Fadly Ramadhan, Thresye, Akhmad Yusuf

dokumen-dokumen yang mirip
Herlyn Basrina, Yuni Yulida, Thresye Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat

KAJIAN METODE KONDENSASI CHIO PADA DETERMINAN MATRIKS

Edy Sarwo Agus Wibowo, Yuni Yulida, Thresye

MENGHITUNG DETERMINAN MATRIKS MENGGUNAKAN METODE SALIHU

Generalized Inverse Pada Matriks Atas

Invers Tergeneralisasi Matriks atas Z p

MATRIKS BUJUR SANGKAR AJAIB ORDE GENAP KELIPATAN EMPAT MENGGUNAKAN METODE DURER

ALGORITMA PEMBANGUN MATRIKS KORELASI TUGAS AKHIR

BAB II KAJIAN PUSTAKA. operasi matriks, determinan dan invers matriks), aljabar max-plus, matriks atas

ALGORITMA ELIMINASI GAUSS INTERVAL DALAM MENDAPATKAN NILAI DETERMINAN MATRIKS INTERVAL DAN MENCARI SOLUSI SISTEM PERSAMAAN INTERVAL LINEAR

MENENTUKAN NILPOTENT ORDE 4 PADA MATRIKS SINGULAR MENGGUNAKAN TEOREMA CAYLEY HAMILTON TUGAS AKHIR

Rizkun As Syirazi, Thresye, Nurul Huda Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat

Aljabar Linear. & Matriks. Evangs Mailoa. Pert. 5

Matriks Leslie dan Aplikasinya dalam Memprediksi Jumlah dan Laju pertumbuhan Penduduk di Kota Makassar

Perluasan Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 7

BAB 3 : INVERS MATRIKS

BAB II DETERMINAN DAN INVERS MATRIKS

Penentuan Nilai Eigen Tak Dominan Matriks Hermit Menggunakan Metode Pangkat Invers Dengan Nilai Shift

Aljabar Linier Elementer. Kuliah 1 dan 2

Interpretasi Geometri Dari Sebuah Determinan

Diagonalisasi Matriks Segitiga Atas Ring komutatif Dengan Elemen Satuan

Pasangan Baku Dalam Polinomial Monik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGKONSTRUKSIAN BILANGAN TIDAK KONGRUEN

Part III DETERMINAN. Oleh: Yeni Susanti

Jurnal Matematika Murni dan Terapan Epsilon Juni 2014 Vol. 8 No. 1 METODE KARMARKAR SEBAGAI ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH PEMROGRAMAN LINEAR

(MS.3) SUBRUANG CONINVARIAN DARI MATRIKS KUADRAT KOMPLEKS

KONSEP DETERMINAN PADA MATRIKS NONBUJUR SANGKAR

Teorema Cayley-Hamilton pada Matriks atas Ring Komutatif

MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN MATRIKS INTERVAL TUGAS AKHIR

SOLUSI REFLEKSIF DAN ANTI-REFLEKSIF DARI PERSAMAAN MATRIKS AX = B

PEMBUKTIAN RUMUS BENTUK TUTUP BEDA MUNDUR BERDASARKAN DERET TAYLOR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

EKSISTENSI DAN KONSTRUKSI GENERALISASI

INVERS SUATU MATRIKS TOEPLITZ MENGGUNAKAN METODE ADJOIN

MUH1G3/ MATRIKS DAN RUANG VEKTOR

Arie Wijaya, Yuni Yulida, Faisal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

METODE PANGKAT DAN METODE DEFLASI DALAM MENENTUKAN NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN DARI MATRIKS

PERSAMAAN RELASI REKURENSI PADA PERHITUNGAN NILAI DETERMINAN MATRIKS MENGGUNAKAN METODE EKSPANSI LAPLACE DAN METODE CHIO

3 4y = a. 3x + 5y 1 5 x + 5y 5. c. 5x 6y 30 x + 2y 2. e. 4x + 3y 16 2x 3y 10 y = x x + 9y x + y 100

