BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi

1 52 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Uji Analisis Hipotesis dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan model regresi berganda. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran yang menyeluruh mengenai pengaruh variabel Independen (price to book value, arus kas operasi dan earning per share) terhadap variabel dependen yaitu return saham. 1. Hasil Uji Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui deskripsi suatu data, analisis ini digunakan dengan melihat nilai maksimum, minimum, mean dan standar deviasi suatu data. Berdasarkan tabel 4.1, diketahui jumlah sampel (N) adalah 36 data observasi yang berasal dari hasil perkalian antara periode penelitian yaitu selama tiga tahun dari 2011 sampai tahun 2013 dengan jumlah perusahaan sampel yaitu sebanyak 12 perusahaan.

2 53 Tabel 4.1 Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation PBV 36, ,43601, , EPS ,71 257,925 Arus kas operasi , ,157 Return Saham 36 -, ,57576, , Valid N 36 (listwise) (Sumber: Data hasil pengolahan SPSS Versi 20) Dari hasil output statistik deskriptif pada tabel 4.1 diatas dapat diketahui bahwa: a. N= 36 berarti jumlah data yang diolah dalam penelitian ini adalah 36 sampel yang terdiri dari 12 perusahaan yang dijadikan sampel selama 3 tahun yang terdiri dari data variabel price to book value (PBV), earning per share (EPS), arus kas operasi dan return saham. b. Variabel price to book value (PBV) memiliki nilai minimum 0,08350 dan nilai maksimum 1,43601 dengan rata-rata sebesar 0, dan standar deviasi 0, dengan jumlah sampel sebanyak 36. Hal ini berarti nilai minimum PBV perusahaan properti dan real estate dasar yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2011 sampai 2013 adalah 0,08350 yang di miliki oleh perusahaan PT Kawasan Industri jababeka Tbk pada tahun 2013 dan nilai maksimum sebesar 1,43601 yang di miliki oleh perusahaan PT Jaya Real Property Tbk pada tahun 2012.

3 54 c. Variabel Earning per share (EPS) memiliki nilai minimum 4 dan nilai maksimum 905 dengan rata-rata sebesar 215,71 dan standar deviasi 257,925 dengan jumlah sampel sebanyak 36. Hal ini berarti nilai minimum EPS perusahaan properti yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2011 sampai 2013 adalah 4 yang di miliki oleh perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk pada tahun 2011 dan nilai maksimum sebesar 905 yang di miliki oleh perusahaan PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk pada tahun d. Variabel Arus kas Operasi memiliki nilai minimum dan nilai maksimum dengan rata-rata sebesar ,78 dan standar deviasi ,157 dengan jumlah sampel sebanyak 36. Hal ini berarti nilai minimum Arus kas operasi perusahaan properti yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2011 sampai 2013 adalah yang di miliki oleh perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk pada tahun 2013 dan nilai maksimum sebesar yang di miliki oleh perusahaan PT Lippo Karawaci Tbk pada tahun e. Variabel return saham memiliki nilai minimum -0,72414 dan nilai maksimum 11,57576 dengan rata-rata sebesar 0, dan standar deviasi 2, dengan jumlah sampel sebanyak 36. Hal ini berarti nilai minimum return saham perusahaan properti yang menjadi sampel penelitian dari tahun 2011 sampai 2013 adalah -0,72414 yang di miliki oleh perusahaan PT Jaya Real Property Tbk pada tahun 2013 dan nilai maksimum sebesar 11,57576 yang di miliki oleh perusahaan PT Gowa Makassar Tourism Development Tbk pada tahun Hasil Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas dengan Uji Kolmogorov Smirnov

4 55 Dalam penelitian ini pengujian asumsi klasik yang pertama dilakukan adalah pengujian normalitas. Uji normalitas dapat dideteksi dengan uji Kolmogorov Smirnov. Tabel 4.2 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 36 Normal Mean, Parameters a,b Std. 1, Deviation Most Absolute,149 Extreme Positive,149 Differences Negative -,098 Kolmogorov-Smirnov Z,896 Asymp. Sig. (2-tailed),399 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. (sumber : Data hasil pengolahan SPSS versi 20) Berdasarkan tabel 4.2 besarnya Asym.Sig (2-tailed) adalah 0,399 yang lebih besar dari α (0,05) maka dapat disimpulkan data tersebut berdistribusi normal yang berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas. b. Uji Multikolonieritas Uji multikolonieritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terdapat korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui apakah terjadi multikolonieritas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen dijelaskan variabel independen lainnya. Suatu model

