by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi

dokumen-dokumen yang mirip
BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK KELANGSUNGAN USAHA

Keselamatan kerja dan Kesehatan lingkungan 1

JURNAL MANAJEMEN OPERASIONAL. Yang dibimbing oleh Roro Arinda Reswanti Julian Pratama, S.E.

VISI MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG KAB. LOMBOK BARAT

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN ALAT MESIN PERTANIAN

PETUNJUK PELAKSANAAN PEMERIKSAAN KINERJA BPK 1. PENDAHULUAN

Gas dan Debu. Pada Tambang Bawah Tanah

BAB I PENDAHULUAN. tentang ketenaga kerjaan yakni penyegelan asset perusahaan jika melanggar

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.08/MEN/VII/2010 TAHUN 2010 TENTANG ALAT PELINDUNG DIRI

Jenis Informasi yang Terbuka dan Dikecualikan

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT JANTUNG HASNA MEDIKA NOMOR TENTANG PENANGGULANGAN KEBAKARAN DAN KEWASPADAAN BENCANA

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA TERSTRUKTUR MODEL LIMA KEKUATAN PORTER

LAMPIRAN LAMPIRAN Universitas Kristen Maranatha

LKPJ AKHIR MASA JABATAN BUPATI JOMBANG I BAB

5(C6H10O5) > C20H22O4 + 3CH4 + 8H2O + 6CO2 + CO

- 1 - PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 63 TAHUN 2000 TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN TERHADAP PEMANFAATAN RADIASI PENGION

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

Notulensi Rapat Kerja Pencanangan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pemda Birawa Bidakara, 28 Mei 2013

Metodologi Pemeringkatan untuk Perusahaan Baja

BAB 4. ANALISIS dan PEMBAHASAN

Hingga Juli 2012, telah digunakan anggaran insentif PKPP sebagai berikut: : Rp (74 % dari 250 juta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

RANCANGAN AWAL RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

SANITASI DAN KEAMANAN

USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH SEBAGAI DINAMISATOR DAN STABILISATOR PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Gatot (1999), ekowisata mulai menjadi isu nasional di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, sektor industri mengalami perkembangan pesat

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohani. Keselamatan dan kesehatan

STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN PENDEKATAN TOTAL FAKTOR PRODUCTIVITY 1) Oleh: Syahrituah Siregar, SE, MA 2)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja

BAB IITINJAUAN PUSTAKA TINJAUAN PUSTAKA. A. Manajemen Sumberdaya Manusia Manajemen Sumberdaya Manusia adalah penarikan seleksi,

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

NILAI-NILAI BERSAMA KEMITRAAN PLATFORM PANTAU GAMBUT

BAB III PROFIL RESPONDEN DAN LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

KERANGKA ACUAN PROGRAM KESELAMATAN/KEAMANAN LABORATORIUM PUSKESMAS KINTAMANI 1

BAB I PENDAHULUAN. teknologi sederhana atau tradisional menjadi teknologi maju dan sangat maju. dari segi modal maupun sumber daya manusia.

Oleh : Yuli Nurmayanti 1, Dini Rochdiani 2, Cecep Pardani 3. Fakultas Pertanian Universitas Galuh 2. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran

Bab II LANDASAN TEORI

BUKU INDIKASI KAWASAN HUTAN & LAHAN YANG PERLU DILAKUKAN REHABILITASI TAHUN 2003

Profil DAS Bengawan Solo

commit to user 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tempat Kerja Didalam Undang-undang No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

JUDUL : Managemen Tanggap Darurat

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

1.1. Latar Belakang. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman Isu-isu strategis

Amnesti Pajak materi lengkap diperoleh dari pajak.go.id

Soal K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja

DESAI EVALU IMPLEM BAB I PENDAHULUAN

IDENTIFIKASI PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DAN EVALUASI PEMENUHAN PERSYARATAN HUKUM YANG BERLAKU

PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Ringkasan untuk Pembuat Kebijakan

