mempunyai tak berhingga banyak solusi.

dokumen-dokumen yang mirip
Metode Simpleks M U H L I S T A H I R

kita menggunakan variabel semu untuk memulai pemecahan, dan meninggalkannya setelah misi terpenuhi

BAB IV. METODE SIMPLEKS

PEMROGRAMAN LINIER. Metode Simpleks

PRAKTIKUM II PEMROGRAMAN LINIER (METODE SIMPLEKS)

Model umum metode simpleks

BAB II METODE SIMPLEKS

A. Analisis Sensitivitas 1. Berapa besar perubahan koefisien fungsi objektif diperbolehkan supaya titik optimal dipertahankan?

PROGRAM LINEAR: METODE SIMPLEX

Pemrograman Linier (2)

Manajemen Sains. Pemrograman Linier (Metode Simpleks) Eko Prasetyo Teknik Informatika Univ. Muhammadiyah Gresik 2011

Taufiqurrahman 1

Metode Simpleks dengan Big M dan 2 Phase

BAB III. METODE SIMPLEKS

Pemrograman Linier (2)

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Teknik Informatika UMG Modul 3 PEMROGRAMAN LINIER METODE SIMPLEKS

Algoritma Simplex. Algoritma Simplex adalah algoritma yang digunakan untuk mengoptimalkan fungsi objektif dan memperhatikan semua persamaan

Metode Simpleks dalam Bentuk Tabel (Simplex Method in Tabular Form) Materi Bahasan

METODE dan TABEL SIMPLEX

Pemrograman Linier (3)

Riset Operasional LINEAR PROGRAMMING

Metode Simpleks (Simplex Method) Materi Bahasan

BAB VI PROGRAMA LINIER : DUALITAS DAN ANALISIS SENSITIVITAS

PROGRAM LINIER METODE SIMPLEKS

Metode Simpleks Dengan Tabel. Tabel metode simpleks Tabel metode simpleks bentuk standar

BAB III SOLUSI GRAFIK DAN METODE PRIMAL SIMPLEKS

Bahan A: 6x + 4x 24. Bahan B Harga jual ($1000) 5 4. Identifikasi fungsi tujuan Pendapatan total yang harus dimaksimumkan adalah

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Maximize or Minimize Z = f (x,y) Subject to: g (x,y) = c

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-3. Riani Lubis Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

Pengubahan Model Ketidaksamaan Persamaan

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

Z = 5X1 + 6X2 + 0S1 + 0S2 + MA1 + MA2. Persoalan Primal (asli) Persoalan Dual (kebalikan dari primal)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PROGRAM LINEAR DENGAN METODE SIMPLEX

Team Dosen Riset Operasional Program Studi Teknik Informatika Universitas Komputer Indonesia

METODE SIMPLEKS. Obyektif 1. Memahami cara menyelesaikan permasalahan menggunakan solusi grafik 2. Mengetahui fungsi kendala dan fungsi tujuan

PENYELESAIAN MODEL LINEAR PROGRAMMING SECARA MATEMATIK (METODE SIMPLEKS)

Operations Management

Perhatikan model matematika berikut ini. dapat dibuat tabel

Ada beberapa kasus khusus dalam simpleks. Kadangkala kita akan menemukan bahwa iterasi tidak berhenti, karena syarat optimalitas atau syarat

ALGORITMA METODE SIMPLEKS (PRIMAL)

Danang Triagus Setiyawan ST.,MT

Dual Pada Masalah Maksimum Baku

BAB V PROGRAMA LINIER : METODE SIMPLEKS

BAB 2 LANDASAN TEORI

MATA KULIAH RISET OPERASIONAL

METODE SIMPLEKS 06/10/2014. Angga Akbar Fanani, ST., MT. SPL Nonhomogen dengan penyelesaian tunggal (unique) ~ ~

Pertemuan Ke 2 SISTEM PERSAMAAN LINEAR (SPL) By SUTOYO,ST.,MT

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN, UNIVERSITAS ANDALAS BAHAN AJAR. Simpleks

METODE SIMPLEKS MATAKULIAH RISET OPERASIONAL Pertemuan Ke-5

LINEAR PROGRAMMING MODEL SIMPLEX

Metode Simpleks. Program linier bentuk standar Pengantar metode simpleks

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program

METODE BIG M. Metode Simpleks, oleh Hotniar Siringoringo, 1

Pemodelan dalam RO. Sesi XIV PEMODELAN. (Modeling)

