BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

Kata Kunci: Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

Kata Kunci Life Cycle Cost (LCC), Overall Equipment Effectiveness (OEE), Six Big Losses

BAB I PENDAHULUAN I.1

I. BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Masalah Tahun Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Program Studi Teknik Industri, Fakultas Rekayasa Industri, Telkom University 1

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan dies dilakukan pada Departemen Machinery in Die Section. menjadi surface part yang diinginkan dilakukan disini.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

PENENTUAN OPTIMASI SISTEM PERAWATAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR ANALISIS PERHITUNGAN OEE ( OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS)

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.4, No.2 Agustus 2017 Page 2642

BAB V ANALISIS HASIL

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Teknologi merupakan komponen penting bagi berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI.

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN LITERATUR...

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang

BAB V ANALISA DAN PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Persaingan yang

PERANCANGAN KEBIJAKAN PERAWATAN MESIN MITSUBISHI 1F DENGAN MENGGUNAKAN METODE RELIABILITY CENTERED MAINTENANCE (RCM II) (Studi Kasus : PT XYZ)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

BAB V ANALISA PEMECAHAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kondisi full capacity serta dapat menghasilkan kualitas produk seratus persen.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

BAB I PENDAHULUAN. masalah dalam mesin/peralatan produksi, misalnya mesin berhenti secara tiba-tiba,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjaga kondisi mesin/peralatan tersebut agar tidak mengalami kerusakan maka

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

Universitas Widyatama I -1

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan produk makanan ternak ikan. Proses pembuatan pakan ternak ikan ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :

2.2.2 Keuntungan TPM Total Effectiveness (Keefektifan Total) Overall Equipment Effectiveness

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016

BAB V ANALISIS. Total Waktu (menit)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. Pada industri manufaktur mesin/peralatan yang telah tersedia dan siap

BAB I PENDAHULUAN I.1

Gambar 1.1 merupakan logo perusahaan PT Kabepe Chakra : Gambar 1.1 Logo Perusahaan PT Kabepe Chakra Sumber : Kabepe Chakra (2014)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan industri pada sektor usaha bidang pertambangan batubara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG

BAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN

Bab 3 Metodologi Pemecahan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya. Salah satu cara yang

BAB 1 PENDAHULUAN. menciptakan barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada. perusahaan tersebut seperti man, machine, material, methode serta

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

ANALISA TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTION RATIO PADA ALUMUNIUM DIE CASTING DI PT SEMPANA JAYA AGUNG

Pengantar Manajemen Pemeliharaan. P2M Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Indonesia

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

Analisa Total Productive Maintenance pada Mesin Machining Center pada PT. Hitachi Power System Indonesia (HPSI) Dengan Menggunakan Metode

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUK MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kepercayaan yang tinggi dari para konsumen, berlomba-lomba untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

LEMBAR PENGESAHAN. ANALISA OEE (OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS) PADA DEPARTEMEN TELEPHONE CABLE DI PT.SUCACO Tbk (Mesin Scoop TEX5000) TUGAS AKHIR

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

PENGUKURAN PRODUKTIFITAS MESIN UNTUK MENGOPTIMALKAN PENJADWALAN PERAWATAN (STUDI KASUS DI PG LESTARI)

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan harus melakukan perbaikan secara berkala untuk

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2013

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI DI PT. SINAR SOSRO

BAB V ANALISA HASIL Analisis Perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

