3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari s/d Juli 2007 di Kabupaten Jayapura dan Merauke Provinsi Papua.

dokumen-dokumen yang mirip
2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pelaksanaan Strategi

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI KEBIJAKAN PENANGGULANGAN ILLEGAL, UNREPORTED, DAN UNREGULATED (IUU) FISHING DI LAUT ARAFURA DESENER ONGGE

IV. METODOLOGI PENELITIAN

D. Bambang Setiono Adi, Alfan Jauhari. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

5 PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERIKANAN PANCING DENGAN RUMPON DI PERAIRAN PUGER, JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu 4.2. Metode Pengambilan Sampel

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

BAB III METODE PENELITIAN. atau Sagela Pengucapaan yang sering di pakai masyarakat Gorontalo ini, terletak

PENDAHULUAN. maka perlu dilengkapi dengan berbagai sarana penunjang sebagai sarana pokok, melalui suatu perencanaan pengembangan

BAB III METODE PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

IV. METODE PENELITIAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

GERAKAN NASIONAL PENYELAMATAN SUMBERDAYA ALAM INDONESIA SEKTOR KELAUTAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Penelitian ini berlokasi di Kawasan Wisata Pantai Tanjung Pasir,

BAB III METODE KAJIAN

STRATEGI KEBIJAKAN PENANGGULANGAN ILLEGAL, UNREPORTED, DAN UNREGULATED (IUU) FISHING DI LAUT ARAFURA DESENER ONGGE

2. Sebagai bahan pertimbangan bagi para pengambil keputusan dan kebijakan. dalam pengembangan industri dodol durian.

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan di Kabupaten Batu Bara pada ruang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. gejala-gejala, fakta-fakta, atau kejadian-kejadian secara sistematis dan akurat,

BAB III METODE PENELITIAN

PERATURAN DAERAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II TARAKAN NOMOR 15 TAHUN 1999 TENTANG

EVALUASI KINERJA PENYULUH DAN PENENTUAN PENGEMBANGAN STRATEGI KINERJA PENYULUH PERTANIAN ORGANIK ATAS DASAR FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL KOTA BATU

III. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Data dan Instrumentasi

4 METODE PENELITIAN 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Jenis dan Sumber Data

B. Jenis dan Sumber Data

PENINGKATAN DAN PENGEMBANGAN PENGAWASAN PEMASUKAN DAN DISTRIBUSI IKAN IMPOR KE DALAM WILAYAH NEGARA REPUBLIK INDONESIA

III. METODOLOGI PENELITIAN. pada daerah inilah sentra pendirian pabrik pengolahan kelapa sawit di Kabupaten

BAB III METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

Kedua lingkungan dituntut untuk seimbang (balance) agar proses kinerja dan pengelolaan berjalan semaksimal mungkin.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

III. METODE PENELITIAN

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

RETREAT ISU STRATEGIS DAN KEGIATAN PRIORITAS PENGAWASAN. Kepala Subbagian Perencanaan dan Penganggaran Ditjen PSDKP

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Direktorat Evaluasi Pendanaan dan Informasi Keuangan Daerah (Dit.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Analisis SWOT (strengths-weaknessesopportunities-threats)

Kayu bawang, faktor-faktor yang mempengaruhi, strategi pengembangan.

1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

III METODE PENELITIAN

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2001 TENTANG

BAB IV VISI MISI SASARAN DAN TUJUAN

BAB V PENUTUP. 1. Mengenai Perkembangan Penegakan Hukum Terhadap Kapal. Fishing (IUUF) di Wilayah Pengelolaan Perikanan Indonesia.

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Penentuan Responden

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

4 HASIL DAN PEMBAHASAN Kegiatan pelanggaran penangkapan ikan di Laut Arafura

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (1993:10), penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan suatu

BAB III METODOLOGI. Gambar 4. Peta Lokasi Penelitian: Masterplan Sentul City (Atas); Jalur Sepeda Sentul City (Bawah) Tanpa Skala

BAB III METODOLOGI KAJIAN

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

RENCANA KERJA T.A DIREKTORAT TERTIB NIAGA

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

B. Identifikasi Kelemahan (Weakness). Sedangkan beberapa kelemahan yang ada saat ini diidentifikasikan sebagai berikut: Sektor air limbah belum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. Penelitian ini mengambil lokasi di Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN. Gambar 10 Lokasi penelitian.

