PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN

dokumen-dokumen yang mirip
Tabel Chek List Lembar Observasi Pelaksanaan Sistem Penyelenggaraan Makanan PT Inalum Kuala Tanjung tahun 2011

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyelenggaraan berasal dari kata dasar selengara yang artinya

PENERIMAAAN BAHAN MAKANAN KERING

PEDOMAN PELAYANAN GIZI

PENYELENGGARAAN MAKANAN DARURAT MILITER

PEDOMAN PELAYANAN INSTALASI GIZI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada Bab IV penulis akan menguraikan hasil penelitian berupa pengolahan

Lampiran 1. Siklus Menu 10 Hari Instalasi Gizi RSUD Kabanjahe

TANGGAL TERBIT. 01 januari 2013

PROGRAM KERJA INSTALASI GIZI RUMAH SAKIT AR BUNDA PRABUMULIH TAHUN 2016

HANDOUT 4 1. Tujuan Instruksional Umum 2. Tujuan Instruksional Khusus 3. Uraian Materi perkuliahan A. Perencanaan Menu

PELAYANAN Gizi Institusi Sosial

ALUR KERJA INSTALASI GIZI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PURCHASING 1.1 Gambaran Umum Purchasing

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PANDUAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT AULIA TAHUN 2015

ANALISIS SISTEM PENYELENGGARAAN MAKANAN DAN DAYATERIMA MENU (PERSEPSI) YANG DISAJIKAN DI LAPAS KELAS II B TASIKMALAYA.

HANDOUT Uraian Materi perkuliahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PELAYANAN GIZI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

BAB IV ANALISIS DATA DAN RANCANGAN PROSEDUR PENGELOLAAN OBAT/ALAT KESEHATAN DI INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT MYRIA PALEMBANG

Indikator pelayanan makanan : Waktu Daya terima /kepuasan. BAB II Penampilan makan. Keramahan pramusaji Kebersihan alat

FORMULIR PEMERIKSAAN SARANA PRODUKSI PANGAN INDUSTRI RUMAH TANGGA. Kabupaten / Kota Propinsi Nomor P-IRT. Penanggungjawab :

URAIAN TUGAS KEPALA INSTALASI GIZI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pelayanan gizi yang bermutu terutama dalam menyediakan makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. antara lain melalui kegiatan pengamanan makanan dan minuman, kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan. pencatatan, pelaporan serta evaluasi (PGRS, 2013).

HANDOUT. PERTEMUAN KE : 7, 8 dan 9 MATA KULIAH : MANAJEMEN USAHA BOGA POKOK MATERI : Proses produksi dalam Suatu Usaha Boga

HANDOUT Tujuan Instruksional Umum 2. Tujuan Instruksional Khusus 3. Uraian Materi perkuliahan A. Prosedur Distribusi 1. Distribusi Makanan

WAHYU WIJIATI RAHAYU RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Penyelenggaraan upaya-upaya kesehatan yang meliputi upaya peningkatan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Prosedur penghitungan kebutuhan SDM kesehatan dengan menggunakan METODE WISN (Work Load Indikator Staff Need/ Kebutuhan SDM kesehatan Berdasarkan

KARAKTERISTIK PENGETAHUAN DAN PERILAKU PENJAMAH MAKANAN TENTANG HIGIENE DAN SANITASI DAN DAYA TERIMA MAKAN PASIEN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk mencapai pemulihan penderita dalam waktu singkat. Upayaupaya

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

pengaliran khusus untuk pembuangan limbah di instalasi gizi. Peralatan yang di gunakan untuk kegiatan penyelenggaraan makanan dibersihkan terlebih

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Rumah Sakit sebagai salah satu institusi kesehatan mempunyai peran penting

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PELAYANAN GIZI RAWAT INAP DAN RAWAT JALAN BAGIAN GIZI RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH

BAB I PEDOMAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. disesuaikan dengan keadaan pasien berdasarkan keadaan klinis, status gizi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk makanan dari jasaboga. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. ruang perawatan kelas III, dan data-data terkait antara lain standar

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

STANDAR USAHA JASA BOGA. NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR I. PRODUK Penyediaan Makanan dan Minuman

