Lampiran 1. Kromatogram penyuntikan larutan Naa Siklamat ph dapar fosfat yang optimum pada analisis untuk mencari Dapar fosfat ph 4,5 dengan perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30) dan laju alir 1 ml/menit Dapar fosfat ph 5,5 dengan perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30) dan laju alir 1 ml/menit
Lampiran 1. (Lanjutan) Dapar fosfat ph 6,0 dengan perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30) dan laju alir 1 ml/menit Dapar fosfat ph 6,5 dengan perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30) dan laju alir 1 ml/menit
Lampiran 1. (Lanjutan) Dapar fosfat ph 7,0 dengan perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30) dan laju alir 1 ml/menit Dapar fosfat ph 7,5 dengan perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30) dan laju alir 1 ml/menit
Lampiran 2. Kromatogram penyuntikan komposisi fase gerak dapar analisis larutan Naa Siklamat untuk mencari fosfat : methanol yangg optimum pada A B
Lampiran 2. (Lanjutan) C D
Lampiran 2. (Lanjutan) E F
Lampiran 2. (Lanjutan) G Perbandingann Fase Gerak dapar fosfat : methanol (70 : 30) dengann Laju Alir 1 ml/ /menit dari A (BPFI),, B (Vitacool), C (Nutrijeruk), D (Segar Sari), E (Sisri), F (Teajus), dan G (X-Teh) A
Lampiran 2. (Lanjutan) B C
Lampiran 2. (Lanjutan) D E
Lampiran 2. (Lanjutan) F G Perbandingann Fase Gerak Dapar fosfat : methanol (75 : 25) dengann Laju Alir 1 ml/ /menit dari A (BPFI),, B (Vitacool), C (Nutrijeruk), D (Segar Sari), E (Sisri), F (Teajus), dan G (X-Teh)
Lampiran 2. (Lanjutan) A B
Lampiran 2. (Lanjutan) C D E
Lampiran 2. (Lanjutan) F G Perbandingan Fase Gerakk Dapar fosfat : methanol (80 : 20) dengan Laju Alir 1 ml/ /menit dari A (BPFI),, B (Vitacool), C (Nutrijeruk), D (Segar Sari), E (Sisri), F (Teajus), dan G (X-Teh)
Lampiran 3. Kromatogram larutan Na Siklamat BPFI pada pembuatan kurva kalibrasi A Perbandingann Fase Gerak Dapar fosfat : methanol (70 : 30) dengann Laju Alir 1 ml/menit konsentrasi 50 ppm. B Perbandingann Fase Gerak Dapar fosfat : methanol (70 : 30) dengann Laju Alir 1 ml/menit konsentrasi 100 ppm.
Lampiran 3. (Lanjutan) C Perbandingan Fase Gerak Dapar fosfat : methanol (70:30) dengann Laju Alir 1 ml/menit, konsentrasi 1500 ppm. D Perbandingan Fase Gerak Dapar fosfat : methanol (70:30) dengan Alir 1 ml/menit, konsentrasi 2000 ppm. Laju
Lampiran 3. (Lanjutan) E Perbandingan Fase Gerak Dapar fosfat : methanol (70:30) dengan Alir 1 ml/menit, konsentrasi 2500 ppm. Laju A, B, C, D, dan E merupakan kromatogram hasil penyuntikan larutan Na Siklamat BPFI dengan konsentrasi 50 ppm, 100 ppm, 150 ppm,, 200 ppm, dan 250 ppm. Dengan menggunaka an KCKT dengan kolom Agilentt C 18 (150 x 4,6 mm), perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol m (70:30), volume penyuntikan 20 µl dengan autosampler, laju alir 1 ml/menit, m detektor UV pada panjang gelombang 201 nm.