BAB IV HASIL ANALISIS DATA. kesengajaan karena kondisi keluarga yang pindah ke Babadan untuk

ANALISIS SWOT : PENGELOLAAN SUMBER DAYA APARATUR

PETUNJUK TEKNIS PENGAWASAN PENGUSAHAAN PASIR LAUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan bisnis di Indonesia belakangan ini semakin lama semakin

BAB III METODE PENELITIAN

PERENCANAAN STRATEGIS. Proses Perencanaan Semester 2

PENEGAKAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA DI BIDANG PERIKANAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KERANGKA TEORI. dunia bisnis. Tujaun tersebut hanya dapat dicapai memalui usaha mempertahankan dan

BAB II METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. research) menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. yang terletak di Kecamatan Samarang Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. daya tarik wisata budaya yang lebih baik. Dalam pengembangan ini perlu

BAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar

Oleh Ir. SAID ASSAGAFF Gubernur Maluku

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode analisis deskriptif yaitu metode

BAB II METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Definisi Operasional Variabel. Konsep dasar dan definisi operasional variabel adalah pengertian yang

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

Transkripsi:

3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari s/d Juli 2007 di Kabupaten Jayapura dan Merauke Provinsi Papua. 3.2 Identifikasi kegiatan IUU-Fishing di Laut Arafura Identifikasi kegiatan perikanan tangkap dan kegiatan yang mengarah pada IUU Fishing di Laut Arafura dilakukan dengan melakukan pengumpulan data dan informasi yang diperoleh dari Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Papua dan beberapah instansi terkait seperti Satuan Polisi Perairan (SATPOLAIR) Papua, Lamtamal X Papua, Ditjen Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Kelautan dan Perikanan Departemen Kelautan dan Perikanan. Jenis pelanggaran yang diperoleh selanjutnya dikategorikan menurut kategori illegal, unreported, maupun unregulated fishing. 3.3 Jenis dan Metode Pengumpulan Data Data dan informasi yang dibutuhkan meliputi berbagai informasi yang diperoleh tentang kegiatan IUU-Fishing di Laut Arafura dan pelaksanaan program perikanan dari Instansi Pemerintah Propinsi Papua. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan sekunder, dimana data primer merupakan merupakan hasil wawancara dan diskusi dengan responden. Responden yang dipilih dalam penelitian ini sebanyak 5 responden yaitu : Plh. Kepala Sub Dinas Pengawasan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua, Kepala seksi pengawasan budidaya dan penangkapan ikan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua, Kepala seksi humas Satuan Polisi Perairan Papua, Ketua tim Badan koordinasi keamanan laut dan Kepala Seksi penanganan pelanggaran Ditjen pengawasan dan pengendalian sumberdaya kelautan dan perikanan DKP. Pemilihan responden ini didasarkan pada kompetensi dan kewenangannya dalam mengelola dan menjaga sumberdaya laut dan perikanan di Perairan Papua termasuk Laut Arafura. Data dan informasi sekunder merupakan referensi atau laporan-laporan resmi dan pelaksanaan program dari Dinas Perikanan dan

