STRATEGI GURU MENGHADAPI SISWA SLOW LEARNING DAN SPEED LEARNING DALAM PROSES PEMBELAJARAN SOSIOLOGI DI SMA NEGERI 4 PARIAMAN Ramona 1, Yenni Melia 2, Harisnawati 2 1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat monavirgo1609@gmail.com ABSTRACT This research is based on the existence of learners who are slow learning that have the effect of getting test value under kkm while learners speed learning get repeat value above kkm: researcher see how teacher strategy and obstacle from teacher in study of sociology to student of slow learning and speed learning. This research is a qualitative descriptive research that describes the data in accordance with the results of the situation in the field what it is about the strategy of teachers to face students slow learning and speed learning in the process of learning sociology. The informant of this research is a sociology subject teacher in class XI IPS in SMA Negeri 4 Pariaman. Approach of data collecting technique which researcher use in this research is observation, interview and documentation study. Data analysis is data reduction, data presentation and conclusion. The results revealed that the teacher has a strategy that is: For slow learning students are: a) using different methods in learning, b) Frequently asked questions, c) Provide motivation, d) Repeating the material. 2) For speed learning students are: a) Provide questions that are more different students are slow learning, b) Repeating or reading books at home, c) Couple facts that fit directly or real, d) Summing up the material. Constraints in overcoming slow learnig students are: a) The way teachers teach, b) Lack of motivation provided by teachers, c) Lack of attention from parents in guiding children d) Delivery of material quickly. Constraints for students of speed learning are: a) Provide variation of question and answer methods in teaching, b) Provide adequate and repetitive exercise. Keywords: Teacher Strategy, Student slow learning, and Student speed learning PENDAHULUAN Pendidikan adalah hak semua orang, baik anak-anak, remaja, maupun dewasa, laki-laki maupun perempuan, anak normal maupun anak berkebutuhan khusus. Semua orang berhak mengembangkan potensi kemanusiaannya untuk menjadi manusia yang utuh melalui pendidikan. Hal ini sesuai dengan konsep pendidikan untuk semua (education for all). Guru memberikan dorongan agar peserta didik berani berbuat
benar dan membiasakan mereka untuk bertanggung jawab terhadap setiap perbuatannya sekaligus guru membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta didik. Mereka memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam membantu kepribadian anak guna menyiapkan demi kemajuan negara dan bangsa. Guru juga harus berpacu dalam pembelajaran, dengan memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Keberhasilan pembelajaran adalah keberhasilan peserta didik dalam membentuk kompetensi dan mencapai tujuan, serta keberhasilan guru dalam membimbing peserta didik dalam pembelajaran. Oleh karena itu keberhasilan peserta didik dalam pembelajaran sangatlah penting dalam mensukseskan implementasi kurikulum. Pendidikan itu sangatlah berperan bagi anak didik untuk menjadikan peserta didik yang sehat, berilmu, cakap, efektif, mandiri dan bertanggung jawab. Setiap peserta didik memiliki kemampuan yang berbeda yang mana dijadikan menjadi 3 (tiga) kelompok yaitu: ada siswa yang cepat, siswa yang menengah, dan siswa yang lambat tetapi, dalam penelitian ini peneliti hanya lebih memfokuskan siswa yang slow leraning (lambat) dan siswa speed learning (cepat) dimana siswa yang lambat diberikan remidal agar bisa membuat peserta didik menjadi terus ingin memacu teman yang speed learning atau cepat sedangkan speed learning diberikan pengayaan yang mana peserta didik bisa menggali terus potensi yang ia miliki, sehingga guru juga mudah dalam melaksanakan proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan yang ingin dicapai oleh guru dan tercapainya strategi yang dimiliki oleh guru. Menurut Mulyasa, (2011:121) Slow learning atau lamban belajar merupakan salah satu bentuk kesulitan belajar. Peserta didik yang lamban belajar akan mengalami kesulitan dalam mengikuti pembelajaran, menganalisa apa yang dipelajari, dan
