BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Skor Ketuntasan Jumlah Siswa Presentase (%) < 90 Tidak Tuntas 22 88% 90 Tuntas 3 12% Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV. Nilai Rata-rata < Belum Tuntas 52, Tuntas Jumlah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Nilai Jumlah Siswa Persentase (%) Keterangan 14 61% Tuntas 9 39% Tidak Tuntas Jumlah % Nilai Rata-rata 64 Nilai Tertinggi 86 Nilai Terendah 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian dengan menerapkan Pendekatan Realistic Mathematic Education (RME)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian ini merupakan kerja kolaborasi antara observer dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV Hasil Penelitian Dan Pembahasan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pembelajaran berlangsung 2 x 35 menit, selama 2 x pertemuan yang diikuti

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Gadingrejo yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kategori Frekuensi Prosentase Tuntas 10 37,04% Tidak Tuntas 17 62,96% Total %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) dan dalam bahasa inggris disebut

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Oktober 2016 dan Selasa, 18 Oktober Tahap pra siklus ini bertujuan untuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Subyek Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Dukuh 03 Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil penelitian terlebih dahulu akan ditampilkan nilai pra siklus. Hasil yang

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Kooperatif pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SD Negeri 2 Tatura

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Kondisi Awal Sebelum melaksanakan tindakan, peneliti melakukan pengamatan terhadap nilai belajar matematika siswa. Nilai belajar siswa didapatkan dari salah satu nilai tes pada mata pelajaran matematika. Nilai belajar siswa ini digunakan untuk mengetahui presentasi jumlah siswa dalam satu kelas yang mempunyai nilai di atas KKM, serta pembanding terhadap nilai belajar siswa setelah diterapkannya tindakan berupa penerapan pendekatan PMRI pada pembelajaran matematika. Berdasarkan pengamatan peneliti terhadap nilai hasil belajar siswa kelas 4 pada mata pelajaran matematika, diketahui hasil belajar siswa masih banyak yang belum mencapai batas kriteria ketuntasan minimum KKM (sebesar 65). Adapun rincian data nilai belajar siswa dapat dilihat pada tabel 8 di bawah ini: Tabel 8 Hasil Belajar Pra Siklus Siswa Kelas 4 SDN Karangduren 04 Semester II Tahun Pelajaran 2013/2014 No Uraian Jumlah Jumlah siswa Presentasi 1 Tuntas 7 43,75% 2 Tidak tuntas 9 56,25% 3 Nilai tertinggi 80 4 Nilai terendah 45 5 Nilai Rata-rata 60,9 Tabel 8 di atas menunjukkan bahwa dari total siswa kelas 4 berjumlah 16 anak, terdapat 7 siswa (43,75%) yang telah memperoleh nilai di atas batas KKM yang telah ditentukan yaitu nilai sebesar 65. Sedangkan 9 siswa lainnya (56,25%) masih berada di bawah KKM. Untuk nilai tertinggi yang dapat diperoleh siswa adalah nilai sebesar 80, nilai terendah yang diperoleh siswa adalah sebesar 45. Sedangkan rata-rata nilai siswa dalam satu kelas berjumlah 16 siswa adalah nilai sebesar 60,9. 34

35 Apabila data tentang ketuntasan siswa disajikan dalam bentuk diagram lingkaran, maka akan terlihat seperti gambar dibawah ini: Diagram 3. Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Harian Siswa 43,75% 56,25% Tuntas Belum tuntas Apabila data tentang nilai tertinggi, terendah, dan rata-rata nilai harian siswa diolah dalam bentuk diagram batang, maka akan diperoleh seperti gambar dibawah ini: Diagram 4. Nilai tertinggi, Terendah, dan Rata-Rata nilai pra siklus 80 70 60 50 40 30 20 10 0 80 60,9 45 Nilai rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah Hasil observasi kegiatan belajar mengajar yang dilakukan peneliti menunjukkan hasil belajar siswa yang masih banyak berada di bawah KKM. Di ketahui, rendahnya hasil belajar siswa disebabkan karena penggunaan pendekatan pembelajaran yang mengkondisikan siswa dalam kondisi pasif sehingga membuat rendahnya daya serap siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Selain itu, kurangnya penggunaan media maupun pengaitan materi dengan konteks yang

