Seminar Tugas Akhir KBA BAB I PENDAHULUAN

dokumen-dokumen yang mirip
PEMAHAMAN TERHADAP PUSAT SOSIAL REMAJA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar belakang pengadaan proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Windrayana Raditya, I Wyn ( ) Seminar Tugas Akhir KBA (Alur Desain) BAB PENDAHULUAN

Olahraga ekstrem telah lama lahir dan dikenal oleh masyarakat luas, dengan banyak pilihan jenis serta spesifikasi yang berbeda beda.

GELANGGANG REMAJA DI JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Seni Fotografi Semarang. Ilham Abi Pradiptha Andreas Feininger, Photographer,

BAB I PENDAHULUAN TA 29

BAB I PENDAHULUAN. Skripsi / Tugas Akhir Angkatan 60 Universitas Mercu Buana Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Jurusan Arsitektur

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pusat Komunitas Fotografi di Denpasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bahkan hal ini sudah terjadi sejak dulu. Kenakalan remaja, seperti sebuah

BAB II PEMAHAMAN PUSAT REHABILITASI NARKOBA DENGAN METODE THERAPEUTIC COMMUNITY

2016 PENGARUH PELAKSANAAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP INTERAKSI SOSIAL DAN SOSIALISASI ANAK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. olehnya. Bahkan kesenian menjadi warisan budaya yang terus berkembang dan maju.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata Kunci: pendidikan, Pasraman, pengetahuan, agama Hindu

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu individu yang dinamis namun sudah. cukup lama dirasakan adanya ketidakseimbangan antara perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara. 1 Koentjaranigrat (seniman). Majalah Versus Vol 2 edisi Februari 2009

PUSAT SOSIAL REMAJA DI DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PERMASALAHAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. : 1. Masa muda, 2. Kaum muda, 3. Remaja. : Tempat yang dianggap penting/pumpunan dari berbagai kedudukan/kegiatan sesuai dengan golongannya 2

BAB I PENDAHULUAN. ( diakses 2 Maret 2015) ( diakses 2 Maret 2015)

ENTERTAINMENT CENTER DI PURWODADI

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan Fasilitas Wisata Air di Blahkiuh 1

BAB I PENDAHULUAN. Perencanaan & Perancangan Interior Gallery Coffee & Café di Jakarta 1

BAB 1 PENDAHULUAN. mengespresikan kegiatan positifnya. Jumlah pemuda kota medan

BAB I PENDAHULUAN. seperti halnya perkembangan ekonomi, industri dan pusat-pusat rekreasi dan hiburan.

BAB I PENDAHULUAN. City Hotel di Denpasar

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR GAMBAR... v DAFTAR TABEL...viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan satu hal. Maka dari itu pada perancangan ini menerapkan konsep pelangi

I. PENDAHULUAN. masa sekarang dan yang akan datang. Namun kenyataan yang ada, kehidupan remaja

BAB I PENDAHULUAN. :Bangunan untuk tempat tinggal. (

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembinaan dan pengembangan generasi muda terus-menerus ditingkatkan sejalan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Panti Rehabilitasi Ketergantungan NAPZA Arsitektur Perilaku. Catherine ( ) 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. Laporan Seminar Tugas Akhir 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Organisasi merupakan suatu wadah yang memiliki dimensi sistem sosial dan. kepentingan bersama, karena terdiri dari sejumlah individu yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall

BAB I PENDAHULUAN. Pengembangan obyek wisata air bojongsari dengan penekanan filosofi air sebagai sarana mengembangkan kreativitas anak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Youth Center di Kudus Muhammad Budi Utomo

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT diartikan setiap perbuatan. terhadap seseorang terutama perempuan yang berakibat timbulnya kesengsaraan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. juta jiwa adalah remaja usia tahun (BkkbN,2014). Menurut bidang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Kondisi geografis Indonesia menyebabkan adanya keanekaragaman,

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Seminar Tugas Akhir. Sirkuir Motocross dan Supercross di Lahan Pasca Galian C Kali Unda, Klungkung BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN. Kelamin, Provinsi, dan Kabupaten/Kota, [terhubung berkala]. [3 April 2009]. 2

