PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE PRISM PERFORMANCE (STUDI KASUS DI PT. POLOWIJO)

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KINERJA PERUSAHAAN KEMASAN PLASTIK DENGAN PENDEKATAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX

BAB I PENDAHULUAN. Utara, baik yang dikelola oleh BUMN seperti PTPN 2, PTPN 3, dan PTPN 4

INTEGRASI METODE BALANCE SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PENGUKURAN KINERJA DI PERGURUAN TINGGI SWASTA

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DI PT KANGSEN KENKO INDONESIA CABANG SURABAYA

ANALISIS SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN JASA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM. (Studi Kasus di Hotel UMM INN) SKRIPSI

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN SCORING OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. BPAS

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA PADA PT JAYA CELCON PRIMA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN SCORING OMAX (OBJECTIVES MATRIX)

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA BISNIS UNIT. di PT. XYZ

Seminar Nasional Waluyo Jatmiko II FTI UPN Veteran Jawa Timur. Pengukuran Kinerja dengan Metoda Performance Prism dan Objectif Matrik

BAB III ANALISIS DAN PENGEMBANGAN MODEL

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS PADA PDAM TIRTA MOEDAL CABANG SEMARANG TENGAH)

PENGUKURAN KINERJA INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KODYA SEMARANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

PERENCANAAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN PENDEKATAN PERFORMANCE PRISM

Add your company slogan. 3. Stakeholder Strategy LOGO. Add your company slogan. 4. Stakeholder Process LOGO

PERANCANGAN DASHBOARD KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD DAN KEY PERFORMANCE INDICATOR DI PT. X

KUESIONER. Hormat saya, Chandra Gunawan D. No : Nama : Jabatan :

Analisis Pengukuran Kinerja Departemen Pengadaan dengan Metode Objective Matrix (OMAX)

BAB I PENDAHULUAN. serius seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OBJECTIVE MATRIX (OMAX) PADA PT. SINAR GALUH PRATAMA CHANDRA GUNAWAN D

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA KORPORASI MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM (STUDI KASUS DI PT INTI LUHUR FUJA ABADI, PASURUAN)

ANALISA KINERJA PERUSAHAAN MENGGUNAKAN METODE BALANCE SCORECARD ( Study Kasus di PABRIK GULA X ) ABSTRAK

ANALISA PENGUKURAN KINERJA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus: PT Petrokimia Gresik)

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di Batik Putra Bengawan)

Penerapan Internal Eksternal Matrix dan Performance Prism Dalam Upaya Pengukuran Kinerja Rumah Sakit X Malang

Peningkatan Kinerja Toyota Auto2000 Banyuwangi dengan Penilaian Kinerja Menggunakan Metode Integrated Performance Measurement Systems (IPMS)

PENETAPAN KRITERIA HARGA BIAYA ANGKUT TRANSPORTASI BAHAN BAKAR SOLAR SEBAGAI DASAR PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENINGKATKAN PROFITABILITAS PERUSAHAAN

IDENTIFIKASI INDIKATOR KINERJA PROYEK KONSTRUKSI DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus di Plaza Hotel Semarang)

Perancangan Sistem Pengukuran Performansi PT. Pondok Indah Tower dengan Menggunakan Metode Balanced Score Card

ANALISIS DAN PERANCANGAN KINERJA SISTEM INFORMASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS

BAB I PENDAHULUAN. PT INDOFOOD SUKSES MAKMUR Tbk Bogasari Division sebagai salah

BAB II KAJIAN LITERATUR

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

PENGUKURAN KINERJA PADA PT. PLN CABANG MEDAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM

PENGUKURAN KINERJA HOTEL X BOJONEGORO MENGGUNAKAN PERFORMANCE PRISM, OMAX DAN TRAFFIC LIGHT SYSTEM

Pengukuran Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus di Cendana Offset Fokus Intermedia Grup)

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 KPI PT. SushantCo Indonesia berdasarkan metode Perfomance Prism

BAB III METODOLOGI PENELITIAAN

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEM (IPMS) PADA PT. OMETRACO ARAYA SAMANTA

ABSTRAK. Kata kunci: pengukuran kinerja, stakeholder, kpi

TESIS PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PADA JURUSAN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS X MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

ANALISIS PENGUKURAN KINERJA RUMAH SAKIT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM (Studi Kasus PT. PLN (Persero) Area Malang)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan perusahaan jasa dan

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA PROGAM e- KTP SEBAGAI MEDIA ANALISIS INVESTASI IT DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM

Kata kunci : Analytical Hierarchy Process, Human Resource Scorecard, Key Performance Index, Traffic Light System.