mengalami kesulitan dalam memahami isi pembelajaran, serta sulit membentuk kompetensi, dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Sedangkan menurut Hamalik, (2009:94) siswa yang lambat belajar (slow learning) yaitu: Ciri-ciri peserta didik yang lamban dalam belajar adalah ia belajar dalam minat yang lebih singkat, ia perlu sering diperiksa kemajuannya dan perlu banyak perbaikan, perbendaharaan bahasanya lebih terbatas, ia perlu memiliki banyak kata baru untuk memperjelas pengertian ia tidak melihat adanya kesimpulan-kesimpulan atau pengertian-pengertian sesudahnya ia kurang memiliki sabilitas dan kreatif untuk merencanakan, ia lebih lembat memperoleh keterampilanketerampilan mekanis dan metodik, dan lain-lain. Kesulitan-kesulitannya dalam belajar menumpuk, mempunyai ruang minat yang sempit memiliki reaksi yang lamban dan lain sebagainya. Dalam proses pembelajaran seorang guru dapat memberikan bimbingan dan mengarahkan, melatih dan mengevaluasi serta mengembangkan potensi peserta didik sehingga memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Sebagai seorang pendidik salah satu tugas dan kewajiban yang harus dipenuhi untuk mempengaruhi kemampuan potensi agar berfungsi secara optimal dan mencoba melengkapi program pengajarannya yang ditunjukkan bagi mereka yang lamban dalam belajar. Menurut Anwar, (2003:37) Pelaksanaan proses pembelajaran merupakan tugas guru untuk membimbing, mendidik, memotivasi, memberikan nuasa yang bervariasi kepada anak didik sehingga anak didik tersebut nyaman dalam menerima pembelajaran yang diberikan guru sesuai dengan kompetensinya. Kompetensi yang dimiliki siswa sangat bervariasi mulai anak itu cepat memahami pelajaran, dan lambat dalam memahami pelajaran. Maka dari itu peran guru sangat penting untuk membimbing Dan mengarahkan siswa yang menghadapi dalam belajar dan guru juga mengarahkan anak itu dan membimbing. Pengembangan potensi siswa yang
mempunyai kemampuan di atas ratarata juga harus mempunyai teknis apa yang harus dikembangkan karena siswa-siswa yang cerdas juga mempunyai kesulitan dalam belajar, sehingga mereka perlu mendapatkan bimbingan oleh guru dalam proses pembelajaran. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, Badgan Tailor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur yang mana menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan pelaku yang dapat diamati. Adapun informan dalam penelitian ini yaitu guru bidang studi sosiologi, siswa dan wakil kurikulum untuk dapat megetahui lebih dalam permasalahan yang sesuai dengan pembahasan skripsi peneliti, agar peneliti lebih mudah dalam melakukan penelitian untuk mendapatkan informasi yang benarbenar terjadi yang sesuai dengan permasalahan yang peneliti ingin teliti. Belajar merupakan suatu hal yang penting dan dibutuhkan manusia oleh sebab itu setiap manusia harus belajar, karena dengan belajar banyak pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh baik daari manusia maupun dari lingkungan. Jenis data penelitian yang digunakan dengan data sekunder dan data primer sedangkan metode pengumpulan data menggunakan dengan wawancara, observasi dan studi dokumen. Menurut pendapat Miles dan Huberman. Dalam Sugiyono, (2009:294) dalam penelitian ini dilakukan analisis data kualitatif yaitu analisis yang meliputi 3 alur kegiatan yang terdiri secara bersama yaitu : 1. Reduksi data 2. Display Data (Penyajian data) 3. Penarikan Kesimpulan HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian sebagai gambaran yang jelas tentang strategi pembelajaran guru menghadapi siswa slow learning dan siswa speed
learning dalam proses pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 4 Pariaman. Adapun data diperoleh melalui observasi dan wawancara. Strategi guru menghadapi siswa slow learning dalam porses pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 4 Pariaman bahwa dalam proses pembelajaran seorang guru itu harus memiliki banyak strategi dan tahu bagaimana permasalahan yang dialami oleh peserta didik dan harus tahu pula bagaiaman cara pemecahan masalah yang dialami peserta didik. Menurut Bahri (2002:201) suatu kondisi dimana peserta didik dapat belajar wajar, disebabkan adanya, hambatan, ataupun gangguan dalam belajar. Guru memberikan bimbingan dan motivasi dengan memperhatikan kondisi anak lambant belajar dengan membandingkan anak yang lain dan perlu mengali potensi untuk mengetahui kekurangannya, tanpa adanya tersebut maka tujuan pembelajaran akan sulit untuk dicapai. Pengenalan konsep adalah mengenalkan siswa akan konsep yang berhubungan dengan gejala, sedangkan fase aplikasi konsep, siswa menggunakan konsep untuk meneliti gejala lain lebih lanjut. 1. Strategi pembelajaran guru menghadapi siswa slow learrning pada kelas XI IPS 2 dan XI IPS 3 di SMA Negeri 4 Pariaman. Adapun beberapa strategi guru dalam proses pembelajaran sosiologi di SMA Negeri 4 Pariaman sebagai, berikut ini : a. Menggunakan Metode yang berbeda dalam pembelajaran Dimana dalam proses pembelajaran guru memiliki metode dalam pembelajaran yang dengan adanya metode tersebut bisa membuat tercapainya suatu usaha yang diinginkan oleh guru. b. Sering memberikan pertanyaan-pertanyaan Dengan mmeberikan pertanyan tersebut membuat perserta didik lebih bisa berfikir dengan pertanyapertanyaan yang diberikan sekaligus untuk mengasah kemampuan peserta didik.
