BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini peneliti akan membahas tentang hasil olah data yang sudah di analisis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan adalah suatu hubungan yang sakral atau suci dan pernikahan memiliki

BAB 5 KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN. Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan, diskusi dan saran-saran sehubungan hasil

BAB 4 ANALISIS HASIL Gambaran umum responden. bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai identitas responden.

BAB IV PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMA Swasta se-kota Salatiga, dengan subyek

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini menjelaskan tentang pembahasan teori yang sudah disinggung pada bab

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang

PERBEDAAN PENYESUAIAN PERNIKAHAN PADA SUAMI DAN ISTERI YANG DIJODOHKAN DENGAN YANG TIDAK DIJODOHKAN. Wiken Tri Nurfitria Dewanti

BAB 4 Hasil Penelitian dan Interpretasi

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa jurusan Psikologi Binus

BAB 4 ANALISIS HASIL. Responden dalam penelitian ini adalah pasangan suami istri yang telah

4. HASIL DAN INTERPRETASI HASIL

BAB 5 ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

Gambaran Karakteristik Partisipan Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

5. ANALISIS HASIL DAN INTERPRETASI DATA

BAB 4 ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. Pada rentang kehidupan manusia akan selalu terjadi proses perkembangan.

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS HASIL

4. ANALISIS DAN INTERPRETASI DATA

4. HASIL DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN. 4. A. Gambaran Umum Subjek Penelitian 4. A.1. Gambaran jenis kelamin subjek penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Analisis deskripsi dalam penelitian ini membahas mengenai deskripsi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. item pernyataan pada adversity quotient dan 25 item pernyataan pada kinerja

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

5. ANALISIS HASIL DAN INTERPRETASI DATA

DAFTAR ISI. ABSTRAK... iii. KATA PENGANTAR. v. DAFTAR ISI.ix. DAFTAR SKEMA... xii. DAFTAR TABEL xiii. DAFTAR LAMPIRAN xiv

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. (Santrock,2003). Hall menyebut masa ini sebagai periode Storm and Stress atau

Lokasi penelitian dilakukan pada Perpustakaan SMP Negeri 15 Bandung yang terletak di Jalan Dr. Setiabudhi Nomor 89.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Tabel 4.1 Data Sebaran Responden. Kelas Putra Putri Jumlah X A X B XI BHS XI IPA

BAB IV HASIL PENELITIAN. Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret dengan jumlah 214 orang.

4. HASIL DAN ANALISIS HASIL

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan software program SPSS (Statistical

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini, akan dipaparkan hasil penelitian mengenai kecemasan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. metodologi dari konsep serta menyusun hipotesis; c) membuat alat ukur

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian ini akan dijabarkan mengenai gambaran umum subjek, hasil

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. berdasarkan usia, jenis kelamin, tipe kepribadian, domisili, jenis kendaraan Profil Responden Berdasarkan Usia

BAB I PENDAHULUAN. awal membuat komitmen dengan orang lain atau menghadapi. kemungkinan rasa terisolasi dan keterpurukan pada kegiatan dan

BAB VI ANALISIS HUBUNGAN KARAKTERISTIK ANGGOTA DAN RELASI GENDER DALAM KOWAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di zaman yang semakin maju dan modern, teknologi semakin canggih dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Universitas Bina Nusantara yang sedang mengerjakan skripsi. Penyebaran

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS HASIL. (10%); 31, 34, dan 35 tahun berjumlah 3 orang (7,5%); 27 tahun. tahun masing-masing 1 orang (2,5%).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai hubungan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DATA

Uji 2 Sampel Tidak Berpasangan Bag 4b dan 4c. (Uji Mann U Whitney dan Uji Kolmogorov Smirnov)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Beberapa dekade lalu, orang tua sering menjodohkan anak mereka dengan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada bagian Corrected item-total correlation semua angka diatas 0,300, karena

PENYAJIAN DATA DUA VARIABEL ATAU LEBIH. Disiapkan untuk Materi Perkuliahan Statistik Sosial Program Sarjana Departemen Ilmu Administrasi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen semu (experimental

GAMBARAN KEPUASAN PERNIKAHAN PADA ISTRI YANG TELAH MENIKAH TIGA TAHUN DAN BELUM MEMILIKI ANAK KEUMALA NURANTI ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. laki-laki dan perempuan. Responden siswa laki-laki sebanyak 37 siswa atau 60 %.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sugiyono (2008:119) mengemukakan bahwa metode komparatif atau ex post facto

