PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI A. PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI No. 36/07/63/Th.XIX, 1 Juli NILAI TUKAR PETANI (NTP) BULAN JUNI TURUN 0,18 PERSEN Pada NTP Kalimantan Selatan tercatat 97,04 atau turun 0,18 persen dibanding NTP. Turunnya NTP ini disebabkan indeks harga yang diterima petani (It) mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani (Ib) mengalami kenaikan relatif lebih besar yaitu sebesar 0,77 persen. Dilihat dari subsektornya, dua subsektor pertanian mengalami penurunan NTP dan tiga subsektor mengalami kenaikan NTP. Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan NTP sebesar 0,84 persen dan Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 1,23 persen. Sementara itu, Subsektor Holtikultura mengalami kenaikan NTP sebesar 2,19 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 0,53 persen, dan Subsektor Perikanan naik sebesar 0,24 persen. Pada terjadi inflasi di daerah pedesaan Kalimantan Selatan sebesar 0,90 persen. Hal ini diakibatkan oleh naiknya indeks harga pada subkelompok bahan makanan sebesar 1,03 persen, subkelompok makanan jadi naik sebesar 0,95 persen, subkelompok perumahan naik sebesar 0,81 persen, subkelompok sandang naik sebesar 1,11 persen, subkelompok kesehatan naik sebesar 0,47 persen, subkelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 1,25 persen, dan subkelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar 0,23 persen. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Kalimantan Selatan sebesar 104,65 atau naik sebesar 0,08 persen dibanding NTUP bulan sebelumnya. Pada bulan, secara Nasional, Provinsi Sulawesi Tenggara mengalami kenaikan NTP tertinggi sebesar 1,10 persen, sebaliknya Provinsi Bengkulu mengalami penurunan NTP tertinggi sebesar 2,16 persen. *) Nilai Tukar Petani (NTP) adalah angka perbandingan antara indeks harga yang diterima petani dengan indeks harga yang dibayar petani yang dinyatakan dalam persentase. 1
1. Nilai Tukar Petani Nilai Tukar Petani (NTP) yang diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayar petani, merupakan salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan/daya beli petani di pedesaan. NTP juga menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Semakin tinggi NTP, relatif semakin kuat pula tingkat kemampuan/daya beli petani. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) diperoleh dari perbandingan indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib), dimana komponen Ib hanya terdiri dari Biaya Produksi dan Penambahan Barang Modal (BPPBM). Dengan dikeluarkannya konsumsi dari komponen indeks harga yang dibayar petani (Ib), NTUP dapat lebih mencerminkan kemampuan produksi petani, karena yang dibandingkan hanya produksi dengan biaya produksinya. Pada bulan, NTP Kalimantan Selatan tercatat sebesar 97,04 atau turun 0,18 persen jika dibandingkan NTP pada bulan sebesar 97,22. Angka NTP tersebut diperoleh dari rasio antara indeks harga yang diterima petani (It) terhadap indeks harga yang dibayar petani (Ib). Jika dilihat masing-masing subsektor, dua subsektor pertanian mengalami penurunan NTP dan tiga subsektor mengalami kenaikan NTP. Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan NTP sebesar 0,84 persen dan Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 1,23 persen. Sementara itu, Subsektor Holtikultura mengalami kenaikan NTP sebesar 2,19 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 0,53 persen, dan Subsektor Perikanan naik sebesar 0,24 persen. Tabel 1 Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100) Subkelompok % Perubahan (1) (2) (3) (4) 1 Tanaman Pangan a. Nilai Tukar Petani (NTP-P) 98,96 98,12-0,84 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 117,80 117,84 0,03 - Padi 119,35 119,35 0,00 - Palawija 104,39 104,69 0,29 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 119,05 120,09 0,88 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121,43 122,54 0,92 - Indeks BPPBM 112,45 113,29 0,75 2 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 36/07/63/Th.XIX, 1 Juli