Lampiran 4. Perhitungan persamaan regresi dari kurva kalibrasi Na Siklamat BPFI yang diperoleh secara KCKT pada panjang gelombang 201 nm konsenterasi (X) vc luas area (Y) untuk Na Siklamat No. Konsentrasi (ppm) Luas Area XY X 2 Y 2 X Y 1 0 0 0 0 0,0000 2 50 31,53 1575 2500 992,25 3 100 64,2 6420 10000 4121,64 4 150 90,8 13620 27500 8244,64 5 200 120,7 24140 40000 14568,49 6 250 151,1 37775 62500 22831,21 750 458,3 83530 137500 50758,23 Rata2 125 76,38 Y = ax + b, = 0,5998 b = Y a = (76,38) (0,5998) (125) = 1,405 Sehingga diperoleh persamaan regresi Y = 0,5998 X + 1,405 Untuk mencari hubungan konsentrasi (X) dengan luas area (Y) digunakan pengujian koefisien korelasi (r) XY X Y /n r X X /n Y Y /n, / /,, /
26242,5 = 43750 x 15751,75 26242,5 26251,46 = 0,9996
Lampiran 5. Perhitungan recovery dengan metode adisi standar Ditimbang seksama 1,003 g sampel Vitacool dan ditambahkan baku Na Siklamat sebanyak 1 ml (mengandung 200 ppm Na Siklamat) dan dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml, dilarutkan dan dicukupkan dengan pelarut hingga garis tanda sehingga diperoleh larutan dengan kadar baku siklamat 20,71 ppm, dikocok, kemudian disaring dengan membran filter PTFE 0,2 µm. Diinjeksikan sebanyak 20 µl menggunakan autosampler ke sistem KCKT dan dideteksi pada panjang gelombang 201 nm dengan perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30), laju alir 1 ml/menit. Dilakukan sebanyak 6 kali perlakuan.
Lampiran 6. Kromatogram hasil recovery dari sampel Vitacool A B
Lampiran 6. (Lanjutan) C D
Lampiran 6. (Lanjutan) E F A, B, C, D, E, dan F merupakan kromatogram hasil Recovery tanpa penambahan bahan baku larutann sampel Vitacool, yang dianalisa secara KCKT dengan menggunakann kolom Agilent C 18 (150 x 4,6 mm), perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30), volume penyuntikan 20 µl dengan autosampler, laju alirr 1 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 201 nm.
Lampiran 6. (Lanjutan) A B
Lampiran 6. (Lanjutan) C D
Lampiran 6. (Lanjutan) E F A, B, C, D, E, dan F merupakan kromatogram hasil Recovery dengan penambahan bahan baku larutann sampel Vitacool, yang dianalisa secara KCKT dengan menggunakan kolom Agilent C 18 (150 x 4, 6 mm), perbandingann fase gerak Dapar fosfat : methanol (70:30), volume penyuntikanp n 20 µl dengan autosampler, laju alirr 1 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 201 nm.
Lampiran 7. Hasil pengujian validasi, dengan parameter akurasi, presisi, batas deteksi (LOD), batas kuantitasi (LOQ) Na Siklamat pada Vitacool dengan menggunakan metode adisi standar No Baku yang ditambahkan ( ppm ) Sebelum Penambahan Luas Area Kadar ( ppm ) Sesudah Penambahan Sebelum Penambahan Setelah Penambahan 1 20,71 76,1 78,4 1245,33 1283,68 2 20,71 75,3 75,4 1231,99 1233,66 3 20,71 76,6 0,0 1253,67 1310,35 4 20,71 76,3 77,4 1248,67 1267,00 5 20,71 75,7 75,8 1238,66 1240,33 6 20,71 76,5 77,1 1252,00 1262,00 Kadar rata rata (%) Recovery = 101,98 Standar Deviasi = 1,8745 Relative Standar Deviasi (%) = 0,15 Batas Deteksi (LOD) (ppm) = 9,3756 Batas Kuantitasi (LOQ) (ppm) = 31,2521
Lampiran 8. Contoh perhitungan % recovery dengan metode adisi standar % Recovery = A-B Baku yang ditambahkan x 100% Keterangan : A = Konsentrasi sampel setelah penambahan baku siklamat B = Konsentrasi sampel sebelum penambahan baku siklamat % Recovery = 1266,17 1245,05 x100% 20,71 = 101,98%
Lampiran 9. Perhitungan batas deteksi (LOD) dan batas kuantitasi (LOQ) Persamaan Regresi : Y = ax + b Y = 0,5998X + 1,69 No Konsentrasi X Luas Area Y Yi Y Yi ( Y Yi ) 2 1 50 31,53 31,68-0,15 0,0225 2 100 64,2 61,67 2,93 8,5849 3 150 90,8 91,66-0,86 0,7398 4 200 120,7 121,65 0,95 0,9025 5 250 151,1 151,64-0,54 0,2915 10,541 Standar Deviasi ( Sy / x) Sy / x ( Y Yi) n 2 10,541 5 2 2 Sy/x = 1,8745 3 x Sy / x Batas Deteksi ( LOD) Slope 3 x1,8745 LOD 0,5998 LOD = 9,3756 µg/ ml 10 x Sy / x Batas Kuantitasi ( LOQ) Slope 10 x1,8745 LOQ 0,5998 LOQ = 31,2521 µg/ ml
Lampiran 10. Kromatogram dari Nutrijeruk A B
Lampiran 10. (Lanjutan) C D
Lampiran 10. (Lanjutan) E F A, B, C, D,E dan F merupakan kromatogram penyuntikan 6 kali dari larutan Nutrijeruk yang dianalisa secaraa KCKT dengan menggunakan kolom Agilent C 18 (150 x 4,6 mm), perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30), volume penyuntikan 20 µl dengan autosampler, laju alir 1 ml/menit, m detektor UV pada panjang gelombang 201 nm.