Perencanaan. Pengadaan. Penggunaan. Dukungan Manajemen

Disampaikan oleh. Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan di Yogyakarta Jl Tompeyan I Tegalrejo Yogyakarta Telp (0274) , Fax (0274) ,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN. kompleks yakni Poliklinik Spesialis, Laboratorium Medis, Farmasi, Gizi, Radiologi,

BAB I PENDAHULUAN. SDM di bidang kesehatan dan non-kesehatan sangat berpengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat melangsungkan kehidupan selain sandang dan perumahan. Makanan, selain mengandung nilai gizi, juga merupakan media untuk dapat

PANDUAN ATAU PEDOMAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. metabolisme tubuhnya. Keadaan gizi sangat berpengaruh pada proses

Lampiran Surat Keputusan Direktur RS Mutiara Hati Mojokerto

METODE PENELITIAN Desain, Waktu dan Tempat Penelitian Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Adapun bagian dari Accounting Departement yang berperan penting dalam pengadaan makanan di hotel yaitu : 1. Cost Control

KUESIONER PENYELENGGARAAN MAKANAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Obat Jadi dan Industri Bahan Baku Obat. Definisi dari obat jadi yaitu

GAMBARAN SISA MAKANAN BIASA YANG DISAJIKAN DI RUANG MAWAR RSUD DR. MOEWARDI SURAKARTA SKRIPSI

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT INAP TERHADAP PELAYANAN MAKANAN DI RUMAH SAKIT UMUM (RSUD) MAMUJU PROVINSI SULAWESI BARAT

MAKALAH MANAGEMEN GIZI INSTITUSI SIKLUS MENU SEHAT 10 HARI CITA RASA ANAK REMAJA

10 PROSES PENYELENGGARAAN MAKANAN INSTITUSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kesehatan masyarakat. Rumah sakit merupakan suatu bentuk

STANDAR TERKINI PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT (PGRS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEDOMAN PELAYANAN TENTANG PENYIAPAN DAN PENYALURAN OBAT DAN PRODUK STERIL DI RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

JUDUL UNIT : Melaksanakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Dapur

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan

DINAS KESEHATAN PUSKESMAS WONOMERTO Jalan Bantaran 853 Patalan Kecamatan Wonomerto, Telp. (0335) PROBOLINGGO 67253

BAB I PENDAHULUAN. kuratif, rehabilitatif dan promotif. Ada 4 kegiatan pokok PGRS yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. Keamanan pangan bukan hanya merupakan isu dunia tapi juga. menyangkut kepedulian individu. Jaminan akan keamanan pangan adalah

FORMAT PEDOMAN PELAYANAN GIZI RUMAH SAKIT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2000 TENTANG KARANTINA HEWAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1799/Menkes/Per/XII/2010 tentang Industri Farmasi adalah badan usaha yang

Ketenagaan Pelayanan Gizi Rumah Sakit

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. secara ekonomi. Instalasi farmasi rumah sakit adalah satu-satunya unit di rumah

I. PENDAHULUAN. terhadap eksistensi dan ketahanan hidup manusia, baik dari segi kuantitas maupun

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

BAB IV PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 965/MENKES/SK/XI/1992 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan gizi ruang rawat inap adalah rangkaian kegiatan mulai dari

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG HIGIENE SANITASI JASABOGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan, administrasi umum dan keuangan. (2) sakit dalam melayani pasien. Makanan yang disediakan oleh Instalasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG SISTEM JAMINAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN SERTA PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK HASIL P

Transkripsi:

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.03 RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH 02.04.03 RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 SURAT KEPUTUSAN Nomor: Skep / / /2016 TENTANG PANDUAN PENYELENGGARAAN MAKANAN KEPALA RUMAH SAKIT TK IV 02.07.04 Menimbang : Bahwa untuk kelancaran pelayanan makanan Rumah Sakit TK IV 02.07.04 perlu ditetapkan Surat Keputusan Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04 tentang Panduan Penyelenggaraan Makanan Mengingat : 1. Undang Undang Republik Indonesia No 44 Tentang Rumah Sakit 2. Permenkes No 78 tahun 2013 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit 3. Permenkes 1096/MENKES/PER/VI/2011 tentang Higiene Sanitasi Jasa Boga MEMUTUSKAN Menetapkan : Pertama : Keputusan Kepala RS TK IV 02.07.04 tentang Panduan Penyelenggaraan Makanan

