BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PENUTUP. a. Forum Informal; b. Studi Banding; c. Focus Group Discussion (FGD); d.

BAB VI PROFIL KARANG TARUNA KELURAHAN TENGAH. Nitro PDF Trial. Periode Tahun Kepemimpinan MHR MHR MHR

BAB V PROGRAM PENGEMBANGAN MASYARAKAT DI KELURAHAN TENGAH

DocuCom PDF Trial. Nitro PDF Trial BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ANALISIS STRATEGI PENINGKATAN KINERJA BAGIAN SEKRETARIAT PADA DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN BANGGAI

III. METODOLOGI KAJIAN

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI. Isu adalah permasalahan yang dijumpai dan menjadi suatu opini publik yang

III. METODE KAJIAN 3.1. Strategi Kajian Batas-Batas Kajian

VII. STRATEGI DAN PROGRAM PENGUATAN KAPASITAS KELOMPOK MANTAN TENAGA KERJA WANITA DI DESA CIBAREGBEG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI KAJIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

BAB V KESIMPULAN. pengembangan pariwisata dan olahraga di Indonesia. Sport tourism merupakan perpaduan antara olahraga dan rekreasi (wisata)

BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN ASNAF FAKIR DAN MISKIN MELALUI BANTUAN MODAL ZAKAT YAYASAN DANA SOSIAL AL-FALAH (YDSF) SURABAYA

VI. PERANCANGAN PROGRAM

BAB III METODE PENELITIAN

BAB XII ANALISIS PROFIL PERUSAHAAN

VI. EVALUASI PROGRAM PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

IV. METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN REKTOR INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PURWOKERTO NOMOR 704 TAHUN 2015

DAFTAR ISI Silvia Sely Murthy, 2014 Analisis rantai nilai dan strategi pengembangan industri kreatif di kota bandung dan cimahi.

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERUBAHAN JUKNIS MUSRENBANG KOTA SURAKARTA TAHUN 2012

PENGUKURAN KINERJA ORGANISASI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE KAJIAN

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

: Budi Utami, SE., MM

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dalam mengembangkan kreativitas generasi muda, peneliti dapat menarik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilihan Judul

ANALISIS SWOT. Analisis Data Input

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan sebuah bengkel untuk mampu mengatur strategi sehingga bengkel

BAB V PEMBAHASAN DAN ANALISIS Faktor-faktor strategis pembentuk SWOT PT. KLS

BAB I PENDAHULUAN. mengalami pertumbuhan yang signifikan, sumber:

III. METODE PENELITIAN

Pemberdayaan Kelompok Karang Taruna Kelurahan Jebres Surakarta Dengan Pelatihan Servis Sepeda Motor

VII. FORMULASI STRATEGI

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

Analisis SWOT dan Pemilihan Strategi

MATERI 4. ANALISIS SWOT (Kekuatan, Kelemahan, Kesempatan, Ancaman)

BAB II KERANGKA TEORI

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI KAJIAN

Pengertian Analisis SWOT Dan Manfaatnya

III. METODE KAJIAN. Data kajian ini dikumpulkan dengan mengambil sampel. Kabupaten Bogor yang mewakili kota besar, dari bulan Mei sampai November

BAB III METODE PENELITIAN

KATA PENGANTAR. hidayah-nya. Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan

III. METODOLOGI KAJIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Leuser Kabupaten Aceh

pestisida dan permodalan (Sisfahyuni, 2008).

BAB III ANALISIS SWOT

BAB 1 PENDAHULUAN. Dewasa ini persaingan dunia usaha berkembang dengan pesat, hal ini dapat kita

RANCANGAN PROGRAM RENCANA AKSI PENGEMBANGAN KBU PKBM MITRA MANDIRI

V. RANCANGAN PROGRAM

BAB. III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

Dept. Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium

Kedua lingkungan dituntut untuk seimbang (balance) agar proses kinerja dan pengelolaan berjalan semaksimal mungkin.