TUGAS AKHIR PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA INSTITUSI DENGAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN ANALYTICAL HIERARCHY PROSES (AHP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

Pengukuran Produktivitas Perusahaan dengan Metode Data Envelopment Analysis Berbasis Performance Prism

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PT TUNAS DWIPA MATRA CABANG GODEAN PERIODE JANUARI-JULI 2012

PERANCANGAN PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE BALANCE SCORECARD. (Studi Kasus Pada CV. Bintang Mas - Purwosari) TUGAS AKHIR

Perancangan Key Performance Indicators Menggunakan Metode Performance Prism (Studi Kasus : PT. Aston System Indonesia)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Simpulan. Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya tentang

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KANTOR CAPEM BANK XYZ DI BANGKALAN DENGAN METODE BALANCED SCORECARD

Key Performance Indicators Perusahaan

PENGUKURAN KINERJA SUMBER DAYA MANUSIA DENGAN MENGGUNAKAN KONSEP HUMAN RESOURCE SCORECARD DI PT JB

PENGUKURAN KINERJA UMKM MENGGUNAKAN PERFORMANCE PRISM

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODA PERFORMANCE PRISM

ICT STRATEGIC INITIATIVES BERBASIS PENGUKURAN KINERJA TI MENGGUNAKAN METODE IT SCORECARD

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA RESTORAN OEN SEMARANG MENGGUNAKAN METODE CRM SCORECARD

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN TERHADAP KELUHAN DAN LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP

PENGUKURAN DAN EVALUASI KINERJA OPERASIONAL PELABUHAN TANJUNG PERAK

BAB 6 SIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, DAN REKOMENDASI. kewajiban melayani kebutuhan dasar masyarakat dalam hal air bersih sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO - GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)

Perancangan Key Performance Indicators (KPI) Menggunakan Metode Balanced Scorecard di PT. Aston System Indonesia

OPTIMASI DISTRIBUSI PRODUK DENGAN METODE TRANSPORTASI BERDASARKAN PERMINTAAN PRODUK DI PT. XYZ SURABAYA

TUGAS SARJANA. Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari. Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Oleh : FAJAR PRAYOGI

ANALISIS SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEMS (IPMS) PADA PT. PD. PAYA PINANG

TUGAS AKHIR ANALISIS PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM DAN OMAX DI PT NAGAMAS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Untuk memasuki lingkungan bisnis yang kompetitif, manajemen

JAMHARI KASA TARUNA NRP DOSEN PEMBIMBING Prof. Dr.Ir. Udisubakti Ciptomulyono, M.Eng.SC

INTEGRASI BALANCED SCORECARD KE DALAM MANAJEMEN KINERJA PENJUALAN PERUSAHAAN DAGANG

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN. METODE BALANCED SCORECARD (Studi kasus : PT. Miwon Indonesia) TUGAS AKHIR

PERANCANGAN DAN PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE CRM SCORECARD, AHP DAN OMAX PADA RUMAH MAKAN KALIOTIK LAMONGAN

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PERFORMANCE PRISM PADA PT TUNAS DWIPA MATRA CABANG GODEAN PERIODE JANUARI-JULI 2012

JURNAL REKAYASA DAN MANAJEMEN SISTEM INDUSTRI VOL. 3 NO. 1 TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam persaingan bisnis yang semakin hari semakin ketat, pelaksanaan

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2016

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Profl Singkat PT. Delta Dunia Sandang Tekstil. Jalan Raya Semarang-Demak KM 14 Desa Tambakroto Kecamatan Sayung

ANALISIS SISTEM PENGUKURAN KINERJA DENGAN METODE INTEGRATED PERFORMANCE MEASUREMENT SYSTEMS PADA PT. X

Pengukuran Kinerja Menggunakan Model Performance Prism (Studi Kasus di Perusahaan Makanan)

