PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE DAN FASHION INVOLVEMENT PADA IMPULSE BUYING BEHAVIOR KONSUMEN

dokumen-dokumen yang mirip
Nurkhasanah Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENGARUH KEMASAN BARU SUNSILK TERHADAP PREFERENSI PEMBELIAN KONSUMEN DI KOTA PURWOREJO. Dwi Mego Suwondo Universitas Muhammadiyah Purworejo ABSTRAK

PENGARUH KUALITAS LAYANAN TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN NY SHOPP

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam penelitian survei. Penelitian survei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disebarkan sebanyak 45 kuesioner dan yang dapat diolah sebanyak 40 kuisioner. Grafik 4.1.

Dwi Irawati, S.E, M.Si, PhD.cand. Murry Harmawan, S.E, M.Sc.

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 Profile Responden

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini akan menjelaskan mengenai objek dan subjek penelitian, jenis data

III. METODELOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Online shop atau Toko online adalah sebuah toko yang menjual barang-barang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Hypermart Jln. R.A. Kartini No.62 Central Plaza

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei. Penelitian survei adalah suatu

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. melalui penyebaran kuesioner. Analisis yang dilakukan terhadap data pada

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ANALISIS PENGARUH MEDIA IKLAN TELEVISI TERHADAP PENGAMBILAN KEPUTUSAN MEMBELI MINUMAN FANTA KEMASAN PADA MASYARAKAT PURWOREJO

III. METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan adalah penelitian deskriptif asosiatif. Dimana

BAB III METODE PENELITIAN. satu kota yang ada di Provinsi Lampung. Objek yang akan diambil ada pada PT.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan penelitian dengan mengambil objek

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Putra Baru Swalayan berlokasi di daerah Poncowati, Terbanggi Besar, Lampung

BAB III METODE PENELITIAN. pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry. kota Semarangyang pernah berpindah merek dari smartphone BlackBerry.

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

KUESIONER HARAPAN DAN KINERJA(PERFORMANCE)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X SMA AL-ISLAM KRIAN ABSTRAK

PENGARUH FAKTOR PSIKOLOGI KONSUMEN PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN POND S

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Swasta di Semarang yang memiliki akreditasi A.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE DAN FASHION INVOLVEMENT PADA IMPULSE BUYING BEHAVIOR KONSUMEN SKRIPSI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dengan analisis data statistik setelah data-data yang peneliti kumpulkan lengkap.

GAMBARAN UMUM TUJUAN ANALISIS FAKTOR

BAB III METODE PENELITIAN. terdaftar di Badan Pusat Statistik (BPS) sejak sampel. Berikut jumlah perusahaan yang berpartisipasi:

BAB I PENDAHULUAN. inovasi desainer muda yang semakin potensial, tingkat perekonomian yang

FAKTOR-FAKTOR PSIKOLOGIS YANG MEMENGARUHI KONSUMEN DALAM KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK AIR MINUM DALAM KEMASAN MEREK AQUA DI KOTA BEKASI

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukannya penelitian adalah di Kota Semarang.

BAB III OBJEK DAN METODOLOGI PENELITIAN. Objek penelitian merupakan sesuatu yang menjadi perhatian dalam suatu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III SAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISA DATA 4.1 PELAKSANAAN SURVEI

PENGARUH KUALITAS PRODUK TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN DENGAN KEPUASAN SEBAGAI VARIABEL MODERASI

Gunadarma Tagline. Loo

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan kebutuhan konsumen yang bervariasi memberikan peluang bagi para pelaku bisnis terutama di

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. data yang akurat dalam penelitian. Pertanyaan yang diuji adalah sebanyak 24

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Lucky Satriawan Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma

PENGARUH KONTROL DIRI, MOTIVASI DAN MATERIALISME TERHADAP PERILAKU PEMBELIAN KOMPULSIF (Survei Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Purworejo)

BAB III METODE PENELITIAN

PENGKAJIAN PENERAPAN 5S DI PT.CONBLOC INDOTAMA SURYA

PENGARUH KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS NASABAH BANK

LAMPIRAN 1 KUESIONER PENELITIAN. Kepada Yth. Saudara/i para responden Di tempat. Dengan Hormat,