Octavery Kamil, Irwanto, Ignatius Praptoraharjo, Anindita Gabriella, Emmy, Siska Natalia Gracia Simanullang, Natasya Evalyne Sitorus, Sari Lenggogeni

STANDARD OPERATING PROCEDURE IDENTIFIKASI BAHAYA, PENILAIAN dan KONTROL RESIKO (HIRADC)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Keselamatan dan Kesehatan Kerja. subkontraktor, serta safety professionals.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) Penyusunan Sistem Informasi/Data Base Jalan dan Jembatan Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Sukamara TAHUN ANGGARAN 2014

BAB II JENIS-JENIS KEADAAN DARURAT

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Sistem Komputer, Dr.-Ing. Farid Thalib

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Mesin, Dr. Syahbudin

MODUL MATA KULIAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

KISI-KISI UJIAN TEORI KEJURUAN

III. METODE PENELITIAN. dan keberlanjutan usaha pada usaha yang berhasil perlu dilakukan untuk

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. PT. Sahabat Ternak Abadi (STA) merupakan salah satu perusahaan

Anggaran Berbasis Kinerja

SISTEM KETERSEDIAAN PANGAN DAERAH DENGAN ANALISA WILAYAH LUMBUNG PANGAN BERBASIS TEKNOLOGI SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2007 Ketua Program Studi Teknik Elektro, Busono Soerowirdjo, Ph.D

BAB 3 GAMBARAN UMUM RESPONDEN

DANA BANTUAN LANGSUNG - DBL

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN FEBRUARI 2016

Dalam Mengembangkan Infrastruktur dan Menyediakan Pelayanan Sumber Daya Air

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC) metode waterfall yang

TUGAS ARTIKEL RENCANA WIRAUSAHA

UPAH MINIMUM SEBAGAI JARING PENGAMAN, BUKAN SEBAGAI UPAH STANDAR Oleh:

Pedoman Perlidungan Kawasan Ekosistem Esensial

Kabupaten :. Kelompok Hutan :.

STUDI KELAYAKAN AGRIBISNIS

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan harus dapat meningkatkan kinerja dan perfomansinya agar dapat unggul

BAB I P E N D A H U L U A N

PEMELIHARAAN SDM. Program keselamatan, kesehatan kerja Hubungan industrial Organisasi serikat pekerja

BAB IV HASIL DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jakarta dengan luas 661,52 km 2 dan jumlah populasi jiwa serta kepadatan

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Wonosobo, Juli 2014 Kepala Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Wonosobo. M. ZUHRI, S.Sos., M.Si

STUDI PENGEMBANGAN POTENSI PENDAPATAN ASLI DESA. Pembangunan desa sebagai bagian integral dari pembangunan nasional pada

KEBIJAKAN KEMNAKER DALAM PEMBINAAN KOMPETENSI AHLI K3 KONSTRUKSI

STUDI IMPLEMENTASI PROGRAM MOBIL SEHAT DALAM PENINGKATAN DERAJAD KESEHATAN MASYARAKAT

TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT KALIWUNGU KENDAL TAHUN 2028 JURUSAN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

EVALUASI TEKNIK OPERASIONAL PENGUMPULAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DI KABUPATEN TANAH LAUT ( Studi Kasus : Kecamatan Pelaihari )

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Dalam menghadapi persaingan Masyarakat Ekonomi Asean (MEA)

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

URGENSI DAN PRINSIP K3 PERTEMUAN #2 TKT TAUFIQUR RACHMAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA INDUSTRI

Taman edukasi profesi dan Rekreasi anak medan

Transkripsi:

