BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan PT XL Axiata Tbk. ("XL") didirikan pada tanggal 8 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari, bergerak di bidang perdagangan dan jasa umum. Enam tahun kemudian, XL mengambil suatu langkah penting seiring dengan kerja sama antara Rajawali Group pemegang saham PT Grahametropolitan Lestari dan tiga investor asing (NYNEX, AIF, dan Mitsui). Nama XL kemudian berubah menjadi PT Excelcomindo Pratama dengan bisnis utama di bidang penyediaan layanan teleponi dasarpada tanggal 6 Oktober 1996, XL mulai beroperasi secara komersial dengan fokus cakupan area di Jakarta, Bandung dan Surabaya. Hal ini menjadikan XL sebagai perusahaan tertutup pertama di Indonesia yang menyediakan jasa teleponi dasar bergerak seluler. Bulan September 2005 merupakan suatu tonggak penting untuk XL. Dengan mengembangkan seluruh aspek bisnisnya, XL menjadi perusahaan publik dan tercatat di Bursa Efek Jakarta (sekarang Bursa Efek Indonesia). Kepemilikan saham XL saat ini 33
34 mayoritas dipegang oleh Axiata Group Berhad ( Axiata ) melalui Axiata Investments (Indonesia) Sdn Bhd (66,6%) dan Emirates Telecommunications Corporation (Etisalat) melalui Etisalat International Indonesia Ltd. (13,3%). XL pada saat ini merupakan penyedia layanan telekomunikasi seluler dengan cakupan jaringan yang luas di seluruh wilayah Indonesia bagi pelanggan ritel dan menyediakan solusi bisnis bagi pelanggan korporat. Layanan XL mencakup antara lain layanan suara, data dan layanan nilai tambah lainnya (value added services). Untuk mendukung layanan tersebut, XL beroperasi dengan teknologi GSM 900/DCS 1800 serta teknologi jaringan bergerak seluler sistem IMT-2000/3G. XL juga telah memperoleh Ijin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Tertutup, Ijin Penyelenggaraan Jasa Akses Internet (Internet Services Provider/ISP), Ijin Penyelenggaraan Jasa Internet Teleponi untuk Keperluan Publik (Voice over Internet Protocol/VoIP), dan Ijin Penyelenggaraan Jasa Interkoneksi Internet ( NAP ).
35 4.2 Deskripsi Hasil Penelitian 4.2.1. Tingkat ROE (Return On Equity) situs idx. Berikut ini disajikan dalam data sekunder yang diperoleh dari Tabel 4.1 Data Tingkat ROE Tahun Return On Equity (ROE) (%) 2006 15,23 2007 5,62 2008-0,35 2009 19,42 2010 24,68 2011 20,67 2012 17,9 Sumber data : www.idx.co.id Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa ROE terus mengalami fluktuasi setiap tahunnya, dimana pada tahun 2007 ROE melemah menjadi 5.62% dari nilai awalnya sebesar 15.62%. Fenomena ini
36 terus berlanjut pada periode berikutnya yakni tahun 2008 nilai ROE terus merosot hingga mencapai -0.35%. Kejadian ini disebabkan oleh krisis global yang terjadi pada 2008. Meskipun pada periode 2009 2010 ROE mengalami kenaikkan akan tetapi kembali melemah pada periode berikutnya yakni tahun 2011-2012 dimana nilai ROE sebesar 17.9% Untuk lebih jelasnya, tingkat fluktuasi ROE bisa dapat diamati pada grafik berikut: 30 ROE 25 20 15 10 5 0-5 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 ROE Grafik 4.1 Tingkat ROE Sumber: data diolah