c. Memberi motivasi Guru selalu memberikan motivasi kepada peserta didik dengan cara tersebut peserta didik ikut atau bisa mengartikan motivasi yang telah diberikan oleh guru tersebut dan memberikan dorongan bagi peserta didik. d. Mengulang atau menjelaskan materi Dengan cara tersebut membuat peserta didik lebih memahami apa yang ia kurang paham dalam materi yang telah dijelaskan oleh guru. 2. Strategi Pembelajaran Guru Menghadapi Siswa Speed Learning pada kelas XI IPS 2 dan XI IPS 3 di SMA Negeri 4 Pariaman. a. Memberikan pertanyaan lebih berbeda dengan siswa slow Dengan memberikan pertanyaan yang berbeda tersebut membuat mereka lebih ingin mengasah kemampuan yang ia miliki. b. Menyuruh siswa membaca di rumah lalu diberikan pengayaan disekolah Guru memberikan pengayaan dan membaca dirumah salah satu yang bagus bagi peserta didik dimana dengan mereka diberikan pengayaan membuat mereka lebih memmahami soal yang telah diberikan dan sekaligus membuat mereka berfikir. c. Merangkai fakta sesuai materi dan langsung terjun kelapangan Dalam proses pembelajaran sesuai fakta tersebut merupakan salah satu yang penting dimana guru harus mengaitkan dengan masalaah yang ada disekitar agar mererka lebih bisa memahami lagi dan mudah dimengerti. d. Menyimpulkan materi Guru selalu menyimpulkan materi pada saat berkahirnya pertemuan yang mana gunanya untuk meluruskan materi yang telah dijelaskan kepada peserta didik dan dari
situ guru bisa melihat seberapa kemampuan peserta dalam mendengarkan pada saat proses pembelajaran. 3. Kendala Guru Dalam Menghadapi siswa slow learning pada kelas XI IPS 2 DAN XI IPS 3 di SMA Negeri 4 pariaman a. Cara guru mengajar Guru memiliki cara yang berbeda untuk menghadapi siswa slow yang mana siswa slow memberikan perhatian yang khusus. b. Kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru Dengan kurangnya motivasi yang diberikan guru peserta didik slow membuat mereka kurangnya masukan motivasi yang membuat mereka malas dengan tidak adanya masukan dari gutu. c. Kurangnya perhatian orang tua dalam membimbing anak Peran orang tua sangatlah penting dalam membimbing anak yang mana orang tua lah yang membimbing anak dan memberikan perhatian kepada anak, jika tidak mendapatkan perhatian memebuat anak tersebut menjadi malas dalam pembelajaran. d. Penyampaian materi dengan cepat Guru dengan menyampaikan materi dengan cepat membuat siswa slow kurang paham dan selalu ketertinggalan pada saat belar dan membuat mereka malas untuk mengikuti kemabali atau malas mendengarkan apa yang dijelaskan oleh guru. 4. Kendala Guru Dalam Menghadapi siswa speed learning pada kelas XI IPS 2 DAN XI IPS 3 di SMA Negeri 4 pariaman Ada banyak kendala yang dihadapi siswa speed learning yaitu: a. Perhatian guru terhadap siswa Guru harus memiliki perhatian kepada siswa speed yang mana itu bisa membuat mereka menjadi malas dikarenakan mereka beranggapan tidak diperhatikan oleh guru, maka