BAB 2 LANDASAN TEORI

Teori Dualitas dan Penerapannya (Duality Theory and Its Application)

Teknik Riset Operasi. Oleh : A. AfrinaRamadhani H. Teknik Riset Operasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pemrograman nonlinear, fungsi konveks dan konkaf, pengali lagrange, dan

Fungsi kendala tidak hanya dibentuk oleh pertidaksamaan tetapi juga oleh pertidaksamaan dan/atau persamaan =. Fungsi kendala dengan pertidaksamaan

METODE SIMPLEKS KASUS MEMAKSIMUMKAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Model Linear Programming:

a. untuk (n+1) genap: terjadi ekstrem, dan jika (ii) f (x ) > 0, maka f(x) mencapai minimum di titik x.

Analisis Sensitivitas (2)

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Pemrograman linear (PL) ialah salah satu teknik dari riset operasi untuk

Pemrograman Linier (1)

Bentuk Standar. max. min

: METODE GRAFIK. Metode grafik hanya bisa digunakan untuk menyelesaikan permasalahan dimana hanya

Minimumkan: Z = 4X 1 + X 2 Batasan: 3X 1 + X 2 = 3 4X 1 + 3X 2 6 X 1 + 2X 2 4

Pengembangan model matematis dapat dimulai dengan menjawab ketiga pertanyaan berikut ini : Apakah yang diusahakan untuk ditentukan oleh model

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Program Linier (Linear Programming)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lecture 3: Graphical Sensitivity Analysis

Bab 2 LANDASAN TEORI

Metode Simplex. Toha Ardi Nugraha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. yang diapit oleh dua kurung siku sehingga berbentuk empat persegi panjang atau

Konsep Primal - Dual

BAB I PENGANTAR PROGRAM LINIER

contoh soal metode simplex dengan minimum

BAB II KAJIAN TEORI. Pada bab ini akan dibahas mengenai beberapa definisi dan teori yang akan

PERANGKAT PEMBELAJARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini akan diberikan landasan teori tentang optimasi, fungsi, turunan,

LINEAR PROGRAMMING. Lecture 5 PENELITIAN OPERASIONAL I. Lecture 5 23/10/2013. Simplex Method: Two-Phase Method Membagi penyelesaian LP dalam 2 fase:

METODE SIMPLEKS (THE SIMPLEX METHOD)

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

Bab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Pengantar Proses Stokastik

BahanKuliahKe-3 Penelitian Operasional VARIABEL ARTIFISIAL. (Metode Penalty & Teknik Dua Fase) Oleh: Darmansyah Tjitradi, MT.

METODE SIMPLEKS DALAM PROGRAM LINIER

Manajemen Sains. Eko Prasetyo. Modul 4 ANALISIS SENSITIVITAS. 4.1 Analisis Sensitivitas Metode Grafik

SOLUSI SISTEM PERSAMAAN LINEAR

PENERAPAN LOGIKA FUZZY PADA PROGRAM LINEAR

Metode Simpleks Kasus Minimisasi

METODE SIMPLEKS (MS)

BAB II LANDASAN TEORI

Model Linear Programming:

Transkripsi:

Lecture 4: A. Introduction Jika suatu masalah LP hanya melibatkan 2 kegiatan (variabel keputu-san) saja, maka dapat diselesaikan dengan metode grafik. Tetapi, jika melibatkan lebih dari 2 kegiatan, maka metode grafik tidak dapat digunakan lagi, sehingga diperlukan metode simpleks (simplex method). Metode simpleks merupakan suatu cara yang lazim dipakai untuk menentukan kombinasi optimal dari tiga variabel atau lebih. Penyelesaian model Program Linear dengan metode grafik menjadi dasar pengembangan metode aljabar simpleks. Secara grafik, kita dapat mengetahui terdapat banyak tak berhingga solusi fisibel dengan melihat daerah fisibelnya. Tetapi bagaimana dengan reperesentasi solusi secara aljabar? Dalam representasi aljabar, jumlah persamaan m selalu lebih kecil atau sama dengan jumlah variabel n, yaitu m n. Karena jika m > n, maka terdapat paling sedikit m n persamaan redundant. Jika m = n dan persamaan-persamaan tersebut konsisten, maka sis-tem mempunyai solusi tunggal. Jika m < n dan persamaan-persamaan tersebut konsisten, maka sistem mempunyai tak berhingga banyak solusi. Contoh. Persamaan x = 2 mempunyai m = n = 1, sehingga mempunyai solusi tunggal. Tetapi persamaan x + y = 1 mempunyai m = 1 dan n = 2, sehingga mempunyai tak berhingga banyak solusi (garis semua titik di sepanjang x + y = 1 merupakan solusi. B. Computational Details of the Simplex Algoritm Contoh. Diberikan masalah Reddy Mikks dengan model program linear: Maksimumkan z = 5x + 4x terhadap kendala 6x + 4x 24 (bahan A) x + 2x 6 (bahan B) x + x 1 (Batas pemasaran) x 2 (Batas Permintaan) x, x 0