36 dapat dipahami siswa menyebabkan siswa kesulitan dan cepat merasa bosan dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Kondisi lingkungan kelas juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran di kelas. Penempatan tempat duduk siswa belum bervariasi membuat interaksi antar siswa menjadi sulit. Setelah memperoleh data yang diperlukan, maka peneliti bersama guru kelas 4 bekerja sama membuat PTK untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 dalam pelajaran matematika khususnya pada materi bangun ruang. Penelitian tindakan kelas ini terdiri dari dua siklus dimana setiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan. 4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus I 4.2.1 Perencanaan Tindakan Siklus I Kegiatan perencanaan tindakan siklus I dilakukan peneliti untuk mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan pada saat pelaksanaan penelitian siklus I. Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan antara lain menyiapkan kegiatan pembelajaran yang direfleksikan dari pendekatan PMRI untuk dua pertemuan dari siklus I. Materi yang dibahas pada pertemuan I adalah tentang sifat-sifat bangun ruang pada kubus dan balok. Sedangkan pada pertemuan II, materi yang dibahas adalah sifat-sifat bangun ruang tabung, kerucut, dan bola. Selain itu, peneliti juga menyiapkan model alat peraga bangun ruang yang akan digunakan (kubus, balok, tabung, kerucut, dan bola). Peneliti juga menyiapkan lembar kerja kelompok siswa, serta menyiapkan lembar observasi untuk guru, siswa, dan lingkungan. 4.2.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan I: Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis, 20 Maret 2014 dengan waktu 2x45 menit pada pukul 09.00 sampai 10.30. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran diawali dengan memberi salam dan mempersiapkan kondisi siswa untuk belajar. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dicapai pada pertemuan pertama. Guru juga menyampaikan apersepsi untuk melihat kemampuan serta meningkatkan minat siswa pada pembelajaran.

37 Pada kegiatan inti, guru menyampaikan sedikit konsep tentang macammacam bangun ruang kubus dan balok disertai dengan contoh alat peraga bangun ruang kubus dan balok. Siswa terlihat antusias dalam mengikuti materi yang disampaikan, hal ini terlihat dengan beragamnya pendapat siswa mengenai contoh benda-benda di sekitar ruangan yang berbentuk kubus dan balok. Selanjutnya, guru membagi siswa dalam 4 kelompok dan mengatur tempat duduk agar siswa mudah dalam berinteraksi dan beraktifitas antar siswa dalam satu kelompok. Selanjutnya, guru memberikan model alat peraga kubus dan balok serta LKS untuk dikerjakan siswa dengan kelompoknya. Selama kegiatan berlangsung, guru mengamati kegiatan siswa dan memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah berjalan selama 20 menit, guru memfasilitasi siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka didepan kelas. Beberapa kelompok ditunjuk untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya, sedangkan kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanggapi hasil pekerjaan kelompok presentasi. Selama presentasi dan sesi pertanyaan berlangsung, guru menjadi moderator dan memastikan bahwa kegiatan berlangsung dengan tertib dan sesuai tujuan pembelajaran. Pada akhir pembelajaran, secara bersama-sama siswa dan guru menyimpulkan hasil pembelajaran dengan menggunakan hasil presentasi siswa. Pertemuan II: Pertemuan II dilaksanakan pada hari Senin, 24 Maret 2014 pada pukul 09.00 sampai pukul 11.00. Kegiatan yang dilakukan guru pada saat awal pertemuan II adalah memberikan salam dan mengkondisikan siswa untuk siap belajar. Setelah itu, guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dicapai. Guru juga menyampaikan apersepsi untuk mengingat-ingat materi sebelumnya dan motivasi dengan melakukan tanya jawab tentang benda-benda di sekitar berbentuk tabung, kerucut dan bola. Siswa terlihat antusias mengikuti kegiatan, dibuktikan dengan beragamnya pendapat siswa mengenai contoh bangun ruang yang dibahas. Pelaksanaan motivasi dilakukan untuk melihat kemampuan awal siswa serta meningkatkan antusiasme siswa dalam pembelajaran

