BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi

1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan model penelitian korelasional. Pendekatan kuantitatif menekankan analisa pada data angka yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2011). Tujuan dari pendekatan kuantitatif adalah untuk melakukan pengujian hipotesis dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan hipotesis nihil. Dalam penelitian ini, melalui metode kuantitatif akan diperoleh signifikan hubungan antara variabel yang diteliti. Sedangkan metode korelasional bertujuan untuk menyelidiki variasi antar variabel berdasarkan koefisien korelasi (Azwar, 2012). Adapun variabel dalam penelitian ini yaitu bunuh diri dan alexithymia. B. Identifikasi Variabel Penelitian Identifikasi variabel merupakan langkah penetapan variabel-variabel utama dalam penelitian dan penentu fungsinya masing-masing (Azwar, 2011). Penelitian ini menggunakan dua variabelyaitu variabel dependen dan independen. 1. Variabel dependen (Y) adalah variabel penelitian yang diukur untuk mengetahui besarnya efek atau pengaruh variabel lain (Azwar, 2011). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah bunuh diri. 2. Variabel independen (X) adalah variabel yang variasinya mempengaruhi variabel lainnya atau variabel yang berpengaruh terhadap variabel yang 26

2 27 ingin diketahui (Azwar, 2011). Variabel independen dalam penelitian ini adalah alexithymia. C. Definisi Operasional Penelitian 1. Bunuh Diri Bunuh diri merupakan sebuah proses pengidean, komunikasi dan perilaku dengan niat dan tujuan untuk mengakhiri hidup yang secara sadar dilakukan oleh pelakunya. 2. Alexithymia Alexithymia merujuk kepada kesulitan dalam mengidentifikasi dan mendeskripsikan emosi sehingga cenderung meminimalkan pengalaman emosional serta memiliki fokus pada perhatian eksternal. D. Subjek Penelitian 1. Populasi Populasi merupakan kelompok subjek penelitian yang harus memiliki ciri-ciri atau karakteristik bersama yang membedakannya dari kelompok subjek lain (Azwar, 2010). Generalisasi yang dimaksud adalah cara pengambilan kesimpulan terhadap kelompok subjek yang lebih luas jumlahnya berdasarkan data yang diperoleh dari kelompok subjek yang sedikit jumlahnya. Populasi dalam penelitian ini adalah dewasa muda yang pernah mencoba melakukan bunuh diri di

3 28 kota Jakarta. Adapun jumlah populasi tidak teridentifikasi mengingat tidak ada data nasional mengenai hal ini (Jong, 2014). 2. Sampel Sampel adalah sebagian dari populasi dengan karakteristik yang memiliki ciri-ciri yang dimiliki oleh populasi (Azwar, 2010). Secara metodologi besar kecilnya sampel yang representatif harus diacukan pada heterogenitas populasi (Azwar, 2010). Adapun penelitian ini memiliki keterbatasan dalam mencari subjek. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 32 orang. E. Metode Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa teknik sampling insidental. Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan. Siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, bila orang tersebut cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2010). Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini bergantung pada seberapa banyak orang yang dianggap cocok sebagai subjek dalam penelitian ini. 2. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dan digunakan untuk mengukur nilai variabel yang diteliti. Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner dan skala.

4 29 Kuesioner merupakan instrumen pengumpulan data yang sangat fleksibel dan relatif mudah digunakan. Skala merupakan daftar pernyataan yang harus diisi oleh subjek penelitian. Penggunaan skala dalam penelitian ini didasarkan pada satu asumsi bahwa subjek merupakan orang yang paling tahu mengenai dirinya sendiri, sehingga apa yang dinyatakan oleh subjek adalah sesuatu yang benar-benar menggambarkan tentang kondisi dan sikap dirinya (Azwar, 2012). Adapun instrumen penelitian yang digunakan untuk mengukur variabelvariabel dalam penelitian ini adalah: a. Kuesioner Bunuh Diri Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Suicidal Behavior Questionnaire-Revised (SBQ-R). Alat ukur ini dibuat oleh Osman dkk. (2001). Alat ukur ini memiliki reliabilitas coefficient alpha sebesar 0,76. Alat ukur ini terdiri dari 4 item pertanyaan untuk mengukur risiko bunuh diri seseorang berdasarkan perilaku bunuh diri di masa lampau. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin besar pula risiko bunuh diri yang dimiliki. Alat ukur ini menggunakan skala bertingkat berupa skala Likert (Brown, 2001; Goldston, 2003). Skala Likert berwujud kumpulan pertanyaan sikap yang ditulis, disusun dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respons seseorang terhadap pertanyaan tersebut dapat diberikan angka atau skor, kemudian diinterpretasikan. Skala Likert tidak terdiri dari hanya satu stimulus atau satu pernyataan saja melainkan selalu berisi banyak item (Azwar, 2010).