KRITERIA SNI AWARD 2015

2.1. Visi dan Misi...11

PENGUKURAN KINERJA PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BALANCED SCORECARD PADA PT. BEST DENKI SURABAYA

BAB 3 METODOLOGI 3.1. Metodologi Penelitian

PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA KOPERASI DENGAN METODE BALANCED SCORECARD BERBASIS BORLAND DELPHI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KRITERIA PENILAIAN SNI AWARD 2016

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin berkembang pesat. Perusahaan harus memberikan produk berkelas

PERENCANAAN PENGUKURAN KINERJA DI LEMBAGA PENDIDIKAN WALISONGO-GEMPOL DENGAN MENGGUNAKAN BALANCED SCORECARD DAN ANALYTIC HIERARCHY PROCESS(AHP)

antar kriria sasaran strategi dari tiap-tiap perspektif.

ANALISA KINERJA PENERAPAN ISO 9001 : 2000 DI DINAS PERIJINAN DAN PENANAMAN MODAL KABUPATEN SIDOARJO

Pengukuran Kinerja Perusahaan dengan Metode Performance Prism di PT. XYZ

Transkripsi:

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja... (Indarwati dkk.) PERANCANGAN SISTEM PENGUKURAN KINERJA MENGGUNAKAN METODE PRISM PERFORMANCE (STUDI KASUS DI PT. POLOWIJO) Putri Indarwati * 1, Narto 2, Zeplin Jiwa Husada Tarigan 3 1,2 Program Studi Magister Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya Jl. Arief Rachman Hakim 100, Surabaya 60117. 3 Magister Manajemen, Universitas Kristen Petra, Surabaya Jl, Siwalankerto 121-131 Surabaya Email: putri.indar@gmail.com Abstrak Perkembangan dunia perusahaan yang semakin ketat mengakibatkan pengukuran kinerja sangat diperlukan untuk melakukan evaluasi dan perusahaan yang telah ada. PT. Polowijo adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pupuk dolomit. Metode pengukuran kinerja Performance Prism digunakan untuk memperbaiki metode pengukuran kinerja PT. Polowijo yang selama ini belum merepresentasikan kinerja organisasi secara komprehensif dan integratif karena hanya menggunakan pengukuran kinerja berdasarkan individu (SKI). Tujuan penelitian ini adalah perancangan dan pengukuran kinerja dengan menggunakan metode Performance Prism dapat mereflesikan kebutuhan dan keinginan dari setiap stakeholder meliputi investor, customer, employees, supplier, dan local communities. Selanjutnya dilakukan penentuan indikator kinerja dengan menetapkan target untuk tiap Key Performance Indicator. Kemudian penhitungan scoring dengan OMAX dan Traffic Light System untuk mengetahui yang perlu diperbaiki kinerjanya. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat 14 dengan kategori maksimal sesuai harapam perusahaan, 20 dalam kategori performa cukup dan 6 dalam kategori performa sangat rendah atau kurang baik. Namun setelah melakukan usulan perbaikan terhadap 6 yang berkategori sangat rendah tersebut, diharapkan PT. Polowijo dapat meningkatkan seluruh kinerja perusahaan secara maksimal. Kata Kunci: Pengukuran Kinerja, Stakeholder, Prism Performance,, OMAX. 1. PENDAHULUAN Perkembangan dunia perusahaan yang semakin ketat mengakibatkan pengukuran kinerja sangat diperlukan untuk melakukan evaluasi dan perusahaan yang telah ada. Sekarang ini, pengukuran kinerja seharusnya tidak hanya dilakukan pada aspek finansial saja, tetapi juga secara keseluruhan dengan memperhatikan peranan stakeholder perusahaan (Adianto, 2014). Saat perusahaan dapat memenuhi target dengan baik, maka perusahaan dikatakan telah memiliki kinerja yang baik, sedangkan saat perusahaan tidak dapat memenuhi target yang ditetapkan, maka perusahaan memiliki kinerja yang buruk (Puspitasari, dkk, 2012). PT. Polowijo adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri pupuk dolomit. Pasar usaha ini sangat luas, terlebih lagi banyaknya pesaing industri pupuk nasional yang sudah ada. Untuk mengatasi hal itu, dibutuhkan suatu pengukuran kinerja yang mengedepankan pentingnya menyelaraskan aspek perusahaan (stakeholder) secara keseluruhan ke dalam suatu framework pengukuran yang strategis sehingga perusahaan dapat bersaing di pasar global. Tujuan penelitian adalah pengukuran kinerja perusahaan dengan metode Prism Performance yang digunakan untuk memperbaiki pengukuran kinerja PT. Polowijo yang selama ini belum merepresentasikan kinerja organisasi secara komprehensif dan integratif karena hanya menggunakan pengukuran kinerja berdasarkan individu (SKI). Performance Prism adalah pengukuran kinerja inovatif dan kerangka kerja manajemen kinerja dengan memperhatikan beberapa sisi dan para stakeholder agar lebih maksimal. Kelebihannya dari kerangka kerja yang lainnya adalah bahwa Performance Prism meliputi semua stakeholder organisasi. Secara prinsip, meliputi investor, pelanggan, karyawan, supplier, dan masyarakat (Neely dan Adams, 2000). 64 ISBN 978-602-99334-7-5