Strategi Pengembangan Usaha Dalam Pemberdayaan Ekonomi Pegawai Negeri Sipil Di Koperasi Pegawai Republik Indonesia Warga Winaya

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (1993:10), penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. Karang taruna merupakan salah satu kekuatan bangsa yang memiliki potensi

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KAMPANYE FILM PENDEK WEB SERIES UNTUK MENINGKATKAN AWARENESS PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS BAKRIE MELALUI MEDIA SOSIAL TUGAS KARYA AKHIR

BAB III METODE PENELITIAN

Analisis SWOT Sebagai Dasar Menentukan Kualitas Lulusan di SMK TI Bali Global Karangasem

BAB VIII STRATEGI DAN PROGRAM PEMBERDAYAAN FAKIR MISKIN

PERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2

METODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode

IV. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

VI. PERUMUSAN STRATEGI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

III METODE PENELITIAN

Penerapan Analisis SWOT dalam Penyusunan Rencana Stratejik (Renstra) pada Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III Badan Pusat Statistik

III. METODE KAJIAN 3.1. Tipe Kajian 3.2. Aras Kajian 3.3. Strategi Kajian

BAB IV METODE PENELITIAN

Transkripsi:

91 BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA Kegiatan KT dalam mengatasi permasalahan generasi muda dilaksanakan melalui kegiatan bidang pengembangan usaha seperti KUBE UEP perbengkelan motor serta kegiatan bidang sosial masyarakat seperti keagamaan, kesenian dan olahraga. Namun rancanga program penguatan KT hanya melalui program KUBE/ UEP karena program tersebut memberi peluang usaha bagi anggota KT. Perencanaan program partisiptif dalam rangka penguatan organisasi pada organisasi Karang Taruna Kelurahan Tengah dilakukan dengan melaksanakan kegiatan Fucus Group Discussion (FGD) yang melibatkan pembina Karang Taruna, pengurus Karang Taruna, anggota KT, kelompok- kelompok KUBE (Kelompok Usaha Bersama) dan masyarakat (tokoh masyarakat dan tokoh pemuda) dan stakeholders. Proses pelaksanaan FGD dimulai dengan pembahasan mengenai potensi dan permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan kegiatan yang dilakukan oleh KT berupa KUBE. Dari hasil pembahasan tersebut, kemudian dilanjutkan dengan penyusunan program secara partisipatif. 9.1. Potensi dan Permasalahan Penyusunan rancangan program dilakukan dengan mempergunakan analisis SWOT yaitu suatu analisis secara kualitatif yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk mengformulasikan strategi dalam suatu kegiatan. Analisis SWOT digunakan untuk menganalisis kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses) dari faktor internal serta peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dari faktor eksternal organisasi KT yang dapat diidentifikasi (Johnson, dkk, 1989: Bartol dkk, 1991) adalah sebagai berikut :