Modul 2.2 Matriks dan Sistem Persamaan Linear (Topik 3) A. Pendahuluan Matriks dan Sistem Persamaan Linear

Model Penyelesaian Determinan Matriks dengan Metode Eliminasi Gauss Melalui Matrix Laboratory (MATLAB)

Trihastuti Agustinah

Matriks - 1: Beberapa Definisi Dasar Latihan Aljabar Matriks

Determinan. Untuk menghitung determinan ordo n terlebih dahulu diberikan cara menghitung determinan ordo 2

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. yang biasanya dinyatakan dalam bentuk sebagai berikut: =

Gita Sari Adriani, Pardi Affandi, M. Ahsar Karim Program Studi Matematika FMIPA Universitas Lambung Mangkurat

MODUL ALJABAR LINEAR 1 Disusun oleh, ASTRI FITRIA NUR ANI

SIFAT-SIFAT KESETARAAN PADA MATRIKS SECONDARY NORMAL ABSTRACT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2. DETERMINAN MATRIKS

MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINIER WAKTU DISKRIT. Soleha, Dian Winda Setyawati Jurusan Matematika, FMIPA Institut Teknologi Surabaya

APLIKASI METODE PANGKAT DALAM MENGAPROKSIMASI NILAI EIGEN KOMPLEKS PADA MATRIKS

Banyaknya baris dan kolom suatu matriks menentukan ukuran dari matriks tersebut, disebut ordo matriks

DIAGONALISASI MATRIKS PERSEGI (SQUARE MATRIX) MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI SCHUR TUGAS AKHIR

PEMBUKTIAN BENTUK TUTUP RUMUS BEDA MAJU BERDASARKAN DERET TAYLOR

Teori permainan mula-mula dikembangkan oleh ilmuan Prancis bernama Emile Borel, secara umum digunakan untuk menyelesaikan masalah yang

SOLUSI POSITIF DARI PERSAMAAN LEONTIEF DISKRIT

Pertemuan 8 Aljabar Linear & Matriks

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FMIPA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

PELATIHAN INSTRUKTUR/PENGEMBANG SMU 28 JULI s.d. 12 AGUSTUS 2003 MATRIKS. Oleh: Drs. M. Danuri, M. Pd.

Modul Praktikum. Aljabar Linier. Disusun oleh: Machudor Yusman IR., M.Kom. Ucapan Terimakasih:

IMPLEMENTASI SANDI HILL UNTUK PENYANDIAN CITRA

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

MATRIKS UNITER, SIMILARITAS UNITER DAN MATRIKS NORMAL. Anis Fitri Lestari. Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Ponorogo ABSTRAK

INVERS SUATU MATRIKS TOEPLITZ MENGGUNAKAN METODE ADJOIN MATRIKS SKRIPSI BAKTI SIREGAR

MODEL EKONOMI LEONTIEF DALAM MENENTUKAN EKSPOR IMPOR SUATU NEGARA DENGAN MENGGUNAKAN DEKOMPOSISI Lower Upper (LU)

MENENTUKAN PERPANGKATAN MATRIKS TANPA MENGGUNAKAN EIGENVALUE

II. TINJAUAN PUSTAKA. negatifnya. Yang termasuk dalam bilangan cacah yaitu 0,1,2,3,4, sehingga

OPERASI MODIFIKASI ARITMATIKA INTERVAL TERHADAP INVERS MATRIKS INTERVAL

Aljabar Linier & Matriks. Tatap Muka 2

Pembagi Bersama Terbesar Matriks Polinomial

Aljabar Matriks. Aljabar Matriks

ANALISIS PERMAINAN EMPAT BILANGAN

Karakterisasi Matriks Leslie Ordo Empat

Definisi : det(a) Permutasi himpunan integer {1, 2, 3,, n}:

SEMINAR NASIONAL BASIC SCIENCE II

DIAGONALISASI MATRIKS HILBERT

& & # = atau )!"* ( & ( ( (&

PERMANEN DAN DOMINAN SUATU MATRIKS ATAS ALJABAR MAX-PLUS INTERVAL

NILAI EIGEN DAN VEKTOR EIGEN disebut vektor eigen dari matriks A =

MATRIKS. Definisi: Matriks adalah susunan bilangan-bilangan yang berbentuk segiempat siku-siku yang terdiri dari baris dan kolom.

