2. Isi labu ukur tersebut denan air murni yan sudah diukur suhunya sampai tanda batas, kemudian timban kembali, misal beratnya B ram. 6

3. Ukur temperatur air, temperatur udara, dan tekanan udara. B.KALIBRASI PIPET SEUKURAN 1. Timban sebuah botol timban bertutup yan sudah bersih dan kerin, misal beratnya A ram. 2. Pipet air murni yan suhunya telah diukur denan ball pipet sampai di atas tanda batas, kemudian turunkan kelebihan air denan perlahan-lahan sampai meniskus baian bawah menyentuh tanda batas. 3. Tuankan seluruh air kandunan pipet tersebut ke dalam botol timban yan sudah diketahui beratnya, tutup dan timban bersama isinya, misal beratnya B ram. 4. Hitun volume pipet denan menunakan tabel koreksi suhu air dan tekanan udara C.KALIBRASI BURET 1. Timban 10 buah botol timban bertutup. 2. Isi buret bersih denan air murni yan telah diukur temperaturnya. Kemudian buret ini ditempatkan pada statif denan posisi teak lurus, dan keluarkan air sampai meniskusnya menyinun tanda batas nol. 3. Alirkan 5 air secara perlahan (30 detik), tampun dalam botol timban yan telah diketahui massanya, dan tutup. Tunu 30 detik lai dan baca meniskusnya. 4. Isi buret hina titik nol, dan alirkan air sebanyak 10. Tampun dalam botol timban kedua. Baca meniskusnya. 5. Ulani penerjaan di atas untuk volume 15, 20, 25, 30, 35, 40, 45, dan 50. 6. Timban setiap botol timban yan berisi air tersebut dan hitun volume buret denan menunakan tabel koreksi suhu air, menurut rumus Volume = (A B + x) y = Z. 7. Baca faktor koreksi dari tiap-tiap volume di atas. Koreksi = vol (hitun ) vol. (baca) 8. Buatlah tabel denan tia kolom untuk volume dibaca: volume dihitun; dan koreksi. 9. Gambarkan rafik di atas kertas mm blok denan menempatkan volume sebaai funsi dari koreksi. 10.Apabila koreksi rata-rata dari tiap titik tidak lebih besar dari 0,04, maka buret tersebut memenuhi syarat untuk dipakai. 2. Sumber : Widjajanti, Endan (2009). KALIBRASI PERALATAN GELAS DI LABORATORIUM KIMIA Makalah UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA, Yoyakarta. A.KALIBRASI LABU UKUR 1. Cuci, kerinkan dan timban labu ukur yan akan dikalibrasi. Catat beratnya. 7

2. Isi labu ukur denan akuadest sampai tanda batas. Kerinkan baian luar dari labu ukur dan timbanlah labu ukur yan berisi akuadest terebut. Catat beratnya. 3. Ukur dan catat suhu akuadest. 4. Gunakan Tabel 2. untuk menentukan volum terkoreksi pada suhu percobaan. 5. Volum terkoreksi dihitun berdasarkan persamaan 6. Ulani lankah kerja 2. sampai denan lankah 5. sebanyak 3 kali. 7. Tentukan volum rata-rata (x) dan standar deviasi (σ). 8. Tentukan dan catat akurasi labu ukur 9. Tentukan dan catat persen kesalahan B.KALIBRASI PIPET SEUKURAN 1. Cuci, kerinkan dan timban erlenmeyer 50. Catat beratnya. 2. Transferkan sebanyak 10 akuadest ke dalam erlenmeyer 50 menunakan pipet volum 10. 3. Ukur dan catat suhu akuadest 4. Gunakan Tabel 2. untuk menentukan volum terkoreksi pada suhu percobaan 5. Ulani sebanyak 3 kali 6. Tentukan volum rata-rata (x) dan standar deviasi (σ). 7. Tentukan dan catat akurasi Erlenmeyer 8. Tentukan dan catat persen kesalahan C.KALIBRASI BURET 1. Cuci, kerinkan dan timban erlenmeyer 50. Catat beratnya. 2. Isi buret 50 denan akuadest sampai penuh. 3. Alirkan air sampai meniskus buret di anka nol pada buret. 4. Tempatkan erlenmeyer 50 yan sudah ditimban di buret. 5. Alirkan 10 air dari buret dan tampun dalam erlenmeyer. 6. Hentikan aliran air dari buret 7. Catat volume yan ditransfer oleh buret. 8. Timbanlah erlenmeyer yan sudah terisi akuadest dari buret.. 9. Ulani lankah 2 sampai denan lankah 8 sebanyak 3 kali. 10. Ukur dan catat suhu akuadest 11. Gunakan Tabel 2. untuk menentukan volum terkoreksi pada suhu percobaan 12. Tentukan volum rata-rata (x) dan standar deviasi (σ). 13. Tentukan dan catat akurasi Erlenmeyer 14. Tentukan dan catat persen kesalahan 8