C.12 Parmenter (2007), mendefinisikan Key Performance Indicator sebagai sekumpulan pengukuran yang diciptakan terfokus kepada aspek kinerja organisasi yang paling kritikal untuk kesuksesan organisasi pada kondisi sekarang dan di masa datang. Sedangkan Menurut Warren (2011), key performance indicator merupakan sebuah pengukuran yang menilai bagaimana sebuah organisasi mengeksekusi visi strategisnya. Key performance indicator adalah ukuran yang bersifat kuantitatif dan bertahap bagi perusahaan serta memiliki berbagai perspektif dan berbasiskan data konkret, dan menjadi titik awal penentuan tujuan dan penyusunan strategi organisasi (Iveta, 2012). Objective Matrix adalah suatu sistem pengukuran produktivitas parsial yang dikembangkan untuk memantau produktivitas di suatu perusahaan atau di tiap bagian saja dengan kriteria produktivitas yang sesuai dengan keberadaan bagian tersebut (Nasution, 2005). OMAX digunakan untuk mengidentifikasikan faktor-faktor yang amat berpengaruh dan yang kurang berpengaruh terhadap peningkatan produktivitas (Dania, 2012). Keuntungan model OMAX dalam pengukuran produktivitas perusahaan yaitu relatif sederhana dan mudah dipahami, Mudah dilaksanakan dan tak memerlukan keahlian khusus, Datanya mudah diperoleh, Lebih fleksibel, tergantung pada masalah yang dihadapi. Traffic Light System adalah suatu metode yang digunakan untuk mempermudah dalam memahami pencapaian kinerja perusahaan dengan bantuan 3 kategori warna yaitu merah, kuning, dan hijau. Batas dari masing-masing kategori warna tersebut, ditetapkan melalui hasil diskusi dengan pihak perusahaan. Kategori warna tersebut dapat mempermudah pihak perusahaan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan yang sesuai dengan target maupun yang tidak mencapai target. Menurut Nurcahyani (2013), menyebutkan bahwa dalam Traffic Light System warna merah menandakan bahwa skor/level berada di ambang batas 0 hingga 3. Kategori ini tergolong pada penilaian performa kurang baik, yang realisasinya berada di bawah target yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Warna kuning menandakan bahwa skor/level berada di ambang batas 4 hingga 7 yang berarti kinerja perusahaan tergolong pada penilaian performa yang cukup atau yang realisasinya belum mencapai target maksimum. Warna hijau menandakan bahwa skor/level berada di ambang batas 8 hingga 10 yang berarti kinerja perusahaan telah mencapai performa yang diharapkan. Golongan yang berwarna hijau ini sangat baik, karena telah mencapai target maksimum yang telah ditetapkan oleh perusahaan. 2. METODOLOGI Mulai X Studi Pendahulu - Observasi Lapangan - Wawancara Pembobotan dan Perhitungan Rasio Konsistensi Pengukuran Kinerja Perusahaan Studi Pustaka Studi Lapangan Pengumpulan Data: - Data Perusahaan (Visi, Misi, Gambaran Stuktur Organisasi) - 5 facet Prism Performance ( Stakeholder satisfaction, Stakeholder Contribution, Strategi, Procesess, Capabilities) Perhitungan dengan OMAX Analisa hasil Pengukuran dengan metode Traffic Light System Menyusun Model Pengukuran Kinerja Kesimpulan dan Saran Kepuasan dan Kontribusi Strategi Proses Kapabilitas Selesai Validasi Tidak Sesuai Sesuai X Gambar 1. Alur Penelitian Prosiding SNST ke-8 Tahun 2017 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 65