Matriks adalah susunan segi empat siku-siku dari objek yang diatur berdasarkan baris (row) dan kolom (column). Objek-objek dalam susunan tersebut

BAB I MATRIKS DAN EKSPLORASINYA

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada semester genap tahun ajaran bertempat di

I PENDAHULUAN II LANDASAN TEORI

MATRIKS PASCAL DAN SIFAT-SIFATNYA YOGIE BUDHI RANTUNG

MODUL ATAS RING MATRIKS ( ) Arindia Dwi Kurnia Universitas Jenderal Soedirman Ari Wardayani Universitas Jenderal Soedirman

KAJIAN MATRIKS JORDAN DAN APLIKASINYA PADA SISTEM LINEAR WAKTU DISKRIT

SIFAT DISTRIBUTIF MATRIKS IDEMPOTEN DAN APLIKASINYA PADA DETERMINAN MATRIKS

Matematika Teknik INVERS MATRIKS

MATRIKS Nuryanto, ST., MT.

ALJABAR LINIER MAYDA WARUNI K, ST, MT ALJABAR LINIER (I)

KEKONVERGENAN SOLUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA ORDE SATU MENGGUNAKAN METODE ITERASI VARIASIONAL

SATUAN ACARA PERKULIAHAN UNIVERSITAS GUNADARMA

METODE BARU UNTUK MENGHITUNG DETERMINAN DARI MATRIKS TUGAS AKHIR YESPI ENDRI

Matriks - Definisi. Sebuah matriks yang memiliki m baris dan n kolom disebut matriks m n. Sebagai contoh: Adalah sebuah matriks 2 3.

Transkripsi:

ISSN: 978-44 Vol.0 No. (06) Hal.8-7 DETERMINAN MATRIKS DENGAN ELEMEN BILANGAN FIBONACCI ORDER- YANG DIGENERALISASI Fadly Ramadhan, Thresye, Akhmad Yusuf Program Studi Matematika Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat Email : fadlyramadhan04@gmail.com ABSTRAK Bilangan Fibonacci didefinisikan sebagai barisan bilangan yang suku-sukunya merupakan penjumlahan dua suku sebelumnya. Penelitian sebelumnya menjelaskan tentang bilangan Fibonacci yang digeneralisasi hingga order-. Selanjutnya bilangan Fibonacci tersebut dibentuk dalam matriks berukuran yang akan ditentukan nilai determinannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk barisan Fibonacci order- yang digeneralisasi, kemudian mengetahui bentuk matriks persegi yang elemennya berupa bilangan Fibonacci order- yang digeneralisasi dan membuktikan teorema untuk menentukan determinan dari matriks persegi yang elemennya berupa bilangan Fibonacci order- yang digeneralisasi. Hasil dari penelitian ini adalah diperoleh bentuk barisan dari bilangan Fibonacci order- yang digeneralisasi, diperoleh bentuk matriks persegi yang elemennya berupa bilangan Fibonacci order- yang digeneralisasi dan diperoleh determinan dengan 4 kondisi yang berbeda. Kata Kunci : Bilangan Fibonacci, bilangan Fibonacci order- yang digeneralisasi, matriks. ABTRACT Fibonacci numbers are defined as a sequence of numbers that of his family is the sum of the previous two terms. Previous research describes the generalized order-k Fibonacci numbers. Furthermore, Fibonacci numbers are formed in a matrix of size k k to be determined the value of the determinant. The purpose of this study was to determine the shape ranks of the generalized order-k Fibonacci numbers, then knowing the form of a square matrix whose elements form Fibonacci numbers of order-k generalized and proving theorems to determine the determinant of a square matrix whose elements form of the generalized order-k Fibonacci numbers. The results of this study are obtained form the sequence of the generalized order-k Fibonacci numbers, obtained form a square matrix whose elements form of the generalized order-k Fibonacci numbers and the determinant obtained with 4 different conditions. Keywords: Fibonacci numbers, the generalized order-k Fibonacci numbers, matrix.. PENDAHULUAN Karaduman [] menjelaskan tentang bilangan Fibonacci yang digeneralisasi hingga order-. Dalam penelitian tersebut, bilangan Fibonacci yang digeneralisasi hingga order- hanya ditunjukaan untuk kondisi nn > 0, dengan syarat batas yang telah ditentukan. Karaduman [] mengembangkan penelitiannya mengenai bilangan Fibonacci yang digeneralisasi hingga order-. Dalam penelitian ini, bilangan Fibonacci yang digeneralisasi hingga order- tidak hanya ditunjuan untuk kondisi nn > 0, dengan syarat batas yang telah ditentukan. Selanjutnya bilangan Fibonacci tersebut dibentuk dalam matriks berukuran yang akan ditentukan nilai determinannya. 8