Lampiran 11. Contoh perhitungan untuk mencari kadar Na siklamat dalam sampel Y = 0,5998X + 1,405 Luas area = 57,97 Berat Sampel = 1,0307 g X = 57,97 1,405 0,5998 = 94,3064 ppm Rumus perhitungan kadar Na Siklamat = Dimana K = Kadar total Na Siklamat dalam sampel (ppm) X = Konsentrasi Na Siklamat Sesudah pengenceran (ppm) V = Volume sampel (ml) Fp = Faktor pengenceran Bs = Berat sampel Kadar total Na Siklamat = 94,3064 ppm 200 10/1 1,002 g = 188,82 mg/200 g = 943,06 mg/kg Kadar Na Siklamat ke-6 pengulangan pada sampel Nutrijeruk dan kadar Na siklamat pada % perolehan kembali dapat dihitung dengan cara yang sama seperti contoh di atas
Lampiran 12. Analisis data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari penyuntikkan larutan nutrijeruk Kadar (mg/kg) No X ( X - ) ( X - ) 2 1 1091,95 30,24 914,46 2 1106,45 44,74 2001,67 3 943,06-118,65 14077,82 4 1074,94 13,23 175,03 5 1064,27 2,56 6,55 6 1089,61 27,9 778,41 X=6370,28 (X - ) 2 = 17953,94 =1061,71 2 ( X X ) 17953,94 SD = 59,92 n 1 5 Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n 1 = 6 1 = 5 Diperoleh t tabel = 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung t tabel X X t hitung = SD/ n t hitung data 1 = t hitung data 2 = 30,24 59.92 / 6 44,74 59,92 / 6 = 1,24 = 1,83 t hitung data 3 = 118,65 = 4,85 59,92 / 6 t hitung data 4 = t hitung data 5 = t hitung data 6 = 13,23 59,92 / 6 2,56 59,92 / 6 27,9 59,92 / 6 = 0,54 = 0,10 = 1,14 t hitung data ke-3 > dari t tabel maka data ditolak
Lampiran 12. (Lanjutan) Kadar (ppm) No X ( X - ) ( X - ) 2 1 1091,95 6,506 42,33 2 1106,45 21,006 441,25 3 1074,94-10,504 110,33 4 1064,27-21,174 448,34 5 1089,61 4,166 17,36 X=5427,22 (X - ) 2 = 1059,61 =1085,444 2 ( X X ) 1059,61 SD = 16,28 n 1 4 Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n 1 = 5 1 = 4 Diperoleh t tabel = 4,6041 Dasar penolakan data apabila t hitung t tabel t hitung = X X SD/ n t hitung data 1 = t hitung data 2 = t hitung data 3 = t hitung data 4 = t hitung data 5 = 6,506 = 0,89 16,28 / 5 21,006 = 2,89 16,28 / 5-10,504 = 1,44 16,28 / 5 21,174 = 2,91 16,28 / 5 4,166 = 0,57 16,28 / 5
Jadi kadar sebenarnya terletak antara : µ = X ± t (1-1/2α)dk x SD n 16,28 = 1085,444± 4,6041 x 5 = (1085,444± 33,52) ppm
Lampiran 13. Tabel hasil analisa kadar Na siklamat dalam Nutrijeruk No Berat Volume Theoritical Tailing Luas Sampel Fp Kadar (ppm) (ml) Plate Factor Area (g) 1 1,0307 200 10/1 1091,95 2525 1,01 66,9 2 1,0351 200 10/1 1106,45 2703 1,20 67,8 3 1,0402 200 10/1 943,06 2946 1,14 58,0 4 1,0415 200 10/1 1074,94 2530 1,16 65,9 5 1,0430 200 10/1 1064,27 2759 1,07 65,2 6 1,0358 200 10/1 1089,61 2703 1,16 66,8
Lampiran 14. Kromatogram dari larutan Vitacool A B
Lampiran 14. (Lanjutan) C D
Lampiran 14. (Lanjutan) E F A, B, C, D,E dan F merupakan kromatogram penyuntikan 6 kali dari larutan Vitacool yang dianalisa secara KCKT dengan menggunakan kolom Agilent C 18 (150 x 4,6 mm), perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30), volume penyuntikan 20 µl dengan autosampler, laju alir 1 ml/menit, m detektor UV pada panjang gelombang 201 nm.