Tabel 1 Lanjutan Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100) Subkelompok % Perubahan (1) (2) (3) (4) 2 Hortikultura a. Nilai Tukar Petani (NTP-H) 101,25 103,46 2,19 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 120,85 124,30 2,86 - Sayur-sayuran 135,19 139,89 3,48 - Buah-buahan 116,97 120,20 2,76 - Tanaman Obat 104,84 104,84 0,00 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 119,36 120,14 0,65 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121,67 122,51 0,69 - Indeks BPPBM 107,91 108,41 0,46 3 Tanaman Perkebunan Rakyat a. Nilai Tukar Petani (NTP-TPR) 82,14 81,14-1,23 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 98,03 97,56-0,48 - Tanaman Perkebunan Rakyat 98,03 97,56-0,48 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 119,34 120,24 0,75 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121,58 122,54 0,79 - Indeks BPPBM 110,23 110,86 0,57 4 Peternakan a. Nilai Tukar Petani (NTP-TR) 107,41 107,98 0,53 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 123,29 124,48 0,97 - Ternak Besar 130,75 132,87 1,62 - Ternak Kecil 121,27 121,88 0,50 - Unggas 122,82 124,54 1,40 - Hasil Ternak 118,19 118,00-0,16 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 114,78 115,28 0,44 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121,17 122,10 0,77 - Indeks BPPBM 107,64 107,65 0,01 5 Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTNP) 109,48 109,75 0,24 b. Indeks Harga yang diterima Petani (It) 129,70 131,54 1,42 - Penangkapan Ikan 132,59 134,74 1,62 - Budidaya 122,05 123,06 0,82 c. Indeks Harga yang dibayar Petani (Ib) 118,47 119,86 1,17 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 124,95 127,03 1,66 - Indeks BPPBM 106,87 107,03 0,15 3
Tabel 1 Lanjutan Nilai Tukar Petani Per Subsektor serta Perubahannya (2012 = 100) Gabungan Subkelompok % Perubahan (1) (2) (3) (4) a. Nilai Tukar Petani (NTP) 97,22 97,04-0,18 b. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) 115,17 115,85 0,59 c. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) 118,46 119,38 0,77 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121,73 122,82 0,90 - Indeks BPPBM 110,14 110,71 0,51 Gabungan Tanpa Perikanan a. Nilai Tukar Petani (NTP) 96,18 95,96-0,23 b. Indeks Harga Yang Diterima Petani (It) 113,94 114,52 0,51 c. Indeks Harga Yang Dibayar Petani (Ib) 118,46 119,34 0,74 - Indeks Konsumsi Rumah Tangga 121,46 122,46 0,83 - Indeks BPPBM 110,42 111,02 0,54 2. Indeks Harga yang Diterima Petani (It) Indeks harga yang diterima petani (It) menunjukkan fluktuasi harga komoditas pertanian yang dihasilkan petani. Pada bulan, indeks harga yang diterima petani (It) naik sebesar 0,59 persen dibandingkan, yaitu dari 115,17 menjadi 115,85. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya indeks harga yang diterima petani pada Subsektor Tanaman Pangan sebesar 0,03 persen, Subksektor Holtikultura naik sebesar 2,86 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 0,97 persen, dan Subsektor Perikanan naik sebesar 1,42 persen. 3. Indeks Harga yang Dibayar Petani (Ib) dan Harga Konsumen Pedesaan Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian. Indeks harga yang dibayar petani bulan mengalami kenaikan sebesar 0,77 persen jika dibandingkan dengan bulan. Jika dilihat dari kelompok konsumsi rumah tangga, terjadi kenaikan indeks sebesar 0,90 persen. Hal ini disebabkan naiknya indeks harga pada subkelompok bahan makanan sebesar 1,03 persen, subkelompok makanan jadi naik sebesar 0,95 persen, subkelompok perumahan naik sebesar 0,81 persen, subkelompok sandang naik sebesar 1,11 persen, subkelompok kesehatan naik sebesar 0,47 persen, 4 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 36/07/63/Th.XIX, 1 Juli
subkelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 1,25 persen, dan subkelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar 0,23 persen. Dilihat dari kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal, pada bulan terjadi kenaikan indeks sebesar 0,51 persen dibandingkan kondisi bulan. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya harga bibit sebesar 0,34 persen, biaya pupuk, obatobatan dan pakan naik sebesar 0,65 persen, biaya sewa naik sebesar 0,01 persen, biaya penambahan barang modal naik sebesar 0,45 persen, dan upah buruh naik sebesar 0,67 persen. 4. NTP Subsektor a. Subsektor Tanaman Pangan (NTP-P) Pada bulan, nilai NTP-P turun sebesar 0,84 persen. Hal ini disebabkan It mengalami kenaikan sebesar 0,03 persen, sementara Ib mengalami kenaikan relatif lebih besar yaitu sebesar 0,88 persen. Naiknya It pada bulan sebesar 0,03 persen terjadi akibat dari kenaikan pada kelompok palawija sebesar 0,29 persen. Kenaikan Ib sebesar 0,88 persen disebabkan oleh kenaikan pada indeks kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,92 persen dan kenaikan pada indeks kelompok biaya produksi dan penambahan barang modal (BPPBM) sebesar 0,75 persen. b. Subsektor Hortikultura (NTP-H) Pada bulan, NTP-H naik sebesar 2,19 persen. Hal ini disebabkan It mengalami kenaikan sebesar 2,86 persen, sedangkan Ib mengalami kenaikan relatif lebih kecil yaitu sebesar 0,65 persen. Kenaikan It bulan disebabkan naiknya harga komoditas pada kelompok sayur-sayuran sebesar 3,48 persen dan kelompok buah-buahan naik sebesar 2,76 persen. Sedangkan kenaikan Ib disebabkan naiknya indeks harga komoditas kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 0,69 dan naiknya indeks harga BPPBM sebesar 0,46 persen. c. Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat (NTP-TPR) Pada bulan, NTP-TPR turun sebesar 1,23 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami penurunan sebesar 0,48 persen, sementara Ib mengalami sebesar 0,75 persen. Penurunan It bulan utamanya disebabkan turunnya indeks pada kelompok tanaman perkebunan rakyat (khususnya komoditi karet) sebesar 0,48 persen, yaitu dari 5
98,03 menjadi 97,56. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks biaya konsumsi rumah tangga sebesar 0,79 persen dan indeks BPPBM naik sebesar 0,57 persen. d. Subsektor Peternakan (NTP-TR) Pada bulan, NTP-TR naik sebesar 0,53 persen. Hal ini disebabkan It mengalami kenaikan sebesar 0,97 persen, sementara Ib mengalami kenaikan relatif lebih kecil yaitu sebesar 0,44 persen. Kenaikan It bulan disebabkan oleh naiknya harga komoditas Ternak Besar sebesar 1,62 persen, komoditas Ternak Kecil naik sebesar 0,50 persen, dan komoditas Unggas naik sebesar 1,40 persen. Sementara itu, kenaikan yang terjadi pada Ib disebabkan oleh naiknya indeks konsumsi rumah tangga sebesar 0,77 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,01 persen. e. Subsektor Perikanan (NTNP) Pada bulan, NTNP naik sebesar 0,24 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 1,42 persen, sedangkan Ib mengalami kenaikan relatif lebih kecil yaitu sebesar 1,17 persen. Kenaikan It pada bulan disebabkan naiknya indeks kelompok penangkapan ikan sebesar 1,62 persen dan naiknya indeks kelompok perikanan budidaya sebesar 0,82 persen. Sementara itu, kenaikan Ib disebabkan indeks harga kelompok konsumsi rumah tangga mengalami kenaikan sebesar 1,66 persen dan indeks BPPBM mengalami kenaikan sebesar 0,15 persen. 