ISSN: 978-44 Vol.0 No. (06) Hal.8-7. TINJAUAN PUSTAKA. Matriks Berikut diberikan definisi matriks : Definisi. [] Sebuah matriks adalah susunan segiempat siku-siku dari bilangan-bilangan. Bilangan-bilangan dalam susunan tersebut dinamakan entri dalam matriks.. Determinan Matriks Berikut diberikan definisi dari determinan matriks, dan beberapa teorema mengenai determinan. Definisi.. [] Misalkan AA adalah matriks persegi. Fungsi determinan dinyatakan oleh det, dan didefinisikan dddddd(aa) sebagai jumlah semua hasil kali elementer bertanda dari AA. Jumlah dddddd (AA) dinamakan determinan AA. Teorema.. Anggap AA adalah suatu matriks nn nn. a) Jika BB adalah matriks yang dihasilkan ketika suatu baris tunggal atau kolom tunggal dari AA dikalikan dengan suatu skalar, maka dddddd(bb) = (AA). b) Jika BB adalah matriks yang dihasilkan ketika dua baris atau dua kolom dari AA dipertukarkan, maka dddddd(bb) = dddddd (AA). c) Jika BB adalah matriks yang dihasilkan ketika suatu penggandaan dari suatu baris AA ditambahkan pada baris lainnya atau jika suatu penggandaan suatu kolom ditambahkan pada kolom lainnya, maka dddddd(bb) = dddddd (AA). Bilangan Fibonacci Order- yang Digeneralisasi Karaduman [] mendefinisikan barisan dari bilangan Fibonacci order- yang digeneralisasi dengan bentuk gg nn = cc jj jj jj= uuuuuuuuuu nn > 0 dddddd () Bentuk diatas hanya berlaku untuk nn > 0, sedangkan untuk nn 0 dapat menggunakan syarat batas, berikut: ; = nn gg nn = uuuuuuuuuu nn 0 0 ; uuuuuuuuuu yyyyyyyy llllllll dimana cc jj, jj adalah koefisien konstan dengan, nn bilangan bulat dan merupakan bentuk ke-nn dari barisan ke-.. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi literatur. Adapun prosedur pada penelitian ini adalah mengumpulkan dan mengkaji bahan-bahan yang berkaitan dengan matriks, determinan, bilangan Fibonacci, dan barisan dari bilangan Fibonacci order- yang digeneralisasi. Kemudian memahami bentuk barisan dari bilangan Fibonacci order- yang digeneralisasi. Selanjutnya, memahami bentuk matriks persegi yang elemennya 9