BAB V ANALISA HASIL. mengetahui tingkat efektivitas penggunaan mesin AU L302,dari data hasil. Availability Ratio (%)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Industri percetakan di Indonesia sudah ada sejak awal abad 20. Industri ini memiliki skala yang variatif dilihat dari sisi ukuran usaha, produk, dan prosesnya. Skala investasi yang dapat dicapai dari industri percetakan menyentuh angka hingga milyaran rupiah dalam penggarapan proyek-proyek nya selama satu tahun. Sekarang ini pertumbuhan industri percetakan berkembang pesat di Indonesia, baik dalam skala besar, menengah, maupun skala kecil. Hal ini pula yang mendorong terjadinya peningkatkan persaingan antar perusahaan yang bergelut di industri percetakan ini. Persaingan itu muncul karena tentunya perusahaan tersebut harus lebih cermat lagi dalam menentukan strategi bisnis perusahaannya agar tetap baik bahkan menjadi lebih baik lagi dibandingkan perusahaan percetakan lainnya. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat meyakinkan para konsumen dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan, juga dengan pelayanan yang baik dari perusahaan. Karena dengan produktivitas dan performansi yang baik dari perusahaan, maka akan membuktikan kepada para konsumen jika perusahaan mampu bersaing dengan perusahaan-perusahaan percetakan lainnya. PT XYZ merupakan salah satu perusahaan yang bergelut di bidang industri percetakan. Perusahaan ini telah berdiri sejak tahun 1970, dan terletak di Soekarno Hatta, Bandung. Awal mula perusahaan ini didirikan hanya dengan berbekal sebuah mesin pracetak hand press dan memiliki 4 orang karyawan. Dari tahun ke tahun PT XYZ mendapatkan perkembangan di bidang bisnisnya seiring dengan kemajuan industri percetakan di Indonesia. Hal ini juga dikarenakan perusahaan mendapat order dari konsumen yang meningkat. Perusahaan melakukan pembangunan agar dapat memperluas bidang bisnisnya. Perkembangan industri bidang percetakan ini sangat terpengaruh dari pihak konsumen yang memberikan order. Proyek-proyek besar sudah biasa ditangani oleh perusahaan ini. PT XYZ sudah mendapatkan standar ISO 9001:2008. 1

Unit (Eksemplar) Dalam proses produksinya, PT XYZ menerapkan sistem make to order. Sehingga produk yang diproduksi selalu sesuai dengan banyaknya order dari konsumen. Berbagai order yang pernah ditangani oleh perusahaan adalah pencetakan buku pelajaran, soal Ujian Nasional, kalender, notes, Al-Qur an, dan lain sebagainya. Karena PT XYZ adalah induk dari penerbit Grafindo, maka order perusahaan lebih banyak untuk mencetak buku-buku pelajaran sekolah SD, SMP, dan SMA. Tetapi tidak hanya itu, perusahaan juga pernah mendapatkan order dari proyek pemerintahan untuk membuat kertas surat suara pada pemilihan umum tahun 2014 ini, juga proyek untuk pembuatan buku-buku pelajaran untuk kurikulum 2013 dan sekarang tengah dijalankan oleh perusahaan. Seiring perkembangan perusahaan, maka order yang diterima dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang cukup pesat dilihat dari data order yang didapatkan untuk tahun 2010 sampai dengan tahun 2013. Berikut ini adalah data produksi PT XYZ. 60000000 50000000 40000000 30000000 20000000 10000000 0 2010 2011 2012 2013 Gambar I.1 Data Produksi PT XYZ Order yang diterima dari perusahaan setiap tahunnya meningkat, dan hal itu baik untuk kemajuan perusahaan. Maka, perusahaan harus lebih meningkatkan kinerja dan produktivitas perusahaan. Tingginya tingkat produksi dapat berpengaruh pada produktivitas mesin yang otomatis akan bertambah jam kerja nya. Oleh karena itu, maintenance mesin yang baik pun harus dilakukan agar perusahaan tidak mengalami kerugian yang besar akibat adanya kendala dari mesin yang mengalami gangguan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kelancaran 2

proses produksi, diantaranya adalah kegiatan mesin yang tidak dapat beroperasi secara optimal dan mesin yang telah melewati batas pemakaiannya. PT XYZ memiliki 27 jenis mesin untuk melakukan produksi, yang terbagi dalam 4 proses. 4 bagian itu adalah proses pracetak, proses cetak, proses finishing, dan proses packaging. Banyaknya mesin yang tersedia untuk 4 proses produksi tersebut dapat dilihat pada Gambar I.2. 6 1 10 10 Pracetak Cetak Finishing Packaging Gambar I.2 Data Jumlah Mesin PT XYZ FREKUENSI KERUSAKAN MESIN 400 300 200 100 0 Pracetak Cetak Finishing Packaging Gambar I.3 Data Frekuensi Kerusakan Mesin Grafik pada Gambar I.3 merupakan frekuensi kerusakan mesin yang terjadi dalam kurun waktu 2010-2013. Dalam 4 tahun belakang, tercatat sudah 335 kali kerusakan yang dialami pada bagian mesin cetak. Kerusakan tersebut lebih 3