BAB III TEMUAN PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. yang ada, pendapat yang berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah anak didik daycare yang

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Berikut ini akan dipaparkan hasil pengolahan data dari penelitian

BAB 4 Analisis Hasil

BAB IV HASIL PENELITIAN, ANALISIS DAN PEMBAHASAN

2015 HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI PARENTAL ATTACHMENT DAN RELIGIUSITAS DENGAN KESIAPAN MENIKAH PADA MAHASISWA MUSLIM PSIKOLOGI UPI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. sekolah. Penulis membagikan Skala kebiasaan belajar kepada respondenpada tanggal 27 Juni

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Personil Polri adalah anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang telah

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden terdiri dari 101 orang yang terdiri dari 26 laki-laki (25,74 %), dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Berikut kutipan wawancara yang dilakukan peneliti dengan seorang wanita

BAB IV HASIL PENELITIAN. 1. Karakteristik Responden

Hubungan Religiusitas dengan Kepuasan Pernikahan pada Individu yang Menikah Melalui Ta aruf

Uji Z atau t Uji Z Chi- square

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah a mixed methods

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. dilakukan adalah persiapan penelitian, di antaranya:

BAB III METODE PENELITIAN. data dan diakhiri dengan menjelaskan waktu dan tempat penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pernikahan merupakan salah satu tahapan dalam kehidupan manusia. Hal ini

Judul...i. Pengesahan Pembimbing...ii. Abstrak...iii. Kata Pengantar...iv. Daftar Isi...vii. Daftar Tabel...xi. Daftar Bagan...xii

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN` Pada bab ini, akan dipaparkan mengenai hasil penelitian mengenai penyebab stres

BAB IV HASIL KAJIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS HASIL. Bab ini akan menjelaskan hasil pengolahan data dan analisis data yang terdiri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang menggunakan perhitungan statistik melalui program SPSS versi 16.

GAMBARAN PERSEPSI PERNIKAHAN PADA REMAJA YANG ORANGTUANYA BERCERAI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek penelitian ini adalah 12 siswa yang hasil pre-testnya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Remaja yang Menikah Muda. Berikut ini akan dipaparkan mengenai gambaran sampel penelitian.

UJI PERBEDAAN DUA SAMPEL. Materi Statistik Sosial Administrasi Negara FISIP UI

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VII HUBUNGAN KETERAMPILAN BERKOMUNIKASI DENGAN EFEKTIVITAS KOMUNIKASI ANTAR ETNIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Perkawinan. Definisi lain menurut Wahyuningsih (2013) berdasarkan teori Fowers dan

BAB I PENDAHULUAN. cinta, seiring dengan perkembangan dan pertumbuhan individu dewasa.

DAFTAR ISI. DAFTAR LAMPIRAN.. xviii

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa MA Boarding School Amanatul

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini menggunakan sampel berjumlah 83 yaitu mahasiswa

BAB V KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. maka akan dijelaskan pengertian dari variabel-variabel tersebut sehingga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membahas mengenai kualitas komunikasi yang dijabarkan dalam bentuk pengertian kualitas

Transkripsi:

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan membahas tentang hasil olah data yang sudah di analisis oleh peneliti dan penjabaran tentang hasil yang sudah didapatkan. Berikut pemaparan tentang hasil penelitian. 4.1 Profil responden Subyek dalam penelitian 160 orang suami-isteri, dibagi menjadi dua kelompok 80 orang suami-isteri yang dijodohkan serta kelompok kedua suami dan isteri yang tidak dijodohkan. Berikut tabel frekuensi jumlah responden pada tiap-tiap kelompok: Tabel 4 1. Frekuensi Jumlah Responden Pada Kelompok Suami dan Isteri Yang Dijodohkan dan Tidak Dijodohkan Kelompok Dijodohkan Frekuensi Percent Suami 40 orang 50% Isteri 40 orang 50% Total 80 orang 100% Kelompok Tidak Dijodohkan Suami 40 orang 50% Isteri 40 orang 50% Total 80 orang 100% Sumber: Data Penelitian Pada tabel di atas menunjukkan jumlah suami dan isteri yang dijodohkan 80 orang dan yang tidak dijodohkan. Pertimbangan mengambil sampel dengan jumlah tersebut, karena ketidaktahuan peneliti terhadap jumlah populasi yang tepat pada subyek penelitian.