38 Pada kegiatan inti, guru memberikan sedikit konsep tentang ciri-ciri umum yang dimiliki bangun ruang tabung, kerucut dan bola. Setelah siswa memahami konsep yang diberikan, guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dan mengatur tempat duduk dengan bentuk sehingga interaksi siswa dalam kelompok mudah dilakukan. Selanjutnya, guru membagikan LKS tentang sifat-sifat bangun ruang balok, kerucut dan bola disertai alat peraga untuk setiap kelompoknya. Siswa terlihat antusias akan tetapi santai dalam mengidentifikasi dan mengerjakan LKS yang diberikan. Selama kegiatan ini berlangsung, guru bertugas mengamati dan memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah 20 menit, semua kelompok telah menyelesaikan tugas pada LKS yang diberikan. Selanjutnya, guru menunjuk 2 kelompok siswa mempresentasikan hasil kerjanya di muka kelas dan kelompok lain menanggapi. Selama kegiatan berlangsung, guru bertugas menjadi moderator dan memastikan kegiatan berlangsung secara tertib dan sesuai tujuan pembelajaran yang direncanakan Pada kegiatan akhir, secara bersama-sama siswa dibantu guru menyimpulkan materi pembelajaran yang telah dibahas. Guru juga memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal-hal yang belum dimengerti. Pembelajaran diakhiri dengan cara siswa mengerjakan evaluasi siklus I yang diberikan guru guna mengetahui keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan sebelumnya. 4.2.3 Pengamatan Kegiatan pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan dilaksanakannya proses pembelajaran. Kegiatan pengamatan dilaksanakan oleh guru kelas sebagai observer. Ada 3 aspek yang diamati selama proses pembelajaran, antara lain kegiatan guru, kegiatan siswa, dan observasi kondisi lingkungan. Berdasarkan hasil observasi guru diketahui bahwa guru telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai prosedur yang telah dirancang sebelumnya. Pada kegiatan awal, guru telah mempersiapkan kondisi siswa untuk belajar, menumbuhkan minat siswa dengan cara menyampaikan tujuan, langkah-langkah serta apersepsi pembelajaran. Akan tetapi pada kegiatan

39 inti di pertemuan I, guru belum menguasai kondisi belajar siswa, sehingga masih ada beberapa siswa yang tidak ikut serta membahas penyelesaian LKS bersama kelompoknya. Dalam kegiatan pembelajaran, kedua siswa cenderung bermain sendiri bahkan sering kali membuat kegaduhan dalam kegiatan berkelompok. Selain itu, pada pertemuan I guru juga belum maksimal dalam mengarahkan siswa untuk berani memberikan tanggapan terhadap jawaban kelompok yang baru saja berpresentasi. Hal ini menyebabkan siswa yang bersangkutan tidak memahami materi secara maksimal dan berdampak pada hasil belajar yang belum mencapai KKM. Walaupun begitu, diketahui adanya peningkatan dalam presentasi jumlah siswa yang mencapai nilai KKM. Dari 16 anak dalam satu kelas, terdapat 14 anak atau berkisar 87,5% yang telah mencapai batas KKM sebesar 65. Sedangkan 2 anak masih mempunyai nilai di bawah KKM. 4.2.4 Hasil Tindakan Siklus I Berdasarkan pelaksanaan tes evaluasi siswa, didapatkan data akhir berupa nilai siswa. Adapun analisa hasil belajar berdasarkan ketuntasan nilai siklus I dapat ditunjukkan melalui tabel di bawah ini: Tabel 9 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus I No Uraian Jumlah Jumlah siswa Presentasi 1 Tuntas 14 87,5% 2 Tidak tuntas 2 12,5% 3 Nilai Tertinggi 100 4 Nilai Terendah 60 5 Rata-rata 83,4 Tabel 9 di atas menunjukkan bahwa pada siklus I, jumlah siswa yang nilainya tuntas diatas KKM yang telah ditentukan sebesar 65 adalah sebanyak 14 siswa (87,5%), sedangkan 2 siswa (12,5%) masih mempunyai nilai di bawah KKM. Sedangkan rata-rata nilai yang dicapai siswa dalam satu kelas berkisar di nilai 83,4. Nilai tertinggi yang dicapai oleh siswa adalah nilai 100, dan nilai terendah yang dicapai oleh siswa adalah nilai 60.