5 30 Skala ini menggunakan 5 pilihan jawaban pada item nomor 2 dan 3, 6 pilihan jawaban pada item nomor 1 dan 7 pilihan jawaban pada item nomor 4. Item-item yang disusun seluruhnya berupa pernyataan favorable. Pernyataan favorable adalah pernyataan yang mendukung objek yang diukur (Azwar, 2010). Pemberian skor bergerak dari 1 ke 4 untuk item nomor 1, 1 ke 5 untuk item nomor 2, 1 ke 3 untuk item nomor 3 dan 0 ke 6 untuk item nomor 4. Berikut ini adalah tabel blue print kuesioner bunuh diri. Table 1 Blue Print Kuesioner Bunuh Diri Dimensi Indikator Perilaku Nomor Item Favorable Unfavorable Jumlah Riwayat pengidean serta percobaan bunuh diri Frekuensi pengidean bunuh diri selama setahun terakhir Ancaman dari percobaan bunuh diri - Pernah memiliki suicide-related ideation - Pernah melakukan suicide-related behavior - Frekuensi suicide-related ideation dalam 12 bulan terakhir - Pernah melakukan suicide-related communication

6 31 Dimensi Indikator Perilaku Nomor Item Favorable Unfavorable Jumlah Kemungkinan bunuh diri di masa depan - Kemungkinan percobaan bunuh diri di masa depan 4-1 Total b. Skala Alexithymia Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah Toronto Alexithymia Scale (TAS-20). Alat ukur ini dibuat oleh Taylor dkk. (2003). Tahun 2002 skala ini telah diadaptasi oleh Wijayakusuma (Widhiarso, 2012). Hasil uji psikometris menunjukkan bahwa koefisien korelasi item berkisar antara 0,6622 0,9572 dan reliabilitas skala sebesar 0,987. Alat ukur ini terdiri dari 20 item pernyataan untuk mengukur alexithymia seseorang. Semakin tinggi skor yang diperoleh maka semakin besar pula alexithymia yang dimiliki. Alat ukur ini menggunakan skala bertingkat berupa skala Likert. Skala Likert berwujud kumpulan pertanyaan sikap yang ditulis, disusun dan dianalisis sedemikian rupa sehingga respons seseorang terhadap pertanyaan tersebut dapat diberikan angka atau skor, kemudian diinterpretasikan. Skala Likert tidak terdiri dari hanya satu stimulus atau satu pernyataan saja melainkan selalu berisi banyak item (Azwar, 2010). Skala ini menggunakan lima pilihan jawaban yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Ragu-ragu (R), Tidak Setuju (TS) dan Sangat Tidak Setuju

7 32 (STS). Item-item yang disusun terdiri dari jenis favorable dan unfavorable. Pernyataan favorable adalah pernyataan yang mendukung objek yang diukur, sedangkan pernyataan unfavorable adalah pernyataan yang tidak mendukung objek yang diukur (Azwar, 2010). Pemberian skor untuk pernyataan favorable bergerak dari 5 ke 1 (Sangat Setuju = 5, Setuju = 4, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 2 dan Sangat Tidak Setuju = 1). Pemberian skor untuk pernyataan unfavorable bergerak dari 1 ke 5 (Sangat Setuju = 1, Setuju = 2, Ragu-ragu = 3, Tidak Setuju = 4 dan Sangat Tidak Setuju = 5). Tabel 2 Blue Print Alexithymia Aspek Indikator Perilaku Nomor Item Favorable Unfavorable Jumlah Kesulitan dalam mengidentifikasi emosi - Sulit untuk mengidentifikasi emosi dan sensasi fisik yang dialami 1, 3, 6, 7, 9, 13, 14 7 Kesulitan dalam mendeskripsikan emosi - Sulit membedakan antara respon fisik yang berasal dari emosi atau sensasi tubuh. 2, 11, 12, Fokus pada perhatian eksternal - Mengabaikan makna atas suatu peristiwa 8, 15, 16, 20 5, 10, 18, 19 8 Total