Kedua :Kebijakan Penyelenggaraan Makanan RS TK IV 02.07.04 sebagaimana tercantum dalam Lampiran Keputusan ini. Ketiga : Panduan Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit TK IV 02.07.04 Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya Ditetapkan di Bandar Lampung Pada tanggal 2016 Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04 dr. Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp. An Mayor Ckm NRP 11000003530571

BAB I DEFINISI Penyelenggaraan makanan merupakan proses yang terstruktur dan terorganisir dalam memproduksi makanan dan haus dilakukan sesuai dengan ketentuan serta persyaratan yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setiap kegiatan yang dilakukan pada proses produksi makanan harus dilakukan sesuai peraturan perundang-undangan agar dapat menjamin keamanan makanan yang akan dikonsumsi oleh konsumen. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan RI No 78 Tahun 2013 tentang Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit, penyelenggaraan makanan adalah proses kegiatan yang dimulai dari tahap perencanaan meliputi perencanaan menu, anggaran belanja, kebutuhan bahan makanan, pemesanan bahan makanan, penerimaan bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, persiapan dan pengolahan bahan makanan, penyajian dan distribusi makanan, pelaporan, serta evaluasi.

BAB II RUANG LINGKUP Ruang lingkup penyelenggaraan makanan di Unit Pelayanan Makanan Rumah Sakit Tk IV 02.07.04 adalah 1. Perencanaan SDM, bahan makanan, serta sarana dan prasarana 2. Penerimaan bahan makanan 3. Penyimpanan bahan makanan 4. Persiapan bahan makanan 5. Pengolahan bahan makanan 6. Penyajian dan distribusi makanan 7. Pelaporan dan evaluasi BAB III TATA LAKSANA PENYELENGGARAAN MAKANAN

Penyelenggaraan makanan rumah sakit merupakan serangkaian kegiatan mulai dari perencanaan menu, peralatan kebutuhan bahan makanan, perencanaan anggaran belanja, pengadaan bahan makanan, penerimaan dan penyimpanan, pemasakan bahan makanan, distribusi dan pencatatan, serta pelaporan dan evaluasi. A. Tujuan Menyediakan makanan yang berkualitas sesuai kebutuhan gizi, biaya, aman, dan dapat diterima oleh konsumen guna mencapai status gizi yang optimal. B. Sarana dan Ruang Lingkup Sarana penyelenggaraan makanan di rumah sakit terutama pasien yang rawat inap, sesuai dengan kondisi rumah sakit dapat juga dilakukan penyelenggaraan, makanan bagi karyawan. Ruang lingkup penyelenggaraan makanan rumah sakit meliputi produksi dan distribusi makanan. C. Alur Penyelenggaraan Makanan GAMBAR Alur Penyelenggaraan Makanan Pelayanan Makanan Pasien (7) Perencanaan Menu (1) Pengadaan Bahan (2) Penerimaan & Penyimpanan Bahan (3) Penyajian Makanan di Ruang (6) D. Bentuk Penyelenggaraan Makanan di Rumah Sakit 1. Sistem Swakelola Pada penyelenggaraan makanan RS dengan sistem swakelola instalasi gizi bertanggung jawab terhadap pelaksanaan seluruh kegiatan penyelenggaraan makanan, dalam sistem swakelola ini, seluruh sumber daya yang diperlukan (tenaga, dana, metoda, sarana, dan prasarana) disediakan oleh pihak RS. Distribusi Makanan (5) Persiapan & Pengolahan Makanan (4) Kegiatan Penyelenggaraan Makanan 1. Peraturan pemberian makanan rumah sakit (PPMRS) Penyusunan penentuan pemberian makanan RS ini berdasarkan : a. Kebijakan RS setempat b. Macam konsumen yang dilayani c. Angka kebutuhan gizi dan kebutuhan gizi untuk diet khusus d. Standar makan sehari untuk makanan biasa dan diet khusus