III. METODE PENELITIAN. Subjek dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri yang terlibat langsung di

III. METODE PENELITIAN. tentang variabel-variabel yang diteliti yang selanjutnya mencoba untuk menarik

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

PENGARUH RELATIONSHIP QUALITY

III. METODE PENELITIAN. produk Wellborn di Bandar Lampung. Dalam melaksanakan penelitian ini, desain

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

DAFTAR PUSTAKA. Rangkuti, Freddy (2002), Measuring Customer Satisfaction, Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMBELIAN PONSEL BERBASIS TEKNOLOGI ANDROID DI KABUPATEN PURWOREJO

PENGARUH SITUASI PEMBELIAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA GIANT SUPERMARKET CILACAP

PENGARUH DIMENSI GAYA HIDUP TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN SMARTPHONE BLACKBERRY DI PURWOREJO

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN PADA SALON D MODE PURWOREJO

III. METODE PENELITIAN. 2. Angket, yaitu pengumpulan data yang dilakukan melalui daftar pertanyaan

BAB IV ANALISIS DATA. dengan menggunakan bantuan program SPSS, sebagaimana telah diketahui

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Objek dan Subjek Penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN

Pengaruh Media Iklan, Kepercayaan, Kesesuaian Harga dan Kualitas Pelayanan terhadap Keputusan Pembelian Toko Online Zalora

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. yang dibagikan. Kuesioner yang disebarkan berjumlah 130 kuesioner. Jumlah

STRUKTUR DIMENSI KEPUTUSAN MAHASISWA UNTUK MEMBELI SMARTPHONE SAMSUNG GALAXY CORE NAMA :INDAHPERMATASARI NPM : PEMBIMBING : HERNAMA, SE, MM.

III. METODE PENELITIAN. Dalam penulisan skripsi ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif verifikatif yang

PENGARUH KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DIBUTIK VIOALE

PEMBAHASAN. PT. Heinz ABC Indonesia (Heinz ABC) adalah salah satu anak perusahaan dari H.J. Heinz

Pendahuluan. 0 Analisis interaksi antarvariabel 0 Interdependence 0 Deteksi multikolinearitas

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini adalah sepeda motor vario 150 yang berada di kota

Penelitian ini menganalisa tentang pengaruh dimensi kualitas layanan dalam. menciptakan Word of Mouth (WOM) pada Klinik Kecantikan Kusuma di Bandar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. Penelitian ini di mulai dengan merumuskan variabel penelitian melalui

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1. (Aniisah Humairoh) BAGIAN 1 : DATA RESPONDEN. Jenis Kelamin : Umur :

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pengaruh Customer Value dan Brand Image terhadap Customer Loyalty Nasabah

PENGARUH BAURAN RITEL TERHADAP CITRA TOKO (STUDI PADA KONSUMEN TOSERBA LARIS PURWOREJO)

Bisma, Vol 1, No. 6, Oktober 2016 PENGARUH HARGA, PROMOSI DAN FASILITAS PENDUKUNG TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA HOTEL KINI DI PONTIANAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kedua dari pendiri PT Mirota yaitu Bapak dan Ibu Hendro Sutikno. PT Mirota

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH HEDONIC SHOPPING VALUE TERHADAP IMPULSE BUYING DIMEDIASI OLEH POSITIVE EMOTION PADA KONSUMEN CARREFOUR PLAZA AMBARRUKMO YOGYAKARTA

BAB III. Metode Penelitian

Analisis Kepuasan Konsumen Terhadap Pelayanan Jasa Pengiriman Barang TIKI Di Perumahan Bumi Bekasi Baru, Rawalumbu. : Difa Dasa Putri NPM :

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian merupakan suatu tempat atau wilayah di mana penelitian

PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE, FASHION INVOVEMENT DAN HEDONIC SHOPPING VALUE TERHADAP IMPULSE BUYING PELANGGAN DI DIANA ACCASSORIES STORE SURABAYA

Susi Suwanti Endah Pri Ariningsih, S.E., M.Sc Wijayanti, S.E., M.Sc

Transkripsi:

PENGARUH SHOPPING LIFESTYLE DAN FASHION INVOLVEMENT PADA IMPULSE BUYING BEHAVIOR KONSUMEN Oleh Dea Susiska Manejemen Deasusiska10@gmail.com Abstrak Untuk membuat diri menjadi berbeda dan lebih baik serta meningkatkan ketertarikan konsumen, beberapa pengecer besar mencoba membuat gerai dan merchandise lebih bervariasi. Hal ini untuk memancing ketertarikan secara emosional di pikiran konsumen sehingga berbelanja kini menjadi suatu aktivitas untuk bersenangsenang dan merupakan bagian dari lifestyle. Belanja menjadi alat pemuas keinginan akan barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan, akan tetapi karena pengaruh trend atau mode yang tengah berlaku, maka mereka merasa merupakan suatu keharusan untuk membeli barang-barang tersebut (Fitri, 2006) Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh shopping lifestyle dan fashion involvement pada impulse buying behavior konsumen pakaian di Kecamatan Purworejo secara parsial. Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen pakaian di Kecamatan Purworejo. Sampel penelitian ini berjumlah 100 orang. Pengambilan sampel menggunakan Judgement Sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan kuesioner dengan skala Likert yang masing-masing sudah diuji coba dan telah memenuhi syarat validitas dan reliabilitas. Pengujian hipotesis menggunakan regresi linier berganda. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini terbukti valid dan reliabel. Sedangkan hasil analisis regresi linier berganda menunjukkan bahwa variabel shopping lifestyle secara signifikan berpengaruh positif pada impulse buying behavior dengan taraf signifikansi P Value 0,000 (< 0,05) dan dengan nilai b sebesar 0,357. Fashion involvement secara signifikan berpengaruh positif pada impulse buying behavior dengan taraf signifikansi P Value 0,018 (< 0,05) dan dengan nilai b sebesar 0,217. Kata kunci: shopping lifestyle, fashion involvement, dan impulse buying behavior PENDAHULUAN Untuk membuat diri menjadi berbeda dan lebih baik serta meningkatkan ketertarikan konsumen, beberapa pengecer besar mencoba membuat gerai dan merchandise lebih bervariasi. Hal ini untuk memancing ketertarikan secara emosional di pikiran konsumen sehingga berbelanja kini menjadi suatu aktivitas untuk bersenang-senang dan merupakan bagian dari lifestyle. Belanja menjadi

alat pemuas keinginan akan barang-barang yang sebenarnya tidak mereka butuhkan, akan tetapi karena pengaruh trend atau mode yang tengah berlaku, maka mereka merasa merupakan suatu keharusan untuk membeli barang-barang tersebut (Fitri, 2006). Banyak sekali orang yang berbelanja tanpa disertai pertimbangan. Mereka hanya membeli produk-produk yang menggoda mata yang sebenarnya tidak dibutuhkan dengan alasan sering tidak tahan melihat barang bagus, ingin segera membeli, dan merasa seperti dibius dan tidak dapat berfikir jernih sehingga yang terdapat didalam benak individu adalah hanya ingin memuaskan keinginan belanja (Fitri, 2006). KAJIAN TEORI 1. Impulse Buying Impulse buying behavior adalah proses pembelian pelanggan yang cenderung spontan dan seketika tanpa direncanakan terlebih dahulu (Babin B.J dan Darder W.R dalam Veronica Rahmawati, 2009). Berdasarkan penelitian yang dilakukan sebelumnya, pembelian yang tidak terencana (impulse buying) dapat diklasifikasikan dalam empat tipe yaitu planned impulse buying, reminded impulse buying, suggestion impulse buying, dan pure impulse buying (Japariyanto dan Sugiyono, 2011). a. Pure impulse buying Merupakan pembelian yang dilakukan karena adanya luapan emosi dari konsumen sehingga melakukan pembelian terhadap produk diluar kebiasaan pembeliannya. b. Reminder impulse buying Merupakan pembelian yang terjadi karena konsumen tiba-tiba teringat untuk melakukan pembelian produk tersebut. Dengan demikian konsumen telah pernah melakukan pembelian sebelumnya atau telah pernah melihat produk tersebut dalam iklan.