5 56 regresi dikatakan bebas dari multikolonieritas adalah apabila nilai tolerance diatas 0,10 dan VIF dibawah 10. Tabel 4.3 Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) -,519,555 -,935,357 PBV 1,208,949,197 1,273,212,887 1,128 Arus kas -3,870E-,000 -,095 -,649,521,981 1,019 operasi 10 EPS,004,001,459 2,998,005,903 1,108 a. Dependent Variable: Return Saham (Sumber: Data hasil pengolahan SPSS Versi 20) Dari hasil pengujian nilai tolerance pada tabel 4.3 di atas, nilai VIF terendah dimiliki oleh variabel arus kas operasi sebesar 1,019 sedangkan nilai VIF terbesar dimiliki oleh variabel PBV yaitu sebesar 1,128, maka nilai VIF untuk setiap variabel bebas < 10, dengan angka tolerance berkisar antara 0,887 sampai 0,981. Hasil uji multikolonieritas pada tabel 4.3 terlihat bahwa tidak ada variabel independen yang memiliki nilai tolerance kurang dari 0,10 dan hasil perhitungan Variance Inflation Factor (VIF) juga menunjukkan bahwa tidak ada satu variabel independen yang memiliki nilai VIF lebih dari 10. Maka dapat disimpulkan bahwa persamaan model regresi yang diajukan bebas dari multikolonieritas. c. Uji Heteroskedasitas

6 57 Cara memprediksi ada tidaknya heteroskedasitas pada suatu regresi dapat dilihat dari pola gambar Scatterplot model tersebut. Analisis pada scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskedasitas jika : 1) Titik- titik data menyebar diatas dan dibawah atau sekitar angka nol. 2) Titik-titik data tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja. 3) Penyebaran titik-titik tidak boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. 4) Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

7 58 Gambar 4.1 Grafik Scatterplot Dari grafik scatterplot yang ditampilkan pada Gambar 4.1, terlihat titik yang menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y. Hal ini memenuhi asumsi bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Cara lain untuk melakukan uji heteroskedasitas adalah dengan uji Glejser, hasilnya disajikan dalam tabel dibawah ini : Tabel 4.4 Hasil Uji Gleijser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. (Constant),032,256,126,901 1 PBV,515,438,132 1,176,248 Arus kas operasi -1,973E-010,000 -,076 -,717,478 EPS,004,001,744 6,705,000 a. Dependent Variable: ABSUT

8 59 Dari hasil Uji Gleijser diatas didapatkan nilai signifikansi variabel independent diatas 0,05 sehingga dapat disimpulkan tidak terdapat heteroskedasitas. d.uji Autokorelasi Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan run test. Test ini untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi atau tidak. Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary (b) Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -,01502 Cases < Test Value 18 Cases >= Test Value 18 Total Cases 36

9 60 Number of Runs 16 Z -,845 Asymp. Sig. (2-tailed),398 a. Median ( Sumber : Data hasil pengolahan SPSS versi 20) Pada tabel 4.5 menujukkan bahwa nilai Asym.sig (2-tailed) adalah 0,398, yang berarti > 0,05 yang berarti hipotesis nol gagal ditolak. Dengan demikian, data yang digunakan cukup random atau tidak terdapat autokorelasi. 3. Uji kesesuaian model a. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Koefisien determinasi (R²) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu (0 < R < 1). Semakin besar koefisien determinasinya maka semakin besar variasi variabel independennya mempengaruhi variabel dependennya. Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary b R Adjusted R Std. Error of Model R Square Square the Estimate 1,568 a,323,259 1, a. Predictors: (Constant), EPS, Arus kas operasi, PBV b. Dependent Variable: Return Saham (Sumber: Data hasil pengolahan SPSS Versi 20) Tabel 4.6 menunjukkan bahwa terjadi korelasi atau hubungan yang signifikan antara EPS,arus kas operasi dan PBV sebagai variabel independen. Dari hasil

10 61 pengujian pada tabel diperoleh nilai adjusted R sebesar 0,259 atau 25,9%, yang berarti perubahan variabel return saham dapat dijelaskan oleh EPS, arus kas operasi dan PBV sedangkan sisanya 74,1% dijelaskan oleh sebab-sebab lain yang tidak dijelaskan pada penelitian. b. Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F-Test) Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara simultan terhadap variabel terikat atau dependen. Tabel 4.7 Hasil Uji Simultan (F-test) ANOVA a Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 47, ,737 5,084,005 b Residual 99, ,095 Total 146, a. Dependent Variable: Return Saham b. Predictors: (Constant), EPS, Arus kas operasi, PBV Berdasarkan hasil dari uji ANOVA ( Analysis of Variance ) dapat di lihat hasil uji serempak ( Uji F ). Hal ini dapat terlihat dari nilai Sig sebesar 0,005 jadi α < 0,05 di mana nilai 0,005 lebih kecil dari α 0,05. Maka Ha dapat di terima dan H0 di tolak, jadi dapat di simpulkan bahwa variabel EPS, arus kas operasi dan PBV secara simultan berpengaruh signifikan terhadap return saham pada perusahaan real estate dan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 4. Hasil uji hipotesis a. Uji Statistik T