banyak dibandingkan pada bagian mesin lainnya. Mesin cetak terdiri dari 10 jenis mesin yang memiliki fungsi yang sama, namun berbeda merk dan tipe. Berikut ini adalah data yang menunjukkan frekuensi kerusakan mesin yang terjadi pada bagian mesin cetak antara tahun 2010-2013. Tabel I.1 Frekuensi Kerusakan Pada Mesin NO NAMA MESIN TIPE FREKUENSI KERUSAKAN 1 Mitsubishi 1F-15000 69 2 Beiren JS 2102 18 3 Sakurai OLIVER 72-A 40 4 Komori LS 440 55 5 Wohlenberg 115 13 6 Solna D-30 TC96 19 7 Man-Plag CROMOMAN 33 8 Harris V25 3 9 Goss COMMUNITY 29 10 Manugraph CITYLINE EXI 56 Selain terdapatnya list frekuensi kerusakan pada seluruh mesin cetak, berikut ini adalah grafik yang menunjukkan lama downtime yang terjadi pada seluruh mesin cetak yang diakibatkan oleh lamanya mesin tidak berfungsi oleh adanya kerusakan: 4

Waktu (Jam) 250 200 150 100 50 0 DOWNTIME MESIN CETAK Gambar I.4 Downtime Mesin Cetak Ditinjau dari data kerusakannya, mesin yang memiliki kerusakan paling banyak terjadi pada mesin Mitsubishi 1F-15000, yaitu sebanyak 69 kali kerusakan. Begitu pula dilihat dari grafik downtime. Berdasarkan umur teknis mesin produksi, pada umumnya dapat dibuatkan perkiraan bahwa mesin Mitsubishi sudah mengalami penurunan kinerja. Sehingga yang terjadi adalah mesin akan lebih sering mengalami gangguan dan hal ini dapat berdampak kepada proses produksi yang bisa menghambat perusahaan merampungkan target produksi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Hal tersebut mengakibatkan perusahaan akan rugi. Kerugian yang akan dialami perusahaan terbilang besar. Karena ketika perusahaan mengerjakan suatu proyek, dan perusahaan mengalami keterlambatan untuk penyelesaian proyek yang telah disepakati dengan konsumen tersebut, maka perusahaan akan dikenakan penalty. Hitungan penalty yang harus dibayar perusahaan tergantung pada kesepakatan awal yang telah disepakati oleh kedua belah pihak (perusahaan dan konsumen). Sebagai contoh pada salah satu proyek dengan pemerintahan, penalty yang disepakati adalah Rp 45.000.000/hari. Kerugian sebesar itu tentunya terbilang cukup besar untuk perusahaan. Oleh karena itu, mesin harus memiliki performansi yang baik, agar tidak terjadi keterlambatan penyelesaian proyek yang mengakibatkan perusahaan dapat merugi tiap harinya. Perusahaan lebih sering menggunakan mesin Mitsubishi untuk 5

proses produksi cetak sheet. Selain mesin tersebut sering digunakan, mesin juga memiliki downtime paling lama dan paling sering mengalami kerusakan. Oleh karena itu, penelitian ini akan fokus pada mesin Mitsubishi. Pada proses pencetakan menggunakan mesin Mitsubishi, waktu yang dibutuhkan untuk proses pencetakan adalah sekitar 10 detik, tetapi karena mesin ini adalah mesin cetak dengan tipe kertas perlembar, maka pencetakan ini tidak bisa langsung mencetak selembar kertas secara bolak-balik. Jika kertas harus dicetak dengan design bolak-balik, maka setelah pada satu sisi kertas telah tercetak semua, maka berikutnya operator harus memasukkan kembali kertas yang telah teretak tersebut dan membalikkan kertas agar bagian belakang yang belum tercetak dapat dicetakkan. Dalam proses ini, setelah lembaran kertas tercetak maka kertas tidak bisa langsung dibawa ke work station berikutnya. Harus menunggu sekitar 15 30 menit agar kertas benar-benar kering. Mesin yang tidak dapat beroperasi pada saat perusahaan memiliki proyek yang besar akan menimbulkan kerugian bagi perusahaan, selain itu mesin juga akan terus mengalami penuaan. Maka dari itu, perusahaan harus mengetahui pemakaian umur mesin yang optimal, agar perusahaan dapat mengambil keputusan untuk tidak memaksakan lagi mesin terus bekerja setelah melampaui batas optimalnya. Dengan adanya hal ini, maka akan menghindari biaya maintenance dan shortage cost yang lebih tinggi lagi. Perusahaan akan mendapatkan biaya pengeluaran yang minimal. Kegiatan maintenance pada PT XYZ dilakukan oleh maintenance crew. Pada bagian cetak sheet terdapat 4 orang yang bertugas melakukan perawatan mesin. Jumlah maintenance crew ini sangat penting, karena jika terjadi down pada beberapa mesin secara bersamaan maka masalah tersebut harus cepat ditangani oleh maintenance crew yang sedang bertugas. Jika jumlah maintenance crew yang tersedia jumlahnya tidak memenuhi maka mesin akan memiliki downtime yang lama dan berakibat terjadinya antrian. Di lain sisi, jika maintenance crew jumlahnya terlalu banyak maka akan menimbulkan cost. Dengan banyaknya tim kerja akan mengakibatkan biaya overhead yang meningkat dan banyaknya 6