4.1.1 Karakteristik Subyek Suami-Isteri Tidak Dijodohkan Dan Yang Dijodohkan Peneliti memiliki data kontrol untuk melihat deskripsi dan frekuensi dari data mengenai karakteristik subyek suami isteri yang tidak dijodohkan dan yang dijodohkan. Data yang ada pada peneliti yang telah diisi oleh suami isteri melalui kuesioner sebagai berikut, jenis kelamin, usia pernikahan, lama berpacaran pada kelompok pasangan yang tidak dijodohkan dan tipe perjodohan untuk kelompok pasangan dijodohkan. Berikut pembahasan tentang deskripsi dan frekuensi pada data kontrol. 4.1.2 Karakteristik Subyek Berdasarkan Usia Suami-Isteri Tidak Dijodohkan Dan Dijodohkan Karakteristik pertama dalam penelitian ini yaitu berdasarkan usia pasangan yang tidak dijodohkan dan dijodohkan. Pengelompokkan usia dewasa muda diambil peneliti berdasarkan teori yang sudah di gunakan karena setiap orang menikah dengan persentase terbanyak di usia dewasa muda. Subyek penelitian ini berusia 25-35 tahun. Berikut gambaran frekuensi usia dan persentase usia subyek penelitian :

Tabel 4 2. Deskripsi Persentase Usia Subyek Suami-Isteri Tidak Dijodohkan dan Dijodohkan Usia Suami Dan Isteri Dijodohkan Usia Suami Persentase Isteri Persentase 25 28 tahun 12 orang 30% 25 orang 62,5% 29 32 tahun 23 orang 57,5% 15 orang 37,5% 33 35 tahun 5 orang 12,5% 0 0 Total 40 orang 100% 40 orang 100% Usia Suami Dan Isteri Yang Tidak Dijodohkan Usia Suami Persentase Isteri Persentase 25 28 tahun 18 orang 45% 35 orang 87,5% 29 32 tahun 18 orang 45% 5 orang 12,5% 33 35 tahun 4 orang 10% 0 0 Total 40 orang 100% 40 orang 100% Sumber : Data Penelitian Pada tabel di atas dapat terlihat dikisaran berapa usia suami dan isteri yang dijodohkan dan yang tidak dijodohkan. Pada suami yang dijodohkan usia 29-32 tahun paling banyak yaitu 23 orang dengan persentase 57,5%, sedangkan pada suami yang tidak dijodohkan usia suami yang terbanyak dikisaran 25-28 tahun dan 29-32 tahun dengan jumlah sama 18 orang, dengan persentase 45%. Pada tabel Isteri yang dijodohkan usia paling banyak dikisaran 25-28 tahun sebanyak 25 orang, dengan persentase 62,5%. Kisaran usia yang sama juga terdapat di suami dan isteri yang tidak dijodohkan. Paling banyak 35 orang di kisaran 25-28 tahun, dengan persentase 87,5%.

4.1.3 Karakteristik Subyek Berdasarkan Masa Pacaran Suami-Isteri Tidak Dijodohkan Karakteristik selanjutnya setelah usia subyek adalah waktu menjalin hubungan sebelum menikah atau dikenal sebagai pacaran pada pasangan tidak dijodohkan. Pengelompokkan responden pada lama pacaran berfungsi untuk mengetahui bahwa pasangan suami-isteri ini tidak dijodohkan dan menempuh masa berpacaran. Berikut hasil deskripsi masa pacaran suami-isteri tidak dijodohkan. Tabel 4 3. Deskripsi Persentase Masa Pacaran Pada Suami-Isteri Tidak Dijodohkan Masa Pacaran Frekuensi Persentase 0-1 tahun 32 40% 2-4 tahun 30 37,5% 5-7 tahun 14 17,5% > 7 tahun 4 5% Total 80 100% Sumber : Data Penelitian Dari tabel diatas diketahui bahwa pasangan yang menjalin hubungan pacaran selama 0-1 tahun yang paling banyak berjumlah 32 orang (40%). Pasangan yang paling sedikit masa berpacaran pada waktu > 7 tahun hanya berjumlah 4 orang (5%). 4.1.4 Karakteristik Usia Pernikahan Suami-Isteri Dijodohkan Dan Tidak Dijodohkan Karakteristik subyek yang ketiga yaitu usia pernikahan pada suami dan isteri yang dijodohkan dan yang tidak dijodohkan, akan dipaparkan dalam penelitian ini. Pengelompokkan usia pernikahan pada responden ini berfungsi untuk mengontrol, karena kriteria dalam penelitian ini adalah usia pernikahan 0-5 tahun, dalam usia tersebut pasangan menikah masih dalam masa adaptasi atau penyesuaian. Berikut deskripsi usia pernikahan suami-isteri yang tidak dijodohkan dan dijodohkan berserta persentasenya:

