69 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode Penelitian dilakukan dengan mengadakan pengamatan/observasi secara langsung dengan mengunjungi PT.Delident Chemical Indonesia untuk melihat secara langsung proses produksinya. Kemudian dilanjutkan dengan wawancara staf-staf perusahaan untuk memperoleh data umum perusahaan dan mengidentifikasi masalah yang ada. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan mengetahui masalah-masalah yang ada serta mengetahui situasi dan kondisi dari perusahaan. Selain itu penelitian pendahuluan juga berguna untuk mencari informasi-informasi yang berguna dalam melakukan penelitian. Penelitian pendahuluan dilakukan dengan cara mengamati secara keseluruhan proses produksi khususnya pasta gigi Delident Lokal Biru 70 gr dan juga melakukan wawancara kepada manajer produksi, kepala bidang pengendalian kualitas, serta staf HRD sehingga didapat berupa hasil identifikasi masalah yang sedang dihadapi perusahaan.
Gambar 3.1 Flowchart Penelitian 70
71 3.2 Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan berbagai cara yaitu dengan menggunakan metode-metode sebagai berikut : Pengamatan/observasi langsung, dari hasil pengamatan terhadap kejadian nyata di lapangan, termasuk pengambilan data dalam suatu periode tertentu atau data-data historis yang telah ada pada dokumentasi QC. Wawancara awal dengan berbagai pihak unit kerja di lapangan, termasuk dengan manajer pabrik dan karyawan, hal ini dilakukan juga dengan teknik brainstorming (suatu metode untuk merumuskan masalah, tujuan, pendapat, pernyataan atau kasus yang akan diketengahkan, dengan cara mengumpulkan ide-ide yang berasal dari beberapa orang) Studi Literatur, berdasarkan pengetahuan dan informasi yang didapat dari buku-buku, artikel-artikel, majalah, perpustakaan dan Internet. Data data yang dikumpulkan pada pengumpulan data ini terbagi menjadi dua, yaitu data umum perusahaan dan data produksi perusahaan adalah sebagai berikut : A. Data-data Umum Perusahaan a. Sejarah perusahaan dan perkembangannya b. Gambaran umum perusahaan c. Struktur Organisasi
72 d. Mesin, Peralatan dan material yang digunakan e. Kondisi dan Lingkungan tempat kerja B. Data-data Produksi Perusahaan a. Data produk yang dihasilkan b. Proses produksi pasta gigi Delident Biru 70 gr c. Data supplier-input-process-output-customers d. Data jenis cacat e. Data penyebab terjadinya cacat f. Data jumlah produksi g. Data jumlah cacat 3.2 Teknik Pengambilan Sampel Pada pengumpulan data penulis mengambil data cacat untuk produk pasta gigi Delident Biru 70 gr, yang telah didokumentasikan oleh perusahaan selama 3 bulan untuk lini 4 dan 5. Data cacat ini merupakan data cacat atribut. Sementara untuk pengecekan cacat bersifat variabel penulis menggunakan rencana pengambilan sampel dengan menggunakan acceptance sampling, dimana mengambil sampel secara random dimana setiap hari diambil lima sampel pasta gigi, pengambilan lima sampel ini dilakukan secara acak dalam lima waktu yang berbeda dalam satu hari, yaitu pada pukul 8.00, 10.00, 12.00, 14.00, dan 16.00. Teknik pengambilan sampel yang penulis gunakan mengikuti teknik pengambilan sampel yang dilakukan oleh perusahaan.
73 3.3 Metode Analisis Untuk metode analisis penulis menggunakan metode DMAIC (Define- Measure-Analyze-Improve-Control). Berikut adalah langkah-langkah dalam metode DMAIC : a. DEFINE Pada tahap ini penulis mendefinisikan masalah-masalah yang dihadapi oleh perusahaan melalui project statement dimana pemilihan produk dan pendefinisian proses yang akan diperbaiki. Pendefinisian dilakukan dengan membuat diagram SIPOC (supplier-input-process-output-customers) dan membuat peta proses operasi yang menggambarkan proses. b. MEASURE Pada tahap ini yang dilakukan pertama kali adalah menentukan Critical to Quality. Setelah itu mengukur cacat yang telah teridentifikasi. Pengukuran dilakukan dengan membuat peta kendali untuk mengetahui apakah proses produksi terkendali atau tidak. Selanjutnya dilakukan perhitungan kapabilitas proses untuk mengetahui apakah proses memiliki kapabilitas yang baik atau tidak. Setelah itu dilakukan perhitungan DPMO dan level sigma.
74 c. ANALYZE Pada tahap ini penulis muali menjabarkan faktor-faktor utama timbulnya cacat pada produk dengan membuat diagram pareto. Dari diagram pareto, kita dapat melihat cacat mana yang paling dominan timbul pada proses produksi, serta kemudian membiat diagram sebab akibat (Fishbone). d. IMPROVE Setelah diketahui penyebab terjadinya masalah tersebut maka tahapan selanjutnya adalah tahap improve. Pada tahap ini ditentukan efek kegagalan potensial, modus kegagalan potensial, penyebab potensial masalah tersebut dengan cara melakukan branstroming dengan melibatkan bagian maintanance, bagian pengawas produksi, kepala produksi, bagian QC dan operator mesin filling serta pengamatan langsung yang penulis lakukan. Selanjutnya penanganan masalah yang penulis gunakan adalah dengan menggunakan FMEA (Failure mode and effect Analysis). Pada fase ini seluruh usaha-usaha perbaikan diterapkan ke dalam proses, oleh karena itu untuk mencapai peningkatan hasil-hasil maka solusi-solusi potensial yang telah di hasilkan harus di terapkan secara tepat dan tindakan pencegahan harus di rencanakan dengan baik.
75 e. CONTROL Fase sesudah Improve adalah fase Control. Fase ini merupakan fase terakhir dalam pemecahan masalah menggunakan metodologi Six Sigma. Dalam fase ini seluruh usaha-usaha peningkatan yang ada di kendalikan (simulasi) atau dicapai secara teknis dan seluruh usaha tersebut kemudian di dokumentasikan dan di sebarluaskan atau di sosialisasikan ke segenap karyawan perusahaan. Berikut adalah flowchart untuk langkah-langkah DMAIC :
76
Gambar 3.2 Flowchart DMAIC 77