perangkat akan menambah investasi, akan tetapi kurangnya tim kerja dan perangkat juga akan berdampak pada cost yang tinggi karena akan mengakibatkan downtime yang lama dan akan mengurangi profit perusahaan. Jadi, untuk dapat membantu perusahaan mengetahui berapa jumlah maintenance crew yang optimal maka perlu dianalisis jumlah maintenance crew existing saat ini apakah sudah mencapai optimal atau belum. Dalam menganalisis faktor-faktor yang perlu diperhatikan untuk melakukan maintenance mesin Mitsubishi, maka langkah yang dapat digunakan untuk mencegah atau mengatasi permasalahan yang sedang terjadi di PT XYZ akan dilakukan analisis pendekatan biaya, yaitu dengan menggunakan metode Life Cycle Cost (LCC). Blanchard di dalam bukunya menyelesaikan optimasi umur mesin dan jumlah mesin dengan model Life Cycle Cost untuk menentukan kebijakan perawatan yang efektif dan efisien dari segi umur mesin dan jumlah maintenance crew berdasarkan Life Cycle Cost yang paling rendah. Model LCC merupakan sebuah pendekatan total biaya yang dikeluarkan dari awal sampai akhir yang mempertimbangkan berbagai variabel karena pada metode ini dilakukan perhitungan terhadap maintenance cost, operating cost, shortage cost, population cost dan purchasing cost (Barringer, 1996, Hal.3-18). Pada gambar grafik downtime yang terjadi, dapat diketahui bahwa jenis downtime pada mesin Mitsubishi 1F-15000 tergolong tinggi karena mencapai 214 jam. Hal ini tentu dapat merugikan perusahaan dan dapat membuat perusahaan tidak dapat menyelesaikan target produksi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. Dengan adanya perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE), perusahaan harus dapat mengetahui tingkat keefektifan dari penggunaan equipment secara menyeluruh. Overall Equipment Effectiveness (OEE) dapat diketahui dengan memperhitungkan Availability, Performance Efficiency, dan Rate of Quality Product (Roy Davis, 1995 : 35). Setelah efektifitas mesin diketahui, langkah berikutnya adalah mengidentifikasi masalah yang menyebabkan rendahnya produktivitas equipment dengan melihat pada six big losses yang menimbulkan dampak kerugian untuk perusahaan. 7

I.2 Perumusan Masalah Perumusan masalah yang akan diangkat pada penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut. 1. Berapa life cycle cost dari mesin Mitsubishi 1F-15000? 2. Berapa retirement age yang optimal pada mesin Mitsubishi 1F-15000 berdasarkan metode life cycle cost di PT XYZ? 3. Berapa jumlah maintenance set crew yang optimal pada mesin Mitsubishi 1F- 15000 berdasarkan metode life cycle cost di PT XYZ? 4. Berapa overall equipment effectiveness dari mesin Mitsubishi 1F-15000 berdasarkan metode overall equipment effectiveness di PT XYZ? 5. Bagaimana menghitung dan menentukan faktor-faktor dalam six big losses yang menyebabkan penurunan efektifitas pada mesin Mitsubishi 1F-15000 di PT XYZ? I.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut. 1. Menghitung dan menentukan life cycle cost dari mesin Mitsubishi 1F-15000 di PT XYZ. 2. Menentukan retirement age yang optimal pada mesin Mitsubishi 1F-15000 berdasarkan life cycle cost di PT XYZ. 3. Menentukan jumlah maintenance set crew optimal pada mesin Mitsubishi 1F- 15000 berdasarkan metode life cycle cost di PT XYZ. 4. Menghitung dan menentukan nilai overall equipment effectiveness pada mesin Mitsubishi 1F-15000 berdasarkan metode overall equipment effectiveness di PT XYZ. 5. Menghitung dan menentukan faktor-faktor six big losses yang berpengaruh tergadap penurunan efektifitas pada mesin Mitsubishi 1F-15000 di PT XYZ. I.4 Batasan Penelitian Batasan penelitian pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut. 1. Penelitian hanya dilakukan pada mesin Mitsubishi di PT XYZ. 8