8 33 F. Uji Validitas, Reliabilitas dan Analisis Faktor Konfirmatori Kuesioner dan skala yang digunakan dalam penelitian ini telah diujicobakan. Hal ini dilakukan untuk menjamin bahwa alat ukur yang digunakan mempunyai kehandalan dan ketepatan yang baik. Tujuannya agar kesimpulan yang didapat dari hasil pengukuran nantinya tidak keliru dan tidak memberikan gambaran yang jauh berbeda dari keadaan yang sebenarnya (Azwar, 2009). Kuesioner merupakan instrumen pengumpulan data yang sangat fleksibel dan relatif mudah digunakan. Skala merupakan daftar pernyataan yang harus diisi oleh subjek penelitian. Penggunaan skala dalam penelitian ini didasarkan pada satu asumsi bahwa subjek merupakan orang yang paling tahu mengenai dirinya sendiri, sehingga apa yang dinyatakan oleh subjek adalah sesuatu yang benar-benar menggambarkan tentang kondisi dan sikap dirinya (Azwar, 2012) 1. Uji Validitas Validitas berasal dari kata validity yang berarti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah (Azwar, 2009). Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi (content validity). Validitas isi yaitu validitas yang diestimasi lewat pengujian terhadap isi tes dengan analisis rasional atau lewat penilaian

9 34 profesional (professional judgement). Hal itu menunjukkan sejauh mana isi alat ukur merupakan representasi dari ciri-ciri atribut yang hendak diukur (Azwar, 2009). Untuk menjamin validitas isi, peneliti meminta saran dari dosen pembimbing untuk memberikan masukan tentang alat ukur yang telah disusun. Selain itu, peneliti juga melakukan preliminary try out untuk melihat pemahaman para subjek serta kemudahan pengisian jawaban masing-masing alat ukur. Hasil preliminary try out dijadikan sebagai pedoman untuk menyusun kembali alat ukur yang mudah dipahami oleh para subjek. Pengujian validitas menggunakan uji daya diskriminasi item. Daya diskriminasi item adalah sejauh mana item mampu membedakan kelompok yang memiliki dan tidak memiliki atribut yang diukur. Pengujian daya diskriminasi item dilakukan dengan cara menghitung koefisien korelasi antara distribusi skor item dengan distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan korelasi koefisien item total (r ix ). Sebagai kriteria pemilihan item berdasar korelasi item total, biasanya digunakan batasan r ix 0,3 Semua item yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,3 daya bedanya dianggap memuaskan. Sedangkan item yang memiliki skor r ix 0,3 dapat diinterpretasikan sebagai item yang memiliki daya beda rendah (Azwar, 2012).

10 35 2. Uji Reliabilitas Reliabilitas merupakan terjemahan dari kata reliability yang berasal dari kata rely dan ability. Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi disebut sebagai pengukuran yang reliabel. Hasil pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama diperoleh hasil yang relatif sama, selama aspek yang diukur dalam diri subjek memang belum berubah (Azwar, 2009). Pengukuran reliabilitas hanya dilakukan pada item-item terseleksi yang dapat diketahui dari koefisien reliabilitas alpha yang dikembangkan oleh Cronbach. Besarnya koefisien reliabilitas berkisar antara 0,00 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien korelasi menunjukkan konsistensi hasil kedua tes tersebut semakin baik dan hasil ukur kedua tes tersebut dikatakan semakin reliabel (Azwar, 2009). 3. Uji Analisis Faktor Konfirmatori Analisis faktor konfirmatori digunakan untuk menguji apakah suatu konstruk mempunyai unidimensionalitas atau apakah indikator-indikator yang digunakan dapat mengkonfirmasikan sebuah konstruk atau variabel (Ghozali, 2011). Jika masing-masing indikator merupakan indikator pengukur konstruk maka akan memiliki nilai loading factor yang tinggi. Analisis faktor konfirmatori akan mengelompokkan masing-masing indikator ke dalam beberapa faktor. Menurut Ghozali (2011) asumsi yang mendasari dapat tidaknya digunakan analisis faktor adalah data matik harus memiliki korelasi yang cukup (sufficient correlation). Alat uji yang digunakan untuk mengukur tingkat interkorelasi antar

11 36 variabel dan dapat tidaknya dilakukan analisis faktor adalah Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (KMO MSA). G. Teknik Analisis Data Menurut Azwar (2009), pengolahan data penelitian yang sudah diperoleh dimaksudkan sebagai suatu cara mengorganisasikan data sedemikian rupa sehingga dapat dibaca dan dapat di tafsirkan. Untuk mengetahui adanya hubungan antara alexithymia dengan risiko bunuh diri, maka digunakan rumus korelasi Pearson s correlation coefficient yang di dalam perhitungannya menggunakan bantuan program SPSS versi 22 for windows.