e. Penentuan menu dan pola makan f. Penetapan kelas perawatan g. Pedoman pelayanan gizi rumah sakit yang berlaku 2. Penyusunan standar bahan makanan rumah sakit Standar makanan sehari adalah acuan/patokan macam dan jumlah bahan makanan (berat kotor) seorang per hari, disusun berdasarkan kecukupan gizi pasien tercantum dalam penuntun diet dan disesuaikan dengan kebijakan rumah sakit. 3. Perencanaan menu a. Bentuk tim kerja b. Menetapkan maca menu c. Menetapkan macam siklus menu d. Menetapkan pola menu e. Menetapkan besar porsi f. Mengumpulkan macam hidangan untuk pagi, siang, dan malam g. Perencanaan format menu 4. Perencanaan kebutuhan bahan makanan a. Pengertian Adalah serangkaian kegiatan menetapkan macam, jumlah, dan mutu makanan yang diperlukan dalam kurun waktu tertentu, dalam rangka mempersiapkan penyelenggaraan makanan rumah sakit. b. Tujuan Tersedianya taksiran macam dan jumlah bahan makanan dengan spesifikasi yang ditetapkan, dalam kurun waktu yang ditetapkan untuk pasien rumah sakit. c. Langkah langkah perhitungan kebutuhan bahan makanan 1) Susun bahan makanan yang diperlukan, lalu golongkan bahan makanan apakah yang termasuk: a) Bahan makanan segar b) Bahan makanan kering 2) Hitung kebutuhan bahan makanan satu persatu dengan cara: a) Tetapkan jumlah konsumen rata-rata yang dilayani b) Hitung macam dan jumlah kebutuhan bahan makanan dalam 1 siklus menu c) Masukkan perhitungan tersebut dalam formulir kebutuhan bahan makanan yang telah dilengkapi dengan spesifikasinya 5. Perencanaan anggaran bahan makanan a. Pengertian Perencanaan anggaran makanan dalah suatu kegiatan penyusunan biaya yang diperlukan untuk pengadaan bahan makanan bagi pasien dan karyawan yang dilayani. b. Tujuan

Tersedianya rencana anggaran belanja makanan yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan macam dan jumlah bahan makanan bagi konsumen/pasien yang dilayani sesuai dengan standar yang ditetapkan. c. Langkah perencanaan anggaran bahan makanan : 1) Tetapkan macam dan jumlah pasien. 2) Kumpulkan harga bahan makanan dengan melakukan survey pasar, kemudian tentukan harga rata-rata bahan makanan. 3) Buat pedoman berat bersih bahan makanan yang digunakan dan dikonversikan ke dalam berat kotor. 4) Hitung indeks harga makan perorang perhari dengan cara mengalikan berat kotor bahan makanan yang digunakan dengan harga satuan sesuai pasien yang dilayani. 5) Hitung anggaran belanja setahun (jumlah pasien yang dilayani dalam 1 tahun dikalikan indeks harga makanan). 6) Hasil perhitungan dilaporkan kepada pengambil keputusan (sesuai dengan struktur organisasi masing-masing). 7) Rencana anggaran diusulkan secara resmi melalui administratif yang berlaku. 6. Pengadaan bahan makanan a. Pengertian Pengadaan bahan makanan meliputi penetapan spesifikasi bahan makanan, perhitungan harga makanan, pemesanandan pembelian bahan makanan, dan melakukan survey pasar. b. Spesifikasi bahan makanan Spesifikasi bahan makanan adalah standar bahan makanan yang ditetapkan oleh unit/instalasi gizi sesuai dengan ukuran, bentuk, penampilan, dan kualitas bahan makanan. Tipe spesifikasi: 1) Spesifikasi teknik Biaya yang digunakan untuk bahan makanan yang dapat diukur secara objektif dan diukur dengan menggunakan instrumen tertentu. Secara khusus digunakan pada bahan makanan dengan tingkat kualitas tertentu yang secara nasional sudah ada. 2) Spesifikasi penampilan Dalam menetapkan spesifikasi bahan makanan haruslah sederhana, lengkap, dan jelas. Secara garis besar berisi : a) Nama bahan makanan/produk b) Ukuran/tipe unit/container/kemasan c) Tingkat kualitas d) Umur bahan makanan e) Warna bahan makanan f) Identifikasi pabrik