dari itu guru memberikan kontak mata kepada seluruh peserta didik. b. Memberikan latihan yang cukup dan berulang Dengan memberikan latihan membuat mereka ingin berfikir dan sekaligus mengolah kemampuan yang ia miliki sampai mana ia paham dalam proses pembelajaran. PEMBAHASAN Suatu kondisi dimana peserta didik dapat belajar wajar, disebabkan adanya, hambatan, ataupun gangguan dalam belajar. Guru memberikan bimbingan dan motivasi dengan memperhatikan kondisi anak lambant belajar dengan membandingkan anak yang lain dan perlu mengali potensi untuk mengetahui kekurangannya, tanpa adanya tersebut maka tujuan pembelajaran akan sulit untuk dicapai. Sesuai dengan penerapan teori ini para guru, perancangan pembelajaran dan pengembangan program-program harus memahami karakteristik peserta didik dan karakter lingkungan belajar agar tingkat keberhasilan peserta didik selama kegiatan pembelajaran dapat diketahui. Selain itu selain dalam aplikasinya tergantung pada materi pembelajaran, media dan fasilitas pembelajaran yang tersedia. Dengan adanya strategi itu belajar dapat dipandang dari dua subyek, yaitu dari siswa dan dari guru. Siswa secara lagsung mengalami proses mental proses belajar diamati dari perilaku belajar tentang sesuatu hal, maka dario itu guru juga harus bisa mengetahui bagaimana karakter siswa agar guru juga dapat mengetahui siswa tersebut dengan menggunakan strategi yang kita miliki. Sesuai dengan teori belajar yang dikemukakan oleh Jhon Dewy (1955) yang mana tentang learning by doing Belajar bagi kehidupan manusia menjadi bagian yang sangat penting, karena manusia diciptakan sebagai pengelola dunia. Pendidikan bahwa belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalaman berulang-ulang dalam situasi tersebut, dimana perubahan tingkah
laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang. Bahwa pengetahuan dibentuk oleh individu, sebab individu melakukan interaksi terus menerus dengan lingkungan yang selalu mengalami perubahan, sehingga fungsi intelek semakin berkembang. Pengetahuan dibangun atas dasar tiga bentuk, yaitu pengetahuan fisik, pengetahuan logika-matematik, dan pengetahuan sosial. Sedangkan prosesnya didasarkan tiga fase, yaitu fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep. Fase eksplorasi mengarahkan siswa mempelajari gejala dengan bimbingan, fase pengenalan konsep adalah mengenalkan siswa akan konsep yang berhubungan dengan gejala, sedangkan fase aplikasi konsep, siswa menggunakan konsep untuk meneliti gejala lain lebih lanjut. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri 4 Pariaman, dapat kita simpulkan juga dengan adanya strategi guru dan kendala yaitu: 1) Bagi siswa slow learning a) Meningkatkan kemampuan siswa. b) Sering memberikan pertanyaan. c) Meningktkan motivasi. d) Mengulang materi. 2) Bagi siswa speed learning a) Memberikan pertanyaan yang lebih berbeda siswa yang speed learning. b) Mengulang atau membaca buku dirumah. c) Merangkai fajta yang sesuai dengan secara langsung atau nyata. d) Menyimpulkan materi. Serta guru juga memiliki kendala bagi siswa slow learning adapun kendala yang dihadapi guru slow learning yaitu: a) Cara guru mengajar. b) Kurangnya motivasi yang diberikan oleh guru. c) Kurangnya motivasi yangdiberikan oleh guru. d) Penyampaian materi dengan cepat.
Serta guru juga memiliki kendala bagi siswa speed learning adapun kendala yang dihadapi guru dalam menghadapi siswa speed learning yaitu: a) Perhatian guru terhadap siswa b) Memberikan latihan yang cukup dan berulang. DAFTAR PUSTAKA Anwar, Arifin, 2003. Memahami Paradigma Baru Pendidikan Nasional UU Sisdiknas, Jakarta: Depag RI. Dewey, John. 1955. Democracy and Education. Jakarta: Saksana E, Mulyasa. 2011. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif Dan Menyenangkan. Bandung: PT. Rosdakarya. Hamalik, Oemar. 2009. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo Offest. Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Cv. Alfabeta.