ISSN: 978-44 Vol.0 No. (06) Hal.8-7 berupa barisan dari bilangan Fibonacci order- yang digeneralisasi. Kemudian membuktikan teorema untuk menentukan determinan dari matriks persegi yang elemennya berupa bilangan Fibonacci order- yang digeneralisassi dan membuat kesimpulan penelitian. 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Karaduman [] mendefinisikan bentuk matrik GG nn berukuran dengan elemennya berupa bilangan Fibonacci order- yang digeneralisasi,sebagai berikut GG nn = () + + + + + + + + + + Bentuk matriks GG nn pada persamaan () dapat disederhanakan ke dalam bentuk matriks yang berukuran, yaitu GG nn = + + untuk Berdasarkan bentuk matriks GG nn pada persamaan () dapat dibentuk suatu matriks yang lebih besar dari GG nn yaitu matriks GG nn+, yang merupakan perkalian antara matriks GG nn dengan matriks AA sebagai berikut cc cc cc cc cc 0 0 0 0 GG nn+ = 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 + + () cc cc cc cc cc 0 0 0 0 dengan AA = 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Persamaan () dapat digeneralisasi ke dalam persamaan matriks dengan bentuk GG nn+ = AAGG nn (4) 0

ISSN: 978-44 Vol.0 No. (06) Hal.8-7 Dengan melakukan ekspansi pada persamaan (4) diperoleh GG nn = AA nn (5) Teorema 4. Jika cc jj = dan GG nn berbentuk Maka dengan GG nn = + + + + + + + + dddddd GG nn = ( )nn ; jjjjjjjj ggeeeeeeee ; jjjjjjjj gggggggggggg gg nn = cc jj jj jj= uuuuuuuuuu nn > 0 dddddd + + dan syarat batas ; = nn gg nn = uuuuuuuuuu nn 0. 0 ; uuuuuuuuuu yyyyyyyy llllllll Bukti: Diketahui GG nn = AA nn pada persamaan (5), maka untuk menentukan determinan dari matriks GG nn maka cukup ditunjuan dengan menentukan determinan dari matriks AA nn. Diketahui matriks AA sebagai berikut cc cc cc cc cc 0 0 0 0 AA = 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Selanjutnya akan ditentukan determinan dari matriks AA, cc cc cc cc cc 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 AA = = 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 cc cc cc cc cc dddddd (AA) = ( ) c k Diketahui bahwa cc jj = maka dddddd (AA) = ( ) Sedemikian sehingga dddddd GG nn = (ddddddaa) nn = ( ) nn untuk genap dddddd GG nn = (ddddddaa) nn = untuk ganjil sehingga terbukti bahwa

ISSN: 978-44 Vol.0 No. (06) Hal.8-7 dddddd GG nn = ( )nn ; jjjjjjjj gggggggggg ; jjjjjjjj gggggggggggg Selanjutnnya berdasarkan persamaan () jika kondisi nn > 0 diabaikan dimisalkan sebagai gg mm, maka barisan dari bilangan Fibonacci order- yang digeneralisasi menjadi = cc jj jj jj= uuuuuuuuuu (6) dengan syarat batas ; = mm = uuuuuuuuuu mm 0 0 ; uuuuuuuuuu yyyyyyyy llllllll dengan syarat awal gg 0 =, gg =, dan, mm merupakan bilangan bulat. Bentuk pada persamaan (6) berlaku jika mm. Karaduman [] berdasarkan bentuk matriks GG nn pada persamaan (), maka bentuk matriks GG mm memilik bentuk yang serupa dengan matriks GG nn, sebagai berikut gg mm GG mm = + + + + + + + + + + (7) Bentuk matriks GG mm pada persamaan (7) dapat disederhanakan ke dalam bentuk matriks yang berukuran, yaitu GG mm = + + untuk (8) Berdasarkan bentuk matriks GG mm pada persamaan (8) dapat dibentuk suatu matriks yang lebih besar dari GG mm yaitu matriks GG mm+, GG mm+ = GG mm+ + + untuk (9) Matriks GG mm+ pada persamaan (9) dapat dituliskan sebagai perkalian matriks AA dengan matriks GG mm pada persamaan (8)