X. DATA PENGAMATAN: 9

Sumber Tabel: Widjajanti, Endan (2009). KALIBRASI PERALATAN GELAS DI LABORATORIUM KIMIA Makalah UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA, Yoyakarta. Sumber Prosedur : http://file.upi.edu/direktori/fpmipa/jur._pend._kimia/19680 2161994022- SOJA_SITI_FATIMAH/Kuliah_teklab_Kalibrasi/Cara_Kalibrasi_Peralata n_ Volumemetri.pdf 10

A. KALIBRASI LABU UKUR Volume Labu Ukur = 25 Suhu Air = 25 o C Percobaan Berat Labu Ukur + Aquadest (B ram) 42,0420 42,0411 42,0418 Berat Labu Ukur Koson (A ram) 17,1958 17,1933 17,1945 Berat Aquadest (ram) 24,8462 24,8478 24,8473 Volume Terkoreksi () 24,9192 24,9208 24,9203 Akurasi (%) 0,0028 % Persen Kesalahan (%) 0,32% 0,32% 0,32% Volume Terkoreksi Rata rata + Standar Deviasi 24,9208 Perhitunan : a. b. Hara rata rata ( ) 11

c. Standar deviasi ( d. Akurasi e. Persen Kesalahan 12

B. KALIBRASI PIPET SEUKURAN Volume Pipet Seukuran = 3 Suhu Air = 25 o C Percobaan 1 2 3 Berat Erlenmeyer + Aquadest (B ram) 24,8090 24,8099 24,8229 Berat Erlenmeyer Koson (A ram) 21,8586 21,8591 21,8586 Berat Aquadest (ram) 2,9504 2,9508 2,9643 Volume Terkoreksi () 2,9591 2,9595 2,9724 Volume Terkoreksi Rata rata + Standar Deviasi 2,9704 Akurasi (%) 0,22 % Persen Kesalahan (%) 1,38 % 1,37 % 0,91 % Perhitunan : a. 13

b. Hara rata rata ( ) c. Standar deviasi ( -3 d. Akurasi e. Persen Kesalahan 14

C. KALIBRASI BURET Volume Buret = 25 Suhu Air = 25 o C Tabel Penimbanan Botol Timban Botol Timban Ke- 1 2 3 4 5 Massa Botol Timban + Air 21,630 1 27,109 4 31,320 0 36,809 6 41,0511 Massa Botol Timban Koson 16,789 6 17,397 5 16,790 7 17,397 2 16,7758 Massa Air 4,8405 9,7119 14,529 3 19,412 4 24,2753 Tabel Pembacaan Skala Buret Skala Volume Suhu Air Buret Buret ( o c) Seharusn Terbaca ya 25 o c 5 5 25 o c 25 o c 25 o c 25 o c L Perhitunan : 10 10 15 15 20 20 25 25 Volume Hitun () 4,8547 9,7404 14,5720 19,4694 24,3466 Volume Koreksi (V. hitun berat isi) 0,0142 ml 0,0285 ml 0,0427 ml 0,0570 ml 0,0713 ml a. 15

b. Volume Koreksi Rata-rata 16

Sumber Prosedur : Widjajanti, Endan (2009). KALIBRASI PERALATAN GELAS DI LABORATORIUM KIMIA Makalah UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA, Yoyakarta. A. KALIBRASI LABU UKUR Volume Labu Ukur = 25 Suhu Air = 25 o C Percobaan 1 2 3 Berat Labu Ukur + Aquadest (B ram) 42,0417 42,0308 42,0234 Berat Labu Ukur Koson (A ram) 17,1991 17,1974 17,1914 Berat Aquadest (ram) 24,8426 24,8334 24,8320 Volume Terkoreksi () 24,9206 24,9064 24,9050 Volume Terkoreksi Rata rata + Standar Deviasi 24,9177 Akurasi (%) 0,03 % Persen Kesalahan (%) 0,32 % 0,38 % 0,38 % Perhitunan : a. 17