c. Suggestion impulse buying Merupakan pembelian yang terjadi pada saat konsumen melihat produk, melihat tata cara pemakaian atau kegunaanya, dan memutuskan untuk melakukan pembelian. d. Planned impulse buying Merupakan pembelian yang terjadi ketika konsumen membeli produk berdasarkan harga spesial dan produk-produk tertentu. 2. Shopping Lifestyle Lifestyle merupakan pola hidup seseorang di dunia yang terungkap pada aktivitas, minat, opininya. Minat manusia dalam berbagai barang yang dipengaruhi oleh gaya hidupnya dan barang yang mereka beli mencerminkan gaya hidup tersebut (Kotler,2007:224-225). Sedangkan shopping lifestyle merupakan ekspresi tentang lifestyle dalam belanja yang mencerminkan perbedaan status sosial (Betty Jacson dalam Japariyanto dan Sugiyono, 2011). 3. Fashion Involvement Fashion involvement adalah keterlibatan seseorang dengan suatu produk fashion karena kebutuhan, kepentingan, ketertarikan dan nilai terhadap produk tersebut (Japariyanto dan Sugiyono, 2011:34). Fashion dapat menegaskan identitas seseorang kepada lingkungan sosial. Pakaian menurut Mouton (2008) adalah salah satu jenis produk yang disinyalir dapat membius dan membuat individu berfikir untuk membeli tanpa pertimbangan panjang. Hal ini didukung oleh pernyataan Alia (2008) bahwa pakaian termasuk salah satu kebutuhan primer manusia sejak dahulu kala. Namun seiring dengan sistem kebudayaan yang mulai berkembang kegunaan pakaian ditambah dengan fungsi sosial. Fungsi ini terlihat dari pakaian yang kini juga berfungsi sebagai penanda tingkat sosial dalam masyarakat. Selain itu pakaian juga dapat mempengaruhi karakteristik sebagai produk yang dapat

memberikan kenyamanan emosional dan dapat memberikan simbolisasi dalam hubungannya dengan orang lain. METODE PENELITIAN 1. Uji Instrumen a. Uji Validitas Cara yang digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner dengan menggunakan uji Confirmatory Factor Analysis (CFA). Uji dengan CFA adalah faktor yang digunakan untuk menguji apakah suatu konstruk mempunyai unidimensionalitas atau apakah indikator-indikator yang digunakan untuk mengkonfirmasikan sebuah konstruk atau variabel. Jika masing-masing indikator merupakan indikator pengukur konstruk maka akan memiliki nilai loading faktor (minimal 0,4) yang tinggi. Asumsi yang mendasari dapat tidaknya digunakan analisis faktor adalah data matrik harus memilki korelasi yang cukup (Suffiction correlation). Alat uji lain yang digunakan untuk mengukur tingkat korelasi antar variabel dan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor, adalah Kaiser Meyer Oikin Measure of Sampling Adequency (KMO MSA). Nilai KMO bervariasi dari 0 sampai dengan 1. Nilai yang dikehendaki harus > 0,50 untuk dapat dilakukan analisis faktor (Ghozali, 2007:49). b. Uji Reliabilitas Instrument dikatakan reliabel apabila instrument tersebut cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpulan data. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha> 0,6 (Nunnualy dalam Ghozali, 2007:42). 2. Teknik Analisis Data Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda dengan menggunakan program SPSS. Menurut Sanusi Anwar (2003:309) analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui seberapa

besar pengaruh variabel bebas yaitu shopping lifestyle (X1), fashion involvement (X2), terhadap impulse buying behavior (Y) konsumen pakaian di Kecamatan Purworejo. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil pengujian instrumen dapat dilihat dalam tabel berikut: Hasil Pengujian KMO and Bartlett s Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. Bartlett's Test of Sphericity Sumber: Data Primer Diolah 2013 Approx. Chi- Square.707 410.169 Df 45 Sig..000 Berdasarkan tabel di atas didapatkan nilai KMO sebesar 0.707 dimana nilainya > 0.5 berarti bahwa ada kedekatan antar variabel. Pada uji bartlett test diperoleh nilai statistik 410.169 pada taraf signifikansi 0.000, maka dapat disimpulkan bahwa antar variabel terjadi korelasi (signifikansi < 0.05). Analisis ini dapat dilanjutkan ke analisis berikutnya karena syarat untuk dapat melakukan analisis faktor adalah jika nilai KMO lebih besar dari 0.50 (Ghozali, 2007: 49). Uji validitas ini dilakukan dengan menggunakan Cronbach Alpha.