(a) Mengubah fungsi objektif dan batasan-batasan. Fungsi objektif diubah menjadi fungsi implisit, artinya semua c x dipindah ke ruas kiri. Misalnya fungsi tujuan z = 5x + 4x diubah menjadi z 5x 4x = 0 Pada bentuk standar, semua batasan mempunyai tanda. Ketaksamaan tersebut harus diubah menjadi kesamaan, caranya dengan menambah variabel slack (variabel tambahan yang mewakili tingkat pengangguran), yaitu s, s, s, dan s. 6x + 4x 24 menjadi 6x + 4x + s = 24 x + 2x 6 menjadi x + 2x + s = 6 x + x 1 menjadi x + x + s = 1 x 2 menjadi x + s = 2 Berdasarkan perubahan persamaan-persamaan di atas, dipero-leh bentuk standar / kanonik (siap simplex) sebagai berikut. Maksimumkan z = 5x + 4x + 0s + 0s + 0s + 0s terhadap kendala 6x + 4x + s = 24 x + 2x + s = 6 x + x + s = 1 x + s = 2 x, x, s, s, s, s 0 Untuk selanjutnya, fungsi objektif ditulis z 5x 4x = 0 Catatan: Perhatikan bahwa sistem mempunyai m = 4 persamaan dan n = 6 variabel, sehingga Karena n > m, dengan memisalkan (n m) variabel sama dengan 0, maka dapat dihitung nilai m variabel lainnya. (n m) variabel yang sama dengan 0 disebut variabel non basis, sedangkan m variabel lainya disebut variabel basis. Penyelesaian basis adalah penyelesaian yang diperoleh de-ngan mengenolkan (n m) variabel dan diperoleh nilai m variabel lainnya. Penyelesaian basis dengan semua nilai varia-bel non negatif disebut penyelesaian basis fisibel. (b) Menyusun persamaan-persamaan di dalam tabel simpleks. Setelah formulasi diubah, kemudian disusun ke dalam tabel berikut.

Tabel 4.1. Tabel simpleks iterasi 1 Iterasi metode simpleks dimulai dari titik asal (x, x ) = (0,0), sehingga Variabel nonbasic (nol): (x, x ) Variabel dasar (basic) : (s, s, s, s ). Dengan mensubstitusi (x, x ) = (0,0), diperoleh z = 0 s = 24 s = 6 s = 1 s = 2 Perhatikan pada persamaan 6x + 4x + s = 24, Karena x = 0 dan x = 0, berarti belum ada kegiatan apa-apa, sehingga terjadi pengangguran pada kendala pertama sebesar 24 satuan, atau s = 24. Nilai lain diperoleh dengan cara yang sama. (c) Memilih elemen pivot (perpotongan kolom pivot dan baris pivot Kolom pivot. Pilihlah kolom yang mempunyai nilai pada garis fungsi objektif yang bernilai negatif terbesar. Dalam hal ini, kolom x dengan nilai pada baris z sebesar 5. Baris pivot. Terlebih dahulu carilah rasio tiap-tiap baris dengan cara membagi nilai-nilai pada kolom solusi dengan nilai yang sebaris dengan kolom pivot. Rasio =. Pilihlah baris yang mempunyai rasio nonnegatif terkecil.