b. Hara rata rata ( ) c. Standar deviasi ( 18

d. Akurasi e. Persen Kesalahan B. KALIBRASI PIPET SEUKURAN Volume Pipet Seukuran = 3 Suhu Air = 25 o C Percobaan 1 2 3 Berat Erlenmeyer + Aquadest (B ram) 114,339 6 114,305 2 114,3313 Berat Erlenmeyer Koson (A ram) 111,378 7 111,382 5 111,3803 Berat Aquadest (ram) 2,9609 2,9227 2,9510 Volume Terkoreksi () 2,9696 2,9313 2,9597 Volume Terkoreksi Rata rata + Standar Deviasi 0,9697 Akurasi (%) 0,55 % Persen Kesalahan (%) 1,02 % 2,34 % 1,02% 19

Perhitunan : a. b. Hara rata rata ( ) c. Standar deviasi ( 20

d. Akurasi e. Persen Kesalahan C. KALIBRASI BURET Volume Buret = 25 Suhu Air = 25 o C Tabel Penimbanan Botol Timban Botol Timban Ke- 1 2 3 4 5 Massa Botol Timban + Air 116,278 1 116,184 2 116,224 4 116,260 9 116,2325 Massa Botol 111,379 111,384 111,382 111,380 111,3818 Timban 5 5 9 2 Koson Massa Air 4,8986 4,7997 4,8415 4,8807 4,8507 Tabel Pembacaan Skala Buret 21

Skala Awal Buret Skala Akhir Buret Volume Pena matan 0,00 5,10 5,10 5,10 10,00 15,00 20,00 10,00 15,00 20,00 25,00 4,90 5,00 5,00 5,00 Volume Terkore ksi () 4,9130 4,8138 4,8557 4,8950 4,8650 Akurasi (%) 0,70 % Persen Kesala han (%) 3,81 % 1,79 % 2,97 % 2,14 % 2,77 % V. Terkore ksi Rata rata + Std Deviasi 4,9027 Perhitunan : a. 22

b. Hara rata rata ( ) c. Standar deviasi ( d. Akurasi e. Persen Kesalahan 23

XI. PEMBAHASAN : 1. Praktikum penetapan alat-alat ukur elas volumetrik bertujuan untuk menkalibrasi suatu alat ukur, hal ini dilakukan karena pada saat menunakan alat ukur tersebut serinkali volume yan tertera pada alat tersebut tidak sesuai denan volume sebenarnya yan disebabkan oleh beberapa faktor seperti suhu. Suhu sanat mempenaruhi berat jenis air karena 1 ml air tidak sama denan 1 ram untuk semua suhu, Volume wadah elas pun dapat berubah-rubah denan suhu yan 24

berbeda beitupun denan aya tekan udara yan sanat berantun pada suhu. 2. Sebelum dilakukan kalibrasi, alat elas harus bersih dan benar benar kerin. Harus bersih dimaksudkan aar tidak ada penotor yan tertimban dan harus kerin dimaksudkan aar tidak ada aquadest ataupun air yan ikut tertimban. 3. Dasar umum dalam kalibrasi alat adalah menentukan berat air yan dimuat atau dikeluarkan oleh suatu alat elas tertentu, denan density air yan diketahui, volume yan tepat akan dapat dihitun. 4. Air diunakan sebaai salah satu bahan untuk menkalibrasi alat, dikarenakan kerapatan air pada berbaai suhu telah diketahui denan tepat dalam keadaan vakum sehina lebih memudahkan untuk kalibrasi. 5. Penkalibrasian sebaiknya dilakukan secara berulan-ulan, aar diperoleh data yan akurat. Standar kalibrasi adalah merupakan standar yan diperboleh untuk melakukan suatu penukuran. Penkalibrasian dilakukan untuk membandinkan nilai ukur denan standar nasional atau internasional. 6. Dalam kalibrasi alat ukur volumetrik ini besarnya akurasi yan dihasilkan dipenaruhi oleh beberapa kesalahan seperti kesalahan pada saat membaca meniskus pada alat ukur tersebut atau kesalahan saat penimbanan yan tidak stabil pada saat pembacaan. 7. Alat yan tidak layak diunakan di laboratorium industri akan direkomendasikan kepada laboratorium yan tidak memerlukan ketelitian tini seperti laboratorium mikro 8. Parameter kelayakan pada penujian kelibrasi alat ukur elas ditinjau dari % akurasi tinkat ketelitian alat ukur yan diuji. XII. KESIMPULAN : XIII. DAFTAR PUSTAKA : 25