Manajemen Risik K3 di Perusahaan Pertambangan Psted n 21 Januari 2011 by Aria Gusti by : Andika Putra Utami; Yunike Rahmi; Dewi Permata Sari; Bismatullah; Ismadi Pendahuluan Pertambangan memiliki peran yang sangat penting dalam pembangunan nasinal. Pertambangan memberikan peran yang sangat signifikan dalam pereknmian nasinal, baik dalam sektr fiscal, mneter, maupun sektr riil. Peran pertambangan terlihat jelas dimana pertambangan menjadi salah satu sumber penerimaan negara; berkntribusi dalam pembangaunan daerah, baik dalam bentuk dana bagi hasil maupun prgram cmmunity develpment atau crprate scial respnsibility; memberikan nilai surplus dalam neraca perdagangan; meningkatkan investasi; memberikan efek berantai yang psitif terhadap ketenagakerjaan; menjadi salah satu faktr dminan dalam menentukan Indeks Harga Saham Gabungan; dan menjadi salah satu sumber energy dan bahan baku dmestik. Salah satu karakteristik industri pertambangan adalah padat mdal, padat teknlgi dan memiliki risik yang besar. Oleh karena itu, dalam rangka menjamin kelancaran perasi, menghindari terjadinya kecelakaan kerja, kejadian berbahaya dan penyakit akibat kerja maka diperlukan implementasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada kegiatan pertambangan. Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya krban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan leh teknlgi apapun. Upaya pencegahan dan pengendalian bahaya kerja yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja dapat dilakukan dengan penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja di tempat kerja.secara keilmuan K3, didefinisikan sebagai ilmu dan penerapan teknlgi tentang pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Dari aspek hukum K3 merupakan kumpulan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja.

Melalui peraturan yang jelas dan sanksi yang tegas, perlindungan K3 dapat ditegakkan, untuk itu diperlukan peraturan perundang-undangan yang mengatur tentang K3. Bahkan ditingkat internasinalpun telah disepakati adanya knvensi-knvensi yang mengatur tentang K3 secara universal sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknlgi, baik yang dikeluarkan leh rganisasi dunia seperti ILO, WHO, maupun tingkat reginal. Ditinjau dari aspek eknmis, dengan menerapkan K3, maka tingkat kecelakaan akan menurun, sehingga kmpensasi terhadap kecelakaan juga menurun, dan biaya tenaga kerja dapat berkurang. Sejalan dengan itu, K3 yang efektif akan dapat meningkatkan prduktivitas kerja sehingga dapat meningkatkan hasil prduksi. Hal ini pada gilirannya kemudian dapat mendrng semua tempat kerja/industri maupun tempat-tempat umum merasakan perlunya dan memiliki budaya K3 untuk diterapkan disetiap tempat dan waktu, sehingga K3 menjadi salah satu budaya industrial. Dengan melaksanakan K3 akan terwujud perlindungan terhadap tenaga kerja dari risik kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang dapat terjadi pada waktu melakukan pekerjaan di tempat kerja. Dengan dilaksanakannya perlindungan K3, diharapkan akan tercipta tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan tenaga kerja yang prduktif, sehingga akan meningkatkan prduktivitas kerja dan prduktivitas perusahaan. Dengan demikian K3 sangat besar peranannya dalam upaya meningkatkan prduktivitas perusahaan, terutama dapat mencegah krban manusia.. Dengan demikian untuk mewujudkan K3 diperusahaan perlu dilaksanakan dengan perencanaan dan pertimbangan yang tepat, dan salah satu kunci keberhasilannya terletak pada peran serta pekerja sendiri baik sebagai subyek maupun byek perlindungan dimaksud dengan memperhatikan banyaknya risik yang diperleh perusahaan, mulai diterapkan manajemen risik, sebagai inti dan cikal bakal SMK3. Penerapan ini sudah mulai menerapkan pla preventif terhadap kecelakaan kerja yang akan terjadi. Manajemen risik menuntut tidak hanya keterlibatan pihak manajemen tetapi juga kmitmen manajemen dan seluruh pihak yang terkait. Pada knsep ini, bahaya sebagai sumber kecelakaan kerja harus harus teridentifikasi, kemudian diadakan perhitungan dan priritas terhadap risik dari bahaya tersebut dan terakhir adalah pengntrlan risik. Ditahap pengntrlan risik, peran manajemen sangat penting karena pengntrlan risik membutuhkan ketersediaan semua sumber daya yang dimiliki leh perusahaan, karena pihak manajemen yang sanggup memenuhi ketersediaan ini. Semua knsep-knsep utama tersebut semakin menyadarkan akan pentingnya kebutuhan pengellaan K3 dalam bentuk manajemen yang sistematis dan mendasar agar dapat terintegrasi dengan manajemen perusahaan yang lain. Integrasi ini diawali