11 62 Uji ini di gunakan untuk mengetahui apakah price to book value (PBV), arus kas operasi dan earning per share (EPS) secara parsial dan signifikan berpengaruh terhadap return saham. Adapun hasil uji statistik t adalah sebagai berikut : Tabel 4.8 Hasil Uji t Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -,519,555 -,935,357 PBV 1,208,949,197 1,273,212 Arus kas -3,870E-10,000 -,095 -,649,521 operasi EPS,004,001,459 2,998,005 a. Dependent Variable: Return Saham Nilai t hitung variabel PBV ( ) diperoleh sebesar 0,197 dan nilai signifikansi sebesar 0,212. Nilai signifikansi uji t yang diperoleh sebesar 0,212 lebih besar dari tingkat signifikan alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa PBV tidak berpengaruh terhadap return saham. Nilai t hitung variabel arus kas operasi ( ) diperoleh sebesar -0,649 dan nilai signifikansi sebesar 0,521. Nilai signifikansi uji t yang diperoleh sebesar 0,521 lebih besar dari tingkat signifikan alpha yang telah ditetapkan

12 63 5% (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa arus kas operasi tidak berpengaruh terhadap return saham. Nilai t hitung variabel EPS ( ) diperoleh sebesar 2,998 dan nilai signifikansi sebesar 0,005. Nilai signifikansi uji t yang diperoleh sebesar 0,005 lebih kecil dari tingkat signifikan alpha yang telah ditetapkan 5% (0,05). Hal ini menunjukkan bahwa EPS berpengaruh terhadap return saham. b. Analisis Regresi Linear Berganda Hasil pengujian analisis linear regresi berganda dapat dilihat pada tabel berikut ini: Unstandardized Coefficients Tabel 4.9 Hasil analisis regresi linear berganda Standardi zed Coefficie nts Coefficients a 95,0% Confidence Interval for B Collinearity Statistics Std. Lower Upper Model B Error Beta t Sig. Bound Bound Tolerance VIF 1 (Constant) -,519,555 -,935,357-1,649,612 PBV 1,208,949,197 1,273,212 -,725 3,140,887 1,128 Arus kas -3,896,000 -,095 -,649,521,000,000,981 1,019 operasi EPS,004,001,459 2,998,005,001,006,903 1,108 a. Dependent Variable: Return Saham (Sumber: data diolah dari SPSS versi 20) Dari tabel 4.9 diatas menunjukkan persamaaan regresi berganda sebagai berikut : Return saham = -0, ,208PBV - 3,896 arus kas operasi + 0,004EPS Keterangan koefisien regresi:

13 64 1) Konstanta sebesar -0,519 menyatakan jika PBV,arus kas operasi, dan EPS bernilai nol maka besarnya return saham sebesar 0,519%. 2) Koefisien regresi variabel PBV adalah positif sebesar 1,208. Hasil ini menunjukkan bahwa setiap penambahan PBV sebesar 1% akan menaikkan return saham sebesar 1,208% dengan asumsi variabel lain konstan. 3) Koefisien regresi variabel arus kas operasi adalah negarif sebesar -3,896. Hasil ini menunjukkan bahwa setiap penambahan arus kas operasi sebesar 1% akan menurunkan return saham sebesar -3,896% dengan asumsi variabel lain konstan. 4) Koefisien regresi variabel EPS adalah 0,004. Hasil ini menunjukkan bahwa setiap penambahan PBV sebesar 1% akan menaikkan return saham sebesar 0,004% dengan asumsi variabel lain konstan. B. Pembahasan Pengujian hipotesis melalui regresi linear berganda bertujuan untuk menjawab pertanyaan apakah PBV, arus kas operasi dan EPS mempengaruhi return saham pada perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Secara keseluruhan hasil hipotesis dengan menggunakan regresi berganda adalah sebagai berikut: 1. Pengaruh Price to Book Value (PBV) terhadap Return Saham Hasil pengujian statistik (tabel 4.8) memaparkan bahwa probabilitas PBV diatas 0.05 hasil ini menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan antara PBV dengan return saham. Price to book value (PBV) merupakan perbandingan harga pasar saham dengan nilai buku per lembar saham. Semakin tinggi rasio PBV makasemakin tinggi pula perusahaan dinilai tinggi oleh investor. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian NPV Dahliana (2011).

14 65 2. Pengaruh Arus Kas Operasi terhadap Return Saham Hasil pengujian statistik (tabel 4.8) memaparkan bahwa probabilitas arus kas operasi diatas 0.05 hasil ini menunjukan bahwa tidak adanya pengaruh yang signifikan antara arus kas operasi dengan return saham. Arus kas operasi merupakan indikator utama untuk menentukan apakah perusahaan dapat menjalankan aktivitas operasi tanpa tergantung pendanaan dari luar. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian yang dilakukan oleh Ita Trisnawati (2009). 3. Pengaruh Earning per Share (EPS) terhadap Return Saham Hasil uji statistik (tabel 4.8) menunjukkan bahwa probabilitas EPS 0,005 yang berarti ada pengaruh yang signifikan antara EPS dengan return saham. EPS merupakan salah satu indikator utama yang dipertimbangkan investor dalam menanam saham ke perusahaan. Semakin tinggi EPS maka semakin bagus kinerja perusahaannya.hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Desy Arista (2012).