Lampiran 15. Analisis data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari penyuntikkan larutan Vitacool No Kadar (mg/kg) X ( X - ) ( X - ) 2 1 1077,11 1,72 2,96 2 1041,93-33,46 1119,57 3 1114,29 38,9 1513,21 4 1074,44-0,95 0,9025 5 1153,80 78,41 6148,13 6 990,75-84,64 7163,93 X = 6452,32 = 1075,39 (X - ) 2 =15948,70 SD ( X X ) n 1 2 15948,70 = 56,48 6 1 Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n 1 = 6 1 = 5 Diperoleh t tabel = 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung t tabel t hitung = X X SD/ n t hitung data 1 = 1,72 56,48 / 6 = 0,07 t hitung data 2 = 33,46 56,48 / 6 = 1,45 t hitung data 3 = 38,9 56,48 / 6 = 1,69 t hitung data 4 = t hitung data 5 = 0,95 56,48 / 6 78,41 56,48 / 6 = 0,04 = 3,40
Lampiran 15. (Lanjutan) t hitung data 6 = 86,64 56,48 / 6 = 3,67 Semua data diterima Jadi kadar sebenarnya terletak antara : µ = X ± t (1-1/2α)dk x SD n 56,48 = 1075,39 ± 4,0321 x 6 = (1075,39 ± 92,98) ppm
Lampiran 16. Tabel hasil analisa kadar Na siklamat dalam Vitacool No Berat Volume Theoritical Tailing Luas Sampel Fp Kadar (ppm) (ml) Plate Factor Area (g) 1 1,0052 10 10/1 1153,80 2782 1,51 70,6 2 1,0038 10 10/1 1077,11 2149 1,92 66,0 3 1,0047 10 10/1 1114,29 2988 1,54 68,2 4 1,0035 10 10/1 1041,93 2239 1,78 63,9 5 1,0038 10 10/1 1074,44 3053 1,42 65,9 6 1,0021 10 10/1 990,75 2982 1,14 60,8
Lampiran 17. Kromatogram dari larutan Segar Sari A B
Lampiran 17. (Lanjutan) C D
Lampiran 17. (Lanjutan) E A, F B, C, D,E, dan F merupakan kromatogram penyuntikan 6 kalii dari larutan Segar Sari yang dianalisa secaraa KCKT dengan menggunakan kolom Agilent C 18 (150 x 4,6 mm), perbandingan fase gerak dapar fosfat : methanol (70:30), volume penyuntikan 20 µl dengan autosampler, laju alir 1 ml/menit, detektor UV pada panjang gelombang 201 nm.