ISSN: 978-44 Vol.0 No. (06) Hal.8-7 cc cc cc cc cc 0 0 0 0 GG mm+ = 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 + + untuk (0) cc cc cc cc cc 0 0 0 0 dengan AA = 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Persamaan (0) dapat digeneralisasi ke dalam persamaan matriks dengan bentuk GG mm+ = AAGG mm () Dengan melakukan ekspansi pada persamaan () diperoleh GG mm = AA mm GG () Teorema 4. Jika cc jj = dan GG mm berbentuk gg mm GG mm = + + + + Maka + + + + + + dddddd GG mm = ( )mm ; jjjjjjjj gggggggggg ; jjjjjjjj gggggggggggg Bukti: Diketahui GG mm = AA mm GG pada persamaan (), untuk menentukan determinan dari matriks GG mm maka cukup ditunjuan dengan menentukan determinan dari matriks AA mm dan determinan dari matriks GG. Berdasarkan bukti dari teorema (.) diketahui bahwa dddddd (AA) = ( ) c k, sehinggga dddddd (AA mm ) = (dddddd (AA)) mm = (( ) c k ) mm. Selanjutnya akan dibuktikan determinan dari matriks GG.

gg gg gg gg gg gg 0 gg 0 gg 0 gg 0 gg 0 GG = gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg 0 gg 0 gg 0 gg 0 = 0 gg gg gg 0 0 0 gg gg 0 0 0 gg Determinan dari matriks GG adalah sebagai berikut gg gg gg gg gg gg 0 gg 0 gg 0 gg 0 GG = 0 gg gg gg 0 0 0 gg gg 0 0 0 gg dddddd(gg ) = ( ) cc Diketahui bahwa cc jj = maka (dddddd (AA)) mm = (( ) ) mm dan dddddd(gg ) = ( ) sehingga terbukti bahwa dddddd GG mm = ( )mm ; jjjjjjjj gggggggggg ; jjjjjjjj gggggggggggg Teorema 4. Jika GG nn berbentuk GG nn = maka dimana + + + + + + + + dddddd GG nn = ( )nn (cc ) nn (cc ) nn Jurnal Matematika Murni dan Terapan εpsilon ISSN: 978-44 Vol.0 No. (06) Hal.8-7 + + ; jjjjjjjj gggggggggg ; jjjjjjjj gggggggggggg 4

dengan syarat batas = gg nn = cc jj jj jj= ; = nn 0 ; uuuuuuuuuu yyyyyyyy llllllll Jurnal Matematika Murni dan Terapan εpsilon ISSN: 978-44 Vol.0 No. (06) Hal.8-7 uuuuuuuuuu nn > 0 dddddd uuuuuuuuuu nn 0. Bukti: Diketahui GG nn = AA nn pada persamaan (5), untuk menentukan determinan dari matriks GG nn maka cukup ditunjuan dengan menentukan determinan dari matriks AA nn. Diketahui matriks AA sebagai berikut cc cc cc cc cc 0 0 0 0 AA = 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 Selanjutnya akan ditentukan determinan dari matriks AA, cc cc cc cc cc 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 AA = = 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 cc cc cc cc cc dddddd (AA) = ( ) c k Sehingga, dddddd GG nn = (ddddddaa) nn = ( ) nn (cc ) nn untuk genap dddddd GG nn = (ddddddaa) nn = (cc ) nn untuk ganjil sehingga terbukti bahwa dddddd GG nn = ( )nn (cc ) nn (cc ) nn Teorema 4.4 Jika GG mm berbentuk GG mm = ; jjjjjjjj gggggggggg ; jjjjjjjj gggggggggggg + + + + + + + + + + 5