Hasil Pengujian Validitas Rotated Component Matrix a Component 1 2 3 x1.1.641 x1.2.909 x1.3.751 x2.1.712 x2.2.821 x2.3.706 x2.4.758 y1.735 y2.860 y3.820 Sumber : Data Primer Diolah 2013 Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa semua indikator dari masingmasing variabel valid, karena mengelompok pada satu faktor dengan nilai loading faktor di atas 0.4. Hasil Pengujian Reliabilitas Variabel a hitung Ket. a minimal Kesimpulan Shopping lifestyle 0.748 > 0.6 Reliabel Fashion involvement 0.778 > 0.6 Reliabel Impulse buying behavior 0.797 > 0.6 Reliabel Sumber : Data Primer Diolah 2013

Hasil pengujian regresi berganda dapat dilihat dalam tabel berikut: Hasil Pengujian Regresi Berganda Standardized Variabel Bebas Signifikansi coefficients beta Constanta -.000 Shopping lifestyle (X1).393.000 Fashion involvement.224.018 (X2) Sumber: Data Primer Diolah 2013 a. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh standardized coefficients beta 0.393 dengan tingkat signifikansi 0.000 < 0.05 ( α = 5% ) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti shopping lifestyle (X1) berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying behavior (Y). Dengan demikian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa shopping lifestyle berpengaruh positif terhadap impulse buying behavior terdukung. b. Berdasarkan tabel di atas, diperoleh standardized coefficients beta 0.224 dengan tingkat signifikansi 0.018 < 0.05 ( α = 5% ) sehingga Ha diterima dan Ho ditolak yang berarti fashion involvement (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap impulse buying behavior (Y). Dengan demikian hipotesis kedua yang menyatakan bahwa fashion involvement berpengaruh positif terhadap impulse buying behavior terdukung. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan pada bab sebelumnya dapat diambil kesimpulan:

1. Shopping lifestyle berpengaruh positif terhadap impulse buying behavior konsumen. 2. Fashion involvement berpengaruh positif terhadap impulse buying behavior konsumen. IMPLIKASI PENELITIAN 1. Bagi Perusahaan Produsen atau perusahaan dapat melakukan strategi-strategi pemasaran yang dapat membuat konsumen semakin impulsif pada produk pakaian dengan cara menampilkan iklan yang menarik di media massa pemilihan lokasi penjualan, kebijakan harga, dan berbagai usaha promosi lainnya. 2. Bagi Konsumen Konsumen harus memiliki kontrol diri dan lebih berfikir rasional dan berhati-hati dalam menentukan pilihan pembelian. 3. Bagi Penelitian Berikutnya Penelitian mendatang sebaiknya melihat juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi pembelian impulsif, seperti store atmospher dan pelayanan ritel. Selain itu hendaknya penelitian dilakukan di lingkup yang lebih besar.

DAFTAR PUSTAKA Dony. 2007. Pembelian Terencana dan Tak Terencana. Fitri, R.A. 2006. Terlena Dalam Menikmati Berbelanja. Majalah Ekonomi Ghozali, Imam. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Cetakan IV. Semarang: Badan Penerbit Undip. Japariyanto, E. dan Sugiyono Sugiharto. 2011. Pengaruh Shopping Lifestyle dan Fashion Involvement Terhadap Impulse Buying Behavior Masyarakat High Income kota Surabaya. Jurnal Menejemen Pemasaran vol 6 no1 32-41 Kotler, Philip dan Amstrong. 2007. Manajemen Pemasaran. Jilid Pertama. Jakarta: PT Indeks. Mouton. 2008. Fun Fearless Female. Majalah Cosmopolitan.