1) Kelompok Penangkapan Ikan (NTN) Pada, NTN naik sebesar 0,39 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 1,62 persen, sementara Ib mengalami kenaikan realtif lebih kecil yaitu sebesar 1,23 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan naiknya indeks pada kelompok konsumsi rumah tangga sebesar 1,69 persen dan naiknya indeks BPPBM sebesar 0,27 persen. 2) Kelompok Budidaya Ikan (NTPi) Pada, NTPi turun sebesar 0,19 persen. Hal ini dikarenakan It mengalami kenaikan sebesar 0,82 persen, sementara Ib mengalami kenaikan relatif lebih besar yaitu sebesar 1,02 persen. Kenaikan yang terjadi pada Ib dikarenakan kelompok konsumsi rumah tangga naik sebesar 1,61 persen. Sementara itu indeks BPPBM mengalami penurunan sebesar 0,17 persen. 6 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 36/07/63/Th.XIX, 1 Juli
5. Nilai Tukar Usaha Rumah Tangga Pertanian (NTUP) Pada terjadi kenaikan NTUP sebesar 0,08 persen. Hal ini terjadi karena It mengalami kenaikan sebesar 0,59 persen, sementara indeks BPPBM mengalami kenaikan relatif lebih kecil yaitu sebesar 0,51 persen. Kalau dilihat dari subsektornya, diketahui bahwa NTUP Subsektor Tanaman Pangan mengalami penurunan sebesar 0,72 persen, Subsektor Holtikultura naik sebesar 2,39 persen, Subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 1,05 persen, Subsektor Peternakan naik sebesar 0,96 persen, dan Subsektor Perikanan naik sebesar 1,27 persen. 6. Perbandingan Antar Provinsi Dari 33 provinsi yang dihitung NTP-nya, dapat dilihat bahwa 17 provinsi mengalami penurunan NTP, dan 16 provinsi mengalami kenaikan NTP. Penurunan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Bengkulu yaitu sebesar 2,16 persen, sedangkan kenaikan NTP tertinggi terjadi di Provinsi Sulawesi Tenggara yaitu sebesar 1,10 persen. Dari empat provinsi di Kalimantan yang melaporkan hasil survei bulan, Kalimantan Selatan mengalami penurunan NTP sebesar 0,18 persen, Kalimantan Barat turun sebesar 0,72 persen, Kalimantan Tengah naik sebesar 0,39 persen, dan Kalimantan Timur naik sebesar 0,24 persen. 7
Tabel 2 Ranking Nilai Tukar Petani (NTP) (2012 = 100) PROVINSI PROVINSI NTP Ranking % NTP Ranking % (1) (7) (8) (9) (6) (7) (8) (9) SULBAR 106,65 1 0,39 SULBAR 107,51 1 0,84 MALUKU UTARA 105,34 2-0,06 BALI 106,58 2 0,60 GORONTALO 104,82 3-0,04 GORONTALO 105,57 3-0,12 BALI 104,81 4-1,10 LAMPUNG 104,59 4 0,44 JABAR 104,67 5-1,29 JATIM 104,59 5 0,29 SULSEL 104,01 6 0,06 SULSEL 104,19 6 0,28 MALUKU 103,96 7 0,06 MALUKU UTARA 104,15 7-0,46 JATIM 103,83 8 1,76 NTB 104,14 8 0,32 BABEL 103,65 9-0,77 JABAR 104,08 9-0,20 NTB 103,58 10 0,79 YOGYAKARTA 103,84 10 0,61 LAMPUNG 103,54 11-1,25 BABEL 103,74 11 0,51 BANTEN 103,42 12 0,32 MALUKU 103,01 12-0,48 YOGYAKARTA 102,90 13 1,64 BANTEN 101,54 13-0,48 SUMUT 100,80 14 1,75 DKI 101,25 14-0,42 DKI 100,61 15 0,71 NTT 100,67 15 0,59 PAPUA BARAT 100,45 16-0,71 SULTRA 100,65 16 1,10 NTT 100,02 17-0,18 SULTENG 100,62 17 0,71 SULTENG 99,48 18 2,10 PAPUA BARAT 100,44 18 0,50 RIAU 99,41 19-0,42 SUMUT 99,84 19-1,06 JATENG 98,99 20 0,39 JATENG 99,64 20-0,22 SUMBAR 98,76 21 0,63 JAMBI 99,18 21-0,40 KEPRI 98,66 22 1,74 KEPRI 98,60 22-0,58 JAMBI 98,62 23-0,69 KALTIM 98,50 23 0,24 SULTRA 98,62 24 0,57 KALTENG 98,12 24 0,39 KALTIM 98,02 25-0,14 RIAU 98,11 25-1,67 KALSEL 97,54 26 0,31 SUMBAR 97,37 26-1,20 SULUT 97,14 27 0,52 PAPUA 97,13 27 0,92 KALTENG 96,92 28-1,13 KALSEL 97,04 28-0,18 NAD 96,15 29 0,01 SULUT 97,00 29 0,38 PAPUA 96,14 30 0,96 KALBAR 96,02 30-0,72 KALBAR 95,64 31 0,07 NAD 95,83 31-1,12 SUMSEL 94,55 32 1,55 SUMSEL 93,84 32-1,12 BENGKULU 94,05 33 0,39 BENGKULU 92,86 33-2,16 NASIONAL 101,55 0,32 NASIONAL 101,47-0,08 8 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 36/07/63/Th.XIX, 1 Juli