g) Masa pakai bahan makanan/masa kadaluarsa h) Data isi produk bila dalam satu kemasan i) Satuan bahan makanan yang dimaksud j) Keterangan khusus lain jika diperlukan 3) Spesifikasi pada kualitas barang yang telah dikeluarkan oleh suatu pabrik dan telah diketahui oleh pembeli. Misalnya spesifikasi untuk makanan kaleng. c. Survey pasar Adalah kegiatan untuk mencari informasi mengenai harga bahan makanan yang ada di pasaran, sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan sebagai dasar perencanaan anggaran bahan makanan. Dari survey tersebut akan diperoleh perkiraan harga bahan makanan yang meliputi harga terendah, harga tertinggi, harga tertimbang, dan harga perkiraan maksimal. 7. Pemesanan dan pembelian bahan makanan a. Pemesanan bahan makanan Pemesanan bahan makanan adalah penyusunan permintaan (order) bahan makanan berdasarkan menu dan rata-rata jumlah pasien yang dilayani, sesuai periode pemesanan yang ditetapkan. Tujuan : Tersedianya daftar pemesanan bahan makanan sesuai menu, waktu pemesanan, standar porsibahan makanan, dan spesifikasi yang ditetapkan. Persyaratan : 1) Adanya kebijakan rumah sakit tentang prosedur pengadaan bahan makanan. 2) Tersedianya dana untuk bahan makanan. 3) Adanya spesifikasi bahan makanan. 4) Adanya menu dan jumlah bahan bahan makanan yang dibutuhkan selama periode tertentu. 5) Adanya pemesanan makanan untuk 1 periode tertentu. Langkah langkah pemesanan bahan makanan. 1) Menentukan frekuensi pemesanan bahan makanan segar dan kering. 2) Rekapitulasi kebutuhan bahan makanan dengan cara mengalikan standar porsi dengan jumlah pasien kali kurun waktu tertentu. b. Pembelian bahan makanan Pembelian bahan makanan merupakan serangkaian kegiatan penyedia macam, jumlah, spesifikasi bahan makanan untuk memenuhi kebutuhan pasien sesuai ketentuan atau kebijakan yang berlaku. Pembelian bahan makanan merupakan prosedur penting untuk memperoleh bahan makanan,

biasanya terkait dengan produk yang benar, jumlah yang tepat, waktu yang tepat, dan harga yang benar. Sistem pembelian bahan makanan yang dilakukan adalah pembelian langsung ke pasar (The Open Market of Buying). 8. Penerimaan bahan makanan Suatu kegiatan yang meliputi memeriksa, mencatat, meneliti, dan memutuskan serta melaporkan tentang macam dan jumlah bahan makanan sesuai dengan pesanan dan spesifikasi yang telah ditetapkan, serta waktu penerimaannya. Tujuan : Diterimanya bahan makanan sesuai dengan daftar pesanan, waktu pesan, dan spesifikasi yang ditetapkan. Prasyarat : a. Tersedianya daftar pesanan bahan makanan berupa macam dan jumlah bahan makanan yang akan diterima pada waktu tertentu. b. Tersedianya spesifikasi bahan makana yang ditetapkan Langkah langkah penerimaan bahan makanan : a. Bahan makanan diperiksa sesuai dengan pesanan dan ketentuan spesifikasi bahan makanan yang dipesan. b. Bahan makanan dikirim ke gudang penyimpanan sesuai dengan jenis barang atau dapat langsung ke tempat pengolahan makanan. 9. Penyimpanan dan penyaluran bahan makanan a. Penyimpanan bahan makanan Penyimpanan bahan makanan adalah suatu tata cara menata, menyimpan, memelihara jumlah, kualitas, dan keamanan bahan makanan kering dan segar di gudang bahan makanan kering dan dingin/beku. Tujuan : Tersedianya bahan makanan yang siap digunakan dalam jumlah dan kualitas yang tepat sesuai kebutuhan. Prasyarat : 1) Adanya ruang penyimpanan bahan makanan kering dan bahan makanan segar. 2) Tersedianya fasilitas ruang penyimpanan bahan makanan sesuai peraturan. 3) Tersedianya kartu stok bahan makanan/buku catatan keluar masuknya bahan makanan. Langkah langkah penyimpanan bahan makanan : 1) Setelah bahan makanan yang memenuhi syarat diterima, segera dibawa ke ruang penyimpanan, gudang, atau ruang pendingin.