Kelautan Propinsi Papua, Lantamal X Papua, Satuan Polisi Perairan (SATPOLAIR) Papua dan Direktorat Jenderal Pengawasan dan Pengendalian Sumberdaya Lautan dan Perikanan-DKP. Data sekunder yang dikumpulkan yaitu data tahun 2002-2006, yang berhubungan langsung dengan faktor-faktor yang diteliti yaitu : (1) Data jenis-jenis pelanggaran yang terjadi di Laut Arafura. Data dan informasi diperoleh dengan dengan melakukan wawancara dan laporan kejadian pelanggaran yang terjadi di Laut Arafura. Data dan informasi yang dikumpulkan selanjutnya diklasifikasikan kedalam illegal, unreported atau unregulated fishing. (2) Data jumlah armada dan tenaga pengawas perikanan Pemerintah Provinsi Papua untuk kegiatan pengawasan di Perairan Papua termasuk Laut Arafura. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara dengan Kepala Sub Dinas Pengawasan Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua dan laporan kegiatan pengawasan yang dikeluarkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Papua. (3) Data fasilitas yang digunakan dalam kegiatan pengawasan kegiatan pengawasan di Laut Arafura. Data sekunder yang dikumpulkan yaitu : (1) Data jumlah kapal ikan yang mendapat izin dari pemerintah propinsi Papua. Data dan informasi diperoleh dengan cara mengumpulkan laporan kegiatan perizinan yang dikeluarkan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Propinsi Papua. (2) Data produksi perikanan dari perairan Laut Arafura Data dan informasi diperoleh dengan cara mengumpulkan dan mencatat laporan kegiatan produksi perikanan di Propinsi Papua. (3) Data kemampuan teknis teknis aramada dan jumlah armada perikanan yang beroperasi di Laut Arafura.

Pengumpulan data Wawancara dan diskusi Laporan resmi Kondisi Perikanan yang diindikasikan IUU- Fishing di L. Arafura Identifikasi Pelanggaran PI Definisisi IUU-Fishing (IPOA IUU-Fishing) Hukum dan Peraturan nasional (UU 31/2004) Kegiatan IUU-Fishing Alternatif Strategi Penanggulangan IUU- Fishhing Analisis SWOT (Strength-Weaknes- Opportunity-Threats) Strategi kebijakan penanggulangan IUU- Fishing di Laut Arafura Gambar 2 Kerangka proses penelitian 3.4 Metode Analisis Data Seluruh data dan informasi yang diperoleh dari penelitian ini dianalisis secara deskriptif. Nazir (1988) mengatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu obyek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Identifikasi kegiatan pelanggaran penangkapan ikan yang terjadi di Laut Arafura dikaji menurut dokumen hukum nasional dan identifikasi alternatif strategi penanggulangan IUU-Fishing dengan menggunakan matriks analisis SWOT. Menurut Tripomo dan Udan (2005), matriks analisis SWOT bertujuan untuk mengidentifikasi alternatif-alternatif strategi yang secara intuitif dirasakan sesuai untuk dilaksanakan. Selanjutnya menurut Rangkuti (2005), analisis SWOT adalah analisis berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

dengan asumsi dasar bahwa suatu strategi yang efektif adalah dengan memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman. Hasil analisis yang diperoleh selanjutnya digunakan sebagai program untuk menanggulangi kegiatan IUU-Fishing di Laut Arafura oleh pemerintah Provinsi Papua. Analisis SWOT adalah penilaian/assessment terhadap hasil identifikasi situasi untuk menentukan apakah situasi kondisi dikategorikan sebagai kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. 3.4.1 Identifikasi faktor internal Faktor internal diperoleh dari identifikasi berbagai faktor yang terdapat dalam organisasi atau perusahaan. Organisasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua. Faktor internal yang digunakan seperti yang dikemukakan Rangkuti (2005) yaitu : (1) Kemampuan sumberdaya manusia (SDM) Kemampuan sumberdaya manusia (SDM) yaitu sumberdaya manusia yang berhubungan dengan penanganan kasus-kasus pelanggaran perikanan yang terjadi di wilayah pengelolaan perikanan Provinsi Papua. Data dan informasi yang dikumpulkan yaitu : 1) Jumlah Pengawas perikanan dan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) yang berada di Dinas perikanan dan Kelautan Provinsi Papua dan pelatihan atau kursus yang pernah diikuti. 2) Tingkat pendidikan PPNS perikanan yang terdapat pada Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua 3) Kinerja PPNS dalam pelaksanaan tugas-tugas pengawasan (2) Sarana dan prasarana Hal ini dengan secara pasif mendata kegiatan operasional kegiatan penanggulangan dan kemampuan teknologi berupa sarana dan prasarana yang digunakan oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua. Data dan informasi yang dikumpulkan berdasarkan hasil wawancara dan pengumpulan data sekunder yaitu : 1) Jumlah sarana berupa armada pengawasan yang dimiliki oleh Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua

1) Kapasitas dan kemampuan armada pengawas 3) Sarana penunjang kegiatan pengawasan yang dimiliki oleh PPNS perikanan (3) Sistim koordinasi Data dan informasi diperoleh dengan melihat sistim koordinasi yang dilakukan selama ini oleh instansi terkait yaitu antara Dinas Perikanan dan Kelautan, TNI AL, Satuan Polisi Perairan (SATPOLAIR) Papua maupun koordinasi dengan pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Kelautan dan Perikanan. Data dan infomasi yang dikumpulkan yaitu antara lain : 1) Bentuk koordinasi yang dilakukan selama ini baik internal yaitu dalam Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua maupun koordinasi dengan instansi terkait 2) Intensitas atau banyaknya koordinasi/pertemuan yang dilakukan dalan setahun (4) Aspek Keuangan Data dan informasi dikumpulkan dengan melihat besarnya biaya operasional dan biaya-biaya lain yang digunakan dalam upaya penanggulangan pelanggaran kegiatan penangkapan ikan di Perairan Papua termasuk Laut Arafura. 3.4.2 Identifikasi faktor eksternal Faktor eksternal diperoleh melalui identifikasi berbagai faktor dari luar sistem atau organisasi. Menurut Tripomo dan Udan (2005), struktur lingkungan dibagi menjadi tiga bagian yaitu : (1) Lingkungan Umum (General Environment), adalah komponen-komponen di luar organisasi yang tidak memiliki hubungan langsung dengan manajeman praktis, misalnya ekonomi, sosial politik, hukum dan teknologi (2) Lingkungan operasi (Operating Environment), adalah komponenkomponen di luar organisasi yang berpengaruh langsung terhadap manajemen praktis (persaigan, suplier, konsumen dll.)

(3) Lingkungan internal (Internal Environment), adalah komponen dari dalam organisasi yang secara langsung mempengaruhi kinerja organisasi (aspek organisasi, aspek produksi, aspek SDM, aspek keuangan dll.) Faktor eksternal dalam penelitian ini menggunakan faktor lingkungan umum (General Environment) yaitu ekonomi, hukum dan pemerintahan. Penentuan faktor eksternal ini karena dianggap berpengaruh terhadap organisasi dalam hal ini Dinas Perikanan dan kelautan Provinsi Papua dalam upaya pengelolaan dan kegiatan penanganan IUU-Fishing di Laut Arafura. 1) Faktor ekonomi Penerimaan Asli Daerah (PAD) Pengumpulan data dilakukan dengan melihat besar Pendapatan Asli Daerah (PAD) Propinsi Papua melalui Dinas Perikanan dan Kelautan dari pemanfaatan sumberdaya ikan di perairan Papua termasuk Laut Arafura yang dilakukan oleh kapal-kapal ikan yang mendapat izin dari Pemerintah Provinsi Papua. 2) Faktor hukum dan pemerintahan Faktor hukum dan pemerintahan dikaji dengan melihat ketentuan perundang-undangan yang terkait dengan kegiatan penanggulangan IUU- Fishing. 3.4.3 Analisis kekuatan kelemahan ( SW ) Menurut Tripomo dan Udan (2005), menetapkan SW dapat dibantu dengan menggunakan acuan arah organisasi yaitu tujuan atau kondisi masa depan yang diinginkan oleh organisasi. Tujuan dan sasaran pembangunan perikanan di Provinsi Papua salah satunya adalah menurunkan tingkat pelanggaran pemanfaatan dan perusakan sumberdaya ikan di wilayah yang menjadi hak dan kewenangan Pemerintah Provinsi Papua yang di dalamnya termasuk Laut Arafura. (Dinas Perikanan dan Kelautan Provinsi Papua, 2006). Menetapkan suatu kondisi apakah sebagai kekuatan dan kelemahan dapat dijelaskan sebagai berikut : Kekuatan (strength) adalah situasi internal organisasi yang berupa kompetensi/kapabilitas/sumberdaya yang dimiliki organisasi yang dapat digunakan sebagai alternatif untuk menangani peluang dan ancaman; kelemahan adalah situasi internal organisasi dimana