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KOMPLEKS GEDUNG OLAHRAGA DI WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. Jenjang Pendidikan Atlet Binaan

I. 1 Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang mempunyai prioritas penting saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan musik sulit dipisahkan dari kehidupan masyarakat Kota


BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Landasan Konseptual Perancangan Tugas Akhir

SEMESTER I-2007/2008 STUDIO PERANCANGAN AKHIR A. A. Putra Munchana / BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Kebutuhan Perumahan bagi Penduduk Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, remaja berasal dari kata Latin adolensence yang berarti tumbuh atau

Halaman Judul... i Abstrak... ii Kata Pengantar... iii Daftar Isi... iv Daftar Gambar... viii Daftar Tabel... x Daftar Diagram...

PUSDIKLAT Tenis Lapangan Bali di Denpasar BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN ± 153 % ( ) ± 33 % ( ) ± 14 % ( ) ± 6 % ( )

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendasar yang harus diwujudkan untuk melangsungkan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. Gelanggang olahraga merupakan suatu bangunan yang dapat menampung kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. baru, maka keberadaan seni dan budaya dari masa ke masa juga mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proyek

GEDUNG PAMER DAN LAYANAN PURNA JUAL

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk kota Yogyakarta berdasarkan BPS Propinsi UKDW

BAB I PENDAHULUAN. dan teknik yang berkaitan dengan komposisinya (analisis bentuk at au penataan

1.1 BAB I 1.2 PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN UMUM. : Jl. Jenderal Sudirman, Kec. Tangerang, Kotamadya Tangerang. : Berskala lingkungan, diutamakan untuk para. sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Presentase Jumlah Pecinta Seni di Medan. Jenis Kesenian yang Paling Sering Dilakukan Gol. Jumlah

YOUTH CENTER DI KUDUS Dengan Penekanan Desain Arsitektur Neo Vernakular

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang Proyek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan hasil pembagunan baik fisik maupun mental sosial. tanggungjawab dan bermanfaat sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Dalam bab 1 Pendahuluan ini terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, tujuan, dan metode penelitian. Pada latar belakang terdapat uraian alasan dan hal-hal yang mendasari penulisan topik pada makalah Seminar Tugas Akhir ini. Rumusan masalah berisikan masalah yang diidentifikasi dan akan dibahas pada tahap selanjutnya. Tujuan merupakan uraian yang ingin dicapai dari penulisan ini. Metode penelitian merupakan metode dalam mengumpulkan, meneliti data, serta memecahkan masalah dalam penulisan makalah Seminar Tugas Akhir ini secara garis besar. 1

1.1 Latar Belakang Selama rentang kehidupan manusia, telah terjadi banyak pertumbuhan dan perkembangan dari mulai lahir sampai dengan meninggal dunia. Dari semua fase perkembangan manusia tersebut, salah satu yang paling penting dan paling menjadi pusat perhatian adalah masa remaja. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, remaja berarti mulai dewasa, sudah sampai umur untuk kawin. Remaja juga berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional, sosial, dan fisik (Hurlock, E. : 1991). Santrock (2003:26), menyebutkan bahwa remaja/ adolesence diartikan sebagai masa perkembangan transisi antara masa anak dan masa dewasa yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial emosional. Batasan usia remaja yang umum digunakan oleh ahli adalah antara 12 hingga 21 tahun, dimana pada tingkat pendidikan berkisar antara sekolah menengah pertama hingga ke perguruan tinggi. Pada batasan usia seperti itu, maka dapat disimpulkan bahwa remaja merupakan fase perkembangan manusia pada usia yang relatif muda dan berada pada tahap produktif, serta proses dimana perubahan seorang anak menuju dewasa dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan cara bersosialisasi dengan sesamanya. Dalam berkumpul dan bersosialisasi, tentunya para remaja ini membutuhkan sebuah tempat yang mendukung. Membicarakan mengenai tempat berkumpul dan bersosialisasinya, remaja sebagai generasi muda saat ini lebih sering menghabiskan waktu luangnya untuk menikmati sarana hiburan yang identik dengan kebebasan dan perilaku negatif seperti jalan-jalan ke mall, bersenangsenang di tempat karaoke, sampai hiburan malam. Hal ini dikarenakan perkembangan zaman yang sudah sangat cepat dan perkembangan teknologi menyebabkan perkembangan tempat bersosialisasi tersebut sering diidentikan dengan kegiatan yang berbau negatif seperti narkoba, miras, seks bebas, tawuran, dan sebagainya. Ditambah dengan fakta bahwa tingkat penyalahgunaan narkotika di kalangan remaja semakin meningkat dari tahun ke tahun. Polda Bali dalam Statistik Kriminal Provinsi Bali 2013, menyebutkan terdapat 319 kasus penyalahgunaan narkotika yang penggunanya didominasi dari kalangan remaja, khususnya mahasiswa yang berada di Kota Denpasar. Padahal remaja merupakan tahapan usia dimana mereka dapat bersosialisasi sekaligus menghasilkan prestasi 2