2) Apabila bahan makanan langsung digunakan, setelah ditimbang dan diperiksa oleh bagian penyimpanan bahan makanan setempat dibawa ke ruang persiapan bahan makanan. b. Penyaluran bahan makan Penyaluran bahan makanan adalah tata cara mendistribusikan bahan makanan bedasarkan permintaan dari unit kerja pengolahan bahan makanan. Tujuan : Tersedianya bahan makanan siap pakai dengan jumlah dan kualitas yang tepat sesuai pesanan dan waktu yang diperlukan. Prasyarat : 1) Adanya bon permintaan bahan makanan 2) Tersedianya kartu stok/buku catatan keluar masuknya bahan makanan. 10. Persiapan bahan makanan Persiapan bahan makanan adalah serangkaian kegiatan dalam mempersiapkan bahan makanan yang siap diolah (mencuci, memotong, menyiangi, meracik, dsb) sesuai dengan menu dan jumlah pasien yang dilayani. Prasyarat : a. Tersedianya bahan makanan yang akan dipersiapkan b. Tersedianya tempat dan peralatan persiapan c. Tersedianya prosedur tetap persiapan d. Tersedianya standar porsi, standar resep, jadwal persiapan, dan jumlah pemasak. 11. Pengolahan bahan makanan Pengolahan bahan makanan adalah suatu kegiatan mengolah (memasak) bahan makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan, sehat, berkualitas, dan aman untuk dikonsumsi. Tujuan : a. Mengurangi risiko kehilangan zat-zat gizi bahan makanan. b. Meningkatkan nilai cerna c. Meningkatkan dan mempertahankan warna, rasa, keempukan, dan penampilan makanan. d. Bebas dari organisme dan zat yang berbahaya untuk tubuh. Prasyarat : a. Tersedianya menu, pedoman menu, dan siklus menu. b. Tersedianya bahan makanan yang akan dimasak. c. Tersedianya peralatan pemasakan bahan makanan.

d. Tersedianya aturan dalam menilai hasil pemasakan. e. Tersedianya prosedur tetap pemasakan. f. Tersedianya peraturan penggunaan Bahan Tambahan Pangan. 12. Distribusi makanan Pendistribusian makanan adalah serangkaian kegiatan penyaluran makanan sesuai dengan jumlah porsi dan jenis makanan dilayani. Tujuan : Pasien mendapat makanan sesuai diet dan ketentuan yang berlaku. Prasyarat : a. Tersedianya peraturan pemberian makanan rumah sakit b. Tersedianya standar porsi yang ditetapkan rumah sakit c. Adanya peraturan pengambilan makanan d. Adanya daftar permintaan makanan pasien e. Tersedianya peralatan untuk distribusi makanan dan peralatan makan. f. Adanya jadwal pendistribusian yang ditetapkan. Sistem distribusi yang digunakan sangat mempengaruhi makanan yang disajikan, tergantung pada jenis dan jumlah tenaga, peralatan, dan perlengkapan yang ada. Sistem pendistribusian yang digunakan rumah sakit adalah Sentralisasi, yaitu makanan dibagi dan disajikan dalam alat makan di ruang produksi makanan. Keuntungan cara sentralisasi : a. Tenaga lebih hemat sehingga lebih hemat biaya b. Pengawasan dapat dilakukan dengan mudah dan teliti c. Makanan dapat disampaikan langsung ke pasien dengan sedikit kemungkinan kesalahan pemberian makanan. d. Ruang pasien terhindar dari bau masakan dan kebisingan pada waktu pembagian makanan. e. Pekerjaan dapat dilakukan lebih cepat. Kelemahan cara sentralisasi : a. Memerlukann tempat, peralatan, dan perlengkapan makanan yang lebih banyak (tempat harus luas, kereta pemanas mempunyai rak yang luas). b. Adanya tambahan biaya untuk peralatan, perlengkapan serta pemeliharaan. c. Makanan sampai ke pasien sudah agak dingin. d. Makanan mungkin sudah tercampur serta kurang menarik, akibat perjalanan dari ruangan produksi ke pantry di ruang perawatan.

BAB IV DOKUMENTASI Proses dan seluruh kegiatan yang dilakukan di Unit Pelayanan Makanan harus selalu didokumentasikan dan dilaporkan melalui laporan tahunan Instalasi Gizi serta dievaluasi secara berkala. Ditetapkan di Bandar Lampung Pada tanggal 2016 Kepala Rumah Sakit TK IV 02.07.04 dr. Djoko Sulistyo Purwodarminto, Sp. An Mayor Ckm NRP 11000003530571