92 1. Kekuatan (strengths) Kekuatan (strengths) merupakan faktor- faktor yang oleh KT menjadi kekuatan internal yang dapat dimanfaatkan dalam menguatkan organisasi. Kekuatan tersebut adalah adanya Ketua KT Kelurahan Tengah yang memenuhi kriteria sebagai seorang pemimpin selain itu KT Kelurahan Tengah memiliki jumlah anggota yang banyak berjumlah 376 orang dan rata- rata berpendidikan lulusan SMA, adapun data anggota KT tahun 2004-2009 yang telah mengikuti pelatihan manajemen organisasi dan keterampilan UEP (Usaha Ekonomi Produktif) berjumlah 13 orang otomatis dilibatkan dalam pelaksanaan KUBE, selain itu dalam pelaksanaan pelatihan manajemen organisasi dan keterampilan UEP ditunjang oleh para instruktur yang berpengalaman dan ahli di bidangnya. Adapun yang menunjang kekuatan KT lainnya adalah lahan tidur (lahan yang tidak dipakai) milik Pemerintah Kabupaten Bogor yang dapat dipergunakan untuk usaha ekonomi produktif KT. 2. Kelemahan (Weakness) Kelemahan (Weakness) merupakan faktor- faktor yang terdapat dalam KT yang dapat menghambat terlaksananya program- program KT. Kelemahan yang terdapat dalam KT berupa pelaksanaan aturan- aturan yang diberlakukan KT dalam KUBE mengakibatkan anggota KT yang lain tidak bisa terlibat dalam program tersebut. Belum terjalin hubungan kerjasama antar organisasi dan stakeholders yang berkesinambungan dalam upaya pengembangan KUBE sehingga sulit bagi berkembangnya usaha terutama dalam hal modal. Motivasi anggota yang telah terpilih dalam pelaksanaan KUBE sangat rendah terlihat dari sebagian anggota kurang menerapkan instruksi yang diajarkan instruktur sehingga tidak dapat menjalankan program dengan baik berdampak pada keberlanjutan KUBE yang tidak maksimal. Kelemahan KT lain adalah kurangnya sosialisasi program KT dalam masyarakat. 3. Peluang/ kesempatan (Opportunities) Peluang/ kesempatan (Opportunities) merupakan faktor- faktor di luar KT yang menjadi peluang/ kesempatan bagi penguatan organisasi berupa adanya

93 stakeholders yang dapat diajak bekerjasama dalam melaksanakan programprogram KT terutama bagi KUBE seperti dengan sesama organisasi mengadakan kerjasama, perusahaan- perusahaan yang dapat menjadi bapak angkat pemerintah yang dapat memberikan bantuan perangsang modal untuk membuka usaha, mengikuti pelatihan manajemen dan kewirausahaan bagi anggota KT dan dukungan masyarakat akan keberadaan KT untuk memotivasi anggota. 4. Ancaman (Threat) Ancaman (Threat) merupakan faktor- faktor di luar KT yang menjadi ancaman yang dihadapi oleh KT dalam pelaksanaan program seperti sulitnya mencari modal dan persaingan usaha sejenis.. Dari hasil analisis di atas, disusun prioritas strategi ke depannya dalam penguatan organisasi KT. Strategi penguatan dihasikan dari unsur- unsur kekuatan untuk meraih peluang yang ada (S- O), menggunakan kekuatan yang ada untuk menghadapi ancaman yang akan datang (S- T). Pengurangan kelemahan dari pelaksanaan penguatan oraganisasi KT dengan pemanfaatan peluang yang ada (W- O) dan pengurangan kelemahan yang ada untuk menghadapi ancaman yang akan datang (W- T). Berdasarkan analisis kekuatan (strengths), kelemahan (weakness), peluang (opportunities) dan ancaman (threats) tersebut dapat diformulasikan suatu strategi, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Matriks 7 berikut ini. dan