kompetensi/kapabilitas/sumberdaya organisasi sulit digunakan untuk menangani kesempatan dan ancaman. 3.4.4 Analisis peluang - ancaman (OT) Analisis ancaman peluang adalah analisis pengaruh lingkungan saat ini dan kecenderungan masa depan terhadap kondisi organisasi. Menurut Tripomo dan Udan (2005), salah satu alat bantu untuk menetapkan OT adalah dengan menggunakan acuan arah organisasi yaitu dengan tujuan atau kondisi masa depan yang diinginkan. Analisis ini dilakukan terhadap isu strategis yang menghambat pencapaian sasaran organisasi disebut sebagai ancaman (O) sedangkan yang mendukung pencapaian sasaran disebut sebagai peluang (T). Ancaman adalah suatu keadaan eksternal yang berpotensi menimbulkan kesulitan. Organisasi akan merasa dirugikan/dipersulit/terancam bila diperhadapkan pada kondisi eksternal tersebut. Sedangkan Peluang (O) adalah situasi eksternal organisasi yang berpotensi menguntungkan. Organisasi akan merasa diuntungkan bila diperhadapkan pada kondisi tersebut. Analis faktor internal Analis faktor eksternal Sumberdaya manusia Sarana dan prasarana Penelitian dan pengembangan Sistim koordinasi Aspek keuangan Faktor ekonomi Faktor hukum dan pemerintahan Kekuatan dan kelemahan Peluang dan ancaman Strategi kebijakan penanggulangan IUU- Fishing di Laut Arafura Gambar 3 Bagan kerangka analisis data

3.5 Penyusunan strategi kebijakan penanggulangan IUU-Fishing Alternatif strategi yang diturunkan dari analisis SWOT dapat divisualisasikan seperti Tabel 1. Tabel 1 Matriks alternatif strategi SWOT INTERNAL Strategi yang fokus pada kondisi internal Kekuatan (S) Menetapkan kekuatan yang akan digunakan Alternatif strategi dengan fokus menggunakan kekuatan (S) : S - O S T Kelemahan (W) Menetapkan kelemahan yang sangat penting ditangani Alternatif strategi dengan fokus mengatasi kelemahan (W) : W - O W T EKSTERNAL Strategi yang fokus pada kondisi eksternal Peluang (O) Menetapkan peluang yang akan di raih Alternatif strategi dengan fokus memanfaatkan kesempatan (O) : O - S O - W Ancaman (T) Menetapkan ancaman mana yang mendapat prioritas untuk ditangani. Alternatif strategi dengan fokus menangani ancaman (T) : T - S T - W Strategi SO. Peluang mana yang akan diraih dan bagaimana cara mendapatkannya tergantung pada kekuatan yang akan digunakan Strategi ST. Satu atau beberapa kekuatan dipilih untuk mengeliminasi ancaman Strategi WO. Memperbaiki suatu kelemahan untuk memperoleh O. Strategi WT. Memperbaiki kelemahan tertentu agar terhindar dari ancaman tertentu Strategi OS. Ada peluang menarik. Cari kekuatan untuk mendapatkan peluang. Strategi OW. Ada peluang menarik, cari kelemahan yang harus ditutupi untuk mendapatkan peluang tersebut. Strategi TS. Ada ancaman, cari kekuatan untuk mengeliminasi ancaman Strategi TW. Ada ancaman, cari kelemahan yang dapat ditutupi untuk mengeliminasi ancaman