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja... (Indarwati dkk.) 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pengumpulan data maka dapat dilakukan pengukuran kinerja perusahaan dengan menggunakan metode Performance Prism, maka perusahaan perlu mengidentifikasi dan melakukan validasi pada yang berhubungan dengan pihak stakeholder dan perspektif pada perusahaan. - yang telah divalidasi maka akan disusun dalam sebuah bentuk hierarki kinerja. Hierarki kinerja ini dikelompokkan berdasarkan stakeholder, dengan menggunakan kriteria ini maka akan dihasilkan empat jenis seperti ditunjukan pada tabel 1 sampai 4 berikut ini. Tabel 1. Hierarki Kinerja Kepuasan dan Kontribusi Stakeholder PT. Polowijo Investor K 1. Saran dan kritik dari Investor K 2. Pengukuran keuntungan bagi perusahaan dan investor K 3. Pengumpulan berkas biaya perusahaan K 4. Keuntungan yang seimbang K 5. Pengembalian investasi 0.0023 0.0041 0.0007 0.0018 0.0053 K 6. Tingkat kepuasan pelanggan K 7. Saran dan kritik dari K 8. Tingkat keuntungan pelanggan K 9. Penyediaan yang tepat waktu K 10. Frekuensi pelatihan karyawan K 11. Saran dan kritik dari karyawan K 12. Tingkat kesesuaian peraturan karyawan K 13. Tingkat kepuasan karyawan K 14. Tingkat kemampuan karyawan dibidang lain K 15. Tingkat produktivitas waktu K 16. Intensitas ketepatan pembayaran K 17. Frekuensi perawatan pesanan K 18. Tingkat pesanan bahan baku kepada pemasok utama K 19. Index kesesuaian barang K 20. Tingkat pengelolaan waktu K 21. Index keseuaian harga K 22. Tingkat pesanan bahan baku kepada pemasok utama K 23. Index kepuasan dan kepercayaan masyarakat K 24. Tingkat kenaikan penggunaan pupuk oleh masyarakat 0.0016 0.0034 0.0012 0.0027 0.0052 0.0011 0.0008 0.0083 0.0091 0.0042 0.0001 0.0093 0.0094 0.0051 0.0201 0.1538 0.0131 0.0274 0.0086 Tabel 2. Hierarki Kinerja Strategis Stakeholder PT. Polowijo Investor S 1. Index pengeluaran modal S 2. Tingkat perkembangan bisnis S 3. Biaya yang baik S 4. Transparansi pada investor 0.0241 0.0825 0.0093 0,0311 S 5. Pertambahan pelanggan S 6. Index pengembangan produk dan pelayanan S 7. Index kepuasan pelanggan S 8. Rasio survey pasar S 9. Tingkat produktivitas karyawan S 10. Tingkat perekrutan yang lebih selektif S 11. Tingkat hubungan dengan karyawan yang unggul S 12. Pengenalan lebih dalam mengenai Perusahaan S 13. Tingkat keterlambatan pengadaan bahan baku S 14. Index kepuasan pemasok S 15. Tingkat aktivitas sosial S 16. Index kepuasan masyarakat S 17. Pengenalan lebih dalam mengenai masyarakat 0.0741 0.0201 0.0026 0.0151 0.0237 0.0253 0.0079 0.0333 0.0055 0.0072 0.0072 0.0073 0.0098 66 ISBN 978-602-99334-7-5