94 Matriks 7 : Analisis SWOT dan Strategi dalam Program Karang Taruna Faktor Eksternal Faktor Internal Strength (S) / Kekuatan 1) Ketua KT memenuhi kriteria 2. banyak 3. Rata- rata anggota KT lulusan SMA 4. 13 orang anggota KT telah mengikuti pelatihan manajemen organisasi dan keterampilan UEP 5. Instruktur yang terlatih Weakness (W) / Kelemahan 1.Aturan- aturan yang tidak cocok 2.Kerjasama antar anggota 3.Motivasi anggota 4.Kurangnya sosialisasi program KT kepada masyarakat Opportunity (O) /Peluang Strategi (S- O) Strategi (W-O) 1.Tersedianya stakeholder yang bisa diajak kerjasama 2.Dukungan masyarak untuk memotivasi anggota 3.Kesempatan mengikuti pelatihan manajemen dan kewirausahaan dari pemerintah 4.Rangsangan modal dari pemerintah 1.Mengembangkan jejaring organisasi dalam bentuk kerjasama dengan stakeholders 2.Menambah jumlah anggota untuk mengikuti pelatihan manajemen organisasi 3.Mengadakan pelatihan instruktur bagi anggota KT 1.Memperbaiki aturan 3.Mendata kebutuhan anggota 4.Membina dan menguatkan kejasama dengan tokoh- tokoh masyarakat untuk meningkatkan motivasi anggota Treath (T) / Ancaman Strategi (S-T) Strategi (W-T) 1.Saingan usaha sejenis di luar KUBE KT 3. Permodalan 1.Mengidentifikasi sumber alam yang dapat diumanfaatkan 2.Meminta izin kepada pemerintah dalam penggunaan lahan 3.Penyebarluasan informasi kegiatan KT 1.Membentuk KUBE penyandang masalah yang sama 2.Membahas kesesuaian sasarankube antar anggota 3.Membangun permodalan berbasis komunitas 9.2. Rancangan Program Setelah diketahui potensi, kelemahan dan permasalahan yang dihadapi Karang Taruna, maka langkah selanjutnya yang dilaksanakan adalah menyusun strategi penguatan organisasi. Sesuai kesepakatan dalam FGD startegi penguatan organisasi KT yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. organisasi; mengembangkan jejaring organisasi dalam bentuk kerjasama dengan stakeholders, memperbaiki aturan, mencari dukungan, mendata

95 kebutuhan anggota, meminta izin kepada pemerintah dalam penggunaan lahan, dan penyebarluasan informasi kegiatan KT. 2. individu; menambah jumlah anggota untuk mengikuti pelatihan manajemen organisasi, mengadakan pelatihan instruktur bagi anggota KT, membentuk KUBE penyandang masalah yang sama dan membahas kesesuaian sasaran KUBE antar anggota. 3. komunitas; membina dan menguatkan kejasama dengan tokoh- tokoh masyarakat untuk meningkatkan motivasi anggota, mengidentifikasi sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan dan membangun permodalan berbasis komunitas. berikut ini. Rancangan program penguatan organisasi KT dapat dilihat pada Matriks 8 Matriks 8 : Rancangan Program Karang Taruna Nama Program Tujuan Kegiatan Sasaran Pelaksana 1.Pengembangan Kemitraan dengan pemerintah, dunia usaha dan sesama orgnisasi 2.Revitalisasi aturan 3.Pendataan kebutuhan anggota 4.Pengembangan usaha melalui penmanfaatan lahan tidur 5.Sosialisasi kegiatan KT Mengembangkan jejaring organisasi dalam bentuk kerjasama dengan stakeholders Memperbaiki aturan Mendata kebutuhan anggota Meminta izin kepada pemerintah dalam penggunaan lahan Menyebarluaskan informasi kegiatan KT. stakeholders Pengurus/ Pemerintah Masyarakat Penguirus Dinas/ Instansi

96 1.Pelatihan manajemen dan kewirausahaan 2.Pelatihan instruktur 3.Pembentukan KUBE Penyandang masalah yang sama 4.Pembahasan sasaran KUBE antar anggota 1.Pembinaan dan pewnguatan KT berbasis masyarakat 2.Pengidentifikasian sumberdaya alam yang dapat dimanfaatkan 3.Pencarian dukungan dan modal usaha Komunitas Komunitas Komunitas Menambah jumlah anggota untuk mengikuti pelatihan manajemen organisasi Mengadakan pelatihan instruktur bagi anggota KT Membentuk KUBE penyandang masalah yang sama Membahas kesesuaian sasaran KUBE antar anggota Membina dan menguatkan kejasama dengan tokoh- tokoh masyarakat untuk meningkatkan motivasi anggota Meminta izin kepada pemerintah dalam penggunaan lahan Membangun permodalan berbasis komunitas Masyarakat Pemerintah Masyarakat Dinas/ Instansi Dinas/ Instansi Pemgurus KT Dinas/ Instansi