37 Tingkat ROE yang rendah akan berpengaruh pada turunnya harga saham perusahaan, karena harga saham bergerak mengikuti pergerakan ROE. Meskipun pada 2012 terjadi fenomena menurunnya ROE yang tidak diikuti oleh harga saham, dimana harga saham menguat sebesar 23%, hal ini bisa disebabkan oleh faktor-faktor lain yang juga mempengaruhi pergerakan harga saham, seperti EPS, DPS, ROA, ROI, SBI, dll. 4.2.2 Harga Saham Perkembangan harga saham selama periode 2006-2012 adalah sebagai berikut: Tabel 4.2 Harga saham Tahun Harga Saham (Rp) Persentase Kenaikan 2006 2.483 0% 2007 2.175-12% 2008 950-56% 2009 1.930 103% 2010 5.300 175% 2011 4.525-15% 2012 5.550 23% Sumber data diolah
38 Dari tabel di atas bisa dilihat bahwa pada tahun 2008 harga saham melemah sebesar -56% dari nilai awal 2.175 pada tahun 2007 menjadi 950 pada 2008, dan terjadi trend peningkatan harga saham hingga 175% pada tahun 2009 hingga 2010 yang disebabkan oleh naiknya ROE sebesar 24.68% pada periode yang sama. Kemudian pada periode berikutnya yakni 2011, harga saham tercatat mengalami koreksi sebesar 15% menjadi 4.525 dari harga sebelumnya 5.300 pada tahun 2010. berikut : Penjelasan lebih lanjut sebagaimana ditunjukkan pada grafik 6,000 HARGA SAHAM 5,000 4,000 3,000 2,000 1,000 0 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 HARGA SAHAM Grafik 4.2 presentase fluktuasi harga saham
39 Berdasarkan grafik di atas, harga saham menunjukkan trend yang meningkat. Bisa dilihat bahwa harga saham mengalami fluktuasi, dimana harga saham mengalami penurunan sejak 2007 hingga 2008 dimana harga berada pada level 950. Namun, pada periode selanjutnya yakni 2009-2010 terjadi peningkatan harga saham hingga mencapai level 5.300. Meskipun pada tahun 2011 harga saham melemah menjadi 4.525, namun pada tahun 2012 harga saham kembali menguat hingga 5.550. 4.3 PengujianHipotesis a. Analisis Regresi Sederhana Hasil pengolahan data dari variabel ROE terhadap harga saham dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut ini : Tabel 4.3. Data Hasil Koefisien Regresi Coefficients Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 571.493 212.659 2.687.043 ROE -30.179 12.990 -.721-2.323.068 a. Dependent Variable: HARGA SAHAM (Sumber : Data diolah)
40 Dengan memperhatikan hasil analisa koefisien regresi linear pada tabel 4.3 di dapatkan informasi persamaan garis regresi yakni Ŷ= 571.493 + -2.323 X. Dari persamaan regresi di atas dapat diartikan bahwa: Hal ini berarti bahwa Constant sebesar 571.493 menyatakan bahwa jika tidak ada variabel X (ROE) maka variabel Y (Harga Saham) adalah 571.493 dan Koefisien regresi sebesar -30.179 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan variabel X (ROE) akan meningkatkan variabel Y (Harga Saham) sebesar -30,179 dengan anggapan variabel bebas lain besarnya konstan. Untuk menguji hipotesis yang telah diajukan pada bab sebelumnya maka peneliti menggunakan uji t. Uji t dilakukan untuk membandingkan antara t hitung dengan t tabel pada = 0.05 atau 5%, berdasarkan uji dua sisi (two tailed test) dan derajat kebebasan (n-k-1) dimana k adalah jumlah variabel independent dan n sebagai jumlah sampel yang diteliti dengan kriteria sebagai berikut. Ha = jika β 0 ( ada pengaruh antara ROE terhadap Harga Saham) Ho = jika β = 0 (tidak ada pengaruh antara ROE terhadap Harga Saham) Selanjutya untuk menerima atau menolak hipotesis adalah dengn ketentuan