Tabel 4 4. Deskripsi Berdasarkan Usia Pernikahan Suami-Isteri Tidak Dijodohkan Usia Pernikahan Usia Pernikahan Suami dan Isteri Dijodohkan Suami Persentase Isteri Persentase 0 1 tahun 16 orang 40% 16 orang 40% 2 3 tahun 14 orang 35% 14 orang 35% 4 5 tahun 10 orang 25% 10 orang 25% total 40 orang 100% 40 orang 100% Usia Pernikahan Usia Pernikahan Suami dan Isteri Tidak Dijodohkan Suami Persentase Isteri Persentase 0 1 tahun 6 orang 15% 6 orang 15% 2 3 tahun 15 orang 37,5% 15 orang 37,5% 4 5 tahun 19 orang 47,5% 19 orang 47,5% total 40 orang 100% 40 orang 100% Sumber : Data Penelitian Terlihat pada tabel di atas suami dan isteri yang dijodohkan memiliki usia pernikahan lebih banyak ditahun awal pernikahan 0-1 tahun dengan persentase dari masing-masing kelompok 40%. Pada pasangan yang tidak dijodohkan juga berbeda mereka memiliki nilai persentase yang paling banyak di usia pernikahan 4-5 tahun dengan masing-masing persentase 47,5%. 4.1.5 Karakteristik Tipe Perjodohan Pada Suami-Isteri Dijodohkan Pengelompokkan tipe perjodohan dimaksudkan untuk mengetahui dengan cara apa suami-isteri dijodohkan berdasarkan tiga tipe perjodohan yang dijelaskan planned type (orang tua), delegation type (berdasarkan budaya), dan joint venture (ekonomi) berdasar pada fenomena yang sudah disinggung. Berikut hasil deskripsi tipe perjodohan dalam penelitian :

Tabel 4.5. Deskripsi Tipe Perjodohan Pada Suami-Isteri Dijodohkan Tipe Perjodohan Frekuensi Persentase Orang Tua 64 80% Budaya 10 12,5% Ekonomi 2 2,5% Lainnya 4 5% Total 80 orang 100% Sumber : Data Penelitian Dari deskripsi diatas diketahui tipe perjodohan yang dilakukan orang tua menempati posisi paling banyak dengan frekuensi 64 orang (80%) suami dan isteri. Pada jumlah yang paling sedikit adalah tipe perjodohan lainnya (biro jodoh) dengan frekuensi 4 orang (5%) suami dan isteri. 4.2 Tahapan Hasil Uji Hipotesis Dalam sub-bab ini akan dijelaskan hasil uji hipotesis secara bertahap, dengan memulai uji Mann-Whitney U Digunakan bila menguji hipotesis komparatif dua sampel independen dengan data ordinal. Peneliti menggunakan teknik non-parametrik karena skala pengukuran yang digunakan adalah ordinal. 4.2.1 Uji Mann-Whitney U Pada sub bab ini peneliti ingin menjabarkan proses analisis yang telah di hitung melalui proses analisis. Peneliti menggunakan teknik non parametrik. Mann-Whitney U digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel independen dengan data ordinal. Berikut hasil dari uji mann whitney u pada kelompok suami dijodohkan dan tidak dijodohkan:

Tabel 4.6. Deskripsi Rata-Rata Ranking Kelompok Suami Kelompok Jumlah Rata-Rata Ranking Suami Dijodohkan 40 Suami 20.66 Suami Tidak Dijodohkan 40 Suami 60.34 Total 80 Suami Kelompok Suami dijodohkan dan Tidak Asymp. Sig 2 tailed Sumber : Data Penelitian 0.000 Pada tabel di atas 2 tabel, di tabel pertama pada kelompok suami dijodohkan dan tidak dijodohkan, terlihat perbedaan ranking yang lebih rendah pada suami dijodohkan. Berarti Ha¹ diterima dan Ho¹ ditolak, dapat dilihat bahwa nilai asymp sig 2 tailed 0.000 < 0.05 yang artinya ada perbedaan penyesuaian pernikahan pada kelompok suami dalam penelitian. Tabel 4.7. Deskripsi Rata-Rata Ranking Kelompok Isteri Kelompok Jumlah Rata-Rata Ranking Isteri Dijodohkan 40 Suami 20.58 Isteri Tidak Dijodohkan 40 Suami 60.43 Total 80 Suami Kelompok Isteri Dijodohkan dan Tidak Asymp. Sig 2 tailed 0 Sumber : Data Penelitian Pada tabel selanjutnya di atas pada kelompok isteri dijodohkan dan tidak dijodohkan, terlihat perbedaan dalam kolom ranking yang lebih rendah pada isteri dijodohkan. Berarti Ha¹