40 Apabila data tentang nilai ketuntasan siklus I diolah dalam bentuk diagram lingkaran, maka akan didapatkan gambar seperti dibawah ini: Diagram 5 Nilai Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I 12,50% 87,50% Tuntas Belum Tuntas Adapun data mengenai nilai tertinggi, terendah, dan rata-rata siswa siklus I dibuat menjadi diagram batang, maka dapat ditunjukkan pada gambar dibawah ini: Diagram 6 Nilai tertinggi, Terendah, dan Rata-Rata Siklus I 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 100 83,4 60 Nilai rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah 4.2.5 Refleksi Setelah pembelajaran siklus I selesai dilaksanakan, maka secara bersamasama peneliti dan guru kelas 4 SDN melaksanakan refleksi. Refleksi dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan, serta mengetahui hambatan apa saja yang terjadi saat dilaksanakannya siklus I dan selanjutnya diperbaiki agar kesalahan yang sama tidak terulang lagi pada siklus II.

41 Berdasarkan hasil observasi tindakan siswa, masih dijumpai siswa yang belum memiliki rasa tanggung jawab dan kebersamaan dalam menyelesaikan tugas kelompoknya. Untuk mengatasi masalah ini, maka guru kelas 4 menyarankan kepada peneliti untuk memberikan pendekatan berupa teguran dan bimbingan kepada siswa yang tidak mengikuti kegiatan dengan baik. Sedangkan penyelesaian masalah kurangnya siswa menyampaikan gagasan, maka peneliti sebaiknya memberikan pancingan agar siswa mau aktif dan berani menyampaikan gagasannya. 4.2.6 Perbandingan antara nilai pra siklus dengan siklus I Setelah diberi perlakuan berupa pembelajaran matematika dengan PMRI pada siklus 1 maka untuk mengetahui peningkatannya maka hasil pada siklus 1 dapat dibandingkan dengan kondisi pra siklus Tabel 10 Perbandingan Ketuntasan Nilai Pra Siklus dengan Nilai Siklus I No Ketuntasan Nilai Pra Siklus Nilai Siklus I 1. Nilai Rata-rata 60,9 83,4 2. Nilai Tertinggi 80 100 3. Nilai Terendah 45 60 4. Tuntas 7 (43,75%) 14 (87,5%) 5. Belum Tuntas 9 (56,25%) 2 (12,5%) Tabel 10 di atas menunjukkan bahwa telah terjadi peningkatan yang terjadi pada nilai siswa, dari nilai siswa pada pra siklus yang tuntas berjumlah 7 siswa (43,75%) menjadi 14 siswa (87,5%) pada Siklus I. Berdasarkan hasil tersebut maka terdapat peningkatan sebesar 43,75%. Untuk nilai rerata pada pra siklus adalah 60,9 dan nilai rata-rata pada siklus 1 adalah 83,4 maka terjadi peningkatan sebesar 22,5 poin.

42 Apabila perbandingan ketuntasan belajar nilai pra siklus dan siklus I diolah dalam bentuk grafik, maka akan dihasilkan gambar di bawah ini: Diagram 7. Perbandingan Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah dari Nilai Pra Siklus dan Nilai Siklus I 100 83,4 80 60,9 45 60 Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Pra Siklus Nilai Siklus I Diagram 8 Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Dari Nilai Pra Siklus dan Nilai Siklus I tuntas belum tuntas 87,50% 43,75% 56,25% 12,50% nilai pra siklus nilai siklus 1 Meskipun sudah mengalami peningkatan, dan sudah memenuhi indikator keberhasilan maka dilakukan Siklus II sebagai siklus pemantapan.