dan karya melalui kreativitas sesuai dengan minat/ hobi dan bakatnya. Beberapa contoh hobi yang berkembang dan banyak diminati di kalangan remaja perkotaan saat ini antara lain bermain skateboard, sepeda BMX, maupun di bidang seni antara lain musik, tari, graffiti, mural, serta fotografi. Namun pada kenyataannya di lapangan, para remaja kurang memiliki fasilitas untuk bersosialisasi sekaligus menyalurkan hobinya tersebut sehingga banyak dari mereka yang melakukan kegiatan kegemarannya di tempat seadanya seperti di jalan dan lahan parkir area perdagangan yang sudah tutup atau tidak beroperasi pada malam hari. Denpasar sebagai ibukota provinsi, merupakan kota/kabupaten yang paling tinggi jumlah penduduknya di Bali dibandingkan kabupaten lainnya (Bali dalam angka, 2014). Jumlah usia remaja tertinggi juga terdapat di Kota Denpasar. BPS Kota Denpasar mencatat terdapat 155.071 jiwa penduduk dengan golongan usia 15-24 tahun. Namun banyaknya jumlah remaja di Kota Denpasar ini bertolak belakang dengan jumlah tempat bersosialisasi dan bertukar pendapat yang positif yang masih sedikit. Masih sangat minim terdapat tempat dengan fasilitas lengkap yang menjadi sarana para remaja bersosialisasi dan berkumpul bersama rekan - rekan mereka untuk menuangkan hobi sekaligus mengembangkan dirinya ataupun sekedar mengobrol dan bertukar pikiran. Beberapa tempat yang sudah ada di sekitar Denpasar seperti lapangan Puputan dan lapangan Renon kurang menyediakan apa yang sebenarnya remaja butuhkan untuk bersosialisasi dan mengembangkan dirinya terutama dengan variatifnya jenis hobi yang dimiliki para remaja saat ini. Sehingga sudah semestinya para remaja ini disediakan sebuah tempat yang dapat mewadahi semua kegiatan bersosialisasinya mulai dari sekedar berkumpul dan mengobrol, bertukar pikiran, menyalurkan hobinya untuk pengembangan diri bahkan bisnis UKMnya. Kebutuhan akan fasilitas ini juga didorong dengan fakta bahwa Kota Denpasar sebagai kota besar yang menjadi salah satu tujuan urban yang tentunya sedikit tidaknya mempengaruhi perkembangan remaja di dalamnya. Berdasarkan uraian di atas, penulis ingin mengadakan sebuah tempat yang memiliki fungsi sebagai pusat sosial remaja yang dapat mewadahi kebutuhan dan hasrat bersosialisasi bagi para remaja sekaligus menuangkan hobi dan bakatnya. Pusat Sosial Remaja yang akan dibuat adalah sebuah tempat yang memiliki 3