diterima dan Ho² ditolak, dapat dilihat bahwa nilai asymp sig 2 tailed 0.000 < 0.05 yang artinya ada perbedaan penyesuaian pernikahan pada kelompok isteri dalam penelitian. 4.2.2 Gambaran Hasil Norma Penyesuaian Pernikahan Pada bab metodologi penelitian dalam sub-bab instrumen penelitian dan pengukuran peneliti membuat norma berdasarkan total skor yang diperoleh oleh data, berikut tabel ringkasan tentang norma yang telah dibuat berdasarkan empat kelompok subjek dimulai dari kelompok suami tidak dijodohkan: Tabel 4.8. Deskripsi Sebaran Skor Total Kelompok Suami Yang Dijodohkan Dan Yang Tidak Dijodohkan Sebaran Total Skor Suami Tidak Dijodohkan Kategori Frekuensi Persentase Tinggi 17 orang 42,5% Sedang 10 orang 25% Rendah 13 orang 32,5% Sebaran skor total Skor Suami Dijodohkan Kategori Frekuensi Persentase Tinggi 12 orang 30% Sedang 12 orang 30% Rendah 16 orang 35% Sumber Data Penelitian Pada tabel di atas terlihat perbedaan sebaran skor total pada kelompok suami tidak dijodohkan dengan persentase 42,5% pada kategori tertinggi. Pada kelompok suami dijodohkan dengan persentase 35% pada kategori rendah.

Tabel 4.9. Deskripsi Sebaran Skor Total Kelompok Isteri Yang Dijodohkan Dan Yang Tidak Dijodohkan Sebaran Skor Total Isteri Tidak Dijodohkan Kategori Frekuensi Persentase Tinggi 15 orang 37,5% Sedang 11 orang 27,5% Rendah 14 orang 35% Sebaran Skor Total Isteri Dijodohkan Kategori Frekuensi Persentase Tinggi 15 orang 37,5% Sedang 12 orang 30% Rendah 13 orang 32,5% Sumber Data Penelitian Pada tabel di atas kelompok isteri tidak dijodohkan memiliki sebaran skor total paling tinggi di kategori tinggi dengan persentase 37,5%. Pada kelompok isteri dijodohkan memiliki sebaran skor total di kategori tinggi dengan persentase 37,5%.

4.2.3 Uji Hipotesis Pada bab 2 sudah dibahas tentang hipotesis yang peneliti berikan. Beriku hipotesis yang peneliti berikan : Ho¹ : Penyesuaian pernikahan pada kelompok suami yang dijodohkan tidak lebih rendah dari kelompok yang tidak dijodohkan. Ho² : Penyesuaian pernikahan pada kelompok isteri yang dijodohkan tidak lebih rendah dari kelompok yang tidak dijodohkan. Ha¹ : Penyesuaian pernikahan kelompok suami yang dijodohkan lebih rendah dari yang tidak dijodohkan. Ha² : penyesuaian pernikahan kelompok isteri yang dijodohkan lebih rendah dari yang tidak dijodohkan. Dengan demikian Ho¹ dan Ho² ditolak, sehingga Ha¹ dan Ha² diterima. Dinyatakan bahwa terdapat perbedaan penyesuaian pernikahan pada kelompok suami dan isteri yang tidak dijodohkan dan dijodohkan.