43 4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus II 4.3.1 Perencanaan Tindakan Siklus II Perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan dengan cara mengamati hasil refleksi kegiatan siklus I. Perencanaan tindakan siklus II diilaksanakan guna memperbaiki kekurangan-kekurangan yang masih terjadi dalam pelaksanaan siklus I. 4.3.2 Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan siklus II terdiri dari dua kali pertemuan. Pokok bahasan yang dibahas pada siklus II adalah jaring-jaring kubus dan balok. Pertemuan I: Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari selasa, 29 Maret 2014 dengan waktu 2x45 menit pada pukul 09.00 sampai pukul 10.30. Kegiatan awal yang dilaksanakan pada pertemuan I siklus II adalah pemberian salam dan pengkondisian siswa agar siap belajar. Guru juga menyampaian tujuan dan langkah-langkah pembelajaran agar siswa mengetahui apa yang akan dicapai. Selanjutnya guru menyampaikan apersepsi untuk mengingat-ingat materi yang telah dipelajari sebelumnya dengan cara tanya jawab mengenai sifat-sifat bangun ruang kubus dan balok. Pada kegiatan inti, guru menyampaikan sedikit konsep tentang pengertian dan contoh salah satu jaring-jaring balok. Guru memberikan contoh alat peraga berupa wadah sepatu berbentuk balok yang dipotong rusuk-rusuknya. Selanjutnya, guru membagi siswa dan mengatur tempat duduk kelompok siswa agar interaksi siswa mudah dilaksanakan. Guru memberikan LKS yang berisi tugas untuk dikerjakan siswa dengan kelompoknya, guru juga memberikan alat dan bahan yang dibutuhkan untuk mengerjakan LKS kepada masing-masing kelompok. Secara berkala, Guru mengamati kerja kelompok yang sedang berlangsung dan memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah berjalan selama 20 menit, guru memfasilitasi beberapa kelompok siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompok mereka didepan kelas. Kelompok lain diberikan kesempatan untuk menanggapi hasil pekerjaan kelompok presentasi.

44 Selama kegiatan berlangsung, guru menjadi moderator dan memastikan bahwa kegiatan berlangsung dengan tertib dan tenang. Presentasi berlangsung secara tertib dan sesuai tujuan pembelajaran. Pada akhir pembelajaran, secara bersama-sama siswa dan guru melakukan refleksi dan menyimpulkan hasil pembelajaran dengan menggunakan hasil presentasi siswa. Pertemuan II: Pertemuan II dilaksanakan pada hari 1 April 2014 dengan waktu 2x45 menit pada pukul 09.00 sampai pukul 10.30. Pertemuan II diawali dengan pemberian salam dan mempersiapkan kondisi siswa untuk belajar. Selanjutnya, guru menyampaikan tujuan dan langkah-langkah pembelajaran untuk menginformasikan kepada siswa tentang materi dan kegiatan yang akan dicapai. Guru juga menyampaikan apersepsi untuk mengingat-ingat materi pada pertemuan sebelumnya tentang jaring-jaring kubus dan memotivasi siswa dengan melakukan tanya jawab mengenai bentuk jaring-jaring balok. Pada kegiatan inti, guru memberikan sedikit konsep tentang contoh jaringjaring kubus. Guru menunjukkan salah satu jaring-jaring kubus dengan cara memotong rusuk-rusuk alat peraga 3 buah dadu. Siswa mengamati salah satu jaring-jaring kubus yang terbentuk dan mengidentifikasi ciri-ciri jaring-jaring yang ditemukan. Setelah siswa memahami konsep yang diberikan, guru mulai membagi siswa menjadi 4 kelompok secara heterogen dan mengatur tempat duduk sehingga interaksi antar siswa dalam kelompok mudah dilakukan. LKS dan alat peraga diberikan setelah kondisi siswa telah tertata rapi dan siap untuk mengerjakan tugas yang diberikan. Guru melakukan pengamatan secara berkala dan memberikan bimbingan kepada kelompok yang mengalami kesulitan. Dalam berkelompok, siswa terlihat antusias akan tetapi santai dalam mengikuti setiap langkah-langkah pembelajaran. Setelah 20 menit, semua kelompok telah siap untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Guru menunjuk beberapa kelompok siswa untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di muka kelas secara bergantian. Kelompok lain diberikan kesempatan untuk bertanya dan menyampaikan pendapat kepada kelompok yang berpresentasi didepan.