C.12 Tabel 3. Hierarki Kinerja Proses Stakeholder PT. Polowijo Investor P 1. Perencanaan Investor P 2. Jumlah permintaan pupuk di pasaran P 3. Hasil investasi pengembangan produk 0.0043 0.0011 0.0002 P 4. Kemampuan pemenuhan keinginan pelanggan P 5. Tingkat pembuatan pupuk dengan spesifikasi baru P 6. Tingkat pelayanan pelanggan P 7. Tingkat kepuasan karyawan P 8. Frekuensi pemberian pelatihan dan penilaian kinerja karyawan P 9. Tingkat kesesuaian produk P 10. Peramalan data P 11. Pengukuran tingkat kemajuan P 12. Pengembangan CSR P 13. Frekuensi pertemuan dengan masyarakat sekitar 0.0010 0.0023 0.0097 0.0042 0.0074 0,0032 0.0101 0.0011 0.0092 0.0109 Tabel 4. Hierarki Kinerja Kapabilitas Stakeholder PT. Polowijo Investor KK 1. Data keuangan KK 2. Perhitungan resiko investasi KK 3. Investor menjadi salah satu direksi KK 4. Indeks kepuasan investor 0.0061 0.0126 0.0122 0.0020 KK 5. Pengukuran kebutuhan dan keinginan pasar KK 6. Tingkat pengembangan produk berdasarkan penelitian mengenai permintaan pasar KK 7. Penentuan kualitas KK 8. Frekuensi promosi dan pengenalan produk KK 9. Frekuensi survey kepuasan pelanggan KK 10. Tingkat pelatihan yang dilakukan KK 11. Perkembangan gaji di setiap tingkat KK 12. Perbaikan dan pemberian fasilitas setiap terjadi kekurangan KK 13. Pemberian bonus bagi kinerja yang memuaskan KK 14. Tingkat perencanaan sistem KK 15. Tingkat pemberian nilai pada pemasok KK 16. Indeks ketepatan pembayaran kepada pemasok KK 17. Tingkat pelatihan terhadap sumber daya lokal KK 18. Donasi sosial yang diberikan kepada masyarakat 0.0168 0.0182 0.0021 0.0019 0.0131 0.0056 0.0061 0.0184 0.0163 0.0028 0.0072 0.0071 0.1023 0.0340 Besar prioritas setiap sasaran perspektif dilakukan dengan perbandingan berpasangan, sehingga diperoleh bobot masing-masing sasaran perspektif tersebut. Selanjutnya mencari 10 dengan nilai bobot tertinggi dari setiap perspektif untuk dilakukan pengukuran kinerja melalui metode scoring OMAX, hal ini dgunakan untuk mendapatkan dan mengetahui pengukuran kinerja secara spesifik dan level kinerja perusahaan secara tepat. Selain itu metode traffic light system juga diterapkan pada tahap ini dengan menggunakan tiga warna yaitu warna hijau dengan ambang batas 8 hingga 10 yang berarti kinerja perusahaan telah mencapai performa yang maksimal. Warna kuning dengan ambang batas 4 hingga 7 yang berarti tergolong pada penilaian performa yang cukup. Sedangkan untuk warna merah yaitu indikator kinerja yang berada pada level 0 hingga 3 dan tergolong pada penilaian performa yang kurang baik atau minimal. Untuk indikator yang berwarna merah ini perlu diperbaiki dan ditingkatkan lagi dengan melakukan beberapa usulan perbaikan. Hasil Scoring OMAX di perusahaan ditunjukan pada tabel 5 berikut. Prosiding SNST ke-8 Tahun 2017 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 67

Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja... (Indarwati dkk.) Tabel 5. Hasil Scoring OMAX PT. Polowijo Kepuasan dan Kontribusi Strategi Proses Kapabilitas No. Level No. Level No. Level No. Level 21 8.1136 4 5.9345 9 2.6670 17 5.4353 23 2.8722 2 3.0000 13 4.6654 18 6.0343 20 8.5201 5 4.9011 10 5.7754 12 8.0346 22 6.9102 12 4.9822 6 2.5243 6 6.0992 18 6.3022 10 8.0991 12 4.6785 5 8.3343 17 8.0992 1 9.7701 8 5.6464 13 9.2284 14 4.2946 9 9.8203 1 8.2371 9 2.1109 24 2.9011 6 5.2276 7 6.0239 2 9.2326 13 5.8426 8 6.1102 5 5.2324 3 9.9912 5 9.7751 17 6.4471 2 9.8976 15 6.0122 Dari tabel hasil perhitungan Scoring Omax diatas, maka dapat diketahui bahwa terdapat 6 berada pada kinerja berwarna Merah atau yang berada pada level 0 hingga level 3. tersebut perlu mendapatkan perhatian secara khusus dan solusi perbaikan dengan tidak mengesampingkan lainnya. Hal ini sangat penting dalam melakukan peningkatan kinerja perusahaan pada PT. Polowijo. Usulan perbaikan ditunjukan pada tabel 6 berikut. Tabel 6. Usulan perbaikan yang harus diperbaiki K 23 (Index kepuasan dan kepercayaan masyarakat) K 24 (Tingkat kenaikan penggunaan pupuk oleh masyarakat) S 2 (Tingkat perkembangan bisnis) P 9 (Tingkat kesesuaian produk) P 6 (Tingkat pelayanan pelanggan) KK 9 (Frekuensi survey kepuasan pelanggan) Usulan Perbaikan Melakukan survey kepuasan masyarakat Melakukan penelitian mengenai kebutuhan dan keinginan masyarakat. Melakukan kegiatan sosial kepada masyarakat. Pemberian harga khusus kepada kelompok tani Kerjasama dengan para kelompok tani Pengenalan produk melalui bantuan koperasi Penambahan modal kerja melalui investor baru Melakukan penelitian dan membuat suatu indikator terhadap setiap perusahaan secara berkala. Penggunaan teknologi yang berkapasitas tinggi Peningkatan kualitas tenaga kerja. Melakukan survey pasar Pengendalian kualitas hasil produksi Penggunaan bahan baku yang berkualitas Menjaga kerjsama terhadap pelanggan tetap Pemberian diskon kepada pembeli dalam partai besar Cepat dan tanggap terhadap keluhan pelanggan Memberikan pelayanan yang ramah terhadap pelanggan Pelatihan dan seminar kepada para pelanggan Melakukan wawancara langsung terhadap pelanggan Melakukan survey melalui kuesioner 4. KESIMPULAN Dari hasil dan pembahasan diatas maka pengukuran kinerja dengan menggunakan metode prism performance memberikan dampak yang sangat baik terhadap kinerja perusahaan di PT. Polowijo karena perusahaan dapat mengetahui tingkat kinerja yang harus diperbaiki. 68 ISBN 978-602-99334-7-5

C.12 Pengukuran kinerja di PT. Polowijo, terdapat 14 dengan kategori maksimal sesuai harapam perusahaan, 20 dalam kategori performa cukup dan 6 dalam kategori performa sangat rendah atau kurang baik. Namun setelah melakukan usulan perbaikan terhadap 6 yang berkategori sangat rendah tersebut, diharapkan PT. Polowijo dapat meningkatkan seluruh kinerja perusahaan secara maksimal. DAFTAR PUSTAKA Adams, C. and A. Neely., (2000), The Performance Prism to Boost M&A Success, Measuring Business Excellence, Vol. 4 No. 3 pp. 19-23. Ardianto, et. al., (2014), Analisis Pengukuran Kinerja Perusahaan Dengan Metode Performance Prism Dan Scoring Objective Matrix (Omax) Pada PT. BPAS,, Vol. 18, No. 2, pp 61-70. Dania WA, I Santoso, R.P. Sari., (2012), Analisis Pengukuran Korporasi menggunakan Metode Perfomance Prism (Studi Kasus Di PT. Inti Luhur Fuja Abadi, Dalam jurnal Teknologi Pertanian Vol.12 No 1 halaman 67-77, Malang. David Parmenter., (2007), Key Performance Indicators: Developing, Implementing, and Using Winning s, 1st Edition, John Wiley & Sons, Inc. Hoboken, New Jersey. Iveta, G., (2012), Human Resources Key Performance Indikators, Journal Of Competitiveness, 4 (1):177-128. Nasution, M. N., (2005), Manajemen Mutu Terpadu (Total Quality Management), Ghalia Indonesia, Bogor. Nurcahyani et al., (2013), Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance Dan Kepemilikan Institusional Terhadap Kinerja Keuangan, Jurnal Akuntansi, Universitas Brawijaya. Malang. Puspitasari, N. B., Prastawa, H., dan Dian, A., (2102), Perancangan Sistem Pengukuran Kinerja Dengan Metode Performance Prism (Studi Kasus Pada PDAM Tirta Moedal Cabang Semarang Tengah), J@TI Undip, Vol VII, No 1,pp 13-18. Reeve, James M., Carl S. Warren, & dkk, (2011), Pengantar Akuntansi: Adaptasi Indonesia, Buku 1, Alih Bahasa: Damayanti Dian, Salemba Empat, Jakarta. Prosiding SNST ke-8 Tahun 2017 Fakultas Teknik Universitas Wahid Hasyim Semarang 69