4,4, Pembahasan Hasil Penelitian Pada sub-bab ini peneliti ingin membahas kesimpulan akhir dalam penelitian ini. Diawali pembahasan mengenai interpretasi pada masing-masing tabel yang menjadi data kontrol pada kuesioner. Pertama pada tabel tipe perjodohan dari hasil data penelitian menunjukkan bahwa suami dan isteri yang dijodohkan yang didominasi oleh planned type atau orang tua. Di Negaranegara maju seperti Amerika dan Italia, dewasa ini orang tua berfikir lebih aman menjodohkan anaknya karena menganggap pacaran adalah suatu hal yang menyesatkan, sehingga berpikir untuk menjodohkan anaknya lebih baik (Olson & DeFrain, 2010). Dalam latar belakang juga disinggung peran orang tua yang sebenarnya tidak meremehkan hubungan atas dasar cinta, tetapi dalam pernikahan yang didasari cinta sangat dihargai, namun orang tua memilki persepsi bahwa suami dan isteri yang dijodohkan diharapkan dapat mengembangkan hubungan yang penuh kasih setelah menikah bukan sebelum menikah (Tepperman & Wilson 1993 dalam Lamanna & Riedmann, 2009). Pada tabel usia pernikahan pada suami dan isteri yang dijodohkan memiliki nilai persentase tertinggi di usia pernikahan 0-1 tahun, dimana faktor baru menikah menjadi faktor lain kurangnya penyesuaian pernikahan atau waktu beradaptasi pada pasangan masih terlalu sebentar. Lain halnya dengan pasangan yang menikah tidak dijodohkan yang memiliki nilai persentase tertinggi di usia pernikahan 4-5 tahun, dimana faktor beradaptasi pada pasangan sudah lama. Dari tabel usia masing-masing suami dan isteri juga berbeda didalam kelompok suami yang dijodohkan paling tertinggi dengan persentase 57,5% di kisaran usia 29-32 tahun, dimana usia tersebut tergolong dewasa. Perolehan persentase pada suami tidak dijodohkan memiliki hasil sama pada kisaran usia 25-28 tahun dan 29-32 tahun, yaitu masing-masing 45%. Selain kelompok pada suami, usia isteri dijodohkan dengan persentase paling banyak dikisaran usia 25-28 tahun, dimana usia tersebut usia paling muda yang dikategorikan dalam penelitian. Pada isteri tidak dijodohkan memilki hasil yang sama, yaitu dengan persentase paling tinggi

dikisaran usia 25-28 tahun dengan persentase 87,5%. Dimana usia yang ada pada subyek merupakan usia dewasa muda dimana masa tersebut dewasa muda mulai membuat komitmen pribadi yang mendalam kepada orang lain (Erikson dalam Papalia, Olds & Fieldman, 2005) dengan cara menikah. Pada tabel uji kelompok dengan mann whitney u dalam sub-bab sebelumnya terlihat hasil ranking kelompok suami dan isteri yang tidak dijodohkan tidak lebih rendah dari kelompok dijodohkan. Suami isteri yang menikah melewati masa pacaran dimana mereka lebih mengenal satu sama lain seperti yang telah dijabarkan pada latar belakang tentang wheels theory. Pada suami isteri yang bermula dengan perkenalan, lalu merasa nyaman dan merasa dekat sehingga dapat mengekspresikan perasaan lebih mendalam pada hubungan suami isteri. Dalam kenyataannya dalam penelitian ini masa pacaran berpengaruh pada penyesuaian pernikahan. Adapun penyesuaian pernikahan memiliki beberapa faktor menurut Hurlock (1991), pada suami isteri yang tidak dijodohkan akan lebih mudah menyesuaikan diri untuk penyesuaian terhadap pasangannya, karena hubungan interpersonal yang sudah dibangun sebelum menikah. Dalam faktor penyesuaian seksual pada pernikahan suami isteri tidak dijodohkan akan cepat beradaptasi, karena tidak malu mengekspresikan kemesraannya karena usia pernikahan pasangan yang dijodohkan baru menginjak usia 0-1 tahun. Pada tabel sebaran skor total dalam gambaran norma dinyatakan skor total suami yang tidak dijodohkan persentasenya paling tinggi penyesuaian pernikahannya. Pada kelompok suami yang dijodohkan persentase paling tinggi di kategori rendah penyesuaian pernikahannya. Berbeda dengan kelompok isteri yang dijodohkan memiliki penyesuaian pernikahan yang tinggi dengan persentase yang sama, yaitu 37,5%. Kesimpulannya pernikahan suami dan isteri kelompok tidak dijodohkan memilki kategori tinggi sedangkan pada kelompok suami dijodohkan memiliki kategori rendah penyesuaian pernikahannya, berbeda dengan isteri yang dijodohkan memiliki penyesuaian pernikahan yang tinggi.