41 Jika t hitung t tabel : H O diterima atau H A ditolak Jika t hitung t tabel : H O ditolak atau H A diterima Dari tabel 4.3 diperoleh nilai t hitung = -2,323 sedangkan nilai t tabel pada α = 0.05 atau 5% yakni sebesar -2.447 Hal ini berarti nilai t hitung = -2,323 > nilai t tabel -2.447 atau dengan kata lain nilai t hitung > t tabel maka H O ditolak atau H A diterima artinya ada pengaruh antara ROE terhadap Harga Saham 4.3.2. Koefisien Determinasi Besarnya pengaruh dari variable Earning Per Share (EPS) sebagai variable independen terhadap variable Harga Saham dapat dilihat pada tabelberikut ini : Tabel 4.4 Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.721 a.519.423 271.71111 2.542 a. Predictors: (Constant), ROE b. Dependent Variable: HARGA SAHAM (Sumber Data diolah) Kekuatan hubungan variabel ROE dengan Harga Saham pada PT.XL Axiata,Tbk. Ditunjukkan oleh nilai koefisien determinasi ganda (R 2 ) menunjukan proporsi atau presentase variasi total
42 dalam variabel Y yang dapat dijelaskan oleh variabel independen X. Hasil koefisien determinasi yang disajikan pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai R square (R 2 ) = 0.519, ini dapat ditafsirkan bahwa pengaruh ROE terhadap Harga Saham sebesar 51,9% sedangkan sisanya sebesar 48,1% merupakan kontribusi atau pengaruh variabel lainnya yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian ini misalnya ROA, EPS, DPS, ROI dan lain-lain. Besarnya pengaruh antara ROE terhadap Harga Saham dapat diketahui dengan analisis korelasi. Menurut Sugiyono (2010) Pedoman untuk tingkat keeratan hubungan antara variabel X dan variabel Y didasarkan pada aturan sebagai berikut : Tabel 4.5 Pedoman Interprestasi Inter koefisien Tingkat Pengaruh 0.00 0.19 Sangat Rendah 0.20-0.39 Rendah 0.40 0.59 Sedang 0.60 0.79 Kuat 0.80 1.00 Sangat Kuat Dari tingkat perhitungan analisis regresi pada lampiran diperoleh informasi bahwa nilai R 2 antara ROE dengan Harga Saham sebesar 0.519. Hal ini berarti ada pengaruh dan tingkat pengaruhnya sedang, atau dengan kata lain dengan meningkatnya
43 ROE, maka akan meningkatkan Harga Saham. Sebaliknya, jika ROE menurun, maka akan menurunkan pula Harga Saham. 4.4 Pembahasan Return on Equity (ROE) mempunyai arti yang sangat penting bagi para pemilik atau pemegang saham. Return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk memperoleh net income. Semakin besar rasio ini menggambarkan semakin baik manajemen perusahaan karena dari modal yang dikelola dapat menghasilkan pendapatan yang optimal. Kinerja perusahaan terlihat dari tampilan laporan keuangan yang meningkat. Sehingga kondisi dan posisi keuangan akan mengalami perubahan. Dengan perubahan posisi keuangan, hal ini akan mempengaruhi harga saham perusahaan. Harga saham perusahaan mencerminkan nilai dari suatu perusahaan, jika perusahaan tersebut mencapai prestasi yang baik maka akan lebih diminati oleh para investor. Prestasi yang dicapai perusahaan, dapat dilihat dari laporan keuangan yang dipublikasikan. Laporan keuangan dirancang untuk membantu para pemakai laporan untuk mengindentifikasi hubungan variabel variabel dari laporan
44 keuangan. Dengan laporan keuangan perusahaan tersebut investor dapat memperoleh data mengenai rasio keuangan perusahaan seperti Return on Equaity (ROE) dan rasio-rasio lainnya.\ Berdasarkan rumusan masalah pada bab I, maka peneliti melakukan uji t yakni pengujian secara parsial dan didapat hasil bahwa Ha diterima dan H0 ditolak, yang artinya terdapat pengaruh antara ROE terhadap harga saham, selanjutnya dibuktikan dengan uji regresi dan didapat pengaruh ROE terhadap Harga Saham sebesar 51,9% sedangkan sisanya sebesar 48,1% merupakan kontribusi atau pengaruh variabel lainnya yang tidak dimasukkan kedalam model penelitian ini misalnya ROA, EPS, DPS, ROI dan lain-lain.