Lampiran 18. Analisis data statistik untuk mencari kadar sebenarnya dari penyuntikkan larutan Segar Sari No Kadar (mg/kg) X ( X - ) ( X - ) 2 1 627.13 6,92 47,89 2 565,77-54,44 2963,71 3 596,95-23,26 541,03 4 708,15 87,94 7733,44 5 622,12 1,91 3,65 6 601,12-19,09 364,43 X = 3721,24 (X - ) 2 = 11654,15 = 620,21 SD ( X X ) n 1 2 11654,15 = 48,28 6 1 Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n 1 = 6 1 = 5 Diperoleh t tabel = 4,0321 Dasar penolakan data apabila t hitung t tabel t hitung = X X SD/ n t hitung data 1 = 6,92 48,28 / = 0,35 6 t hitung data 2 = t hitung data 3 = 54,44 = 2,76 48,28 / 6 23,26 = 1,18 48,28 / 6 t hitung data 4 = t hitung data 5 = 87,94 48,28 / 1,91 48,28 / = 4,46 6 = 0,09 6 19,09 t hitung data 6 = = 0,97 48,28 / 6 t hitung data ke-4 > dari t tabel maka data ditolak
Lampiran 18. (Lanjutan) Untuk itu dihitung kembali dengan cara yang sama tanpa mengikutsertakan data ke-4 No Kadar (mg/kg) X ( X - ) ( X - ) 2 1 627,13 24,51 600,74 2 565,77-36,85 1357,92 3 596,95-5,67 32,15 4 622,12 19,5 380,25 5 601,12-1,5 2,25 X = 3013,09 (X - ) 2 = 2373,31 = 602,62 SD ( X X ) n 1 2 2373,31 = 24,36 5 1 Pada tingkat kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01, dk = n 1 = 5 1 = 4 Diperoleh t tabel = 4,6041 Dasar penolakan data apabila t hitung t tabel t hitung = X X SD/ n t hitung data 1 = 24,51 24,36 / 5 = 2,25 t hitung data 2 = t hitung data 3 = 36,85 24,36 / 5 5,67 24,36 / 5 = 3,38 = 0,52 t hitung data 4 = 19,5 24,36 / 5 = 1,79 1,5 t hitung data 5 = = 0,14 24,36 / 5 Semua data diterima. Jadi kadar sebenarnya terletak antara : SD µ = X ± t (1-1/2α)dk x n
24,36 = 602,62 ± 4,6041 x 5 = (602,62 ± 112,16) ppm
Lampiran 19. Tabel hasil analisa kadar Na siklamat dalam Segar Sari No Berat Volume Theoritical Tailing Luas Sampel Fp Kadar (ppm) (ml) Plate Factor Area (g) 1 1,0082 10 10/1 596,95 2782 0,79 37,2 2 1,0084 10 10/1 622,12 2149 0,77 38,7 3 1,0058 10 10/1 565,77 2988 0,83 35,3 4 1,0082 10 10/1 601,12 2239 1,22 37,5 5 1,0085 10 10/1 627,13 3053 1,21 39,0 6 1,0163 10 10/1 708,15 2982 1,35 43,9
Lampiran 20. Daftar Spesifikasi Sampel 1. Nutrijeruk Komposisi : Air, gula pasir, asam sitrat, aroma orange, Na siklamat, Na benzoat, CI 19140, FCF 15985, Vitamin C No Batch Produsen : 0CAFE : Union Pasifik Indonesia No. Pendaftaran : MD 213127501535 Tgl. Kadaluwarsa : 31 Desember 2014 2. Vitacool Komposisi : Air, gula pasir, perisa stroberi, Na siklamat, Na No. Batch : - benzoat, pewarna merah Produsen : PT Makmur Artha Sejahtera No. Pendaftaran : MD 250010003826 Tgl. Kadaluwarsa : 20 April 2014 3. Segar Sari Komposisi No. Batch Produsen : Mengandung 0,194 g/sachet Na Siklamat : 004A13 : PT. Kinosentra Industrindo No. Pendaftaran : MD 249911155354 Tgl. Kadaluwarsa : Januari 2015
4. X-Teh Komposisi : Air, gula pasir, ekstrak teh alami, aroma, siklamat, No. Batch : - K. Sorbat Produsen : Union Pasifik Indonesia No. Pendaftaran : - Tgl. Kadaluwarsa : Desember 2014 5. Teajus Komposisi : Gula, ekstrak teh, pemanis buatan Na Siklamat No. Batch : 13122 (0,11g/sachet), aspartam (0,07g/sachet), mengandung fenilalanin Produsen : Wings Indonesia 6. Sisri No. Pendaftaran : MD 550113018390 Tgl. Kadaluwarsa : Agustus 2014 Komposisi No. Batch Produsen : Gula, ekstrak teh, pemanis buatan Na Siklamat : C2413 : PT. Forisa Nusapersada No. Pendaftaran : MD 649910328304 Tgl. Kadaluwarsa : April 2015
Lampiran 21. Tabel Nilai Distribusi t
Lampiran 22. Sertifikat Na Siklamat BPFI
Lampiran 23. Gambar alat alat yang digunakan Alat KCKT (Agilent) Gambar 5 Sonifikator (Branson 1510) Gambar 5 Sonifikator (Branson 1510) Sonifikator (Branson 1510) Pompa Vakum (Gast DO A-PG04-BN) dan alat penyaring fase gerak
Lampiran 23. (Lanjutan) Gambar 7 Sonifikator Kudos Sonifikator Kudos Neraca Analitik