Rasio 24/6 =4 (min) 6/1 =6 1/-1 =-1 2/0 = Catatan: (1) Untuk masalah maksimisasi, dipilih kolom pivot dengan nilai negatif terbesar. Perhatikan fungsi objektif z = 5x + 4x Untuk memaksimumkan nilai z akan lebih cepat jika memproduksi x terlebih dahulu, karena mempunyai unit profit terbesar, yaitu 5. Karena dalam tabel simpleks fungsi objektif diubah menjadi z 5x 4x = 0, berarti dipilih koefisien dengan nilai negatif terbesar. (2) Baris pivot dipilih dengan rasio nonnegatif terkecil. Perhatikan ilustrasi secara grafik berikut. Dari gambar terlihat bahwa pada iterasi selanjutnya, solusi tetap berada pada daerah fisibel hanya jika diambil rasio dengan nilai nonnegatif terkecil.

(d) Mengubah nilai-nilai pada solusi basis (Komputasi Gauss-Jordan) Mengubah nilai-nilai baris pivot Terlebih dulu ganti leaving variable pada kolom basis dengan entering variable. Selanjutnya, nilai baris pivot diubah dengan cara membaginya dengan elemen pivot: Baris pivot baru = Baris pivot Elemen pivot Sehingga diperoleh Tukar s pada kolom basis dengan x. Baris pivot baru (x ) = Baris pivot (s ) 6 = (6 4 1 0 0 0 24) 6 = (1 Mengubah nilai-nilai selain pada baris pivot Nilai-nilai baris yang lain, selain baris pivot dapat diubah dengan rumus sebagai berikut: Baris baru = Baris lama (Koefisien kolom pivot)(baris pivot baru) Sehingga diperoleh Baris z baru = Baris z lama ( 5) Baris pivot baru = ( 5 4 0 0 0 0 0) ( 5)(1 = 0 0 0 0 20 Baris s baru = Baris s lama (1) Baris pivot baru = (1 2 0 1 0 0 6) (1)(1 = 0 1 0 0 2 Baris s baru = Baris s lama ( 1) Baris pivot baru = ( 1 1 0 0 1 0 1) ( 1)(1 = 0 0 1 0 5 Baris s baru = Baris s lama (0) Baris pivot baru = (0 1 0 0 0 1 2) (0)(1 = (0 1 0 0 0 1 2) Solusi basis baru adalah (x, s, s, s ), dengan tabel simpleks:

Tabel 4.2. Tabel simpleks iterasi 2 Rasio 6 1,5 (min) 3 2 (e) Melanjutkan perubahan-perubahan Ulangi langkah-langkah perubahan solusi basis pada langkah (d) Perubahan baru berhenti setelah pada baris fungsi objektif tidak ada yang bernilai negatif. Tabel 4.3. Tabel simpleks iterasi 3 Perhatikan pada tabel simpleks iterasi ke 3, baris pertama (z) sudah tidak ada yang bernilai negatif (semuanya positif). Sehingga tabel tersebut sudah merupakan tabel optimal, dengan solusi optimalnya adalah: Variabel Keputusan x x z Nilai Optimum 3 3/2 21 Rekomendasi Memproduksi cat eksterior 3 ton/hari Memproduksi cat interior 1,5 ton/hari Keuntungan per hari $21.000 Catatan: Dari hasil di atas diperoleh juga nilai untuk variabel-variabel slack: s = 0, s = 0, s =, dan s =.

Nilai solusi tersebut juga sekaligus menjelaskan status dari masingmasing sumber daya, yang diberikan pada tabel berikut. Sumber Daya Variabel Slack Status Bahan A Bahan B Batas Pemasaran Batas Permintaan s = 0 s = 0 s = 5/2 s = 1/2 Langka (scarce) Langka (scarce) Berlebih (abundant) Berlebih (abundant) Suatu sumber daya dikatakan langka (scarce), jika variabelvariabel dari model menggunakan seluruh kapasitas sumber daya tersebut. Dengan kata lain, tidak ada kapasitas yang menganggur, yang ditunjukkan dengan variabel slack = 0. Contoh. Semua bahan A maupun B dipakai untuk memproduksi cat eksterior dan cat interior, sehingga tidak ada bahan yang menganggur. Ditunjukkan dengan nilai s = 0 dan s = 0. Suatu sumber daya dikatakan berlebih (redundant), jika ada beberapa kapasitas sumber daya yang tidak digunakan (menganggur). Dengan kata lain, variabel slack > 0.