45 Pada akhir pembelajaran, guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai hal yang belum dimengerti. Penarikan kesimpulan dan refleksi dilaksanakan untuk mengulang dan mengingat-ingat materi yang telah dipelajari. Pembelajaran diakhiri dengan cara siswa mengerjakan evaluasi untuk mengetahui pemahaman materi yang telah dibahas pada kegiatan sebelumnya. 4.3.3 Pengamatan Kegiatan pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan dilaksanakannya proses pembelajaran. Kegiatan pengamatan dilaksanakan oleh guru kelas sebagai observer. Ada 3 aspek yang diamati selama proses pembelajaran, antara lain kegiatan guru, kegiatan siswa, dan observasi kondisi lingkungan. Berdasarkan hasil observasi guru diketahui bahwa guru telah melaksanakan langkah-langkah pembelajaran sesuai prosedur yang telah dirancang sebelumnya. Pada kegiatan awal, guru telah mempersiapkan kondisi siswa untuk belajar, menumbuhkan minat siswa dengan cara menyampaikan tujuan, langkah-langkah serta apersepsi pembelajaran. Pada kegiatan inti, guru juga sudah lebih baik dalam penguasaan kondisi belajar siswa dalam berdiskusi, dibandingkan pada saat pelaksanaan siklus I. Selain itu, pada siklus II guru juga sudah bisa mengarahkan siswa untuk berani memberikan tanggapan terhadap jawaban kelompok yang baru saja berpresentasi. 4.3.4 Hasil Tindakan Siklus II Dari hasil tes evaluasi siswa, di dapatkan data akhir berupa nilai siswa. Analisa hasil belajar berdasarkan ketuntasan nilai siklus II dapat ditunjukkan melalui tabel berikut ini: Tabel 11 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II No Nilai Jumlah Jumlah siswa Presentasi 1 Tuntas 16 100% 2 Tidak tuntas 0 0% 3 Nilai Tertinggi 100 4 Nilai Terendah 70 5 Rata-rata 88,6

46 Tabel 11 menunjukkan bahwa pada Siklus II, total siswa kelas 4 yang berjumlah 16 siswa telah mempunyai nilai tuntas 100%. Apabila data tentang ketuntasan hasil belajar siswa siklus II diolah menjadi bentuk diagram, maka akan terlihat sepert gambar di bawah ini: Diagram 9. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II 0% 100% Tuntas Belum Tuntas Apabila data tentang nilai tertinggi, terendah, dan rata-rata siswa dijadikan diagram batang, maka dapat dihasilkan gambar dibawah ini: Diagram 10. Nilai Tertinggi, Terendah, dan Rata-rata Hasil Belajar Siswa Siklus II 100 80 60 40 20 0 Nilai rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah 4.3.5 Refleksi Setelah pembelajaran siklus II selesai dilaksanakan, secara bekerja sama peneliti dan guru kelas melaksanakan refleksi. Refleksi dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan pembelajaran yang telah dilaksanakan, serta mengetahui hambatan apa saja yang terjadi saat dilaksanakannya siklus II dan selanjutnya digunakan untuk memperbaiki siklus berikutnya.