dengan kebijakan dari perusahaan untuk mengella K3 menerapkan suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3). B. Rumusan Masalah 1. Apa Itu Manajemen Resik Pertambangan. 2. Apa Faktr Resik Yang Ada Di Perusahaan Pertambangan. 3. Bagaimana Teknik Cara/Metde Pengellaan Resik Pada Perusahaan Pertambangan. 4. Apa Saja Manfaat Manajemen Resik Pada Perusahaan Pertambangan 5. Bagaimana Teknik Pencegahan Ledakan C. Tujuan Umum Untuk mengetahui manajemen resik pada perusahaan pertambangan terhadap keselamatan dan kesehatan pekerja. D. Tujuan Khusus 1. Untuk Mengetahui Pengertian Dari Manajemen Resik Pertambangan. 2. Untuk Mengetahui Faktr Resik Yang Ada Di Perusahaan Pertambangan. 3. Untuk Mengetahui Cara/Metde Pengellaan Resik Pada Perusahaan Pertambangan. 4. Untuk Mengetahui Manfaat Manajemen Resik Pada Perusahaan Pertambangan. 5. Untuk Mengetahui Teknik Pencegahan Ledakan Pengertian Manajemen Resik Pertambangan. Manajemen Resik Pertambangan adalah suatu prses interaksi yang digunakan leh perusahaan pertambangan untuk mengidentifikasi,mengevaluasi,dan menanggulangi bahaya di tempat kerja guna mengurangi resik bahaya seperti kebakaran, ledakan, tertimbun lngsran tanah, gas beracun, suhu yang ekstrem,dll.jadi, manajemen resik merupakan suatu alat yang bila digunakan secara benar akan menghasilkan lingkungan kerja yang aman,bebas dari ancaman bahaya di tempat kerja.

Faktr Resik Yang Ada Di Perusahaan Pertambangan Adapun Faktr Resik yang sering dijumpai pada Perusahaan Pertambangan adalah sebagai berikut : a. Ledakan Ledakan dapat menimbulkan tekanan udara yang sangat tinggi disertai dengan nyala api. Setelah itu akan diikuti dengan kepulan asap yang berwarna hitam. Ledakan merambat pada lbang turbulensi udara akan semakin dahsyat dan dapat menimbulkan kerusakan yang fatal. b. Lngsr Lngsr di pertambangan biasanya berasal dari gempa bumi, ledakan yang terjadi di dalam tambang,serta kndisi tanah yang rentan mengalami lngsr. Hal ini bisa juga disebabkan leh tidak adanya pengaturan pembuatan terwngan untuk tambang. c. Kebakaran Bila akumulasi gas-gas yang tertahan dalam terwngan tambang bawah tanah mengalami suatu getaran hebat, yang diakibatkan leh berbagai hal, seperti gerakan rda-rda mesin, tiupan angin dari kmpresr dan sejenisnya, sehingga gas itu terangkat ke udara (beterbangan) dan kemudian membentuk awan gas dalam kndisi batas ledak (explsive limit) dan ketika itu ada sulutan api, maka akan terjadi ledakan yang diiringi leh kebakaran. Cara / Metde Pengellaan Resik Pada Perusahaan Pertambangan Pengellaan Risik menempati peran penting dalam rganisasi kami karena fungsi ini mendrng budaya risik yang disiplin dan menciptakan transparansi dengan menyediakan dasar manajemen yang baik untuk menetapkan prfil risik yang sesuai. Manajemen Risik bersifat instrumental dalam memastikan pendekatan yang bijaksana dan cerdas terhadap pengambilan risik yang dengan demikian akan menyeimbangkan risik dan hasil serta mengptimalkan alkasi mdal di seluruh krprat. Selain itu, melalui budaya manajemen risik praktif dan penggunaan sarana kuantitatif dan kualitatif yang