2. Data yang digunakan untuk order dari konsumen dalam penelitian tugas akhir ini adalah data dalam kurun waktu 2010 sampai 2013. 3. Data yang digunakan untuk kerusakan mesin dalam penelitian tugas akhir ini adalah data dalam kurun waktu 2010 sampai 2013. 4. Volume kerja mesin diasumsikan relatif sama pada tiap periode. 5. Pada perhitungan probabilitas kegagalan untuk dapat memperkirakan kebutuhan dari jumlah maintenance crew yang harus disediakan, maka penurunan MTTF diasumsikan mengalami penurunan sebesar 5% dan MTTR diasumsikan mengalami kenaikan sebesar 5%. 6. Inflasi diasumsikan mengalami kenaikan sebesar 7%, karena pada tahun 2010-2013 inflasi tertinggi terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 7%. 7. Dalam perhitungan biaya menggunakan metode life cycle cost, untuk biayabiaya yang tidak didapatkan dari perusahaan akan menggunakan asumsi. 8. Aspek teknik seperti pada cara melakukan perbaikan mesin, cara pembongkaran mesin, cara pemasangan komponen tidak termasuk kedalam pembahasan tugas akhir. I.5 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut. 1. PT XYZ dapat mengetahui dan menghitung life cycle cost pada mesin Mitsubishi sehingga mendapatkan total biaya yang paling minimum. 2. Penelitian ini dapat memberikan usulan retirement age yang optimal pada mesin Mitsubishi sehingga dapat digunakan sebagai dasar penggantian mesin. 3. Penelitian ini dapat memberikan usulan jumlah maintenance set crew yang dibutuhkan sehingga dapat meminimasi biaya pengeluaran dalam kegiatan perawatan mesin. 4. Perusahaan mendapatkan informasi mengenai nilai overall equipment effectiveness pada mesin Mitsubishi 1F-15000. I.6 Sistematika Penulisan Penelitian tugas akhir ini diuraikan dengan sistematika penulisan sebagai berikut: 9

Bab I Pendahuluan Pada bab ini berisi uraian mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II Bab III Bab IV Bab V Bab VI Landasan Teori Pada bab ini berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. Selain itu, pada bab ini akan dibahas hubungan antar konsep yang dijadikan kajian penelitian dan uraian kontribusi peneltian. Kajian yang menjadi acuan dalam penelitian ini adalah manajemen perawatan mesin, yaitu metode Life Cycle Cost (LCC) dan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE). Metodologi Penelitian Pada bab ini dijelaskan langkah-langkah penelitian secara rinci meliputi: tahap merumuskan masalah penelitian, mengembangkan model penelitian, merancang pengumpulan, pengolahan dan analisis data dengan menggunakan metode Life Cycle Cost (LCC) dan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE). Pengumpulan dan Pengolahan Data Pada bab ini dijelaskan semua data yang diperlukan untuk penelitian beserta cara pengolahannya, serta hasil dari pengolahan data yang nantinya akan di analisis pada bab berikutnya. Analisis Pada bab ini berisi analisis dari hasil pengumpulan dan pengolahan data yang terdapat pada bab sebelumnya. Akan dilakukan analisis mengenai perhitungan LCC dan perhitungan OEE. Kesimpulan dan Saran Pada bab ini berisi poin-poin kesimpulan dari hasil pengolahan dan analisis data yang merangkum seluruh isi pembahasan penelitian tugas akhir ini. Bab ini juga berisi saran bagi perusahaan dan penelitian selanjutnya sebagai masukan untuk perbaikan di masa yang akan datang. 10