ISSN: 978-44 Vol.0 No. (06) Hal.8-7 Maka dddddd GG mm = ( )mm (cc ) mm (cc ) mm ; jjjjjjjj gggggggggg ; jjjjjjjj gggggggggggg Bukti: Diketahui GG mm = AA mm GG pada persamaan (), untuk menentukan determinan dari matriks GG mm maka cukup ditunjuan dengan menentukan determinan dari matriks AA mm dan determinan dari matriks GG. Berdasarkan bukti dari teorema (.) diketahui bahwa dddddd (AA) = ( ) c k, sehinggga dddddd (AA mm ) = (dddddd (AA)) mm = (( ) c k ) mm. Selanjutnya akan dibuktikan determinan dari matriks GG. gg gg gg gg gg gg 0 gg 0 gg 0 gg 0 gg 0 GG = gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg gg 0 gg 0 gg 0 gg 0 = 0 gg gg gg 0 0 0 gg gg 0 0 0 gg Determinan dari matriks GG adalah sebagai berikut gg gg gg gg gg gg 0 gg 0 gg 0 gg 0 GG = 0 gg gg gg 0 0 0 gg gg 0 0 0 gg dddddd(gg ) = ( ) cc Karena diketahui GG mm = AA mm GG, maka dddddd (GG mm ) = (( ) cc ) mm (( ) cc ) dddddd (GG mm ) = (( ) cc ) mm dddddd (GG mm ) = (( ) ) mm (cc ) mm sehingga terbukti bahwa dddddd GG mm = ( )mm (cc ) mm ; jjjjjjjj gggggggggg (cc ) mm ; jjjjjjjj gggggggggggg 6

ISSN: 978-44 Vol.0 No. (06) Hal.8-7 5. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:. Bentuk barisan dari bilangan Fibonacci order- yang digeneralisasi adalah gg nn = cc jj jj jj= uuuuuuuuuu nn > 0 dddddd dengan syarat batas ; = nn gg nn = uuuuuuuuuu nn 0 0 ; uuuuuuuuuu yyyyyyyy llllllll dimana cc jj, jj adalah koefisien konstan dengan, nn bilangan bulat dan merupakan bentuk ke-nn dari barisan ke-.. Bentuk matriks persegi yang elemennya berupa bilangan Fibonacci order- yang digeneralisasi adalah gg nn GG nn = + + + + + + gg nn + + + +. Determinan yang ditentukan dari 4 teorema dalam penelitian ini dengan beberapa kasus sebagai berikut a. Untuk matriks GG nn dengan cc jj = diperoleh dddddd GG nn = ( )nn ; jjjjjjjj gggggggggg ; jjjjjjjj gggggggggggg b. Untuk matriks GG mm dengan cc jj = diperoleh dddddd GG mm = ( )mm ; jjjjjjjj gggggggggg ; jjjjjjjj gggggggggggg c. Untuk matriks GG nn dengan cc jj diperoleh dddddd GG nn = ( )nn (cc ) nn ; jjjjjjjj gggggggggg (cc ) nn ; jjjjjjjj gggggggggggg d. Untuk matriks GG mm dengan cc jj diperoleh dddddd GG mm = ( )mm (cc ) mm ; jjjjjjjj gggggggggg (cc ) mm ; jjjjjjjj gggggggggggg 5. DAFTAR PUSTAKA [] Anton, Howard. 000. Dasar-dasar Aljabar Linier. Edisi 7 Jilid. Interaksara, Batam. [] Karaduman, Erdal. 004. An Aplication of Fibonacci Numbers in Matrices. Applied Mathematics and Computation. 47: 90-908. [] Karaduman, Erdal. 005. On Determinants of Matrices With General Fibonacci Numbers Entries. Applied Mathematics and Computation. 67: 670-676. 7