7. Inflasi Pedesaan Perubahan indeks konsumsi rumah tangga (KRT) mencerminkan angka inflasi/deflasi di wilayah pedesaan. Pada bulan, di daerah pedesaan Kalimantan Selatan terjadi inflasi sebesar 0,90 persen. Hal ini terjadi sebagai akibat dari naiknya indeks harga pada subkelompok bahan makanan sebesar 1,03 persen, subkelompok makanan jadi naik sebesar 0,95 persen, subkelompok perumahan naik sebesar 0,81 persen, subkelompok sandang naik sebesar 1,11 persen, subkelompok kesehatan naik sebesar 0,47 persen, subkelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga naik sebesar 1,25 persen, dan subkelompok transportasi dan komunikasi naik sebesar 0,23 persen. 9
B. PERKEMBANGAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI RATA-RATA HARGA GABAH (GKP) DI TINGKAT PETANI PADA BULAN JUNI NAIK 2,41 PERSEN Selama, komposisi jumlah observasi dari 51 transaksi harga gabah di 10 kabupaten didominasi Gabah Kering Panen (GKP). Di tingkat petani, harga gabah tertinggi berasal dari gabah kualitas GKP varietas Karang Dukuh yaitu senilai Rp 8.181,00 per Kg yang terdapat di Kecamatan Rantau Badauh Kabupaten Barito Kuala. Sedangkan harga terendah senilai Rp 3.900,- per Kg berasal dari gabah kualitas GKP varietas Ciherang yang terdapat di Kecamatan Hantakan Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 2,41 persen, dari Rp 5.245,36 per Kg di bulan menjadi Rp 5.371,90 per Kg di bulan. Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan naik 2,34 persen dari Rp 5.348,77 per Kg di bulan menjadi Rp 5.473,67 per Kg di bulan. Survei harga produsen gabah selama dilakukan terhadap 51 observasi di 10 Kabupaten meliputi Tanah Laut, Banjar, Barito Kuala, Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Tabalong, Tanah Bumbu dan Balangan, Berdasarkan komposisinya, jumlah observasi harga gabah didominasi Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 51 observasi. Tabel 1 Jumlah Observasi, Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan, dan HPP Menurut Kelompok Kualitas, Kalimantan Selatan Kelompok Kualitas Jumlah Observasi (%) Harga di Tingkat Petani (Rp/Kg) Terendah Tertinggi Ratarata Harga Ratarata di Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Harga Pembelian Pemerintah (HPP) (Rp/Kg) Selisih (6) thd (7) (Rp/Kg) (%) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 GKP 51 3.900,00 8.181,00 5.371,90 5.473,67 3.700 1.671,90 145 (100 %) Ciherang, Hantakan (Hulu Sungai Tengah) Karang Dukuh, Rantau Badauh (Batola) Keterangan: GKG : KA 14,00% dan KH 3,00% GKP : KA (14,01%-25,00%) dan KH (3,01%-10,00%) Di Luar Kualitas : KA > 25,00% atau KH > 10,00% HPP berdasarkan Inpres No.5 Tahun 2015 tgl. 17 Maret 2015, diberlakukan mulai 17 Maret 2015 (Petani) 3.750 1.723,67 146 (Penggilingan) 10 Berita Resmi Statistik Provinsi Kalimantan Selatan No. 36/07/63/Th.XIX, 1 Juli
Dibandingkan bulan sebelumnya, rata-rata harga gabah kualitas Gabah Kering Panen (GKP) di tingkat petani naik 2,41 persen, dari Rp 5.245,36 per Kg di bulan menjadi Rp 5.371,90 per Kg di bulan. Sedangkan harga gabah di tingkat penggilingan naik 2,34 persen dari Rp 5.348,77 per Kg di bulan menjadi Rp 5.473,67 per Kg di bulan. Tabel 2 Rata-rata Harga Gabah di Tingkat Petani dan Penggilingan Menurut Kualitas Tingkat Petani (Rp/Kg) Tingkat Penggilingan (Rp/Kg) Kelompok Kualitas Perubahan (3) thd (2) (%) Perubahan (6) thd (5) (%) 1 2 3 4 5 6 7 GKP 5.245,36 5.371,90 2,41 5.348,77 5.473,67 2,34 Secara umum, komponen mutu gabah selama bulan cenderung fluktuatif, Rata-rata Kadar Air (KA) dan Kadar Hampa/Lainnya gabah kualitas GKP masing-masing sebesar 14,58 persen dan 3,53 persen. Tabel 3 Rata-rata Komponen Mutu menurut Kualitas Gabah Kelompok Kualitas Kadar Air (%) Kadar Hampa/Kotoran (%) GKP 14,94 14,58 3,30 3,53 11