47 Pada pelaksanaan siklus II, guru merasa lebih berhasil dibandingkan dengan siklus sebelumnya. Berdasarkan lembar observasi, dapat diketahui bahwa penerapan karakteristik PMRI telah berjalan dalam pembelajaran. Dalam kegiatan pembelajarannya, siswa yang dulunya belum mengikuti kegiatan diskusi sepenuhnya menjadi lebih aktif dalam mengikuti kegiatan diskusi bersama kelompoknya. Sedangkan siswa yang pada siklus I belum aktif menyampaikan gagasan saat presentasi menjadi lebih berani menyampaikan pendapatnya. Berdasarkan hasil belajar siklus II, diketahui bahwa dari 16 siswa, semuanya telah mencapai batas nilai KKM atau berpresentasi 100%. Dari data hasil belajar ini, dapat disimpulkan bahwa indikator keberhasilan perbaikan pembelajaran yang berkisar 80% telah dicapai dan dengan ini siklus pada penelitian ini dapat dihentikan. 4.3.6 Perbandingan antara Siklus I dan Siklus II Pada siklus pemantapan ini, peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat dengan membandingkan hasil belajar pada Siklus 1 dengan Siklus 2 sebagai berikut Tabel 12 Perbandingan Ketuntasan Nilai Siklus I, dan Nilai Siklus II No Ketuntasan Nilai Siklus I Nilai Siklus II 1. Nilai Rata-rata 83,4 88,6 2. Nilai Tertinggi 100 100 3. Nilai Terendah 60 70 4. Tuntas 14 (87,5%) 16 (100%) 5. Belum Tuntas 2 (12,5%) 0 (0%)

48 Perbandingan ini dapat dilihat dalam diagram berikut ini : Diagram 11. Perbandingan Nilai Rata-rata, Nilai Tertinggi, Nilai Terendah dari Nilai Siklus I dan Nilai Siklus II 83,4 88,6 100 100 60 70 Nilai Rata-rata Nilai Tertinggi Nilai Terendah Nilai Siklus I Nilai Siklus II Diagram 12. Perbandingan Ketuntasan Belajar Siswa Dari Nilai Siklus I dan Nilai Siklus II 120,0% 100,0% 80,0% 60,0% 40,0% 87,5% 100,0% 20,0% 0,0% 12,5% nilai siklus 1 nilai siklus 2 0,0% tuntas belum tuntas Berdasarkan tabel dan diagram diatas maka dapat dilihat bahwa terdapat peningkatan sebesar 12,5% dari Siklus I ke Siklus II. Dalam Siklus II ini terdapat 100% siswa yang tuntas dan tidak terdapat siswa yang tidak tuntas. Untuk nilai reratanya, terdapat peningkatan sebesar 5,2 point.

49 4.3.7 Perbandingan antara nilai pra siklus, siklus I dan siklus II Perbandingan ketuntasan belajar, nilai rerata, nilai terendah, dan nilai tertinggi dari nilai pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dapat dilihat dalam Tabel 4.6 berikut ini : Tabel 13 Perbandingan Nilai Pra Siklus, Nilai Siklus I, dan Nilai Siklus II No Ketuntasan Nilai Pra Siklus Nilai Siklus I Nilai Siklus II 1. Nilai Rata-rata 60,9 83,4 88,6 2. Nilai Tertinggi 80 100 100 3. Nilai Terendah 45 60 70 4. Tuntas 7 (43,75%) 14 (87,5%) 16 (100%) 5. Belum Tuntas 9 (56,25%) 2 (12,5%) 0 (0%) Berdasarkan Tabel 13 di atas, dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan prosentase ketuntasan siswa mulai dari nilai pra siklus, siklus I sampai siklus II. Awalnya, siswa yang mempunyai nilai tuntas pada nilai pra siklus berjumlah 7 anak 43,75%. Pada siklus I terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai nilai KKM yaitu sebesar 43,75% dimana di pra siklus terdapat 43,745% yang tuntas sedangkan di siklus I terdapat 87,5% yang tuntas. Meskipun terjadi peningkatan dan sudah mencapai induikator keberhasilan maka pada siklus II perlu dilakukan untuk siklus pemantapan. Berdasarkan hasil Siklus II ini seluruh siswa tuntas. Apabila perbandingan nilai rata-rata, nilai tertinggi, dan nilai terendah siswa disajikan dalam diagram batang, maka dapat ditampilkan seperti gambar dibawah ini:

50 Diagram 13. Perbandingan Nilai Rata-rata, Nilai tertinggi, dan Nilai Terendah Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 100 100 100 80 60 40 60,9 80 45 83,4 60 88,6 70 Nilai rata-rata Nilai tertinggi Nilai terendah 20 0 Nilai harian Nilai siklus I Nilai siklus II Diagram 14. Perbandingan Ketuntasan Nilai Belajar Siswa pada Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II 87,50% 100,0% 43,75% 56,25% 12,50% 0,0% nilai pra siklus nilai siklus 1 nilai siklus 2 tuntas belum tuntas 4.4 Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan hasil observasi sebelum penerapan tindakan siklus, diketahui bahwa terdapat 7 siswa dari jumlah total siswa kelas 4 berjumlah 16 orang (43,75%) dengan nilai rerata 60,9 masih mempunyai nilai rerata dibawah KKM dan batas ketuntasan belajarnya juga masih berada dibawah batas ketuntasan yang ditentukan yakni sebesar 80%. Ada beberapa penyebab yang menjadikan masih banyaknya nilai siswa yang belum mencapai nilai KKM, seperti kurangnya

51 penggunaan alat peraga dalam pembelajaran matematika, maupun masih diterapkannya pembelajaran yang berpusat pada guru dan kurang mengaktifkan siswa dalam pembelajaran. Hal ini menyebabkan motivasi siswa menjadi kurang dan berakibat pada rendahnya perolehan nilai yang dicapai oleh siswa. Siklus I Pada Siklus I, terjadi peningkatan perolehan ketuntasan belajar yang dicapai oleh siswa yakni sebesar 43,75%. Dari nilai pra siklus siswa yang tuntas berjumlah 7 siswa atau berpresentasi 43,75% menjadi 14 siswa (87,5%) setelah dilaksanakan siklus I. Hal ini menunjukkan sudah terjadi peningkatan hasil belajar melalui penerapan pendakatan PMRI. Nilai rerata pada pra siklus adalah 60,9 dan nilai rerata pada Siklus 1 adalah 83,4. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai reratanya sebesar 22,5 point. Meskipun batas ketuntasan dan nilai rerata yang dicapai di Siklus 1 ini telah memenuhi indikator keberhasilannya maka masih diperlukan siklus berikutnya sebagai siklus pemantapan. Pada siklus II, terjadi peningkatan perolehan ketuntasan belajar yang dicapai oleh siswa. Total siswa kelas 4 yang berjumlah 16 siswa telah mempunyai nilai tuntas (100%). Nilai rerata yang diperoleh pada siklus ini adalah sebesar 88,6 dan jika dibandingkan dengan siklus 1 maka terdapat peningkatan sebesar 5,2 point dan untuk batas ketuntasannya terdapat 12,5%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa PMRI dapat meningkatkan hasil belajar matematika pada materi bangun ruang bagi siswa kelas 4 SDN Karangduren 4 Kecamatan Tengaran Kabupaten Semarang Semester II Tahun Ajaran 2013/2014. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilaksanakan oleh Nurul Istiqomah (2013), Liana Suci Lestari (2013) yang menunjukkan bahwa pendekatan PMRI dapat meningkatkan hasil belajar matematika. Hal ini juga sejalan dengan teori Hans Fruedental yang menyatakan bahwa RME sebagai asal mula pendekatan PMRI dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa secara memuaskan. Peningkatan ini dapat terjadi karena pendekatan PMRI sesuai dengan anak usia siswa SD yang mempunyai karakteristik tahap berpikir konkrit. Melalui

52 Penerapan PMRI, pembelajaran akan dikaitkan konteks yang dapat dipahami siswa maupun menggunakan alat peraga nyata sehingga menjadikan siswa tidak merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran matematika. Selain itu, penggunaan hasil kontruksi siswa juga membuat pembelajaran matematika menjadi lebih bermakna bagi siswa. Selain hal ini, peningkatan juga disebabkan karena dari awal pembelajaran, siswa sudah mengerti mengenai keterkaitan serta keguanaan materi matematika yang dipelajari dengan kehidupan kesehariannya, sehingga siswa dapat mengikuti dan termotivasi untuk mengikuti setiap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.