mdern, kami berupaya meminimalkan ptensi terhadap kemungkinan risik yang tidak diharapkan dalam perasinal. Pengellaan K3 pertambangan dilakukan secara menyeluruh baik leh pemerintah maupun leh perusahaan. Pengellaan tersebut didasarkan pada peraturan sebagai berikut: 1. UU N.4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara 2. UU N.32 Tahun 2004 tentang Otnmi Daerah 3. UU N. 27 tahun 2003 tentang Panas bumi 4. UU N. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 5. UU N. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja 6. PP N. 59 Tahun 2007 tentang Kegiatan Usaha Panas Bumi 7. PP N.38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemprv dan Pemkab/Kta 8. PP N.19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan K3 di Bidang Pertambangan 9. Permen N.06.P Tahun 1991 tentang Pemeriksaan Keselamatan Kerja atas Instalasi, Peralatan dan Teknik Migas dan Panas Bumi 10. Permen N.02 P. Tahun 1990 tentang Keselamatan Kerja Panas Bumi 11. Kepmen N.555.K Tahun 1995 tentang K3 Pertambangan Umum 12. Kepmen.N.2555.K Tahun 1993 tentang PIT Pertambangan Umum. Pengendalian risik diperlukan untuk mengamankan pekerja dari bahaya yang ada di tempat kerja sesuai dengan persyaratan kerja Peran penilaian risik dalam kegiatan pengellaan diterima dengan baik di banyak industri.pendekatan ini ditandai dengan empat tahap prses pengellaan risik manajemen risik adalah sebagai berikut : 1. Identifikasi risik adalah mengidentifikasi bahaya dan situasi yang berptensi menimbulkan bahaya atau kerugian (kadang-kadang disebut kejadian yang tidak diinginkan ). 2. Analisis resik adalah menganalisis besarnya risik yang mungkin timbul dari peristiwa yang tidak diinginkan.

3. Pengendalian risik ialah memutuskan langkah yang tepat untuk mengurangi atau mengendalikan risik yang tidak dapat diterima. 4. Menerapkan dan memelihara kntrl tindakan adalah menerapkan kntrl dan memastikan mereka efektif. Manajemen resik pertambangan dimulai dengan melaksanakan identifikasi bahaya untuk mengetahui faktr dan ptensi bahaya yang ada yang hasilnya nanti sebagai bahan untuk dianalisa, pelaksanaan identifikasi bahaya dimulai dengan membuat Standart Operatinal Prcedure (SOP). Kemudian sebagai langkah analisa dilakukanlah bservasi dan inspeksi. Setelah dianalisa,tindakan selanjutnya yang perlu dilakukan adalah evaluasi resik untuk menilai seberapa besar tingkat resiknya yang selanjutnya untuk dilakukan kntrl atau pengendalian resik. Kegiatan pengendalian resik ini ditandai dengan menyediakan alat deteksi, penyediaan APD, pemasangan rambu-rambu dan penunjukan persnel yang bertanggung jawab sebagai pengawas. Setelah dilakukan pengendalian resik untuk tindakan pengawasan adalah dengan melakukan mnitring dan peninjauan ulang bahaya atau resik. Manfaat Manajemen Resik Pada Perusahaan Pertambangan Secara umum manfaat Manajemen Resik pada perusahaan pertambangan adalah sebagai berikut : 1. Menimalkan kerugian yang lebih besar 2. Meningkatkan kepercayaan pelanggan dan pemerintah kepada perusahaan 3. Meningkatkan kepercayaan karyawan kepada perusahaan Teknik Pencegahan Ledakan Guna menghindari berbagai kecelakaan kerja pada tambang bawah tanah, terutama dalam bentuk ledakan gas perlu dilakukan tindakan pencegahan. Tindakan pencegahan ledakan ini harus dilakukan leh segenap pihak yang terkait dengan pekerjaan pada tambang bawah tanah tersebut. Beberapa hal yang perlu dipelajari dalam rangka pencegahan ledakan adalah : Pengetahuan dasar-dasar terjadinya ledakan, membahas:

Gas-gas yang mudah terbakar/meledak Karakteristik gas Sumber pemicu kebakaran/ledakan Metda eliminasi penyebab ledakan, antara lain: Pengukuran knsentrasi gas Pengntrlan sistem ventilasi tambang Pengaliran gas (gas drainage) Penggunaan alat ukur gas Penyiraman air (sprinkling water) Pengntrlan sumber-sumber api penyebab kebakaran dan ledakan Teknik pencegahan ledakan tambang Penyiraman air (water sprinkling) Penaburan debu batu (rck dusting) Pemakaian alat-alat pencegahan standar. Fasilitas pencegahan penyebaran kebakaran dan ledakan, antara lain: Lkalisasi penambangan dengan penebaran debu batuan Pengaliran air ke lkasi ptensi kebakaran atau ledakan Penebaran debu batuan agak lebih tebal pada lkasi rawan Tindakan pencegahan kerusakan akibat kebakaran dan ledakan: Pemisahan rute (jalur) ventilasi Evakuasi, prteksi diri, sistemperingatandini, dan penyelamatansecara tim. Sesungguhnya kebakaran tambang dan ledakan gas tidak akan terjadi jika sistem ventilasi tambang batubara bawah tanah itu cukup baik. Penutup

Manajemen Resik Pertambangan adalah suatu prses interaksi yang digunakan leh perusahaan pertambangan untuk mengidentifikasi,mengevaluasi,dan menanggulangi bahaya di tempat kerja guna mengurangi resik bahaya seperti kebakaran, ledakan, tertimbun lngsran tanah, gas beracun, suhu yang ekstrem,dll.jadi, manajemen resik merupakan suatu alat yang bila digunakan secara benar akan menghasilkan lingkungan kerja yang aman,bebas dari ancaman bahaya di tempat kerja. Terjadinya kecelakaan kerja tentu saja menjadikan masalah yang besar bagi kelangsungan suatu usaha. Kerugian yang diderita tidak hanya berupa kerugian materi yang cukup besar namun lebih dari itu adalah timbulnya krban jiwa yang tidak sedikit jumlahnya. Kehilangan sumber daya manusia ini merupakan kerugian yang sangat besar karena manusia adalah satu-satunya sumber daya yang tidak dapat digantikan leh teknlgi apapun. Manajemen risik menuntut tidak hanya keterlibatan pihak manajemen tetapi juga kmitmen manajemen dan seluruh pihak yang terkait. Pada knsep ini, bahaya sebagai sumber kecelakaan kerja harus harus teridentifikasi, kemudian diadakan perhitungan dan priritas terhadap risik dari bahaya tersebut dan terakhir adalah pengntrlan risik. Ditahap pengntrlan risik, peran manajemen sangat penting karena pengntrlan risik membutuhkan ketersediaan semua sumber daya yang dimiliki leh perusahaan, karena pihak manajemen yang sanggup memenuhi ketersediaan ini. Semua knsep-knsep utama tersebut semakin menyadarkan akan pentingnya kebutuhan pengellaan K3 dalam bentuk manajemen yang sistematis dan mendasar agar dapat terintegrasi dengan manajemen perusahaan yang lain. Integrasi ini diawali dengan kebijakan dari perusahaan untuk mengella K3 menerapkan suatu Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).