fasilitas-fasilitas yang digemari remaja sebagai tempat berkumpul dan bersosialisasi bagi mereka, seperti kafe, distro/consept store, working space, bookstore, bowling, billiard, serta ruang untuk menyalurkan hobinya seperti arena skateboard, BMX, graffiti, mural, fotografi, ruang latihan musik dan tari sampai panggung mini terbuka untuk arena pertunjukkannya. Dengan adanya Pusat Sosial Remaja ini diharapkan remaja masa kini memiliki wadah untuk berekreasi, berkumpul, bersosialisasi, bertukar pikiran dengan rekan-rekannya, serta mengembangkan bakatnya dalam satu tempat terpadu dan lengkap tanpa perlu khawatir adanya isu-isu negatif terhadap tempat berkumpul mereka, sehingga para orang tua pun nantinya juga tidak khawatir serta lebih memberikan kepercayaan saat anak-anaknya berkumpul bersama teman teman sebayanya. Pengadaan Pusat Sosial Remaja ini juga merupakan solusi preventif terhadap perilaku kenakalan remaja saat ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, timbul beberapa rumusan masalah yang menjadi pertimbangan terkait dengan ini yaitu sebagai berikut : 1. Fasilitas apa saja yang diperlukan sehingga dapat mewadahi kegiatan pada Pusat Sosial Remaja secara efektif? 2. Dimana idealnya Pusat Sosial Remaja direncanakan? 3. Bagaimana program fungsional, performansi, dan arsitektural pada perancangan Pusat Sosial Remaja? 4. Bagaimana konsep dan tema perancangan pada Pusat Sosial Remaja? 1.3 Tujuan Secara umum tujuan yang diharapkan adalah merancang Pusat Sosial Remaja, sebagai wadah yang representatif dan ideal untuk bersosialisasi, pengembangan diri, dan UMKM remaja di Bali khususnya di Denpasar. Dalam mencapai tujuan umum tersebut terdapat tujuan-tujuan khusus diantaranya: 1. Menentukan fasilitas utama, penunjang, pengelola dan servis pada Pusat Sosial Remaja. 4

2. Menentukan tapak untuk perencanaan Pusat Sosial Remaja. 3. Menentukan kapasitas, aktivitas, luasan ruang, dan kualitas ruang pada Pusat Sosial Remaja. 4. Menentukan konsep dan tema perancangan yang menyesuaikan dengan sifat dan karakter remaja pada Pusat Sosial Remaja. 1.4 Metode Penelitian Metode Penelitian merupakan cara atau strategi yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah. Tahapan dari metode perancangan ini yaitu dimulai dengan permulaan, persiapan, pengajuan usul, evaluasi dan diakhiri dengan tindakan. Metode yang digunakan dalam perancangan Pusat Sosial Remaja di Denpasar ini adalah sebagaia berikut: 1.4.1 Metode Kuantitaif A. Data Primer Merupakan informasi yang dikumpulkan langsung dari sumbernya. Dalam hal ini penulis bertindak sebagai pengumpul data. Data primer diperoleh melalui: 1. Observasi, merupakan tahap pengumpulan data melalui pengamatan langsung ke lapangan. Observasi yang dilakukan penulis diantaranya: Augi Sport Centre and Lifestyle The Ship Billiard Centre Paradiso Bowling and Billyard Centre Deus Ex Machina Consept Store and Bar. 2. Wawancara, merupakan tahap pengumpulan data dengan melakukan wawancara dan tanya jawab dengan pihak-pihak yang terkait dengan proyek. Wawancara yang dilakukan diantaranya: Manager serta staff Augi Sport Centre and Lifestyle Manager The Ship Billiard Centre Manager Deus Ex Machina Consept Store and Bar. B. Data Sekunder Merupakan informasi yang telah dikumpulkan oleh pihak lain. Dalam hal ini penulis tidak langsung memperoleh data dari sumbernya. 5

Peneliti bertindak sebagai pemakai data. Data sekunder ini berupa studi literatur, yang merupakan cara pengumpulan data yang berkaitan dengan permasalahanyang dibahas melalui buku-buku mapun literatur lain yang ada. Data-data ini kemudian dijadikan pedoman untuk menganalisa permasalahan yang ada. 1.4.2 Metode Kualitatif A. Metode komparatif Dengan cara membandingkan teori-teori yang selama ini telah didapat dari perkuliahan maupun literatur, sehingga didapat gambaran lebih jelas mengenai permasalahan yang ada di lapangan. B. Metode analisis Menguraikan kejadian-kejadian atau permasalahan yang ada, dari halhal yang bersifat makro, dari yang umum hingga khusus. 6